Hari Biasa Pekan XVI
'Sumber keadilan bukanlah balas dendam, melainkan kasih.' (St. Brigitta dari Swedia)
Antifon Pembuka (Mzm 71:15)
Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan karya-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa Maha Penyayang, orang yang mencari Engkau takkan dikecewakan: Engkau berkenan menemui mereka dalam diri manusia penuh belas kasih, yaitu Yesus Putra Rahmat. Ajarilah kami menurut semangat-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:1.4-10)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; Ul: lh.6a)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Suci menurut Matius (13:1-9)
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Salah satu kendala dalam mewujudkan kemampuan dan potensi kita adalah kurangnya rasa percaya diri. Kurangnya rasa percaya diri ini bisa jadi disebabkan oleh rendahnya harga diri.
Atau bisa juga dari pengalaman pedih akibat kegagalan dan kritik.
Apa pun itu, kita mungkin perlu menyadari bahwa hambatan terbesar tidak lain adalah diri kita sendiri.
Dalam bacaan pertama, ketika Yeremia muda mendengar panggilan untuk menjadi nabi Tuhan, dia mencoba menghindarinya dengan mengatakan bahwa dia masih terlalu muda dan dia tidak bisa berbicara.
Namun kapan pun Tuhan memanggil, seseorang tidak bisa tidak merespons kehendak Tuhan.
Bahkan Tuhan mengulurkan tangan dan menyentuh mulut Yeremia sebagai tanda bahwa ia ditugaskan Tuhan menjadi nabi.
Dalam perumpamaan Injil, gambaran seorang penabur yang menaburkan benih di berbagai jenis tanah memberi kita pesan ini.
Apapun hambatannya, Tuhan akan menaburkan firman-Nya ke dalam hati kita sampai Dia mendapat tanggapan.
Marilah kita menyerahkan diri kita pada kehendak Tuhan, dan kita akan menemukan keajaiban-keajaiban yang akan Tuhan lakukan terhadap kita.