| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 15 September 2024 Hari Minggu Biasa XXIV

 

Minggu, 15 September 2024
Hari Minggu Biasa XXIV

“Ibu tersuci, kami menyebut engkau lebih dari seorang martir, karena kecemasan hati yang kauderita melebihi semua penderitaan badani” (St. Bernardus Abas)

  
Antifon Pembuka (Lih. Sir 36:15-16)

Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.

Da pacem, Domine, sustinentibus te, ut prophetæ tui fideles inveniantur: exaudi preces servi, et plebis tuæ Israel.
Mzm. Lætatus sum in his quæ dicta sunt mihi: in domum Domini ibimus.

Give peace, O Lord, to those who wait for you, that your prophets be found true. Hear the prayers of your servant, and of your people Israel.

Doa Pagi

Ya Allah, Putra-Mu rela menderita sampai wafat di salib demi keselamatan kami. Semoga salib Putra-Mu itu selalu menjadi sumber kekuatan pada saat kami mengalami penderitaan dan menjadi pendorong bagi kami untuk berempati terhadap penderitaan sesama. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Contando Estrelas | CC BY SA 2.0


Bacaan dari Kitab Yesaya (50:5-9a)
   
   
"Aku memberikan punggungku kepada orang-orang yang memukul aku."
   
Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberikan punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 809
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup
Atau Berbelaskasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim
Ayat. (Mzm 116:1-2.3-4.5-6.8-9; Ul: 9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka semua hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan, tetapi aku menyerukan nama Tuhan, "Ya Tuhan luputkanlah kiranya aku.
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya!"
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut, Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.


 
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-18)
  
"Jika iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati."
   
Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seorang mengatakan bahwa ia beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Misalnya saja, seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang dari antara kamu berkata kepadanya, 'Selamat jalan! Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang' tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang diperlukan tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman! Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata, 'Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan'; aku akan menjawab dia, 'Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku'. 
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Gal 6:14; 2/4)
Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab oleh-Nya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

Inilah Injil Suci menurut Markus (8:27-35)

  
"Engkau adalah Mesias...! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
    
Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Para murid menjawab, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Yesus bertanya lagi kepada mereka, "Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?" Maka Petrus menjawab: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh tua-tua, oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya, "Enyahlah Iblis! Sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 

Renungan
 
 
 
Karya:bah69/istock.com

Dalam Injil, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, menurut orang-orang, siapakah Dia. Para murid mengemukakan pendapat seperti Yohanes Pembaptis, Elia atau salah seorang nabi.

Kemudian Yesus mempersempitnya menjadi pertanyaan pribadi ketika Ia bertanya kepada para murid-Nya tentang siapakah diri-Nya menurut mereka. 
  
Sementara para murid sedang memikirkan jawaban yang paling benar, Petruslah yang menyatakan, "Engkau adalah Mesias".

Petrus menjawab dengan tepat, meskipun melalui wahyu ilahi ia memperoleh ilham itu. Apakah ia mengetahui apa yang sebenarnya dimaksudkan adalah masalah lain.

Ia bisa saja merasa senang tentang hal itu, merasa "di atas sana", karena ia adalah satu-satunya yang dapat memberikan jawaban seperti itu.

Namun, hampir pada saat berikutnya, Petrus jatuh terduduk dan ia terjatuh dengan keras.

Ketika Yesus mulai mengajar tentang penolakan, penderitaan dan kematian, Petrus mulai menegurnya.

Dan Yesus menegurnya dengan berkata,  "Enyahlah Iblis! Sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Petrus memiliki harapannya sendiri tentang Kristus. Kristus, atau Sang Mesias, adalah Juruselamat yang dijanjikan, dan dalam pikiran Petrus, hal itu adalah tentang kuasa dan kemuliaan. Juruselamat akan mendatangkan kemenangan atas musuh-musuh, dan akan ada kedamaian dan kemakmuran. Itulah harapannya, dan ia tidak akan membiarkan harapan-harapan itu berubah menjadi kekecewaan ketika Yesus mengajarkan tentang penolakan, penderitaan, dan kematian. 
 
Petrus pasti akan terkejut dipanggil "Iblis" dan dengan itu semua harapannya sebelumnya hancur. Dan sama seperti Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya menurut mereka siapakah Dia, Yesus juga menanyakan pertanyaan yang sama kepada kita. Apa dan siapakah Yesus bagi kita muncul dengan pertanyaan berikutnya, dan itulah apa yang kita harapkan dari Yesus.  Jika apa yang kita harapkan dari Yesus serupa dengan harapan Petrus, maka bisa jadi cara berpikir kita bukanlah cara Tuhan, melainkan cara manusia. Namun, mari kita balikkan keadaan dan mari kita bertanya kepada diri kita sendiri apa yang Yesus harapkan dari kita. 
 
Yesus menegaskan hal itu dalam Injil ketika Ia berkata,  "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."

Dalam hidup ini ada pasang surut, kita punya harapan dan kekecewaan. Namun dengan iman kepada Tuhan, kita akan memiliki harapan, dan harapan itu diungkapkan dalam karya kasih yang baik.

Janganlah kita terlalu fokus pada harapan dan kekecewaan, atau pada pasang surut kehidupan.

Sebaliknya, marilah kita berfokus pada Salib Kristus, dan seperti Yesus, marilah kita bersiap melayani dengan kasih, sebagaimana Yesus datang untuk melayani dan menyelamatkan kita.
(RENUNGAN PAGI)
 
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini

Antifon Komuni (Mzm 36:8)

Betapa berhaga kasih setia-Mu, ya Allah! Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.

How precious is your mercy, O God! The children of men seek shelter in the shadow of your wings.

Atau (Bdk. 1Kor 10:16)

Piala syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur adalah persekutuan dengan Darah Kristus; roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan Tubuh Tuhan.

The chalice of blessing that we bless is a communion in the Blood of Christ; and the bread that we break is a sharing in the Body of Christ.

Atau (Mat 16:24)

Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et sequator me.

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy