Rabu, 05 Juni 2024
Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir
Doa
kepada Bapa kita adalah doa kita, kalau itu didoakan dalam nama Yesus
Bdk. Yoh 14:13; 15:16; 16:24.26.. Yesus berdoa dalam doa Imam
Agung-Nya: "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu yaitu
nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku" (Yoh 17:11). (Katekismus
Gereja Katolik, 2815)
Antifon Pembuka (Mzm 118:85,46)
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran Ilahi. Alleluya.
Doa Pagi
Ya Tuhan, Santo Bonifasius, martir, telah memeteraikan dengan darah iman yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doanya kami teguh berpegang pada iman yang sama dan setia mengamalkannya dalam karya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Antifon Pembuka (Mzm 118:85,46)
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran Ilahi. Alleluya.
Doa Pagi
Ya Tuhan, Santo Bonifasius, martir, telah memeteraikan dengan darah iman yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doanya kami teguh berpegang pada iman yang sama dan setia mengamalkannya dalam karya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan
dan mazmur tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Martir,
misalnya: 1Kor 1:18-25, Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 5b, Mat 5:3-19
"Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku."
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk
memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada
Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai
sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai
engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati
nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu
aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah
yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah
memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu
bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang
hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh
kekuatan Allah. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita
dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan
berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah
dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman
dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus
Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan
hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah
ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru Itulah
sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku
tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa
memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada
hari Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.Demikianlah sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, aku melayangkan mataku.
Ayat. (Mzm 123:1-2.2bcd)
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di surga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 11:25a, 26)
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, aku melayangkan mataku.
Ayat. (Mzm 123:1-2.2bcd)
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di surga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 11:25a, 26)
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.
Inilah Injil Suci menurut Markus (12:18-27)
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Pada
suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang
berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya,
"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang
mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri
tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan
isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh
orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati
tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi
juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan
begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan.
Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka
bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab
ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka,
"Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun
kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin
atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai
kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu
dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa,
'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah
Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Mengatakan bahwa kita adalah umat yang beriman tentu bukan pernyataan yang ringan.
Pada umumnya, kebanyakan dari kita menjalani kehidupan biasa dan kita juga dapat mengatakan bahwa kita hanya memiliki keyakinan biasa.
Kita tidak melakukan tanda-tanda dan mukjizat yang spektakuler, dan bahkan sebagai orang Kristen, kehidupan dan iman kita berubah seiring cuaca dan kita tidak dapat diprediksi.
Namun pada inti iman kita, kita percaya pada hidup kekal. Kita percaya bahwa ada sesuatu yang lebih di dunia saat ini, bahwa ada dunia lain.
Namun di sinilah letak perbedaannya. Dunia saat ini tidak akan sama dengan dunia yang akan datang; ini bukan kelanjutan.
Dalam Injil, orang Saduki berbicara tentang dunia akhirat seolah-olah itu hanyalah kelanjutan dari dunia ini, dan di situlah Yesus menunjukkan betapa salahnya mereka.
Dan seberapa berbedanya kita dengan asumsi orang Saduki?
Jika mereka berpikir bahwa dunia ini akan berlanjut ke akhirat, maka pemikiran kita adalah bahwa dunia ini tidak akan pernah berakhir bagi kita.
Karena kita hidup seolah-olah kita tidak akan mati! Namun jika kita benar-benar yakin bahwa hidup kita akan terus berlanjut dan akhirnya suatu saat nanti hidup kita akan berakhir, maka kita tentu akan menjalani hidup yang berbeda.
Kita tentunya tidak akan membiarkan keserakahan atau keegoisan atau kekayaan atau kekayaan atau status atau prestasi atau harta benda mengalihkan perhatian kita karena kita tahu bahwa semua ini pada akhirnya akan berlalu.
Melalui iman, kita akan melihat Tuhan dalam segala hal dan bersyukur kepada Tuhan untuk segala hal, karena Dia adalah Tuhan, bukan dari orang mati, tetapi dari yang hidup. (RENUNGAN PAGI)
Pada umumnya, kebanyakan dari kita menjalani kehidupan biasa dan kita juga dapat mengatakan bahwa kita hanya memiliki keyakinan biasa.
Kita tidak melakukan tanda-tanda dan mukjizat yang spektakuler, dan bahkan sebagai orang Kristen, kehidupan dan iman kita berubah seiring cuaca dan kita tidak dapat diprediksi.
Namun pada inti iman kita, kita percaya pada hidup kekal. Kita percaya bahwa ada sesuatu yang lebih di dunia saat ini, bahwa ada dunia lain.
Namun di sinilah letak perbedaannya. Dunia saat ini tidak akan sama dengan dunia yang akan datang; ini bukan kelanjutan.
Dalam Injil, orang Saduki berbicara tentang dunia akhirat seolah-olah itu hanyalah kelanjutan dari dunia ini, dan di situlah Yesus menunjukkan betapa salahnya mereka.
Dan seberapa berbedanya kita dengan asumsi orang Saduki?
Jika mereka berpikir bahwa dunia ini akan berlanjut ke akhirat, maka pemikiran kita adalah bahwa dunia ini tidak akan pernah berakhir bagi kita.
Karena kita hidup seolah-olah kita tidak akan mati! Namun jika kita benar-benar yakin bahwa hidup kita akan terus berlanjut dan akhirnya suatu saat nanti hidup kita akan berakhir, maka kita tentu akan menjalani hidup yang berbeda.
Kita tentunya tidak akan membiarkan keserakahan atau keegoisan atau kekayaan atau kekayaan atau status atau prestasi atau harta benda mengalihkan perhatian kita karena kita tahu bahwa semua ini pada akhirnya akan berlalu.
Melalui iman, kita akan melihat Tuhan dalam segala hal dan bersyukur kepada Tuhan untuk segala hal, karena Dia adalah Tuhan, bukan dari orang mati, tetapi dari yang hidup. (RENUNGAN PAGI)
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini