Hari Biasa Pekan XXIX
Antifon Pembuka (Ef 2:4-5)
Allah yang kaya rahmat, telah menghidupkan kita bersama Kristus, sekalipun kita telah mati karena kesalahan-kesalahan kita. Jadi kita diselamatkan karena kasih karunia.
Doa Pagi
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah membangunkan kami dan membawa terang matahari pagi. Terlebih Engkau membimbing kami kepada terang hati Sengan sabda Putra-Mu. Bantulah kami dalam melangkah di jalan keselamatan Putra-Mu. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Tuhanlah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita.
atau Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100:2-5; Ul: lh. 3c)
1. Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-menurun.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (12:13-21)
Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah seorang dari mereka berkata kepada Yesus, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan daku.” Tetapi Yesus menjawab, “Saudara, siapa yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu.” Kemudian Ia menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’. Lalu katanya, ‘Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!’ Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?’ Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Dapat dikatakan bahwa hidup adalah ujian yang paling sulit. Banyak orang gagal karena mencoba meniru orang lain, tanpa menyadari bahwa setiap orang memiliki masalah yang berbeda.
Dalam Injil, Yesus memiliki ajaran bagi kita yang akan membantu kita dalam memandang kehidupan ketika Dia berkata: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu.”
Kemudian Dia menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang kaya yang mendapatkan hasil panen yang melimpah dan membuat rencana untuk mengamankan masa depannya dengan kekayaannya.
Dan dia disebut "bodoh" karena dia mengira bahwa kekayaannya adalah jaminan bagi jiwanya, tanpa menyadari bahwa kekayaannya mungkin miliknya tetapi jiwanya adalah milik Tuhan.
Kita dapat mengatakan bahwa orang kaya gagal dalam ujian kehidupan karena dia cukup bodoh untuk berpikir bahwa kekayaannya dapat menyelamatkannya.
Tetapi seperti bacaan pertama akan mengingatkan kita, bahwa oleh kasih karunia Yesus Kristus kita telah diselamatkan melalui iman. Bukan karena kita sendiri, tapi karena pemberian dari Tuhan. Bukan dengan apa pun yang telah kita lakukan, maka jangan sampai ada yang memegahkan diri.
Janganlah kita menjadi begitu bodoh hingga gagal dalam ujian kehidupan. Kita harus menyadari bahwa tidak ada kekayaan yang lebih besar di dunia ini selain kedamaian pikiran dan bahwa Tuhan mencintai kita dengan begitu banyak cinta dan Dia begitu murah hati dengan belas kasihan-Nya sehingga Dia telah memberi kita tempat di surga. Kita hanya perlu bersyukur dan bersyukur bisa lulus ujian hidup.(RENUNGAN PAGI)
Komentar harian
Paus Benediktus XVI, Homili, Minggu Palma, 9 April 2006
Kemiskinan yang dimaksudkan Yesus - yang dimaksudkan para nabi - mengandaikan terutama kebebasan batin dari keserakahan akan kepemilikan dan kegilaan akan kekuasaan. Ini adalah kenyataan yang lebih besar daripada sekadar pembagian harta benda yang berbeda, yang masih akan berada dalam ranah materi dan dengan demikian membuat hati semakin keras. Pertama-tama, hal itu adalah masalah pemurnian hati, yang melaluinya seseorang menyadari kepemilikan sebagai tanggung jawab, sebagai kewajiban terhadap orang lain, menempatkan dirinya di bawah tatapan Tuhan dan membiarkan dirinya dibimbing oleh Kristus, yang dari kaya menjadi miskin demi kita (lih. II Kor 8:9).
Kebebasan batin adalah prasyarat untuk mengatasi kerusakan dan keserakahan yang menghancurkan dunia saat ini. Kebebasan ini hanya dapat ditemukan jika Tuhan menjadi kekayaan kita; kebebasan ini hanya dapat ditemukan dalam kesabaran pengorbanan harian, yang di dalamnya, seolah-olah, kebebasan sejati berkembang. Rajalah yang menunjukkan kepada kita jalan menuju tujuan ini: Yesus, yang kita minta untuk membawa kita bersama-Nya dalam perjalanan-Nya.