Hari ini, Gereja memperingati St. Dionisius (Denis), Uskup dan rekan-rekannya dalam kemartiran, serta peringatan St. Yohanes Leonardus, abdi Allah yang saleh dan imam, pendiri Ordo Klerus Regula Bunda Allah dari Lucca / Ordo Clericorum Regularium Matris Dei (O.M.D.). Pertama-tama, St. Dionisius (Denis) adalah Uskup Paris pada pertengahan abad ketiga, di mana ia dikenang karena kemartirannya yang paling ajaib di antara banyak orang lainnya, yang tertindas dan menjadi martir selama penganiayaan hebat terhadap orang-orang Kristen oleh Kaisar Romawi Desius.
Contoh-contoh dan kejadian ajaib yang menyertai kemartiran St. Denis telah mengilhami banyak orang Kristen yang saat itu menderita penganiayaan, dan banyak orang lain yang menyaksikan keberanian dan imannya, dan tontonan menakjubkan dari kepala yang berbicara secara ajaib menjadi orang-orang yang beriman dan bertobat kepada iman yang sejati. Banyak dari mereka juga akhirnya menjadi martir sendiri.
St Dionisius (Denis) ditangkap dan disiksa setelah usahanya
dalam mempertobatkan banyak orang kafir membuat banyak imam dan pejabat
kafir takut pada mereka, dan dia serta yang lainnya dibawa ke sebuah
bukit tempat mereka dieksekusi, dan St. Dionisius (Denis) dipenggal.
Namun, secara ajaib, St. Denis masih terus berkhotbah meskipun kepalanya
telah terpenggal dari tubuhnya, berjalan beberapa mil sebelum akhirnya
meninggal di lokasi di mana sebuah Basilika besar untuk menghormatinya
sekarang berdiri. Tidak sedikit yang menjadi beriman melalui peristiwa
ajaib ini. Dia meninggal sebagai martir sekitar tahun 250 atau 270 dan
dimakamkan di tempat basilika St Denis berdiri.
Sementara itu St. Yohanes Leonardi adalah seorang imam di tempat yang sekarang disebut Italia, yang menjawab panggilan Allah baginya untuk menjadi seorang imam, dan untuk mengabdi di antara umat Allah, melayani kebutuhan rohani mereka, sambil menyebarkan devosi kepada Perawan Maria yang Terberkati dan devosi Empat Puluh Jam yang populer, yang berperan penting dalam menghentikan pertumbuhan bid'ah reformasi Protestan pada saat itu. Dia membantu menyebarkan reformasi Konsili Trente, dan mendirikan Ordo Klerus Regula Bunda Allah dari Lucca yang disebutkan di atas. Hal ini tidak mudah baginya karena ia menghadapi pertentangan dan tantangan dari mereka yang saat itu bermotif politik dalam menentang pembentukan ordo keagamaan baru, yang dikenal dengan nama Lucca Fathers. Meskipun demikian, St. Yohanes Leonardus terus melakukan yang terbaik dalam melakukan pekerjaan Tuhan di antara umat-Nya.
St. Yohanes Leonardus mengabdikan dirinya kepada Tuhan secara menyeluruh dan menghabiskan usahanya untuk berusaha semakin berkomitmen melayani Tuhan, dalam setiap hari dalam hidupnya. Teladannya juga hendaknya mengilhami kita untuk menjalani hidup yang lebih berdedikasi dan saleh, sebagaimana St. Denis dan para sahabatnya telah mengilhami kita untuk tetap setia dan berani dalam menjalani iman kita, meskipun kita menghadapi tantangan hidup dari hari ke hari.
Marilah kita menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas dengan-Nya, untuk mengetahui apa yang menjadi kehendak-Nya bagi kita, dan apa yang dapat kita lakukan lebih banyak lagi, untuk menjalani hidup kita dengan iman. Semoga Tuhan memberkati kita semua, sekarang dan selamanya. Amin.