Jumat ,14 Februari 2025
Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup
“Berilah umat Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya, dan kumpulkanlah semua anggotanya dalam kesatuan” (St. Sirilus)
Antifon Pembuka
Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.
These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.
Doa Pagi
Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
“Berilah umat Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya, dan kumpulkanlah semua anggotanya dalam kesatuan” (St. Sirilus)
Antifon Pembuka
Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.
These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.
Doa Pagi
Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
![]() |
Ilustrasi foto: Diocese of Siouxfall |
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.
Inilah Injil Suci menurut Markus (7:31-37)
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Periode tergelap dalam sejarah dunia, atau lebih tepatnya, periode tergelap dalam sejarah Gereja adalah ketika manusia tidak melibatkan Tuhan dalam urusan mereka.
Dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, di manakah Tuhan dalam urusan manusia?
Pada periode sebelum Reformasi Protestan di abad ke-16, di manakah Tuhan dalam urusan Gereja?
Dalam bacaan pertama, di manakah Tuhan pada saat tergelap godaan iblis?
Tentu saja Tuhan ada di sekitar, tetapi Dia tidak dimintai pendapat atau diminta untuk terlibat dalam percakapan antara ular dan perempuan itu.
Dalam kegelapan saat itu, Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dan itu membuat mereka bersembunyi dari Tuhan.
Dosa membuka mata mereka, hanya untuk membuat mereka lari dan bersembunyi.
Sedangkan Yesus membuka telinga dan melonggarkan lidah manusia, dan mata orang-orang juga terbuka untuk melihat bahwa Tuhan telah datang untuk memulihkan kebaikan ciptaan-Nya.
Sebenarnya, itulah yang ingin Tuhan lakukan bagi Adam dan Hawa ketika Dia berjalan di taman pada waktu hari yang sejuk - Dia datang sebagai seorang sahabat; Dia datang dengan kasih dan pengampunan.
Tuhan akan selalu berjalan bersama kita di saat-saat pencobaan, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari kegelapan dosa kita.
Semoga kita membuka mata kita untuk melihat terang kasih Tuhan di tengah kegelapan pencobaan dan dosa.
Semoga kita juga membuka telinga kita untuk mendengar suara Tuhan yang memanggil kita untuk kembali kepada-Nya.
Semoga kita membuka bibir kita untuk berseru kepada Tuhan agar menolong dan menyelamatkan kita.. (RENUNGAN PAGI)
Dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, di manakah Tuhan dalam urusan manusia?
Pada periode sebelum Reformasi Protestan di abad ke-16, di manakah Tuhan dalam urusan Gereja?
Dalam bacaan pertama, di manakah Tuhan pada saat tergelap godaan iblis?
Tentu saja Tuhan ada di sekitar, tetapi Dia tidak dimintai pendapat atau diminta untuk terlibat dalam percakapan antara ular dan perempuan itu.
Dalam kegelapan saat itu, Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dan itu membuat mereka bersembunyi dari Tuhan.
Dosa membuka mata mereka, hanya untuk membuat mereka lari dan bersembunyi.
Sedangkan Yesus membuka telinga dan melonggarkan lidah manusia, dan mata orang-orang juga terbuka untuk melihat bahwa Tuhan telah datang untuk memulihkan kebaikan ciptaan-Nya.
Sebenarnya, itulah yang ingin Tuhan lakukan bagi Adam dan Hawa ketika Dia berjalan di taman pada waktu hari yang sejuk - Dia datang sebagai seorang sahabat; Dia datang dengan kasih dan pengampunan.
Tuhan akan selalu berjalan bersama kita di saat-saat pencobaan, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari kegelapan dosa kita.
Semoga kita membuka mata kita untuk melihat terang kasih Tuhan di tengah kegelapan pencobaan dan dosa.
Semoga kita juga membuka telinga kita untuk mendengar suara Tuhan yang memanggil kita untuk kembali kepada-Nya.
Semoga kita membuka bibir kita untuk berseru kepada Tuhan agar menolong dan menyelamatkan kita.. (RENUNGAN PAGI)
Orang Kudus hari ini: 14 Februari 2025 St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Bdk. Mrk 16:20)
Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.
The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.
Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.
The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.
Allah Bapa yang Mahabaik, Putra-Mu telah menyebarkan kebaikan ke mana-mana: orang tuli dibuat-Nya mendengar, orang bisu berbicara. Kami mohon, semoga kami mewartakan nama-Mu kepada siapa pun di sekitar kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.