| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 24 November 2024 Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam

 
Author Boston (talk) (CC)

Minggu, 24 November 2024
Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam

"Kerajaan Kristus tetap sepenuhnya tersembunyi sampai Ia berusia 30 tahun, tahun-tahun yang Ia habiskan dalam kehidupan biasa di Nazaret. Kemudian, selama kehidupan publik-Nya, Yesus meresmikan Kerajaan baru yang "bukan milik dunia ini" (Yoh 18:36), dan akhirnya, dengan kematian dan Kebangkitan-Nya, Ia sepenuhnya menegakkannya" - Paus Benediktus XVI, Hari Raya Kristus Raja, 20 November 2005.


Antifon Pembuka (Why. 5:12, 1:6)

Pantaslah Anak Domba yang disembelih itu menerima kuasa dan kekayaan, hikmat, kekuatan, dan hormat. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

How worthy is the Lamb who was slain. to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor. To him belong glory and power for ever and ever.

Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.


Doa Pagi


Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudakan berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:13-14)
  
"Kekuasaan-Nya kekal adanya."
    
Aku, Daniel, melihat dalam penglihatan waktu malam: Nampak seorang seperti anak manusia datang dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya, dan diantar ke hadapan-Nya. Kepada yang serupa anak manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku bahasa dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan.
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, Tuhan adalah Raja, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh, ya Tuhan yang abadi. Bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa.

Bacaan dari Kitab Wahyu (1:5-8)
  
"Ia yang berkuasa atas raja-raja di bumi telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah."
  
Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, Amin. “Aku adalah Alfa dan Omega,” firman Tuhan Allah, “yang kini ada, yang dahulu sudah ada, dan yang akan tetap ada, Yang Mahakuasa.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955, rev. 2019
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mrk 11:9b.10a)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (18:33b-37)
  
"Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja."
  
Ketika Yesus dihadapkan ke pengadilan, bertanyalah Pilatus kepada-Nya, “Engkaukah raja orang Yahudi? Jawab Yesus, “Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu? Atau adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?” Kata Pilatus, “Orang Yahudikah aku! Bangsamu sendiri dan imam-imam kepala telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?” Jawab Yesus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini!” Maka kata Pilatus kepada-Nya, “Jadi Engkau adalah Raja?” Jawab Yesus, “Seperti yang kaukatakan, Aku adalah Raja. Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itulah Aku datang ke dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan


Dalam Injil, Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia adalah seorang Raja dan bahwa Dia datang ke dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran, dan semua orang yang berada di pihak kebenaran akan mendengarkan suara-Nya. Jadi, apakah kebenaran ini? Kebenaran tentu lebih dari sekadar fakta atau ekspresi realitas. Keheningan yang bergema di hati, keheningan yang mengingatkan kenangan dan menciptakan kenangan.  Tetapi lebih dari itu, kita tahu bahwa Tuhan adalah kebenaran. Kebenaran adalah hakikat Tuhan, dan Yesus datang ke dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran. Jadi, kebenaran itu menjadi manusia tidak lain dari Yesus. Dan mereka yang berada di pihak kebenaran atau ingin berdiri di pihak kebenaran harus mendengarkan suara Yesus dalam keheningan hati mereka.

Kerajaan dunia ingin memamerkan kekuasaan dan kekuatannya, sedangkan Kerajaan Yesus adalah tentang kelembutan dan kerendahan hati. Kerajaan dunia mencari perhatian dan kepuasan, sedangkan Kerajaan Yesus adalah tentang pelayanan dan pengorbanan. Kerajaan dunia mendesak kebebasan tanpa batasan: pro-pilihan (alias aborsi atas permintaan), seks aman, seks bebas, pernikahan sesama jenis, dan melakukan apa pun. Kerajaan Yesus adalah pengakuan dan komitmen kita kepada Yesus sebagai Raja kita dan bahwa Dia adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup.

Namun, suara keras kerajaan dunia sering kali menenggelamkankebenaran dan kasih Kerajaan Yesus. Jadi, kita terganggu dan putus asa oleh suara dunia yang menggelegar dan menggelegar itu. Bahkan nabi Elia pun putus asa ketika dia menghadapi penganiayaan dari musuh-musuhnya dan dia melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gua. Namun, dia disuruh keluar dari gua untuk menemui Tuhan. Pertama-tama datanglah angin kencang dan dahsyat yang menghantam batu-batu di sekitarnya. Namun Tuhan tidak berada dalam angin. Kemudian terjadi gempa bumi, tetapi Tuhan tidak berada dalam gempa bumi itu. Kemudian terjadi api, tetapi Tuhan tidak berada dalam api itu. Kemudian terdengarlah suara lembut dan halus, dan ketika Elia mendengarnya, ia menutupi wajahnya dengan jubahnya dan pergi menemui Tuhan.

Jadi saat kita merayakan Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam, kita diingatkan bahwa Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Kerajaan-Nya adalah kerajaan kebenaran dan kasih, dan kita membutuhkan keheningan doa dan keheningan dalam doa untuk mendengar suara kebenaran dan kasih-Nya.  Karena kebenaran dan kasih akan menang dan hanya Kerajaan Kristus yang akan berdiri pada akhirnya.
(RENUNGAN PAGI)  

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
 
 
Hanya di dalam kebenaran kasih bersinar, hanya di dalam kebenaran kasih dapat benar-benar dilaksanakan secara murni. Kebenaran adalah terang yang memberikan arti dan nilai kepada kasih. Terang itu adalah terang akal dan terang iman, yang melaluinya akal budi mencapai kebenaran kodrat dan adikodrati dari kasih: ia mencakup artinya sebagai karunia pemberian, penerimaan, dan persekutuan. Tanpa kebenaran, kasih menurun tingkatnya menjadi hal-hal sentimental. Kasih menjadi bungkus kulit yang kosong, untuk diisi dengan cara yang sewenang-wenang tanpa batas. Di dalam budaya yang tanpa kebenaran, ini adalah resiko fatal yang dihadapi oleh kasih.  Hal ini menjatuhkan korban dalam kesatuan emosi dan pendapat yang subyektif, kata “kasih” disalahgunakan dan diubah, menuju titik yang malah berarti sebaliknya. Kebenaran membebaskan kasih dari batas-batas emosionalisme yang mencabutnya dari maknanya yang bersifat relasional dan sosial, dan dari fideisme yang mencabutnya dari kemanusiaan dan ruang nafas universal. Di dalam kebenaran, kasih mencerminkan dimensi personal namun juga dimensi publik dari iman di dalam Tuhan yang dikisahkan dalam Kitab Suci, Ia yang adalah Agape dan Logos: Kasih dan Kebenaran, Kasih dan Firman. (Paus Benediktus XVI, SURAT ENSIKLIK CARITAS IN VERITATE, No. 3)

Antifon Komuni (Mzm 29:10-11)

Tuhan akan bertakhta sebagai Raja untuk selamanya. Tuhan akan memberkati umat-Nya damai.

Sedebit Dominus Rex in æternum: Dominus benedicet populo suo in pace.

The Lord sits as King for ever. The Lord will bless his people with peace.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy