Selasa, 22 Oktober 2024
Hari Biasa Pekan XXIX
Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
Antifon Pembuka (Ef 2:20)
Kalian dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Doa Pagi
Allah Bapa Pencipta alam semesta, Engkau berkenan membangun Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Kami mohon, jadikanlah kami hamba-hamba yang setia untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami, baik dalam keluarga, Gereja, maupun masyarakat. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:12-22)
Hari Biasa Pekan XXIX
Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
Antifon Pembuka (Ef 2:20)
Kalian dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Doa Pagi
Allah Bapa Pencipta alam semesta, Engkau berkenan membangun Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Kami mohon, jadikanlah kami hamba-hamba yang setia untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami, baik dalam keluarga, Gereja, maupun masyarakat. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:12-22)
"Kristuslah damai sejahtera kita yang mempersatukan kedua belah pihak."
Saudara-saudara, ingatlah bahwa kalian dahulu tanpa Kristus. Waktu itu kalian tidak termasuk warga umat Allah dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Waktu itu kalian tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia. Tetapi sekarang dalam Kristus Yesus, kalian yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Dialah damai sejahtera kita, yang mempersatukan kedua belah pihak, dan yang telah merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan. Sebab dengan wafat-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru dalam diri-Nya. Dengan demikian Ia mengadakan damai sejahtera. Dalam satu tubuh Ia memperdamaikan keduanya dengan Allah oleh salib dan mengakhiri permusuhan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kalian yang jauh dan kepada mereka yang dekat. Sebab oleh Dia kita, kedua pihak, beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh. Demikianlah kalian bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kalian dibangun atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan yang rapih tersusun menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kalian turut dibangun menjadi kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (12:35-38)
"Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Kita biasanya ingin diberi tahu terlebih dahulu jika ada orang yang ingin berkunjung. Kemudian kita akan merapikan rumah atau kantor dan menyiapkan sesuatu untuk menyambut dan menjamu tamu.
Namun, jika ada orang yang berkunjung tanpa pemberitahuan sebelumnya, kita mungkin akan terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan atau tidak tepat waktu.
Namun, bagi para hamba dalam bacaan Injil, mereka tahu bahwa tuan mereka akan kembali dari pesta pernikahan, hanya saja mereka tidak tahu kapan itu akan terjadi.
Yesus memberi tahu kita untuk selalu siap dan waspada. Dia akan mengunjungi kita dalam bentuk orang-orang yang biasanya tidak kita perhatikan atau yang biasanya tidak kita sempatkan untuknya.
Kita harus siap dan waspada serta menyadari bahwa dalam orang-orang dan situasi seperti itulah Yesus sedang mengunjungi kita dengan penuh kasih karunia. Karena setiap kali Yesus mengunjungi kita, kunjungan itu selalu disertai dengan berkat-Nya berupa kasih, kedamaian, dan sukacita.
Mungkin pada waktu yang tidak menyenangkan dan tidak terduga, tetapi itu akan selalu menjadi momen yang dipenuhi Tuhan dan penuh berkat.. (RENUNGAN PAGI)
Orang Kudus hari ini: 22 Oktober 2024 Paus St. Yohanes Paulus II
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Ef 2:21-22)
Di
atas Kristus tumbuhlah seluruh bangunan yang tersusun rapi, menjadi
Bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kalian turut
dibangun menjadi kediaman Allah dalam Roh.
Ekaristi, sebagai ungkapan tertinggi sakramen persekutuan dalam Gereja, menuntut dirayakan dalam konteks ikatan persekutuan lahir yang utuh. Secara khusus, justru karena Ekaristi "merupakan puncak hidup rohani dan tujuan semua sakramen." Maka dituntut juga agar perikatan persekutuan dalam sakramen, khususnya baptisan dan dalam hal tahbisan imam, haruslah nyata. Mustahillah memberikan komuni kepada seseorang yang tidak terbaptis atau yang menolak kepenuhan kebenaran iman mengenai misteri Ekaristi. Kristus adalah kebenaran dan saksi kebenaran (lih Yoh 14:6; 18:37); Sakramen tubuh dan Darah-Nya tak membenarkan kepalsuan. (Paus Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia De Eucharistia No. 38b - Seri Dokumen Gerejawi No. 67)
Selasa Pekan Biasa ke-29
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Angelus, 12 Agustus 2007
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Angelus, 12 Agustus 2007
Bacaan Injil meminta umat Kristiani untuk melepaskan diri dari harta benda, yang sebagian besar bersifat ilusi, dan untuk melaksanakan tugas mereka dengan setia, terus-menerus bercita-cita ke Surga. Semoga umat beriman tetap waspada dan berjaga-jaga untuk siap menyambut Yesus ketika Ia datang dalam kemuliaan-Nya.
Melalui contoh-contoh yang diambil dari kehidupan sehari-hari, Tuhan menasihati para pengikut-Nya, yaitu kita, untuk hidup dengan watak batin ini, seperti para hamba dalam perumpamaan yang sedang menantikan kedatangan tuan mereka. "Berbahagialah hamba-hamba", katanya, "yang didapati tuannya dalam keadaan terjaga ketika ia datang" (Luk 12:37). Karena itu kita harus berjaga-jaga, berdoa, dan berbuat baik.
Memang benar, kita semua adalah pengembara di bumi [...] Oleh karena itu, Liturgi Sabda hari ini ingin mengajak kita untuk berpikir tentang "kehidupan dunia yang akan datang", seperti yang kita ulangi setiap kali kita mengucapkan pengakuan iman kita dengan Syahadat. Ini adalah undangan untuk menjalani hidup kita dengan bijaksana dan dengan pandangan jauh ke depan, untuk mempertimbangkan dengan saksama takdir kita, dengan kata lain, realitas-realitas yang kita sebut final: kematian, penghakiman terakhir, kekekalan, surga dan neraka. Dan dengan cara inilah kita memikul tanggung jawab atas dunia dan membangun dunia yang lebih baik.