| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 15 Agustus 2024 Hari Biasa Pekan XIX / Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga

 
Kamis, 15 Agustus 2024
Hari Biasa Pekan XIX

“Berbahagialah jiwa, yang diperkenankan menghayati hidup ini bersama Kristus.” (Sta. Klara dari Assisi) 

Bacaan dan Renungan berikut khusus untuk Anda yang berada di Indonesia
     
Antifon Pembuka (Mzm 78:7) 
   
Hendaknya kita menaruh kepercayaan kepada Allah, dan jangan melupakan karya-karya-Nya. 

  Pada Misa ini tanpa Kemuliaan dan Credo (Syahadat)

Doa Pagi
     
Allah Bapa Maharahim, kami mohon berilah kami Roh-Mu, agar kami tak jemu-jemunya saling mengampuni. Ajarilah kami menaruh belas kasih kepada siapa pun yang kami jumpai di mana saja. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      
 

 Author:   Nheyob
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-12)    
   
"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."
     
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insyaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lubang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku ke luar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 119:135) 
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
      

Inilah Injil Suci menurut Matius (18:21 - 19:1)
   
"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
        
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe  
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan
  
 Sungguh memalukan ketika orang lain memperlakukan Anda seperti barang dagangan. Itu bukan sekadar penghinaan, tetapi juga pengabaian total terhadap martabat manusia dan pribadi manusia.

Ketika kita diperlakukan seperti barang dagangan, itu berarti kita dapat dibeli dan dijual dengan harga tertentu dan pemiliknya dapat melakukan apa pun yang diinginkannya terhadap kita.

Dengan kata lain, itu berarti kita bukanlah manusia; kita hanyalah barang yang dapat digunakan dan ketika kita tidak berguna, kita dapat dibuang.

Ketika Yesus menceritakan perumpamaan tentang hamba yang memiliki sejumlah besar uang, raja bermaksud agar dia dan keluarganya dijual untuk membayar utangnya.

Hamba itu diperlakukan seperti barang, tetapi ketika dia memohon belas kasihan, raja membatalkan utangnya dan memperlakukannya sebagai manusia.

Hamba itu seharusnya memperlakukan sesama hamba yang berutang lebih sedikit kepadanya, dengan martabat yang sama seperti raja memperlakukannya.

Sering dikatakan bahwa mengampuni adalah tindakan ilahi; tetapi mengampuni juga merupakan tindakan manusiawi.

Namun, jika kita tidak mengampuni, kita menjadi kurang manusiawi, jika tidak bisa dikatakan tidak manusiawi.

Dan jika kita menganggap remeh pengampunan, maka kita akan menjadi seperti orang-orang dalam bacaan pertama.

Mereka menganggap remeh belas kasihan dan pengampunan Tuhan, sehingga mereka diasingkan dan diperlakukan seperti barang dan bukan seperti manusia.

Sebagaimana kita diampuni, kita pun harus mengampuni, jika kita ingin hidup dan diperlakukan sebagai manusia.
      
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini

Doa Malam
 
Tuhan Yesus, tanamkanlah kemauan dan kemampuanku untuk memaafkan dan diri sendiri dengan tidak jemu-jemu. Semoga aku layak menjadi murid-Mu yang penuh kesabaran dan belas kasih. Sebab Engkaulah Tuhan, dan Penolong hidupku, untuk selama-lamanya. Amin.
 
 
RENUNGAN PAGI 


 


Credit: Michelangelo di Pietro Mencherini
Minggu, (15) 18 Agustus 2024
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga  

 
“Mengikuti kemenangan Putranya atas maut, Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, untuk memerintah di sana sebagai Ratu di sebelah kanan Raja segala abad, tidak dapat mati. (Paus Pius XII) 
 

Bacaan dan Renungan berikut khusus untuk Anda yang berada di luar Indonesia 

   
Antifon Pembuka (Why 12:1)

Suatu tanda besar tampak di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan mahkota dua belas bintang pada kepalanya.

A great sign appeared in heaven: a woman clothed with the sun, and the moon beneath her feet, and on her head a crown of twelve stars.

Signum mágnum appáruit in caélo: múlier amícta sóle, et lúna sub pédibus éjus, et in cápite éjus coróna stellárum duódecim.

atau

Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan, sambil merayakan hari pesta untuk menghormati Perawan Maria; karena pengangkatannya ke surga para Malaikat bergembira dan memuji Putra Allah.

Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of the Virgin Mary, at whose Assumption the Angels rejoice.

Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Mariæ Virginis: de cuius Assumptione gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.

 
Pada Misa ini ada Kemuliaan dan Credo (Syahadat)
 
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Perawan Maria yang tak bernoda, Bunda Putra-Mu, telah Engkau angkat ke dalam kemuliaan surgawi dengan jiwa dan raganya. Kami mohon, semoga dengan tetap mengarahkan hati kepada perkara-perkara surgawi, kami layak ikut serta dalam kemuliaannya.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
     
Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
    
   
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
   
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Di sebelah kananmu berdiri permaisuri, berpakaian emas dari Ofir.
Atau Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. 
 
  

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26)
  
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."
        
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 
 
     
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Maria diangkat ke surga para malaikat bersukacita.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (1:39-56)
  
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."
   
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe  
(U. Terpujilah Kristus)
    

 
Renungan 

   Umat ​​ Katolik memiliki devosi yang unik dan menakjubkan, yaitu devosi kepada Maria. Devosi tersebut diungkapkan dengan berdoa Rosario, doa Novena, serta bentuk-bentuk devosi kepada Maria lainnya. Namun, devosi, atau penghormatan, lebih dari sekadar spiritual. Devosi juga merupakan devosi pribadi dan hubungan pribadi dengan Maria.

Tidak diragukan lagi, bagi mereka yang tidak memahami devosi dan penghormatan Katolik kepada Maria, mereka mungkin mengatakan bahwa umat Katolik tampaknya menyembah Maria.
 
Dan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga adalah hari raya besar sehingga menjadi hari wajib. Semua ini tampaknya membuat Maria setara dengan Yesus dalam status, dan terkadang bahkan lebih populer daripada Yesus. Akan tetapi, Gereja telah menekankan berulang kali, bahwa penghormatan atau devosi apa pun kepada Maria harus menuntun kita kepada Yesus, dan penghormatan dan devosi semacam itu sangat dianjurkan. Dengan kata lain, penghormatan dan devosi tersebut harus dilakukan melalui Maria kepada Yesus. Ini bukanlah sesuatu yang dirancang oleh Gereja. Ini sebenarnya adalah niat Tuhan sendiri. Salah satu gelar Maria adalah "Bunda Allah", dan juga "Bunda Gereja". Kita dapat menemukan asal usul gelar ini dalam Injil, ketika Elisabet, di bawah ilham Roh Kudus, memberkati Maria dan memanggilnya "ibu Tuhanku".  Jadi, Maria benar-benar Bunda Allah. Dan sebelum Yesus wafat di kayu Salib, Ia berpaling kepada Maria, ibu-Nya, dan berkata, "Ibu, inilah anakmu". Dan kemudian kepada murid terkasih-Nya, Ia berkata, "Inilah ibumu". Kedua contoh ini memberi tahu kita bahwa Yesus ingin kita menghormati Maria sebagai ibu kita, sebagaimana yang telah Ia lakukan. Jadi, kita berpaling kepada Maria dan mempersembahkan bunga kepadanya, lalu kita berdoa Rosario dan memohon kepadanya untuk mendoakan kita, sebagaimana kita mempersembahkan kebutuhan dan permohonan kita kepadanya.

Dan sesungguhnya, kuasa perantaraan Maria sungguh menakjubkan saat kita mendengar kesaksian demi kesaksian tentang bagaimana doa-doa orang dijawab melalui perantaraan Maria.

Lebih dari sekadar berdoa Rosario dan memohon Maria untuk mendoakan kita, kita juga harus memandangnya sebagai teladan iman.

Ketika kita memandangnya dan belajar darinya, maka pengabdian kita kepadanya akan masuk akal dan juga akan membantu menjernihkan kebingungan.

Maria adalah murid kasih, dan dalam Injil, kita mendengar bagaimana ia secara harfiah membawa kasih Allah kepada Elisabet di saat ia membutuhkan. Dan seperti Maria ibu kita, kita harus menjadi murid kasih. Dan kata kasih dapat menjadi akronim untuk kehidupan rohani kita.  
 
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga yang kita rayakan hari ini berarti sangat sederhana bahwa Bunda Maria ada di surga. Ajaran Gereja tentang Maria yang diangkat ke surga ini dinyatakan secara resmi oleh Paus Pius XII dalam Munificentissimus Deus pada tanggal 1 November 1950: "Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.” (MD 44). Tidak disebutkan bagaimana hal itu terjadi atau kapan itu terjadi, tetapi hanya bahwa itu benar-benar terjadi dan bahwa Maria sekarang berada di surga, dengah tubuh dan jiwanya. Ini adalah cara untuk mengatakan bahwa karena posisi luar biasa yang diberikan kepada Maria, dengan menjadi Bunda Yesus, dia berbagi dalam penderitaannya dan dia juga berbagi dalam kebangkitannya dan dengan demikian diangkat ke surga pada akhir hidupnya.
 
Semoga bakti kita kepada Maria, dan perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, membentuk kita untuk menjadi murid kasih Allah bagi sesama.
    
  
Antifon Komuni 
   
Berbahagialah rahim Perawan Maria, yang telah mengandung Putra Bapa yang kekal. (Bdk. Luk 11:27)

atau
 
Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku (lih. Luk 1:48-49)
    
Beatam me dicent omnes generationes, quia fecit mihi magna qui potens est. (Luk 1:48-49)
 
 

  [RENUNGAN PAGI]

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy