Hari Biasa Pekan VII
“Terang matahari yang kita lihat dengan mata badani mengibaratkan Surya Kebenaran yang kita lihat secara rohani” (St. Gregorius Agrigentinus)
Antifon Pembuka (Mzm 141:2)
Semoga doaku membubung ke hadirat-Mu bagaikan dupa dan tangan yang kutadahkan bagaikan kurban senja.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber iman kepercayaan, urapilah kami dengan nama Yesus Putra-Mu, dan teguhkanlah iman kami akan Dikau berkat Dia yang menjadi pengantara kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Credit: freedom007/istock.com |
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (5:13-20)
Saudara-saudara, kalau di antara kalian ada yang menderita, baiklah ia berdoa. Kalau ada yang bergembira, baiklah ia menyanyi. Kalau di antara kalian ada yang sakit, baiklah ia memanggil penatua, supaya mereka mendoakan dia serta mengurapinya dengan minyak demi nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan si sakit dan Tuhan akan membangunkan dia. Dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kalian saling mengaku dosa dan saling mendoakan, supaya kalian sembuh. Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita! Ketika ia bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, maka hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun enam bulan. Lalu ia berdoa pula, dan langit menurunkan hujan, dan bumi pun mengeluarkan hasilnya. Saudara-saudara, jika ada di antara kalian yang menyimpang dari kebenaran, dan ada orang yang mau mengantarkan dia berbalik, ketahuilah, barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku membubung ke hadapan-Mu, ya Tuhan, bagaikan dupa.
Ayat. (Mzm 141:1-2.3.8)
1. Ya Tuhan, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, dengarkanlah suaraku, di kala aku berseru kepada-Mu! Bagi-Mu biarlah doaku seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang tengadah menjadi seperti kurban petang.
2. Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku! Tetapi kepada-Mulah mataku tertuju, ya Allah, Tuhanku; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Suci menurut Markus (10:13-16)
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.
Renungan
Kita mungkin berpikir bahwa hal yang paling jelas dan perlu dilakukan akan dilakukan tanpa ragu-ragu.
Namun seringkali hal ini tidak terjadi, dan hal yang jelas dan perlu dilakukan hanya ketika apa yang telah dilakukan sebelumnya gagal.
Salah satu contoh umum adalah buku petunjuk suatu gawai (gadget) atau peralatan. Kita memiliki kecenderungan untuk mencobanya terlebih dahulu ketika label meminta kita untuk membaca instruksinya terlebih dahulu.
Apa yang dikatakan dalam bacaan pertama tampak begitu jelas dan perlu - "Kalau di antara kalian ada yang menderita, baiklah ia berdoa. Kalau ada yang bergembira, baiklah ia menyanyi. Kalau di antara kalian ada yang sakit, baiklah ia memanggil penatua, supaya mereka mendoakan dia serta mengurapinya dengan minyak demi nama Tuhan."
Namun, tampaknya kita melakukan hal sebaliknya. Ketika kita berada dalam masalah kita akan merasa cemas dan putus asa mencari solusi dan ketika semuanya sia-sia maka kita beralih ke doa. Doa sepertinya bukan pilihan pertama kita.
Dan bahkan ketika kita bahagia, kita menikmati euforia saat itu dan kita lupa bahwa itu adalah momen berkah dari Tuhan. Bahagia dan bersyukur sepertinya tidak bisa berjalan bersamaan.
Dan tentunya ketika kita jatuh sakit, kita lebih memilih pergi ke dokter daripada menemui imam terlebih dahulu untuk memohon doa kesembuhan dan kekuatan dalam menanggung penyakit kita.
Jadi apa yang jelas dan perlu bukanlah apa yang akan kita lakukan pertama kali. Seringkali itu adalah hal terakhir yang kita lakukan.
Demikian pula, anak-anak mungkin tampak hanya memikirkan hal-hal kecil dan kita mempunyai masalah-masalah yang lebih mendesak untuk ditangani, sehingga kita mungkin tidak punya waktu untuk berdoa bersama mereka dan memberkati mereka seperti yang Yesus lakukan dalam Injil.
Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk mengurus hal-hal kecil, nyata dan perlu dalam hidup terlebih dahulu. Ketika kita menjadikan Tuhan menjadi yang pertama dalam hidup kita, maka kita pun akan dijaga oleh Tuhan.
Ya Allah, kami bersyukur karena kami telah Kaupangil masuk ke dalam kerajaanMu berkat Yesus Putra-Mu terkasih. Kami mohon, berilah kami kebebasan sebagai putra dan putri-Mu, agar akhirnya menemukan kedamaian sejati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.