Hari Biasa Pekan XXVI
“Menjadi kecil berarti tidak putus asa karena kekurangannya sendiri” (St. Teresia dari Lisieux)
Antifon Pembuka (Luk 10:21)
Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil.
Doa Pagi
Allah Bapa kami, sumber kedamaian, penuhilah kami dengan Roh Kudus, agar dapat mengenal nama-Mu, agar dapat mengakui Dia, yang berbicara tentang Dikau, yaitu Yesus, saksi-Mu, yang merupakan sabda kedamaian bagi setiap orang di dunia. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Lauren/flickr (CC BY-NC-ND 2.0) |
Ayub berkata kepada Tuhan, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Sabda-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah berceritera tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Maka Tuhan memberkati Ayub dalam kelanjutan hidupnya lebih daripada dalam hidup yang dahulu. Ayub mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Di seluruh negeri tidak terdapat wanita yang secantik anak-anak Ayub. Ayub mewariskan kepada mereka bagian milik pusaka seperti kepada anak-anaknya laki-laki. Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya. Ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat. Maka Ayub meninggal dunia pada usia yang tua dan lanjut.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Sinarilah hamba-Mu, ya Tuhan, dengan wajah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:66.71.75.91.125.130)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Memang baik bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
3. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil; dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
4. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
5. Hamba-Mulah aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku paham akan peringatan-peringatan-Mu.
6. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Mat 11:25
Pada waktu itu ketujuhpuluh dua murid Yesus kembali dari perutusannya dengan gembira dan berkata, “Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberi kalian kuasa untuk menginjak-injak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tiada yang dapat membahayakan kalian. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.” Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Segala sesuatu telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapa Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada para murid dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Karena Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Renungan
Euforia adalah emosi yang kuat yang memiliki efek luar biasa pada orang-orang.
Dengan euforia, ada banyak adrenalin yang terpompa dan orang-orang dapat bangkit ke tingkat yang tak terduga untuk menghadapi tantangan dan kesulitan apa pun dan mengatasinya.
Ketika orang-orang mengalami euforia, mereka tentu merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan.
Demikianlah yang dapat dikatakan tentang tujuh puluh dua murid yang diutus Yesus untuk memberitakan Kabar Baik dan untuk menyembuhkan orang sakit.
Ketika mereka pergi, mereka melihat sendiri kuasa Injil dalam pertobatan orang-orang berdosa dan pertobatan mereka.
Mereka melihat bagaimana nama Yesus mengusir iblis dari mereka yang kerasukan dan mendatangkan kesembuhan bagi orang sakit dan pemulihan bagi mereka yang hidup dalam kegelapan dan dalam bayang-bayang kematian.
Sungguh, cahaya yang kuat bersinar setiap kali mereka berbicara. Jadi ketika mereka kembali dengan gembira dan bersukacita, Yesus membawa mereka ke dalam kesadaran. Mereka tidak boleh lupa siapa yang berkuasa di balik keajaiban-keajaiban itu.
Semoga kita juga tidak lupa, dalam euforia keberhasilan dan prestasi kita, bahwa Allah-lah yang memberi kita karunia dan berkat itu. Dengan mengingat untuk selalu bersyukur kepada Allah, nama kita akan ditulis di surga.
Ya Allah, bersihkanlah pancainderaku dari kotoran yang membutakan aku dari kasih-Mu. Semoga di akhir pekan ini aku mampu memuji dan memuliakan Engkau, Pemberi hidup dan Pemelihara jiwa ragaku, kini dan sepanjang masa. Amin.