Hari Biasa Pekan XXXII
“Doa tidak membutuhkan perkataan yang banyak. Hanya katakan, ‘Tuhan, Engkau Mahatahu, jadilah kehendak-Mu, kasihanilah aku.’ Jika musuh menyerangmu, hanya katakan: ‘Tuhan, kasihanilah!’ Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi kita, dan menganugerahkan kita belas kasih.” — St. Makarius dari Mesir
Antifon Pembuka (Mzm 146:7)
Tuhan tetap setia terhadap orang yang dihina, menjamin keadilan bagi orang yang ditindas. Tuhan memberi makan orang yang lapar, membebaskan orang yang terbelenggu.
Doa Pagi
Allah Bapa kami di surga, bagaikan benih di tanah demikianlah tumbuhnya Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mewartakan misteri kehadiran-Mu dalam diri kami dalam segala tingkah laku kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Credit: JMLPYT/istock.com |
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon (7-20)
Saudara terkasih, aku sudah memperoleh kegembiraan besar dan kekuatan karena kasihmu, sebab engkau telah menghibur hati orang-orang kudus. Karena itu, sekalipun dalam Kristus aku bebas memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, namun mengingat kasihmu itu lebih baik aku memintanya kepadamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua dan kini dipenjarakan demi Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dahulu dia memang tidak berguna bagimu tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia, buah hatiku itu, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan, bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selamanya bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. Dan kalau dia sudah merugikan dikau ataupun berutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku. Aku Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: aku akan membayarnya, untuk tidak mengatakan “Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!” karena engkau berhutang padaku, yakni dirimu sendiri. Ya Saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburlah hatiku di dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Atau: Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
Atau: Alleluya.
Ayat. (Mzm 146:7-8-9a.9bc-10; R: 2b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkannya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion turun-temurun!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (bdk Yoh 15:5)
Akulah pokok anggur, kalian ranting-rantingnya, sabda Tuhan. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kalian akan berbuah banyak.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (17:20-25)
Renungan
Kita sering kali mencari kepastian kepada hal-hal yang luar biasa bahwa Tuhan hadir dalam situasi kita saat ini.
Dengan kata lain, kita berharap Tuhan akan melakukan mukjizat untuk menyelesaikan situasi yang sulit dan putus asa.
Dan ketika kita dalam kesusahan, baik dalam keadaan sakit atau dalam bahaya, naluri kita akan mencari solusi segera di sana-sini.
Orang-orang Farisi bertanya kapan Kerajaan Allah akan datang. Gagasan mereka tentang Kerajaan Allah tidak jauh berbeda dari gagasan kita tentang Tuhan yang memiliki solusi cepat.
Kita ingin Tuhan menunjukkan kuasa dan kekuatan-Nya, untuk membalas orang-orang jahat, dan melindungi kita dari bahaya dan malapetaka. Lagi pula, jika Tuhan adalah raja, maka Dia seharusnya melakukan semua ini untuk menunjukkan tentang apa kerajaan-Nya.
Namun, Tuhan lebih sering ditemukan dalam ketenangan: dalam kesabaran yang tenang, sukacita yang tenang, kebaikan dan kemurahan hati yang tenang.
Kerajaan Allah hadir ketika ada pengampunan dan rekonsiliasi dan penerimaan, seperti bagaimana St. Paulus mendesak Filemon untuk mengampuni dan menerima Onesimus, mantan budaknya, untuk menjadi saudaranya.
Ya, Kerajaan Allah ditemukan dalam tindakan kasih yang sederhana, tenang, dan rendah hati. Semoga kita memiliki hati yang tenang dan penuh kasih untuk melihatnya.
Antifon Komuni (Luk 17:10b. 21b)
Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah-Mu.
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Pertukaran ucapan selamat Natal dengan Kuria Roma, 22 Desember 2006
Berbicara tentang Tuhan, kita menyentuh secara tepat pokok bahasan yang, dalam khotbah Yesus di bumi, merupakan fokus utamanya. Pokok bahasan mendasar dari khotbah ini adalah wilayah Tuhan, "Kerajaan Allah". Ini tidak berarti sesuatu yang akan terjadi pada suatu waktu atau waktu lain di masa depan yang tidak dapat ditentukan. Ini juga tidak berarti dunia yang lebih baik yang ingin kita ciptakan, selangkah demi selangkah, dengan kekuatan kita sendiri. Dalam istilah "Kerajaan Allah", kata "Allah" adalah genitif subjektif. Ini berarti: Allah bukanlah sesuatu yang ditambahkan ke "Kerajaan" yang bahkan mungkin dapat dihilangkan.
Bapa yang Mahabaik dan penuh belas kasih, jadikanlah kami orang Kristiani yang baik, mampu memancarkan kasih dalam diri sesama. Semoga sikap dan perbuatan kami dapat menghadirkan karya keselamatan, dan membawa banyak orang untuk makin mengimani Engkau dan Putra-Mu, Tuhan, dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.