| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, (15) 18 Agustus 2024 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga / Hari Minggu Biasa XX

 

 


Credit: Michelangelo di Pietro Mencherini
Minggu, (15) 18 Agustus 2024
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga  

 
“Mengikuti kemenangan Putranya atas maut, Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, untuk memerintah di sana sebagai Ratu di sebelah kanan Raja segala abad, tidak dapat mati. (Paus Pius XII) 
 
Untuk Anda yang berada di luar negeri silakan gunakan bacaan Minggu Biasa XX tersedia di bagian bawah 
   
Antifon Pembuka (Why 12:1)

Suatu tanda besar tampak di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan mahkota dua belas bintang pada kepalanya.

A great sign appeared in heaven: a woman clothed with the sun, and the moon beneath her feet, and on her head a crown of twelve stars.

Signum mágnum appáruit in caélo: múlier amícta sóle, et lúna sub pédibus éjus, et in cápite éjus coróna stellárum duódecim.

atau

Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan, sambil merayakan hari pesta untuk menghormati Perawan Maria; karena pengangkatannya ke surga para Malaikat bergembira dan memuji Putra Allah.

Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of the Virgin Mary, at whose Assumption the Angels rejoice.

Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Mariæ Virginis: de cuius Assumptione gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.


Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Perawan Maria yang tak bernoda, Bunda Putra-Mu, telah Engkau angkat ke dalam kemuliaan surgawi dengan jiwa dan raganya. Kami mohon, semoga dengan tetap mengarahkan hati kepada perkara-perkara surgawi, kami layak ikut serta dalam kemuliaannya.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
     
Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
    
   
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
   
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. 
 
  

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26)
  
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."
        
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 
 
     
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (1:39-56)
  
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."
   
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe  
(U. Terpujilah Kristus)
    

 
Renungan 

   Umat ​​Katolik memiliki devosi yang unik dan menakjubkan, yaitu devosi kepada Maria. Devosi tersebut diungkapkan dengan berdoa Rosario, doa Novena, serta bentuk-bentuk devosi kepada Maria lainnya. Namun, devosi, atau penghormatan, lebih dari sekadar spiritual. Devosi juga merupakan devosi pribadi dan hubungan pribadi dengan Maria.

Tidak diragukan lagi, bagi mereka yang tidak memahami devosi dan penghormatan Katolik kepada Maria, mereka mungkin mengatakan bahwa umat Katolik tampaknya menyembah Maria.
 
Dan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga adalah hari raya besar sehingga menjadi hari wajib. Semua ini tampaknya membuat Maria setara dengan Yesus dalam status, dan terkadang bahkan lebih populer daripada Yesus. Akan tetapi, Gereja telah menekankan berulang kali, bahwa penghormatan atau devosi apa pun kepada Maria harus menuntun kita kepada Yesus, dan penghormatan dan devosi semacam itu sangat dianjurkan. Dengan kata lain, penghormatan dan devosi tersebut harus dilakukan melalui Maria kepada Yesus. Ini bukanlah sesuatu yang dirancang oleh Gereja. Ini sebenarnya adalah niat Tuhan sendiri. Salah satu gelar Maria adalah "Bunda Allah", dan juga "Bunda Gereja". Kita dapat menemukan asal usul gelar ini dalam Injil, ketika Elisabet, di bawah ilham Roh Kudus, memberkati Maria dan memanggilnya "ibu Tuhanku".  Jadi, Maria benar-benar Bunda Allah. Dan sebelum Yesus wafat di kayu Salib, Ia berpaling kepada Maria, ibu-Nya, dan berkata, "Ibu, inilah anakmu". Dan kemudian kepada murid terkasih-Nya, Ia berkata, "Inilah ibumu". Kedua contoh ini memberi tahu kita bahwa Yesus ingin kita menghormati Maria sebagai ibu kita, sebagaimana yang telah Ia lakukan. Jadi, kita berpaling kepada Maria dan mempersembahkan bunga kepadanya, lalu kita berdoa Rosario dan memohon kepadanya untuk mendoakan kita, sebagaimana kita mempersembahkan kebutuhan dan permohonan kita kepadanya.

Dan sesungguhnya, kuasa perantaraan Maria sungguh menakjubkan saat kita mendengar kesaksian demi kesaksian tentang bagaimana doa-doa orang dijawab melalui perantaraan Maria. Lebih dari sekadar berdoa Rosario dan memohon Maria untuk mendoakan kita, kita juga harus memandangnya sebagai teladan iman.

Ketika kita memandangnya dan belajar darinya, maka pengabdian kita kepadanya akan masuk akal dan juga akan membantu menjernihkan kebingungan. Maria adalah murid kasih, dan dalam Injil, kita mendengar bagaimana ia secara harfiah membawa kasih Allah kepada Elisabet di saat ia membutuhkan. Dan seperti Maria ibu kita, kita harus menjadi murid kasih. Dan kata kasih dapat menjadi akronim untuk kehidupan rohani kita.  
 
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga yang kita rayakan hari ini berarti sangat sederhana bahwa Bunda Maria ada di surga. Ajaran Gereja tentang Maria yang diangkat ke surga ini dinyatakan secara resmi oleh Paus Pius XII dalam Munificentissimus Deus pada tanggal 1 November 1950: "Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.” (MD 44). Tidak disebutkan bagaimana hal itu terjadi atau kapan itu terjadi, tetapi hanya bahwa itu benar-benar terjadi dan bahwa Maria sekarang berada di surga, dengah tubuh dan jiwanya. Ini adalah cara untuk mengatakan bahwa karena posisi luar biasa yang diberikan kepada Maria, dengan menjadi Bunda Yesus, dia berbagi dalam penderitaannya dan dia juga berbagi dalam kebangkitannya dan dengan demikian diangkat ke surga pada akhir hidupnya.
 
Semoga bakti kita kepada Maria, dan perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, membentuk kita untuk menjadi murid kasih Allah bagi sesama.

  [RENUNGAN PAGI]
   

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 
  
Antifon Komuni 
   
Berbahagialah rahim Perawan Maria, yang telah mengandung Putra Bapa yang kekal. (Bdk. Luk 11:27)

atau
 
Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku (lih. Luk 1:48-49)
    
Beatam me dicent omnes generationes, quia fecit mihi magna qui potens est. (Luk 1:48-49)
 
Minggu, 18 Agustus 2024
Hari Minggu Biasa XX

  

“Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.” (Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 16)
  
Bacaan berikut untuk Anda yang berada di luar Indonesia

Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)

Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.

Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.
Mzm. Quam dilecta tabernacula tua, Domine virtutum! concupiscit, et deficit anima mea in atria Domini.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi ini, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,  Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (9:1-6)
    
"Makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur."
       
Sang Hikmat telah mendirikan rumah, menegakkan ketujuh tiangnya, memotong ternak sembelihan dan mencampur anggurnya, serta menyediakan hidangan. Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota, "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah kemari!" Dan kepada yang tidak berakal budi mereka berkata, "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur! Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
       
Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Atau Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.10-11.12-13.14-15)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
4. Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (5:15-20)
   
"Berusahalah mengerti kehendak Tuhan."
    
Saudara-saudara, perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup: janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Janganlah kamu bodoh, tetapi berusahalah mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu. Tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang dengan yang lain dengan mazmur, kidung pujian, dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati! Kepada Allah dan Bapa kita ucapkanlah selalu syukur atas segala sesuatu dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51-52)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (6:51-58)
   
"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."
       
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan Daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang-siapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe  
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan


"Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh 6:51)
  
Saudara-saudari terkasih, dalam bacaan pertama kita hari ini, kita mendengar dari Perjanjian Lama, dari Kitab Amsal, di mana penulis Kitab ini berbicara tentang Hikmat Allah yang telah berdiri di atas dunia ini, lalu memanggil umat untuk datang dan mengambil bagian dalam roti dan anggur yang telah dipersiapkan bagi mereka sebagai makanan dan minuman, sehingga mereka semua dapat memperoleh pencerahan dan pengetahuan. 
 
Semua ini sebenarnya adalah pertanda dan firasat tentang apa yang telah direncanakan Tuhan bagi kita, dengan mengutus Putra-Nya yang terkasih kepada kita. Melalui Dia, Dia menganugerahkan Hikmat-Nya kepada kita, melalui firman kebenaran dan Injil yang telah Dia berikan kepada kita, dan melalui Roh Kudus yang telah Dia berikan kepada kita semua, sehingga setiap orang dari kita yang mengambil bagian dalam Tubuh dan Darah-Nya, semuanya memiliki bagian dalam Hikmat dan pengetahuan-Nya, dan karenanya semakin dekat dengan jalan menuju keselamatan. 
 
Saudara-saudari terkasih, sejak manusia pertama kali mengeluarkan suara dari mulut mereka untuk mengekspresikan sesuatu, lahirlah seni komunikasi. Dan seni komunikasi itu terus berkembang dan disempurnakan, dari lisan ke tertulis, bersama dengan alat komunikasi, seperti surat, telepon, email, dan video konferensi. Namun, bahkan dengan alat komunikasi yang modern dan canggih, masih ada masalah yang terus-menerus terjadi, yaitu miskomunikasi dan kesalahpahaman. Meskipun miskomunikasi dan kesalahpahaman dapat menjadi masalah serius.
 
Jadi, dengan semua kerumitan miskomunikasi dan kesalahpahaman, kita mungkin mendapat gambaran tentang apa yang terjadi antara Yesus dan para pendengar-Nya dalam Injil. Sebenarnya, bukan apa yang sedang terjadi, tetapi lebih seperti apa yang salah. Selama beberapa hari Minggu terakhir, kita mendengar Yesus berkata bahwa Dia adalah roti hidup. Para pendengar-Nya memahaminya sebagai roti biasa, meskipun mereka mungkin bertanya-tanya mengapa Yesus menyebut diri-Nya sebagai Roti hidup. Namun, dalam Injil hari ini, Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa roti yang akan Dia berikan adalah daging-Nya untuk kehidupan dunia, dan bahwa daging-Nya adalah makanan sejati dan darah-Nya adalah minuman sejati. Itu benar-benar membuat para pendengar-Nya bingung dan karenanya mereka mengajukan pertanyaan keberatan: "Bagaimana orang ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?" Ya, bagaimana mungkin? Pada tataran logis dan rasional, tampaknya ada semacam miskomunikasi dan banyak kesalahpahaman. Seperti yang dikatakan, jarak terjauh antara dua orang adalah kesalahpahaman. Dalam Perjamuan Terakhir, Tuhan Yesus berkata: “Inilah Tubuh-Ku,” bukan “Inilah simbol Tubuh-Ku” atau “Ini melambangkan Tubuh-Ku.” Demikian juga dikatakan-Nya tentang Darah-Nya. Baik juga kita ingat kata-kata St. Yohanes Paulus II dalam ensiklik Ecclesia de Eucharistia, yang mengutip Katekese Mistagogi dari St. Sirilus (IV, 6). "Dalam roti dan anggur, janganlah hanya melihat unsur alamiah, sebab Tuhan telah tegas mengatakan bahwa itu adalah Tubuh dan Darah-Nya. Iman memastikan bagiku, kendati indra menunjuk yang lain." (EE 15)

Tetapi Yesus mengatakan apa yang Ia maksudkan dan memaksudkan apa yang Ia katakan, dan baik dalam arti harfiah maupun mistis. Sementara para pendengar-Nya memahami roti dalam arti biasa, Yesus berbicara tentang daging-Nya sebagai roti dalam arti mistis. Karena kecerdasan manusia hanya dapat memahami sejauh itu tentang roti yang Yesus bicarakan. Itu adalah kasus memahami sedikit dan banyak salah paham. Dan itulah sebabnya para pendengar mengajukan pertanyaan itu, "Bagaimana orang ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?" Mereka telah sampai di tepi jurang pemahaman mereka, dan mereka tidak dapat melangkah lebih jauh, dan mereka tidak akan melangkah lebih jauh. Mereka tidak dapat mempercayainya.

Tetapi kita percaya, dan karenanya kita dapat memahami apa yang Yesus katakan tentang roti yang Ia berikan adalah daging-Nya. Dan itulah sebabnya ketika kita maju ke depan pada Komuni Kudus untuk menerima Tubuh Kristus, kita menanggapi dengan "Amin" yang tegas. Ya, kita percaya bahwa kita menerima Tubuh Kristus, kita menerima daging yang berasal dari Hati Kristus.

Namun, bukan sekadar kecerdasan manusia dan pemahaman logis belaka yang menuntun kita untuk percaya. Itu adalah karunia iman dan bimbingan ilahi yang menuntun kita untuk percaya. Dan jika kita benar-benar percaya, maka kita akan datang ke Misa setiap hari untuk mengambil bagian dari Roti Ilahi ini, sehingga iman kita akan diperkuat dan kita akan membiarkan Kebijaksanaan Ilahi membimbing kita untuk mengenali kehendak Tuhan dan menjalani hidup kita sesuai dengan kehendak itu.

Kehendak Tuhan adalah agar kita masuk ke dalam persekutuan dengan-Nya melalui Yesus, Roti hidup kita, sehingga kita dapat bersekutu dengan orang-orang di sekitar kita. Namun, persekutuan hanya dapat terjadi ketika kita mengatasi masalah miskomunikasi dan kesalahpahaman. Jadi, kita harus berpikir sebelum berbicara

Ketika kita percaya bahwa Yesus adalah Roti Hidup kita dan ketika kita bersekutu dengan-Nya, kita akan hidup di dalam Dia dan Dia di dalam kita. Maka kita akan siap menghadapi miskomunikasi dan kesalahpahaman dalam hidup dan menghasilkan pemahaman dan persekutuan.
 
Sementara dalam bacaan kedua dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus, kita mendengar Rasul Paulus menasihati umat Kristiani di tempat itu agar berperilaku baik dan menjalani hidup sesuai dengan iman dan kepercayaan mereka, serta tidak mudah terpengaruh oleh keduniawian dan kejahatan dari godaan dan hal-hal keji di sekitar mereka.
 
Rasul Paulus mengingatkan mereka untuk tidak hidup seperti orang-orang kafir dan semua orang yang hidup dalam tata krama duniawi, yang menjauhkan mereka dari keselamatan sejati di dalam Allah. Dalam kebodohan dan keasyikan mereka dengan hal-hal dan hal-hal duniawi, mereka akhirnya kehilangan pandangan terhadap harta karun sejati yang dapat mereka temukan di dalam Allah saja. 
 
Oleh karena itu kita semua harus berperan dalam menjalani hidup dengan setia dan layak sehingga dalam setiap momen kehidupan, dalam tindakan, perkataan, dan perbuatan kita, kita akan selalu mewartakan Tuhan melalui kehidupan kita yang baik dan teladan, menunjukkan bahwa kita benar-benar umat yang dikasihi Tuhan, milik-Nya, dan diberkati oleh-Nya. 
 
Sebagai orang beriman, kita harus selalu berhati-hati dan waspada dengan tindakan, perkataan, dan perbuatan kita sehingga tidak berakhir dengan pertentangan dengan apa yang kita yakini, yang kemudian akan membuat kita terlihat bodoh di mata dunia. Mereka yang mengaku percaya kepada Tuhan tetapi bertindak dengan cara yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri pada dasarnya adalah orang munafik dan tidak lebih baik dari orang-orang yang tidak percaya dan penyembah berhala. Jika kita benar-benar menganggap diri kita sebagai orang Kristiani, sebagai umat Tuhan Yesus dan sebagai pengikut-Nya, maka kita harus benar-benar berkomitmen kepada-Nya. (RENUNGAN PAGI)


 
 
  Ekaristi, sebagai ungkapan tertinggi sakramen persekutuan dalam Gereja, menuntut dirayakan dalam konteks ikatan persekutuan lahir yang utuh. Secara khusus, justru karena Ekaristi "merupakan puncak hidup rohani dan tujuan semua sakramen." Maka dituntut juga agar perikatan persekutuan dalam sakramen, khususnya baptisan dan dalam hal tahbisan imam, haruslah nyata. Mustahillah memberikan komuni kepada seseorang yang tidak terbaptis atau yang menolak kepenuhan kebenaran iman mengenai misteri Ekaristi. Kristus adalah kebenaran dan saksi kebenaran (lih Yoh 14:6; 18:37); Sakramen tubuh dan Darah-Nya tak membenarkan kepalsuan. (Paus Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia De Eucharistia No. 38b - Seri Dokumen Gerejawi No. 67) 
 
 
Foto: Canons Regular of St. John Cantius
 
Beberapa orang Katolik kurang memiliki rasa hormat kepada Ekaristi Suci karena iman Ekaristis mereka begitu miskin dan penuh kecacatan serta keraguan. Katekese tidak seharusnya mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki seratus persen iman. Melainkan Iman Katolik tentang Ekaristi Suci harus secara sistematis diajarkan. Homili-homili harus berlandaskan Kitab Suci dengan kokoh, teks liturgis, dan dokumen Gereja otoritatif lainnya. Homili perlu mendapat perhatian khusus karena bagi sebagian besar orang Katolik, ini adalah momen tunggal mingguan paling efektif tempat mereka diberi makan oleh ajaran iman guna membantu mereka mengetahuinya, mencintainya, dan menghidupinya dengan otentisitas yang lebih besar. Studi Katekismus Gereja Katolik secara saksama dan mambaca majalah Katolik terpercaya secara teratur juga akan membantu dalam pembangunan iman. (Kardinal Robert Sarah, Prefek Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata-tertib Sakramen, 18 Juli 2013, diterjemahkan oleh LuxVeritatis7.wordpress.com)

Antifon Komuni (Mzm 130:7; PS 814)

Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah

With the Lord there is mercy; in him is plentiful redemption.

Atau

Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga, Sabda Tuhan. Jika seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. (Yoh 6:51-52)

I am the living bread that came down from heaven, says the Lord.
Whoever eats of this bread will live for ever. (Yoh 6:51-52)

Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus. (Yoh 6:57)
 

  [RENUNGAN PAGI]

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy