| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 23 November 2024 Hari Biasa Pekan XXXIII

 
Sabtu, 23 November 2024
Hari Biasa Pekan XXXIII
    
“Kita terus-menerus membutuhkan belas kasih Allah dan wajib berdoa setiap hari, 'Dan ampunilah kesalahan kami' (Mat 6:12)” (St. Agustinus)

         

Antifon Pembuka (Mzm 144:1)
 
Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang. 
   
Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Mahasempurna, manusia dan ciptaan lainnya Kau kehendaki disempurnakan oleh Ro-Mu yang telah Kaujanjikan. Semoga kami terbuka menerima daya hidup kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
 (CC0/public domain)

Bacaan dari Kitab Wahyu (11:4-12)
     
 
"Kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi."
     
Aku, Yohanes, mendengar suatu suara yang berkata, “Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Jika ada orang yang hendak menyakiti keduanya keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian. Kedua saksi itu mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat. Dimilikinya pula kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali dikehendakinya. Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksiannya, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku, bahasa dan kaum melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak akan memperbolehkan mayat itu dikubur. Dan para penduduk bumi akan bergembira dan bersukacita atas kedua saksi itu. Mereka akan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. Tetapi, tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam kedua orang itu, sehingga mereka bangkit. Semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. Dan orang-orang itu akan mendengar suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, “Naiklah ke mari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ayat. (Mzm. 144:1,2,9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunng Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung. Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku.
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b) 
Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
     
Inilah Injil Suci menurut Lukas (20:27-40)
    
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
     
Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menulis untuk kita perintah ini: Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Ada tujuh orang bersaudara.. Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan
 
    Ketika kita berbicara tentang kematian, kehidupan setelah kematian, dan surga, kita jelas berbicara tentang hal-hal yang berada di luar pemahaman manusia.

Namun, pada saat yang sama, kita juga mencoba menggunakan pemahaman dan pengalaman manusia untuk menggambarkan kehidupan setelah kematian dan surga.

Jadi, kita akan menggunakan istilah-istilah seperti istirahat kekal, sukacita dan kebahagiaan kekal, perjamuan surgawi, untuk mendapatkan gambaran tentang seperti apa kehidupan setelah kematian.

Namun, salah satu topik yang paling sulit untuk dibahas adalah tentang hubungan di akhirat.

Apa yang akan terjadi pada hubungan keluarga, hubungan suami istri, dan persahabatan di akhirat?

Hal ini sungguh menarik dan kita dapat berspekulasi dan bertanya-tanya tentang pertanyaan yang diajukan orang Saduki kepada Yesus.

Namun, jika kita akan berspekulasi tentang pertanyaan itu dan mencoba merumuskan kemungkinan jawaban, maka kita mungkin telah kehilangan intinya.

Hal yang penting adalah bahwa di akhirat di surga, semuanya difokuskan pada Tuhan. Tidak ada hal lain yang penting.

Tuhan adalah Allah yang hidup, karena di dalam Tuhan semua orang hidup, dan dari Dialah semua orang akan terus memperoleh kehidupan, bahkan di akhirat. Bahkan di bumi, Allah kehidupanlah yang mempersatukan kita dengan kasih-Nya. Jadi hubungan kita harus berakar pada Tuhan yang memberi kita kepenuhan hidup dan kasih.

Hanya di dalam Tuhan kita akan hidup sepenuhnya dan hubungan kita juga akan penuh kasih dan memberi kehidupan.

 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 
 
 
Antifon Komuni (Luk 20:37, 38)
 
Musa menyebut Tuhan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup. 
 
Sabtu Pekan Ketiga Puluh Tiga Masa Biasa
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Misa Kudus untuk Manuela Camagni, 2 Desember 2010

 
Dalam kontroversi kaum Saduki mengenai Kebangkitan, Tuhan berkata kepada mereka — yang tidak percaya akan hal itu: tetapi Allah menyebut diri-Nya sebagai “Allah Abraham, Ishak, Yakub”. Ketiganya adalah bagian dari nama Allah, mereka tertulis dalam nama Allah, mereka ada dalam nama Allah, dalam ingatan Allah, dan dengan demikian Tuhan berkata: Allah bukanlah Allah orang mati, Ia adalah Allah orang hidup, dan mereka yang menjadi bagian dari nama Allah, yang ada dalam ingatan Allah, adalah hidup. Kita, manusia, dengan ingatan kita, sayangnya hanya dapat menyimpan bayangan dari orang-orang yang kita kasihi. Namun, ingatan akan Allah tidak hanya menyimpan bayangan, ia adalah asal mula kehidupan; di sini orang mati menjadi hidup, dalam kehidupan-Nya dan dengan kehidupan-Nya mereka telah memasuki ingatan Allah yang adalah kehidupan. Tuhan berkata kepada kita hari ini: kalian ditulis dalam nama Tuhan, kalian hidup dalam Tuhan dengan kehidupan sejati, kalian hidup dari sumber kehidupan sejati. Dengan demikian, kita dihibur di saat duka ini. Dan Liturgi yang diperbarui setelah Konsili berani mengajarkan kita untuk menyanyikan “Alleluya” dalam Misa untuk orang yang meninggal. Ini berani! Kita merasakan terutama kesedihan karena kehilangan, kita merasakan terutama ketidakhadiran, masa lalu, tetapi Liturgi tahu bahwa kita berada dalam Tubuh Kristus itu sendiri dan hidup dalam ingatan akan Tuhan yang merupakan ingatan kita.

Doa Malam

Ya Tuhan Yesus, di hadapan-Mu semua orang hidup. Oleh karena itu, kumohon rahmat-Mu untuk selalu menyadari kefanaan dunia ini yang hanyalah sarana untuk bertumbuh dalam kasih dan kerahiman-Mu yang tak terbatas. Amin.

RENUNGAN PAGI

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy