Saudara-saudari
terkasih, hari ini Gereja memperingati St. Laurensius dari Brindisi,
seorang hamba Tuhan yang agung yang hidup dan komitmennya kepada-Nya
dapat menginspirasi kita dalam bagaimana kita semua juga harus menjalani
hidup kita sendiri, dengan keyakinan. St. Laurensius lahir di Brindisi,
Italia, dan masuk Fransiskan Kapusin pada usia enam belas tahun. Dia
dengan cepat mengembangkan reputasi sebagai sarjana berbakat. St
Laurensius dari Brindisi adalah seorang imam dan anggota ordo religius
Kapusin, yang dikenang karena kesalehan dan kefasihannya dalam banyak
bahasa, yang juga ikut bertempur dalam konflik dan perang melawan
kekuatan penindas Gereja, menurut tradisi dipersenjatai hanya dengan
salib. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan, dalam
melayani sesama saudara dan saudari Kapusin sebagai vikjen dan pemegang
jabatan tertinggi, di antara pekerjaan lain di antara umat Allah, hingga
hari-hari terakhirnya.
Fasih dalam beberapa bahasa, Laurensius menganggap berkhotbah sebagai pelayanan utamanya. Karena bakatnya sebagai administrator, ia diangkat menjadi provinsial dan menjabat sebagai superior jenderal Kapusin dari tahun 1602-1605. Tulisan-tulisan
St. Laurensius dari Brindisi yang bertahan mencakup banyak khotbahnya,
komentar-komentar tentang Kitab Suci, dan sejumlah karya kontroversial
melawan Lutheranisme. Khotbah dan risalahnya tentang Perawan Terberkati
telah membuat beberapa orang menyebutnya sebagai sarjana Maria paling
berpengaruh pada masanya. St Laurensius dari Brindisi meninggal pada
tahun 1619 dan dikanonisasi pada tahun 1881. Paus St Yohanes XXIII
menyatakannya sebagai Doktor Gereja pada tahun 1959, memberinya gelar
Doktor Apostolik ("Doktor Apostolik").
“Santo Laurensius dari Brindisi mengajarkan kita untuk mencintai Kitab Suci, untuk semakin mengenalnya, untuk memupuk hubungan persahabatan sehari-hari dengan Tuhan dalam doa, sehingga setiap tindakan kita, setiap aktivitas kita, dapat dimulai dan dipenuhi di dalam Dia. Ini adalah sumber yang dapat kita ambil agar kesaksian Kristiani kita dapat bercahaya dan mampu memimpin orang-orang di zaman kita kepada Allah.”—Santo Laurensius dari Brindisi