Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
“Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Sta. Teresia dari Avila)
Antifon Pembuka (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.
Doa Pagi
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
Ayat. (Mzm 132:11.12.13-14.17-18)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
2. Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
4. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Inilah Injil Suci menurut Matius (6:19-23)
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Bagi kita yang memiliki kemampuan penglihatan, mata kita melihat banyak hal dan pikiran kita memproses informasi tersebut dan kemudian kita sampai pada suatu pendapat atau keputusan tentang apa yang kita lihat.
Jadi ketika kita melihat sesuatu yang kita inginkan atau menguntungkan kita, maka kita akan memutuskan untuk mengambilnya, terlepas dari apakah itu keputusan moral atau bukan.
Dalam bacaan pertama, ketika Altalya mengetahui bahwa putranya Ahazia, yang menjadi raja, terbunuh, dia melihat bahwa keamanannya dipertaruhkan, dan dia segera membunuh semua anggota kerajaan sehingga dia dapat mengambil alih kekuasaan untuk memerintah. negara.
Tentu saja itu adalah hal yang kejam dan jahat untuk dilakukan, tapi bagi Altaya, yang terpikir olehnya hanyalah meraih kekuasaan dengan segala cara dan cara apa pun, sehingga dia bisa merasa aman.
Itulah caranya mengumpulkan hartanya di bumi, dan dia bertekad untuk melakukannya bahkan dengan menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.
Hanya itu yang bisa dia lihat, dan itulah yang dia inginkan. Tapi seperti yang dikatakan, siapapun yang menumpahkan darah pada akhirnya akan tertumpah darahnya. Itu juga merupakan akhir tragis dari Altaya.
Kita mungkin tidak menginginkan kekuasaan atau menumpahkan darah demi kekuasaan. Namun Yesus juga bertanya kepada kita dalam Injil, apa harta kita karena di mana harta kita berada, di situ juga hati kita berada.
Dan Yesus juga mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan apa yang kita lihat. Jika kita melihat dan menginginkan benda-benda di bumi yang dapat dirusak oleh ngengat dan ulat kayu serta dapat dicuri oleh pencuri, maka kita harus melihat kembali dengan hati-hati.
Jika apa yang kita cari dan dambakan menyebabkan kegelapan di hati kita, maka kita perlu memohon kepada Yesus agar mengalihkan pandangan kita kepada terang dan hal-hal di atas.
Lagi pula, tidak ada kebahagiaan dalam memiliki kekuasaan dan harta benda selain hidup dalam kegelapan. Apa yang sebenarnya kita inginkan adalah hidup dalam terang dan memiliki kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan kita Yesus, tidak hanya saat ini, tetapi juga untuk selama-lamanya.. (RENUNGAN PAGI)
Allah yang mahabaik, aku bersyukur atas teguran-Mu lewat sabda-Mu hari ini. Semoga aku rela berbagi dan tidak melekat pada barang yang ada di sekitarku melainkan mampu menggunakannya demi pelayanan kepada-mu dan kepada sesamaku. Amin.