| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 30 Agustus 2024 Hari Biasa Pekan XXI

 
Jumat, 30 Agustus 2024
Hari Biasa Pekan XXI
 
"Penderitaan yang ditanggung dengan tenang dan sabar adalah doa yang terus-menerus dan sangat kuat di hadapan Tuhan." - St. Yohana Fransiska de Chantal
        
Antifon Pembuka (bdk. 1Kor 1:18)

Warta salib memang suatu kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi kekuatan Allah bagi kita yang diselamatkan.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahaagung, Engkau menghendaki membuat kami kaya berkat sabda-Mu yang penuh kebaikan. Semoga kami umat manusia dapat menikmati kedamaian, yang telah dijanjikan oleh Yesus Putra-Mu terkasih, jaminan cinta kasih-Mu kepada umat manusia. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Diocese of SiouxFall
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:17-25)
   
"Kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."    
 
  Saudara-saudara, Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil; dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis, 'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.' Di manakah terdapat orang berhikmat? Di manakah si ahli Taurat? Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Sebab hikmat Allah telah menentukan bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil. Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Karena yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
 U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)
1. Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.
  
Inilah Injil Suci menurut Matius (25:1-13)

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe  
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
 
   Terlambat untuk suatu janji temu adalah tindakan yang agak ceroboh, paling tidak begitulah. Terlambat dapat berarti bahwa kita tidak benar-benar memperhatikan untuk datang lebih awal untuk janji temu, atau setidaknya datang tepat waktu.
 
  Dan itu juga dapat berarti bahwa kita tidak terlalu mempertimbangkan bagaimana perasaan pihak lain saat harus menunggu kita jika kita terlambat karena kesalahan kita sendiri. Terlebih lagi jika kita memiliki janji temu dengan seseorang yang penting. Terlebih lagi kita ingin memastikan bahwa kita akan siap dan datang lebih awal untuk janji temu tersebut.
  
   Dalam perumpamaan Injil, Ada sepuluh gadis, lima bijaksana dan lima lagi bodoh.  Gadis-gadis yang bodoh tidak membawa persediaan minyak untuk pelitanya, sebagaimana dilakukan oleh gadis- gadis yang bijaksana itu. Ketika pengantin pria terlambat datang, gadis-gadis yang bodoh  tidak siap, karena sangkanya tidak datang pada saat tengah malam, sedangkan gais-gadis yang bijaksana senantiasa siap dengan membawa pelitanya dan persediaan minyak; meski pun tengah malam. 
     
  Seorang beriman hendaknya meneladan gadis-gadis yang bijaksana, yang selalu siap sedia, kapan pun juga. Kebijaksanaan dinilai dari sikap orang, ketika menghadapi tugas atau pekerjaan penting dan itu tergantung pada keputusan yang diambilnya. Sikap gais-gadis yang bijaksana pantas dan perlu kita teladani. Mereka bersikap serius, penuh perhatian dan perhitungan. Sebaliknya gadis-gadis yang bodoh menggambarkan sikap yang tidak bisa menilai penting tidak- nya suatu tugas. 
   
  Perumpamaan Yesus dalam Injil mempunyai makna bahwa keselamatan membutuhkan keteguhan dan kemantapan iman. Kalau iman kita tidak teguh dan mantap maka akan gampang terpengaruh tawaran untuk berpaling dari-Nya. Apalagi jika tawaran tersebut menjanjikan keenakan dan kepuasan tanpa harus bekerja keras. Tawaran tersebut bisa membuat ”terlena dan tertidur”, sehingga tidak peduli lagi dengan Tuhan. 
     
  Menjadi bijak berarti berhati-hati dan siap menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Menjadi bodoh berarti ceroboh dan tidak peduli dengan situasi yang tidak terduga. Namun, baik bijak maupun bodoh, ada konsekuensi baik maupun buruk, seperti yang diceritakan dalam perumpamaan Injil.
   
  Seperti yang dikatakan St. Paulus dalam bacaan pertama, hikmat adalah tentang memahami salib sebagai kekuatan Allah untuk menyelamatkan.
 
  Salib mungkin tampak seperti kebodohan, bagi orang Yahudi sebagai rintangan yang tidak dapat mereka lalui, bagi orang Yunani sebagai kegilaan, tetapi bagi mereka yang dipanggil untuk beriman, salib adalah kekuatan dan hikmat Allah.
  
  Belum terlambat bagi kita untuk memahami makna salib, kekuatan dan hikmat yang Allah berikan melaluinya, agar kita berhati-hati dan siap menghadapi tantangan hidup. 
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini


 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy