Sabtu, 01 Februari 2025
Hari Biasa Pekan III
Bila ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus melakukan kehendak Bapa. "Kehendak-Nya harus dilaksanakan, entah kita suka atau tidak dan kehendak-Nya itu terlaksana di surga dan bumi" (Sta. Teresia dari Avila).
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Hari Biasa Pekan III
Bila ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus melakukan kehendak Bapa. "Kehendak-Nya harus dilaksanakan, entah kita suka atau tidak dan kehendak-Nya itu terlaksana di surga dan bumi" (Sta. Teresia dari Avila).
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Doa Pagi
Ya Allah, teguhkanlah dalam diri kami, umat-Mu, hormat dan kasih pada nama-Mu yang kudus. Sebab mereka yang teguh berdiri atas kasih-Mu tidak pernah Engkau biarkan berjalan tanpa bimbingan-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (11:1-2.8-19)
Ya Allah, teguhkanlah dalam diri kami, umat-Mu, hormat dan kasih pada nama-Mu yang kudus. Sebab mereka yang teguh berdiri atas kasih-Mu tidak pernah Engkau biarkan berjalan tanpa bimbingan-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (11:1-2.8-19)
"Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri."
Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab
oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena
iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang
akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan
tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah
yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia
tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris
janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai
dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Karena iman ia juga
dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya
sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati
pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti
pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Dalam iman mereka
semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa
yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan
melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang
asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian
menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan
kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah
mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang
ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik
yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah
mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena
iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia,
yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang
tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal
dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Karena ia berpikir,
bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara
orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.
Ayat. (Lukas 2:69-70.71-72.73-75; R:68)
1. Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala, dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.
Inilah Injil Suci menurut Markus (4:35-41)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.
Ayat. (Lukas 2:69-70.71-72.73-75; R:68)
1. Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala, dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.
Inilah Injil Suci menurut Markus (4:35-41)
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." 36
Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus
beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan
perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk
ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 38
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka
murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau
tidak perduli kalau kita binasa?" 39 Iapun
bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam!
Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 41
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain:
"Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat
kepada-Nya?"
Renungan
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Sejak kita lahir ke dunia ini, hidup telah menjadi perjalanan dari satu tahap ke tahap lainnya.
Dari masa bayi hingga dewasa dan hingga usia lanjut, kita telah berpindah dari pelukan orang tua kita ke pelukan pasangan kita dan kita juga menggendong generasi berikutnya dalam pelukan kita.
Seiring kita menjalani dan melewati hidup dan tahun demi tahun, kita telah melewati banyak tahap dan peristiwa.
Namun, kita juga tahu bahwa kita pada akhirnya akan sampai pada tujuan akhir dari perjalanan hidup kita.
Apa yang ada di baliknya tentu saja merupakan misteri. Namun, dengan iman kepada Tuhan, kita memiliki gambaran tentang apa yang ada di balik kehidupan di bumi ini.
Bacaan pertama memberi tahu kita bahwa Abraham dan Sarah hidup dengan iman dan menjalani hidup dengan iman.
Imanlah yang menjamin berkat-berkat yang mereka harapkan, dan cukup bagi mereka untuk percaya pada keberadaan kenyataan-kenyataan yang tidak dapat mereka lihat.
Semoga kita juga menjalani hidup dengan iman, dan marilah kita terus menatap karunia hidup kekal bersama Tuhan.
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Sabtu Hari Biasa Pekan III
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Homili, Lapangan di luar Gereja Santo Pio dari Pietrelcina, 21 Juni 2009
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Homili, Lapangan di luar Gereja Santo Pio dari Pietrelcina, 21 Juni 2009
Tindakan khidmat menenangkan badai laut merupakan tanda yang jelas tentang ketuhanan Kristus atas kekuatan-kekuatan negatif dan mendorong kita untuk berpikir tentang keilahian-Nya: "Siapakah orang ini", para Murid-Nya sendiri bertanya dengan takut, "sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?" (Mrk 4:41). Iman mereka belum kokoh, iman itu sedang dibentuk; iman itu merupakan campuran antara rasa takut dan percaya; di sisi lain, penyerahan diri Yesus yang penuh kepercayaan kepada Bapa adalah total dan murni. Itulah sebabnya Ia dapat tidur selama badai, sepenuhnya aman dalam pelukan Tuhan. Akan tetapi, waktunya akan tiba ketika Yesus juga akan merasakan ketakutan dan kesedihan, ketika saatnya tiba, Ia akan merasakan beban penuh dosa manusia yang ditanggung-Nya, seperti gelombang pasang yang akan menerjang-Nya. Itu memang badai yang mengerikan, bukan kosmik tetapi spiritual. Itu adalah serangan terakhir dan ekstrem dari kejahatan terhadap Putra Allah.
Namun, pada saat itu Yesus tidak meragukan kuasa Allah Bapa atau kedekatan-Nya, meskipun Ia harus mengalami sepenuhnya jarak antara kebencian dan kasih, antara kepalsuan dan kebenaran, antara dosa dan kasih karunia. Ia mengalami drama ini dalam diri-Nya sendiri dengan rasa sakit yang luar biasa, terutama di Getsemani, sebelum penangkapan-Nya, dan kemudian sepanjang Sengsara-Nya hingga kematian-Nya di kayu Salib. Pada saat itu, Yesus di satu sisi bersatu dengan Bapa, sepenuhnya diserahkan kepada-Nya; di sisi lain, karena Ia menunjukkan solidaritas kepada orang-orang berdosa, Ia seolah-olah terpisah dan merasa ditinggalkan oleh-Nya.
RENUNGAN PAGI