World History Archive / Aurimages |
Namun, pada akhirnya, sebanyak apapun ilmu dan kebijaksanaan yang diperolehnya, ia tidak mampu memuaskan hasratnya dan kekosongan yang ia rasakan dalam pikiran dan hatinya. Sebaliknya, hal itu menuntunnya untuk berjumpa dengan Tuhan melalui iman Katolik, dan setelah berdiskusi dan berdebat tentang iman, dia akhirnya diyakinkan akan kebenaran dan kebijaksanaan iman Katolik.
Sejak saat itu, St Yustinus melayani banyak umat beriman, melalui kecerdasan, kebijaksanaan dan pengetahuannya yang luar biasa, menyebarkan iman ke banyak bagian Kekaisaran. Banyak jiwa diselamatkan karena karya dan ajarannya, dan dia tanpa kenal lelah mengerahkan upayanya untuk membawa kebenaran kepada lebih banyak orang. Namun, ia menghadapi banyak tantangan dan kesulitan, sampai-sampai ditangkap setelah salah satu filsuf pagan yang berdebat dengannya melaporkan dia ke pihak berwenang karena iman Kristennya.
Meskipun segala upaya dilakukan untuk mencoba membuat dia meninggalkan imannya kepada Tuhan, dan bahkan ketika kecerdasannya mengesankan banyak penyiksa dan sipir penjara, termasuk bahkan Kaisar Romawi, St. Yustinus tetap melekat kuat dan teguh pada imannya, dan tetap bertahan. mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, memilih mati menjadi martir daripada meninggalkan Tuhan dan Tuannya. Ini, saudara-saudari dalam Kristus, adalah jenis iman dan dedikasi yang harus kita miliki masing-masing, yaitu iman yang berbuah dan hidup.
Oleh karena itu, marilah kita semua mengabdikan diri kita kembali kepada Tuhan, tidak hanya melalui ketaatan iman secara lahiriah, namun juga melalui kasih dan perhatian kita terhadap satu sama lain, menunjukkan kasih Kristiani yang sejati, bahkan kepada mereka yang menderita di sekitar kita. Melalui inilah kita semua menjalani kehidupan Kristiani yang sejati, dan dengan saling mengasihi kita juga mengasihi Tuhan, Allah kita. Dia sendiri menunjukkan kepada kita sebuah penglihatan tentang Penghakiman Terakhir dan berkata, bahwa apapun yang telah kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, kita melakukannya untuk Tuhan. St. Yustinus menjadi martir di Roma sekitar tahun 165. Ia dihormati sebagai salah satu santo pelindung para filsuf.
Saudara dan saudari seiman dalam Kristus, marilah kita semua berpaling kepada Tuhan dengan segenap hati kita, dan memusatkan perhatian kita kepada-Nya mulai sekarang. Marilah kita semua menjadikan Tuhan sebagai pusat dan jantung kehidupan kita. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam perjalanan hidup ini, dan semoga Dia terus memberi kita kekuatan untuk menjalani hidup dengan setia hari demi hari. Amin.