Hari Biasa Pekan XXXIII
“Citra Allah hadir dalam setiap manusia” (Katekismus Gereja Katolik, 1702)
Antifon Pembuka (2Mak 6:30)
Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan kini menanggung sengsara hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa kuderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau menganugerahi kami teladan para kudus yang rela mengorbankan hidup demi kebenaran. Semoga kami berani bertindak selaras dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Karya: 279photo/istock.com |
Bacaan dari Kitab Wahyu (3:1-6.14-22)
Aku Yohanes, mendengar Tuhan bersabda kepadaku, “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal, yang sudah hampir mati. Sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jika engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Daku dalam pakaian putih, karena mereka layak untuk itu. Barangsiapa menang, ia akan diberi pakaian putih seperti itu. Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan, tetapi akan Kuakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, yaitu saksi yang setia dan benar, permulaan ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas! Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, maka Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkaya diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihati engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya; dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumasi matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihatlah, Aku bediri di muka pintu dan mengetuk. Jika ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan makan bersama dengan dia, dan ia bersama dengan Daku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama dengan Daku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 4:10b)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (19:1-10)
Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Renungan
Secara umum, seiring bertambahnya usia, seseorang juga harus menjadi lebih bijaksana.
Mengingat bahwa seiring bertambahnya usia, datanglah pengalaman hidup yang membuat seseorang melihat lebih jelas dan berpikir lebih dalam.
Begitulah Eleazar dalam bacaan pertama. Menjadi salah satu guru hukum terkemuka dan maju selama bertahun-tahun dengan bermartabat, ia diuji imannya kepada Allah.
Tapi dia memutuskan untuk mati dengan terhormat daripada hidup dalam aib. Dia bahkan tidak akan berpura-pura makan makanan terlarang.
Seperti yang dia katakan, “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan dirilayak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci itu.”
Eleazar lebih baik mati daripada menjadi skandal bagi orang lain, terutama bagi kaum muda. Tidak hanya dia lebih bijaksana dengan usia, dia juga mulia dan bermartabat dalam hal kematian.
Dalam Injil, Zakheus, pemungut cukai, juga telah sampai pada titik dalam hidupnya ketika dia harus memutuskan bagaimana menjalani sisa hidupnya dengan bermartabat dan harga diri.
Keinginannya untuk melihat Yesus adalah tanda bahwa hatinya merindukan kedamaian dalam hidupnya.
Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Semoga kita juga mencari Yesus dalam tahap kehidupan apa pun kita berada dan tidak kehilangan waktu lagi dalam perjalanan kita menuju keselamatan.
Doa Malam
Tuhan Yesus, setiap saat selalu kujumpai sesama yang sungguh ingin berbuat baik dalam bentuk apapun. Buatlah aku turut mendukung keinginan mereka, untuk menjadi penyalur kasih dan kebaikan-Mu terhadap sesama. Amin.
RENUNGAN PAGI