Minggu, 16 Juni 2024
Hari Minggu Biasa XI
“Misteri Gereja Kudus itu diperlihatkan ketika didirikan. Sebab Tuhan Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab: “Waktunya telah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat” (Mrk 1:15; lih Mat 4:17). Kerajaan itu menampakkan diri kepada orang-orang dalam sabda, karya dan kehadiran Kristus. Memang, sabda Tuhan diibaratkan benih, yang ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14), mereka yang mendengarkan sabda itu dengan iman dan termasuk kawanan kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima kerajaan itu sendiri. Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas kekuatannya sendiri hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26-29). Mukjizat-mukjizat Yesus pun menguatkan, bahwa Kerajaan itu sudah tiba di dunia: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20; lih. Mat 12:28). Tetapi terutama Kerajaan itu tampil dalam Pribadi Kristus sendiri, Putera Allah dan Putera manusia, yang datang “untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10:45). (Lumen Gentium, 5)
Antifon Pembuka (Mzm 27:7,9)
Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Engkaulah, pertolonganku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah Penyelamatku.
Exaudi Domine vocem meam, qua clamavi ad te: adiutor meus esto, ne derelinquas me neque despicias me, Deus salutaris meus.
O Lord, hear my voice, for I have called to you; be my help. Do not abandon or forsake me, O God, my Savior!
Doa Pagi
Ya Allah, Engkaulah kekuatan bagi semua orang yang berharap kepada-Mu. Dengarkanlah permohonan kami, karena tanpa Dikau, kami yang lemah ini tak sanggup melakukan apa pun. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar dalam melaksanakan perintah-perintah-Mu, kami menyukakan hati-Mu dalam niat yang baik dan dan dalam tindakan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
"Allah meninggikan pohon yang rendah"
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi, dan menanamnya; Aku akan mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda, dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu-kering, dan membuat pohon yang layu-kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, telah mengatakannya dan akan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 92:2-3.13-14.15-16; Ul: 2a)
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 5:6-10)
"Kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah."
Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah! Meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat; toh hati kami tabah! Tetapi, kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut ia peroleh, sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini, baik atau pun jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Suci menurut Markus (4:26-34)
"Memang biji itu paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh menjadi lebih besar."
Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Verbum Domini
Antifon Komuni (Mzm 27:4)
Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.
Unam petii a Domino, hanc requiram: ut inhabitem in domo Domini omnibus diebus vitæ meæ.
There is one thing I ask of the Lord, only this do I seek: to live in the house of the Lord all the days of my life.
Atau (Bdk. Yoh 17:11)
Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, Sabda Tuhan.
Holy Father, keep in your name those you have given me, that they may be one as we are one, says the Lord.
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, dalam bacaan Injil, kita mendengar tentang perumpamaan tentang benih. Benih ditaburkan di tanah, dan berkecambah. Ada yang berbuah untuk dipanen, ada pula yang tumbuh dan mengeluarkan ranting-ranting besar agar burung bisa berteduh di tempat teduh.
Yesus menggunakan perumpamaan tentang benih untuk menunjuk pada Kerajaan Allah. Ketika ciptaan memenuhi takdirnya, Tuhan telah memberikan kemuliaan.
Perumpamaan tentang benih mengingatkan kita bahwa Tuhan menciptakan kita dalam kasih, dan Dia telah menaburkan benih Kerajaan-Nya di lubuk hati kita yang paling dalam.
Seperti yang tertulis dalam bacaan pertama mengenai benih-benih itu: "Ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya."
Jadi, kita tahu apa takdir kita. Kita harus membiarkan benih-benih Kerajaan Tuhan bertunas serta menghasilkan buah dalam hidup kita dan mempercantik dunia untuk kemuliaan Tuhan.
Ini tentang pertumbuhan rohani bagi kerajaan Allah, sehingga dunia dapat melihat indahnya kasih Allah, dan keselamatan yang Yesus tawarkan kepada dunia.
Namun seperti kita ketahui, pertumbuhan bukannya tanpa tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan yang kita alami dalam hidup juga harus dilalui oleh bibit muda yang rapuh.
Ada terik matahari, rintik hujan deras, dan angin kencang. Semua unsur alam ini mengancam bibit muda, namun pada saat yang sama, unsur alam ini diperlukan untuk pertumbuhan.
Matahari dibutuhkan untuk membuatnya tumbuh ke atas. Hujan mengairinya dan angin menjadikannya kokoh. Kita juga akan mengalami unsur serupa dalam hidup kita.
Namun seperti yang dikatakan dalam bacaan ke-2, kita hidup dan bertumbuh karena iman dan bukan karena penglihatan. Kita percaya bahwa masalah-masalah yang panas dan menyakitkan dalam hidup kita dimaksudkan untuk membuang hal-hal yang tidak perlu sehingga kita dapat melihat dengan jelas. Saat kita merasa tenggelam ke dalam air keruh, kita berseru “Tuhan selamatkan aku”.
Dan ketika angin perubahan menghempaskan kenyamanan dan keamanan kita, maka kita harus berpaling kepada Tuhan yang menjadi tempat perlindungan dan harapan kita.
Ya, kita hidup dan bertumbuh karena iman dan bukan hanya karena penglihatan. Kita bukanlah bunga atau benih yang bergantung pada keadaan untuk menentukan nasibnya.
Kita diciptakan dalam kasih, dan dengan iman kita membuat keputusan yang akan menentukan nasib kita, dan kita menaruh pengharapan kita pada Tuhan yang akan membimbing kita.
Ibarat bunga, semoga kita tumbuh indah dan memuliakan Tuhan.
Ibarat benih, semoga kita juga berbuah dan menuai Kerajaan Allah sehingga dunia dapat merasakan dan dipenuhi dengan kebaikan Tuhan. (RENUNGAN PAGI)
Yesus menggunakan perumpamaan tentang benih untuk menunjuk pada Kerajaan Allah. Ketika ciptaan memenuhi takdirnya, Tuhan telah memberikan kemuliaan.
Perumpamaan tentang benih mengingatkan kita bahwa Tuhan menciptakan kita dalam kasih, dan Dia telah menaburkan benih Kerajaan-Nya di lubuk hati kita yang paling dalam.
Seperti yang tertulis dalam bacaan pertama mengenai benih-benih itu: "Ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya."
Jadi, kita tahu apa takdir kita. Kita harus membiarkan benih-benih Kerajaan Tuhan bertunas serta menghasilkan buah dalam hidup kita dan mempercantik dunia untuk kemuliaan Tuhan.
Ini tentang pertumbuhan rohani bagi kerajaan Allah, sehingga dunia dapat melihat indahnya kasih Allah, dan keselamatan yang Yesus tawarkan kepada dunia.
Namun seperti kita ketahui, pertumbuhan bukannya tanpa tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan yang kita alami dalam hidup juga harus dilalui oleh bibit muda yang rapuh.
Ada terik matahari, rintik hujan deras, dan angin kencang. Semua unsur alam ini mengancam bibit muda, namun pada saat yang sama, unsur alam ini diperlukan untuk pertumbuhan.
Matahari dibutuhkan untuk membuatnya tumbuh ke atas. Hujan mengairinya dan angin menjadikannya kokoh. Kita juga akan mengalami unsur serupa dalam hidup kita.
Namun seperti yang dikatakan dalam bacaan ke-2, kita hidup dan bertumbuh karena iman dan bukan karena penglihatan. Kita percaya bahwa masalah-masalah yang panas dan menyakitkan dalam hidup kita dimaksudkan untuk membuang hal-hal yang tidak perlu sehingga kita dapat melihat dengan jelas. Saat kita merasa tenggelam ke dalam air keruh, kita berseru “Tuhan selamatkan aku”.
Dan ketika angin perubahan menghempaskan kenyamanan dan keamanan kita, maka kita harus berpaling kepada Tuhan yang menjadi tempat perlindungan dan harapan kita.
Ya, kita hidup dan bertumbuh karena iman dan bukan hanya karena penglihatan. Kita bukanlah bunga atau benih yang bergantung pada keadaan untuk menentukan nasibnya.
Kita diciptakan dalam kasih, dan dengan iman kita membuat keputusan yang akan menentukan nasib kita, dan kita menaruh pengharapan kita pada Tuhan yang akan membimbing kita.
Ibarat bunga, semoga kita tumbuh indah dan memuliakan Tuhan.
Ibarat benih, semoga kita juga berbuah dan menuai Kerajaan Allah sehingga dunia dapat merasakan dan dipenuhi dengan kebaikan Tuhan. (RENUNGAN PAGI)
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Mzm 27:4)
Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.
Unam petii a Domino, hanc requiram: ut inhabitem in domo Domini omnibus diebus vitæ meæ.
There is one thing I ask of the Lord, only this do I seek: to live in the house of the Lord all the days of my life.
Atau (Bdk. Yoh 17:11)
Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, Sabda Tuhan.
Holy Father, keep in your name those you have given me, that they may be one as we are one, says the Lord.