“Kebenaran dalam arti bertindak dan berbicara secara jujur berarti kejujuran, ketulusan hati atau sikap berterus terang. Kebajikan ketulusan hati atau kejujuran menuntut bahwa orang nyata sebagai benar dalam perbuatannya, mengatakan kebenaran dalam kata-katanya dan menjauhkan diri dari lidah bercabang, kepura-puraan, penipuan, dan kemunafikan.” (Katekismus Gereja Katolik, 2468)
Antifon Pembuka (Mzm 16:5)
Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
Doa Pagi
Ya Allah, semoga kami setia akan iman para leluhur, perkenankanlah kami berakar teguh dalam sabda perjanjian-Mu, yaitu Yesus Mesias, jalan kehidupan kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Russ Allison Loar (CC BY-NC-ND 2.0) |
Pada suatu ketika pergilah Elia menemui Elisa, putera Safat, yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, dan dia sendiri mengendalikan yang kedua belas. Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubah kepadanya. Segera Elisa meninggalkan lembu-lembunya, mengejar Elia dan berkata, “Perkenankanlah aku mencium ayah ibuku, lalu aku akan mengikuti Engkau.” Jawab Elia kepadanya, “Baiklah! Pulanglah dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.” Elisa lalu meninggalkan Elia, mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya. Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api, dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya, dan mereka pun memakannya. Kemudian bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do=g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku!” Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku. Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak sorai, dan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
Inilah Injil Suci menurut Matius (5:33-37)
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Jangan sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Jangan pula bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Verbum Domini
Renungan
Jika kita mengetahui sesuatu tentang bahasa komputer, maka kita akan mengetahui bahwa pada dasarnya, ini adalah tentang "1" dan "0".
Sederhananya dalam bahasa yang dapat dimengerti, ini adalah tentang "Ya" atau "Tidak". Cara kerjanya dapat dilihat pada diagram alur yang mengalir dari satu "Ya" ke "Ya" berikutnya. Jika ada “Tidak” maka masuk ke proses aliran lain.
Tapi kita biasanya tidak berbicara seperti itu. Kita akan mengatakan hal-hal seperti "Ya, tapi.. mungkin" atau "Ya, jika..."
Dengan kata lain, “Ya” kita tidak selalu merupakan “Ya” yang berkomitmen dan terbukti. Hal yang sama juga berlaku untuk jawaban “Tidak” kita.
Elisa pada bacaan pertama juga mengalami masalah yang sama. Ketika Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubahnya ke atasnya, Elia memanggilnya untuk mengikutinya.
Dia berlari mengejar Elia dan berkata "Ya" dan kemudian muncul pertanyaan "jika, tetapi dan mungkin". Hanya pertanyaan sederhana dari Elia yang diperlukan untuk menjernihkan pikiran Elisa dan dengan itu dia juga menyerahkan lembu dan bajaknya.
Melihat semuanya lenyap tentu saja tidak mudah, namun jawaban "Ya" yang dibutuhkan tidak kurang dari itu.
Yesus juga menekankan hal itu ketika Dia mengatakan ini: "Ya" jika Anda bermaksud ya, "Tidak" jika Anda bermaksud tidak.
Sederhananya, marilah kita mengatakan "Ya" kepada Yesus dan "Tidak" kepada iblis, dan sungguh-sungguh. Apa pun yang lebih dari ini berasal dari si jahat.
Allah Bapa Maha Pengasih, berkenanlah mengukir dalam-dalam gambar Putra-Mu dalam hati kami. Semoga semua tingkah laku kami selalu kami tujukan kepada kedamaian, yang selalu kami cari bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.