Pada hari ini, kita memperingati, St. Marsellinus dan St. Petrus, yang merupakan para martir iman yang suci. Mereka menjadi martir pada saat penganiayaan besar-besaran di bawah Kaisar Romawi Diokletianus, ketika banyak umat beriman kepada Tuhan ditangkap, disiksa, dan dipaksa untuk memilih antara meninggalkan iman mereka kepada Tuhan dan hidup, atau tetap setia dan mati. St Marsellinus adalah seorang imam, sedangkan St Petrus adalah seorang pengusir setan, keduanya bertugas di gereja Roma pada abad ke-3. Mereka menjadi martir pada tahun 303 di bawah penganiayaan Kaisar Diocletian.
Namun, terlepas dari upaya dan bujukan yang diberikan kepada mereka, kekayaan, ketenaran, keamanan dan kesejahteraan mendapat jaminan dari Kaisar dan negara, St. Marsellinus, St. Petrus dan banyak martir dan orang kudus lainnya pada masa mereka menolak untuk meninggalkan dan mengkhianati Tuhan Yesus demi memenuhi hasrat dan tujuan egois mereka sendiri. Mereka lebih memilih mati dalam iman daripada hidup dalam dosa dan kegelapan.
Namun, terlepas dari upaya dan bujukan yang diberikan kepada mereka, kekayaan, ketenaran, keamanan dan kesejahteraan mendapat jaminan dari Kaisar dan negara, St. Marsellinus, St. Petrus dan banyak martir dan orang kudus lainnya pada masa mereka menolak untuk meninggalkan dan mengkhianati Tuhan Yesus demi memenuhi hasrat dan tujuan egois mereka sendiri. Mereka lebih memilih mati dalam iman daripada hidup dalam dosa dan kegelapan.
Sedikit yang diketahui tentang orang-orang kudus ini, namun tradisi menyatakan bahwa Paus Damasus I menyusun sebuah batu nisan puitis setelah kematian mereka. Dia mendengar kisah kemartiran mereka dari algojo mereka, yang telah masuk Kristen. Legenda mengklaim bahwa kedua martir itu muncul dalam mimpi kepada seorang wanita Romawi yang kaya dan mereka menunjukkan kepadanya tempat kemartiran mereka.
Paus Vigilius memasukkan nama mereka ke dalam Doa Syukur Agung I (Kanon Misa) pada abad ke-6, bersamaan dengan restorasi makam mereka. Umat Kristen mula-mula sering berkumpul di makam mereka di kompleks pemakaman yang kemudian dikenal sebagai Katakombe Marsellinus dan Petrus. Katakombe ini masih dilestarikan hingga saat ini dan berisi banyak lukisan dinding awal yang menggambarkan adegan-adegan alkitabiah dan karya seni Kristen awal.
Sekarang saudara-saudara seiman, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga akan mengikuti teladan orang-orang kudus-Nya? Apakah kita mampu memberikan komitmen yang sama kepada Tuhan seperti yang mereka lakukan sebelum kita? Atau apakah kita lebih memilih jalan orang-orang Farisi, mereka yang menempatkan diri dan keinginan egois, dan kesombongannya di hadapan Tuhan? Pilihan ada di tangan kita, dan kitalah yang harus menentukan pilihannya.
Saudara dan saudari seiman dalam Kristus, marilah kita semua berusaha untuk semakin setia kepada Tuhan, dan berpaling kepada-Nya dengan sepenuh hati. Mari kita semakin berkomitmen melalui tindakan kita, dan menunjukkan betapa kita mengasihi Tuhan, dengan menaati Dia dan melakukan apa yang Dia perintahkan kepada kita, yaitu mengasihi Dia dengan segenap hati dan segenap kekuatan kita. Semoga Tuhan memberkati kita semua, sekarang dan selamanya. Amin.