Kamis, 16 Januari 2025
Hari Biasa Pekan I
“Demikianlah
Ekaristi menggenapi pemulihan yang dimulai di palungan. Sebab itu
bersukacitalah pada hari yang indah ini, di mana matahari Ekaristi
muncul. Janganlah pernah rasa syukurmu memisahkan palungan dari altar,
Sabda yang menjadi daging dari Allah-Manusia yang menjadi roti hidup
dalam Ekaristi.” (St Petrus Yulianus Eymard)
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)
Masuklah, mari kita bersujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan
pencipta kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kita umat gembalaan-Nya dan
kawanan domba-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa di surga, semoga hati kami terbuka terhadap Roh-Mu, agar
dapat menangkap semua sabda yang mewartakan nama-Mu; agar kami langsung
mengenal Dia, Sabda-Mu sendiri, yang patut dipercaya dan penuh cinta
kasih, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah yang hidup dan berkuasa
bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Credit: valokuvaus/istock.com |
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (3:7-14)
Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”’ supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, “Janganlah kalian bertegar hati.”
Ayat. (Mzm 95:6-7.8-9.10-11; R:8)
1. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
2. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
3. Empat puluh tahun lamanya Aku muak terhadap angkatan itu; maka Aku berkata, "Mereka ini bangsa yang sesat hati! Mereka tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku, "Mereka takkan masuk ke tempat istirahat-Ku."
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 9:35b)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
Inilah Injil Suci menurut Markus (1:40-45)
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Renungan
Kata-kata tertentu dapat membangkitkan kenangan yang ingin kita lupakan dan pengalaman yang tidak ingin kita ingat.
Misalnya, kata "mengulang" dapat mengingatkan kita pada saat di sekolah ketika kita harus kembali belajar selama satu tahun lagi di tingkat yang sama untuk mengulang tingkat itu karena kita malas dan tidak memenuhi nilai ujian.
Atau kata "mabuk" dapat mengingatkan kita pada saat kita minum terlalu banyak dan mengatakan serta melakukan hal-hal yang kita sesali.
Dalam bacaan pertama, kata "Kegeraman" dan frasa "Hari Pencobaan di padang gurun" mengingatkan umat Allah tentang bagaimana mereka mengeluh terhadap Allah dan menantang dan bahkan menguji Allah.
Karena itu mereka menanggung akibatnya dan generasi itu mengembara di padang gurun dan tidak pernah melihat Tanah Perjanjian.
Namun jika mereka tidak belajar dari kesalahan mereka, maka kata-kata itu hanya akan membangkitkan kenangan pahit dan mereka hanya akan berkubang dalam rasa malu dan penyesalan.
Demikian pula, ketika beberapa kata membuat kita mengingat kenangan yang memalukan dan penuh penyesalan, maka kita mungkin belum belajar dari kesalahan tersebut dan kita terjebak di masa lalu.
Namun, sama seperti Yesus menyembuhkan orang kusta dan membebaskannya dari kenangan masa lalu dan pengalaman penolakan dan kepahitan, Yesus juga ingin menyembuhkan masa lalu kita sehingga kita dapat memetik pelajaran dari masa lalu dan terus maju serta bertumbuh dalam kasih dan iman.
Kita hanya perlu mengundang Yesus untuk kembali mengunjungi kenangan dan pengalaman masa lalu itu bersama kita dan kita akan melihat kehadiran-Nya di sana dan membantu kita untuk mencapai penyelesaian dan berdamai dengan kenangan dan pengalaman itu.
Kemudian seperti orang kusta yang disembuhkan, kita juga akan mengalami penyembuhan dan keselamatan.
Doa Malam
Allah Bapa Maha Penyayang, kami bersyukur atas Sabda penyembuhan-Mu; atas Putra-Mu yang menjadi tanda cinta kasih-Mu kepada manusia. Kami mohon, semoga kami selalu memperhatikan Sabda-Nya. Amin. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.