| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 14 November 2024 Hari Biasa Pekan XXXII

 
Kamis, 14 November 2024
Hari Biasa Pekan XXXII

“Doa tidak membutuhkan perkataan yang banyak. Hanya katakan, ‘Tuhan, Engkau Mahatahu, jadilah kehendak-Mu, kasihanilah aku.’ Jika musuh menyerangmu, hanya katakan: ‘Tuhan, kasihanilah!’ Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi kita, dan menganugerahkan kita belas kasih.” — St. Makarius dari Mesir

   

Antifon Pembuka (Mzm 146:7)

Tuhan tetap setia terhadap orang yang dihina, menjamin keadilan bagi orang yang ditindas. Tuhan memberi makan orang yang lapar, membebaskan orang yang terbelenggu.

Doa Pagi 
   
Allah Bapa kami di surga, bagaikan benih di tanah demikianlah tumbuhnya Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mewartakan misteri kehadiran-Mu dalam diri kami dalam segala tingkah laku kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

        
Credit: JMLPYT/istock.com
 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon (7-20)
     
 
"Terimalah dia kembali, bukan lagi sebagai budak, melainkan sebagai saudara terkasih."
      
Saudara terkasih, aku sudah memperoleh kegembiraan besar dan kekuatan karena kasihmu, sebab engkau telah menghibur hati orang-orang kudus. Karena itu, sekalipun dalam Kristus aku bebas memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, namun mengingat kasihmu itu lebih baik aku memintanya kepadamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua dan kini dipenjarakan demi Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dahulu dia memang tidak berguna bagimu tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia, buah hatiku itu, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan, bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selamanya bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. Dan kalau dia sudah merugikan dikau ataupun berutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku. Aku Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: aku akan membayarnya, untuk tidak mengatakan “Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!” karena engkau berhutang padaku, yakni dirimu sendiri. Ya Saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburlah hatiku di dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Atau: Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
Atau: Alleluya.
Ayat. (Mzm 146:7-8-9a.9bc-10; R: 2b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkannya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion turun-temurun!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (bdk Yoh 15:5)
Akulah pokok anggur, kalian ranting-rantingnya, sabda Tuhan. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kalian akan berbuah banyak.
      
Inilah Injil Suci menurut Lukas (17:20-25)
     
"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."
          
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, ‘Lihat, ia ada di sini’, atau ‘ia ada di sana’. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.” Yesus berkata kepada para murid, “Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!’ Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut. Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan
  
Kita sering kali mencari kepastian kepada hal-hal yang luar biasa bahwa Tuhan hadir dalam situasi kita saat ini.

Dengan kata lain, kita berharap Tuhan akan melakukan mukjizat untuk menyelesaikan situasi yang sulit dan putus asa.

Dan ketika kita dalam kesusahan, baik dalam keadaan sakit atau dalam bahaya, naluri kita akan mencari solusi segera di sana-sini.

Orang-orang Farisi bertanya kapan Kerajaan Allah akan datang. Gagasan mereka tentang Kerajaan Allah tidak jauh berbeda dari gagasan kita tentang Tuhan yang memiliki solusi cepat.

Kita ingin Tuhan menunjukkan kuasa dan kekuatan-Nya, untuk membalas orang-orang jahat, dan melindungi kita dari bahaya dan malapetaka. Lagi pula, jika Tuhan adalah raja, maka Dia seharusnya melakukan semua ini untuk menunjukkan tentang apa kerajaan-Nya.

Namun, Tuhan lebih sering ditemukan dalam ketenangan: dalam kesabaran yang tenang, sukacita yang tenang, kebaikan dan kemurahan hati yang tenang.

Kerajaan Allah hadir ketika ada pengampunan dan rekonsiliasi dan penerimaan, seperti bagaimana St. Paulus mendesak Filemon untuk mengampuni dan menerima Onesimus, mantan budaknya, untuk menjadi saudaranya.

Ya, Kerajaan Allah ditemukan dalam tindakan kasih yang sederhana, tenang, dan rendah hati. Semoga kita memiliki hati yang tenang dan penuh kasih untuk melihatnya.
 
Antifon Komuni (Luk 17:10b. 21b)
  
Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah-Mu.     
    
Kamis Pekan Ketiga Puluh Dua dalam Masa Biasa
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Pertukaran ucapan selamat Natal dengan Kuria Roma, 22 Desember 2006

Berbicara tentang Tuhan, kita menyentuh secara tepat pokok bahasan yang, dalam khotbah Yesus di bumi, merupakan fokus utamanya. Pokok bahasan mendasar dari khotbah ini adalah wilayah Tuhan, "Kerajaan Allah". Ini tidak berarti sesuatu yang akan terjadi pada suatu waktu atau waktu lain di masa depan yang tidak dapat ditentukan. Ini juga tidak berarti dunia yang lebih baik yang ingin kita ciptakan, selangkah demi selangkah, dengan kekuatan kita sendiri. Dalam istilah "Kerajaan Allah", kata "Allah" adalah genitif subjektif. Ini berarti: Allah bukanlah sesuatu yang ditambahkan ke "Kerajaan" yang bahkan mungkin dapat dihilangkan.
 
Allah adalah pokok bahasan. Kerajaan Allah sebenarnya berarti: Allah berkuasa. Dia sendiri hadir dan penting bagi manusia di dunia. Dia adalah pokok bahasan, dan di mana pun pokok bahasan ini tidak ada, tidak ada yang tersisa dari pesan Yesus. Oleh karena itu, Yesus berkata kepada kita: Kerajaan Allah tidak datang dengan cara yang membuat orang, bisa dikatakan, berdiri di pinggir jalan untuk menyaksikan kedatangan-Nya. "Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu!" (lih. Luk 17:20 dst.). Kerajaan Allah berkembang di mana pun kehendak Allah terjadi. Kerajaan Allah hadir di mana pun ada orang yang terbuka terhadap kedatangan-Nya dan dengan demikian mempersilakan Allah masuk ke dunia. Jadi, Yesus adalah Kerajaan Allah secara pribadi: manusia yang di dalamnya Allah hadir di antara kita dan melalui Dia kita dapat menyentuh Allah, mendekat kepada Allah. Di mana pun hal ini terjadi, dunia diselamatkan.
 
Doa Malam

Bapa yang Mahabaik dan penuh belas kasih, jadikanlah kami orang Kristiani yang baik, mampu memancarkan kasih dalam diri sesama. Semoga sikap dan perbuatan kami dapat menghadirkan karya keselamatan, dan membawa banyak orang untuk makin mengimani Engkau dan Putra-Mu, Tuhan, dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy