St Maria Goretti hanyalah satu di antara banyak remaja putri yang rendah hati, yang hidupnya biasa-biasa saja namun penuh dengan iman dan dedikasi kepada Tuhan. Dia menjalani kehidupan biasa dan penuh rahmat, tetapi salah satu tetangganya, bernama Alessandro, menginginkannya dan ingin memiliki kesenangan duniawi dengannya, di luar batas pernikahan dan melampaui waktu yang ditentukan dan dalam ketidaktaatan terhadap hukum Tuhan dan hukum dunia.
Pada suatu hari, Alessandro menyudutkan St. Maria Goretti, dan menuntut agar dia melakukan tindakan dosa besar bersamanya. St Maria Goretti menolak melakukan hal itu, tetap berkomitmen pada kehidupan kesucian dan komitmennya kepada Tuhan. Dia menolak, meskipun mengetahui bahwa dia akan menderita dan bahkan mati karena mempertahankan sumpah suci keperawanan dan pengabdiannya kepada Tuhan. Alessandro menikamnya berkali-kali karena marah dan keinginannya yang tidak terpenuhi, dan St. Maria Goretti menemui ajalnya.
St Maria Goretti ditemukan dalam keadaan kritis, tetapi tepat sebelum dia meninggal, dia memberi tahu ibunya dan orang lain bahwa dia memaafkan Alessandro dan menyatakan bahwa dia ingin Alessandro berada di Surga bersamanya, bersama dengan kepeduliannya terhadap ibunya. Ini mencerminkan apa yang Tuhan sendiri telah lakukan untuk kita semua, ketika Dia berada di kayu Salib-Nya, berdoa untuk kita dan meminta Bapa-Nya untuk tidak menanggung dosa kita terhadap kita, mereka yang telah menghukum mati Dia di kayu Salib. Akhirnya, penyerang St. Maria Goretti, Alessandro, bertobat dari dosa dan kesalahannya, dan setelah melalui masa hukuman dan percobaan, di mana saat St. Maria Goretti menampakkan diri kepadanya, Alessandro menjadi orang yang berubah total, dan bersama dengan ibu dari St. Maria Goretti, mereka menghadiri kanonisasinya sebagai orang kudus.
Saudara dan saudari seiman dalam Kristus, melalui contoh ini saja, kita melihat kemampuan umat manusia untuk berbuat dosa dan ketidaktaatan, serta kemampuan mereka untuk mencari pengampunan dan pertobatan. Kini, pilihan ada di tangan kita, apakah kita ingin tetap berada di jalan dosa, kemaksiatan dan kefasikan, ataukah kita mau berkomitmen pada jalan baru yaitu ketaatan, keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.
Semoga Tuhan menolong kita dalam perjalanan hidup ini, sehingga kita dapat menemukan jalan menuju kepada-Nya, mengarahkan segenap hati, pikiran, jiwa kita mulai saat ini, untuk mengabdi kepada-Nya dengan segenap kekuatan kita. Marilah kita mengikuti teladan St. Maria Goretti, dalam ketaatannya yang teguh dan berani kepada Tuhan, dan dalam betapa dia memaafkan dan mengasihi pembunuhnya, sebagai tanda iman dan kasih Kristiani kita yang sejati. Amin.