Public Domain |
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini Gereja memperingati St. Yohanes Krisostomus, seorang hamba Tuhan dan uskup yang kemudian dihormati sebagai salah satu Pujangga Gereja yang agung dan terhormat atas banyaknya sumbangan dan karya-karyanya, serta komitmennya kepada Tuhan pada periode-periode awal sejarah Gereja. Santo Yohanes Krisostomus adalah salah satu Bapa Gereja Perdana yang terkenal yang mengabdikan dirinya untuk misi penginjilan dan kepeduliannya terhadap kawanan umat kudus dan terkasih Tuhan dan yang dikenang dengan baik atas keberanian dan tekadnya yang besar untuk membela kepercayaan dan keyakinannya di tengah berbagai tantangan dan kesulitan yang mungkin harus dihadapinya dalam proses upaya dan karyanya, dalam komitmennya sebagai gembala yang baik dan setia bagi umat Tuhan. Santo Yohanes Krisostomus benar-benar merupakan teladan yang layak untuk kita semua ikuti dalam cara kita seharusnya menjalani hidup dengan iman.
Santo Yohanes Krisostomus lahir dalam keluarga kafir dari seorang perwira militer berpangkat tinggi yang meninggal lebih awal kehidupan Santo Yohanes Krisostomus. Ibunya membesarkannya dan memberinya pendidikan yang baik di berbagai bidang akademis dan bidang filsafat lainnya. Namun, ia segera mengembangkan keinginan yang kuat untuk belajar lebih banyak tentang Tuhan, mengabdikan waktunya lebih banyak untuk iman Kristennya dan mengikuti pembelajaran teologi yang mendalam. Ia kemudian menjadi seorang pertapa untuk sementara waktu, menjalani gaya hidup pertapa, sebelum menjadi diakon di Antiokhia, memperoleh popularitas besar karena karismanya yang luar biasa dan kefasihannya dalam pelayanan dan pengabdiannya, dalam gaya khotbah dan pengajarannya yang luar biasa kepada orang-orang mengenai berbagai masalah iman. Akhirnya, ia dipilih sebagai Uskup Agung Konstantinopel, sebuah posisi yang benar-benar berpengaruh besar di Kekaisaran Romawi pada saat itu, sebagai ibu kota Kekaisaran di bagian Timur.
Santo Yohanes Krisostomus lahir dalam keluarga kafir dari seorang perwira militer berpangkat tinggi yang meninggal lebih awal kehidupan Santo Yohanes Krisostomus. Ibunya membesarkannya dan memberinya pendidikan yang baik di berbagai bidang akademis dan bidang filsafat lainnya. Namun, ia segera mengembangkan keinginan yang kuat untuk belajar lebih banyak tentang Tuhan, mengabdikan waktunya lebih banyak untuk iman Kristennya dan mengikuti pembelajaran teologi yang mendalam. Ia kemudian menjadi seorang pertapa untuk sementara waktu, menjalani gaya hidup pertapa, sebelum menjadi diakon di Antiokhia, memperoleh popularitas besar karena karismanya yang luar biasa dan kefasihannya dalam pelayanan dan pengabdiannya, dalam gaya khotbah dan pengajarannya yang luar biasa kepada orang-orang mengenai berbagai masalah iman. Akhirnya, ia dipilih sebagai Uskup Agung Konstantinopel, sebuah posisi yang benar-benar berpengaruh besar di Kekaisaran Romawi pada saat itu, sebagai ibu kota Kekaisaran di bagian Timur.
Selama masa jabatannya sebagai Uskup Agung dan gembala kawanan umat Allah di Konstantinopel, St. Yohanes Krisostomus harus menghadapi banyak tantangan dan kesulitan, karena ia segera mendapatkan permusuhan dan kemarahan dari para bangsawan yang berkuasa, terutama dari Permaisuri Romawi Eudoxia, istri Kaisar Arcadius. Permaisuri itu marah pada St. Yohanes Krisostomus dan berbicara dengan berani menentang kekayaan duniawi yang berlebihan dan juga pertunjukan keanggunan dan perhiasan feminin, yang ia duga ditujukan kepadanya. Karena itu, ia berhasil membuatnya dibuang dari Takhta Suci dan dianiaya, yang menyebabkan pertentangan keras oleh mereka yang mendukung St. Yohanes Krisostomus, dan ini, ditambah dengan pertanda gempa bumi yang melanda pada malam ketika orang suci itu ditangkap, menyebabkan ia dibebaskan dan diangkat kembali. Namun, masalah tidak berakhir, masih ada konflik yang terus terjadi antara Permaisuri dan Uskup Agung Konstantinopel, yang menyebabkan ia diasingkan lagi dan dianiaya hingga akhir hayatnya. Namun semua itu tidak menyurutkan usahanya, dan St. Yohanes Krisostomus tetap setia sampai akhir.
Saudara-saudari dalam Kristus, marilah kita semua terinspirasi oleh teladan setia St. Yohanes Krisostomus, yang mengabdikan dirinya sepenuhnya dan sepenuhnya kepada Tuhan, dan bahwa ia berbicara dengan berani menentang mereka yang menyalahgunakan kekuasaan mereka dan menentang semua orang yang bertindak dengan kesombongan, ego, dan arogansi, dan yang dengan rendah hati mengabdikan dirinya kepada Tuhan dan umat-Nya terlepas dari status dan prestise yang ia nikmati. Ia tidak membiarkan dirinya terombang-ambing oleh godaan dosa, kesombongan dan ego, ambisi dan keserakahan. Kita masing-masing hendaknya terinspirasi untuk mengikuti jejaknya dan terus melakukan yang terbaik sehingga kita dapat tumbuh semakin kuat dalam iman dan komitmen kita kepada Tuhan, dan kita dapat menjauhkan diri dari semua hal yang dapat menyebabkan kejatuhan dan kehancuran kita, dan menjauhkan kita dari Tuhan. Semoga Tuhan menyertai kita semua dan semoga Ia terus memberkati kita dalam semua upaya dan usaha kita, untuk semakin dekat dengan-Nya, sekarang dan selamanya. Amin.