Maria Magdalena (Piero di Cosimo) | |
Senin, 22 Juli 2024
Pesta Santa Maria Magdalena
“Kekudusan tidak berarti tidak pernah melakukan kesalahan atau dosa. Kekudusan meningkatkan kapasitas untuk bertobat, untuk menyesal, untuk bersedia memulai kembali dan, khususnya, untuk rekonsiliasi dan pengampunan.”
- Paus Benediktus XVI, Audiensi Umum 31 Januari 2007
Pesta Santa Maria Magdalena
“Kekudusan tidak berarti tidak pernah melakukan kesalahan atau dosa. Kekudusan meningkatkan kapasitas untuk bertobat, untuk menyesal, untuk bersedia memulai kembali dan, khususnya, untuk rekonsiliasi dan pengampunan.”
- Paus Benediktus XVI, Audiensi Umum 31 Januari 2007
Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)
Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
The Lord said to Mary Magdalene: Go to my brothers and tell them: I am going to my Father and your Father, to my God and your God.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Mahamulia, Putra-Mu yang tunggal menyampaikan kabar sukacita Paskah yang mulia kepada Maria Magdalena mendahului para murid lainnya. Semoga berkat teladan dan doanya kami mewartakan Kristus yang hidup dan kelak melihat-Nya meraja dalam kemuliaan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)
Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
The Lord said to Mary Magdalene: Go to my brothers and tell them: I am going to my Father and your Father, to my God and your God.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Mahamulia, Putra-Mu yang tunggal menyampaikan kabar sukacita Paskah yang mulia kepada Maria Magdalena mendahului para murid lainnya. Semoga berkat teladan dan doanya kami mewartakan Kristus yang hidup dan kelak melihat-Nya meraja dalam kemuliaan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)
"Impian mempelai perempuan."
Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
atau
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)
Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, MTAB 061 / PSL 843
Ref. Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan, Allahku
atau Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 20:18)
Katakanlah Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.
Bacaan Injil
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (20:1.11-18)
Bacaan Injil
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (20:1.11-18)
"Ibu mengapakah engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
Pada hari Minggu Paska, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya: Guru. Kata Yesus kepada-Nya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Kemunculan
Maria Magdalena dalam Injil agak mendadak, namanya mungkin berarti dia
berasal dari kota Magdala (diduga berada di pantai barat Laut Galilea).
Menurut Lukas 8:2 dan Markus 16:9, Yesus membersihkan dia dari "tujuh iblis". Itu bisa berarti bahwa dia berada di bawah semacam kerasukan atau pengaruh jahat yang serius.
Namun terlepas dari reputasinya yang terkenal selama berabad-abad yang digambarkan dalam agama, seni, sastra, dan dalam buku-buku dan film-film fiksi terkemuka baru-baru ini, sebagian besar disepakati hari ini bahwa tidak ada bukti alkitabiah atau ekstra alkitabiah yang kuat yang menunjukkan bahwa dia pernah menjadi pelacur, atau kekasih rahasia atau istri Yesus, atau ibu dari anak-anak-Nya.
Injil Lukas mengatakan bahwa setelah Yesus membebaskannya dari "tujuh iblis", dia mengikuti Yesus dan bergabung dengan kelompok perempuan yang mendukung Yesus dan murid-murid-Nya dengan cara mereka sendiri.
Tetapi pada penyaliban, penguburan dan Kebangkitan itulah Maria Magdalena menjadi menonjol.
Dia ada di sana di kaki salib bersama Bunda Maria dan murid terkasih Yohanes; dia berada di pemakaman Yesus itu; dan dia ada di sana di makam sangat awal pada hari pertama minggu itu.
Dan di sanalah Yesus menampakkan diri kepadanya dan memanggilnya dengan namanya.
Dalam Maria Magdalena, kita melihat transformasi yang lambat dan sunyi dari saat dia dilahirkan kembali oleh Yesus hingga saat Dia memanggilnya dengan nama pada kebangkitan-Nya.
Dia memiliki masa lalu yang kelam, dan mungkin bahkan setelah itu diabaikan dan dicap dengan penolakan.
Tetapi dalam peristiwa penyaliban, penguburan dan Kebangkitan, Maria Magdalena menunjukkan kesetiaan, keberanian dan cinta bahkan melampaui kematian.
Yesus yang Bangkit juga mengutusnya kepada para murid dan untuk mengumumkan kepada mereka bahwa Dia telah bangkit, dan itulah sebabnya dia dihormati sebagai Rasul dari Para Rasul.
Jadi jika setiap orang suci memiliki masa lalu, maka setiap pendosa juga memiliki masa depan. Tetapi sama seperti Maria Magdalena menaruh masa depannya di dalam Yesus, semoga kita juga menyerahkan masa depan kita ke tangan Yesus dan mendengar Dia memanggil kita dengan nama. (RENUNGAN PAGI)
Menurut Lukas 8:2 dan Markus 16:9, Yesus membersihkan dia dari "tujuh iblis". Itu bisa berarti bahwa dia berada di bawah semacam kerasukan atau pengaruh jahat yang serius.
Namun terlepas dari reputasinya yang terkenal selama berabad-abad yang digambarkan dalam agama, seni, sastra, dan dalam buku-buku dan film-film fiksi terkemuka baru-baru ini, sebagian besar disepakati hari ini bahwa tidak ada bukti alkitabiah atau ekstra alkitabiah yang kuat yang menunjukkan bahwa dia pernah menjadi pelacur, atau kekasih rahasia atau istri Yesus, atau ibu dari anak-anak-Nya.
Injil Lukas mengatakan bahwa setelah Yesus membebaskannya dari "tujuh iblis", dia mengikuti Yesus dan bergabung dengan kelompok perempuan yang mendukung Yesus dan murid-murid-Nya dengan cara mereka sendiri.
Tetapi pada penyaliban, penguburan dan Kebangkitan itulah Maria Magdalena menjadi menonjol.
Dia ada di sana di kaki salib bersama Bunda Maria dan murid terkasih Yohanes; dia berada di pemakaman Yesus itu; dan dia ada di sana di makam sangat awal pada hari pertama minggu itu.
Dan di sanalah Yesus menampakkan diri kepadanya dan memanggilnya dengan namanya.
Dalam Maria Magdalena, kita melihat transformasi yang lambat dan sunyi dari saat dia dilahirkan kembali oleh Yesus hingga saat Dia memanggilnya dengan nama pada kebangkitan-Nya.
Dia memiliki masa lalu yang kelam, dan mungkin bahkan setelah itu diabaikan dan dicap dengan penolakan.
Tetapi dalam peristiwa penyaliban, penguburan dan Kebangkitan, Maria Magdalena menunjukkan kesetiaan, keberanian dan cinta bahkan melampaui kematian.
Yesus yang Bangkit juga mengutusnya kepada para murid dan untuk mengumumkan kepada mereka bahwa Dia telah bangkit, dan itulah sebabnya dia dihormati sebagai Rasul dari Para Rasul.
Jadi jika setiap orang suci memiliki masa lalu, maka setiap pendosa juga memiliki masa depan. Tetapi sama seperti Maria Magdalena menaruh masa depannya di dalam Yesus, semoga kita juga menyerahkan masa depan kita ke tangan Yesus dan mendengar Dia memanggil kita dengan nama. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (2Kor 5:14.15)
Kasih Kristus mendorong kita, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
The love of Christ impels us, so that those who live may live no longer for themselves, but for him who died for them and was raised.