Hari Biasa Pekan XXII
Antifon Pembuka (Mzm 145:21)
Allah Yang Mahabaik, kami bersyukur atas Putra-Mu yang telah hadir di tengah-tengah kami untuk menyatakan kebaikan-Mu. Semoga Roh-Nya selalu menjiwai kami sehingga kami pun selalu berusaha untuk menciptakan kebaikan bersama sebagai cerminan dari kebahagiaan surgawi yang kami harapkan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Credit: Sidney de Almeida/istock.com |
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya.
Ayat. (Mzm 145:17-18.19-20.21)
2. Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, Ia mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya.
3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran, dan sumber kehidupan, sabda Tuhan; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa
"Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Renungan
Pepatah adalah seperangkat prinsip atau aturan perilaku tertulis. Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus menggunakan kata ini untuk menyatakan prinsip atau aturan sederhana, yaitu “jangan melampaui yang ada tertulis.”
Kemungkinan besar ia merujuk pada Kitab Suci dan seperangkat ajaran tertulis yang diberikan kepada komunitas Kristen di Korintus.
Ia menggunakan pepatah itu karena orang-orang Kristen di Korintus mulai menafsirkan ajaran-ajaran itu demi kenyamanan dan keuntungan mereka sendiri.
Apa yang terlalu berat dan memengaruhi mereka secara pribadi, mereka akan memberi kelonggaran bagi diri mereka sendiri dan memilih opsi seluas mungkin.
Santo Paulus ingin menyadarkan mereka dan membantu mereka melihat kebenaran dan kenyataan kemerosotan rohani mereka.
Namun dalam Injil, orang-orang Farisilah yang terus-menerus menekankan pentingnya menaati Hukum Sabat.
Namun, tujuan mereka adalah untuk memperkuat dan menyebarkan ide-ide fundamentalis agama mereka. Namun, ini bukan masalah kekakuan atau kelonggaran dalam hal ajaran agama.
Yesus datang untuk mengajarkan Kebenaran kepada kita sehingga kita akan memiliki kebebasan ketika kita menaati ajaran-ajaran-Nya.
Di dalam Yesus, kita memiliki Kebenaran yang akan menuntun kita ke Jalan Kehidupan. Jadikanlah itu sebagai prinsip spiritual kita.