Rabu, 19 Februari 2025
Hari Biasa Pekan VI
“Manusia itu seumpama piala! Di dalam dirinya Tuhan mempersatukan Diri-Nya sebagai Pencipta dengan makhluk sebagai ciptaan.” (St. Prokopius dari Gaza)
Antifon Pembuka (Mzm 116:18-19)
Aku akan menepati nadarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya di pelataran bait Allah.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahasetia, Engkau selalu tetap setia bila kami menepati sabda-Mu dengan tulus ikhlas. Semoga Kaubuka mata hati budi kami, agar dapat memandang Putra-Mu terkasih, yang memang Kautunjukkan kepada kami bahwa Dialah kehidupan kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Biasa Pekan VI
“Manusia itu seumpama piala! Di dalam dirinya Tuhan mempersatukan Diri-Nya sebagai Pencipta dengan makhluk sebagai ciptaan.” (St. Prokopius dari Gaza)
Antifon Pembuka (Mzm 116:18-19)
Aku akan menepati nadarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya di pelataran bait Allah.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahasetia, Engkau selalu tetap setia bila kami menepati sabda-Mu dengan tulus ikhlas. Semoga Kaubuka mata hati budi kami, agar dapat memandang Putra-Mu terkasih, yang memang Kautunjukkan kepada kami bahwa Dialah kehidupan kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
"Nuh melihat-lihat; ternyata muka bumi sudah mulai kering."
Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak. Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi. Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi. Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi. Kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan. Dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, bersabdalah Tuhan dalam hati-Nya, "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya; Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-15.18-19)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita,
supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.
Inilah Injil Suci menurut Markus (8:22-26)
Inilah Injil Suci menurut Markus (8:22-26)
"Si buta itu sembuh, dan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas."
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, "Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan". Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, "Jangan masuk ke kampung!"
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Meskipun ada banyak momen bahagia dalam hidup, kita juga tahu bahwa momen bahagia tidak berlangsung lama. Momen bahagia terjalin dengan momen sedih dan tidak bahagia, seperti jalinan tali. Namun, momen bahagia mungkin tidak berlangsung lama, begitu pula momen sedih dan tidak bahagia. Momen sedih dan tidak bahagia tidak berlangsung lama, meskipun kita mungkin mengeluh dan berkata bahwa rasanya seperti selamanya.
Dalam bacaan pertama, hujan selama 40 hari telah berakhir dan keadaan mulai membaik. 40 hari itu cukup lama bagi Nuh dan rombongan di dalam bahtera, tetapi sekarang mereka menantikan udara segar, sinar matahari, dan tanah kering.
Mengenai orang buta dalam Injil, ia telah menunggu cukup lama dalam kegelapan dunianya. Yesus akan membuka matanya dan ia akan melihat dunia dalam keindahan dan kecerahannya.
Jadi, ketika kita mengalami masa yang gelap dan sulit, marilah kita ingat bahwa masa itu akan berakhir. Dengan iman kepada Tuhan, marilah kita mengangkat mata kita dan di balik awan gelap, matahari bersinar. Karena kasih Tuhan itu kekal dan Dia tidak akan membiarkan kita bersedih dan tidak bahagia terlalu lama.
Dalam bacaan pertama, hujan selama 40 hari telah berakhir dan keadaan mulai membaik. 40 hari itu cukup lama bagi Nuh dan rombongan di dalam bahtera, tetapi sekarang mereka menantikan udara segar, sinar matahari, dan tanah kering.
Mengenai orang buta dalam Injil, ia telah menunggu cukup lama dalam kegelapan dunianya. Yesus akan membuka matanya dan ia akan melihat dunia dalam keindahan dan kecerahannya.
Jadi, ketika kita mengalami masa yang gelap dan sulit, marilah kita ingat bahwa masa itu akan berakhir. Dengan iman kepada Tuhan, marilah kita mengangkat mata kita dan di balik awan gelap, matahari bersinar. Karena kasih Tuhan itu kekal dan Dia tidak akan membiarkan kita bersedih dan tidak bahagia terlalu lama.
Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)
Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan terhadapku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Rabu Pekan Keenam Masa Biasa
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Homili, 28 Oktober 2012
Seluruh Injil Markus merupakan perjalanan iman, yang berkembang secara bertahap di bawah bimbingan Yesus. Para murid adalah pelaku pertama dalam perjalanan penemuan ini, tetapi ada juga tokoh-tokoh lain yang memainkan peran penting, dan Bartimeus adalah salah satunya. Bartimeus adalah penyembuhan ajaib terakhir yang dilakukan Yesus sebelum penderitaan-Nya, dan bukanlah suatu kebetulan bahwa penyembuhan itu adalah penyembuhan seorang buta, seseorang yang matanya telah kehilangan cahaya. Kita juga tahu dari teks-teks lain bahwa keadaan kebutaan memiliki makna yang sangat penting dalam Injil. Keadaan itu menggambarkan manusia yang membutuhkan cahaya Allah, cahaya iman, jika ia ingin benar-benar mengetahui kenyataan dan menjalani jalan kehidupan. Sangat penting untuk mengakui kebutaannya, kebutuhannya akan cahaya ini, jika tidak, ia akan tetap buta selamanya (lih. Yoh 9:39-41). Bartimeus, setelah penglihatannya kembali berkat Yesus, bergabung dengan kerumunan murid, yang pastinya juga termasuk orang-orang seperti dia, yang telah disembuhkan oleh Sang Guru. Para penginjil baru seperti itu: orang-orang yang telah mengalami penyembuhan oleh Allah, melalui Yesus Kristus. Dan ciri khas mereka semua adalah hati yang gembira yang berseru bersama sang Pemazmur: "Tuhan sudah berbuat perkara besar-besar akan kami, maka sebab itu bersukacitalah hati kami." (Maz 125(126):3).
Hari ini, kita juga berpaling kepada Tuhan Yesus, Redemptor hominis dan lumen gentium, dengan rasa syukur yang penuh sukacita, menjadikan doa kita sendiri sebagai doa Santo Klemens dari Aleksandria: "sampai sekarang aku mengembara dengan harapan menemukan Allah, tetapi karena Engkau mencerahkan aku, ya Tuhan, aku menemukan Allah melalui Engkau dan aku menerima Bapa dari-Mu, aku menjadi ahli waris-Mu, karena Engkau tidak segan-segan menjadikan aku sebagai saudara-Mu. Karena itu, marilah kita singkirkan semua kebutaan terhadap kebenaran, semua ketidaktahuan: dan singkirkan kegelapan yang mengaburkan penglihatan kita seperti kabut di depan mata, marilah kita merenungkan Allah yang benar ...; karena cahaya dari surga bersinar atas kita yang terkubur dalam kegelapan dan dipenjara dalam bayang-bayang kematian, [cahaya] yang lebih murni dari matahari, lebih manis dari kehidupan di bumi ini” (Protrepticus, 113: 2 – 114:1). Amin.
Doa Malam
Tuhan, mataku tidak buta tetapi mata hatiku sering buta dan terkatup sehingga tidak dapat melihat rahmat yang melimpah dalam hidupku. Sembuhkanlah aku, ya Tuhan, agar dapat melihat cinta-Mu yang Mahaluhur. Amin.
RENUNGAN PAGI