Kamis, 20 Maret 2025 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

 
Kamis, 20 Maret 2025
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
  
"Prapaskah adalah waktu yang baik untuk menemukan kembali iman kepada Tuhan sebagai kriteria dasar bagi kehidupan kita dan bagi kehidupan Gereja." - Paus Benediktus XVI, 17 Februari 2013.

  
Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
  
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
   

Doa Pagi


Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan giat dalam karya. 
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.                  

  Credit: wwing/istock.com
                
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
   
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
    
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.   
   
Inilah Injil Suci menurut Lukas (16:19-31)
  
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati’.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
 
  Dikisahkan dalam bacaan pertama, pohon di tepi sungai mempercayakan akarnya ke sungai. Ketika panas datang, ia tidak merasa khawatir, dedaunannya tetap hijau dan tidak pernah berhenti berbuah.

Begitulah orang yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, dengan Tuhan sebagai harapannya.

Namun, orang kaya dalam perumpamaan Injil, ia menaruh kepercayaannya pada hal-hal duniawi - pada makanan, pakaian, kesenangan, dan kemewahan.

Namun, hal-hal duniawi akan berlalu, dan kematian akan seperti panas yang membakar yang akan membakar apa yang kita pegang teguh sebagai milik kita sendiri. Namun, kita tetap harus meneruskannya. Dan ke mana?

Ketika kita menaruh kepercayaan kita pada hal-hal di atas, maka kita akan tahu ke mana kita akhirnya akan pergi. Pangkuan Tuhan adalah tempat peristirahatan terakhir kita. Kita harus terus mengingatkan diri kita sendiri tentang hal itu.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Pemeriksaan Hati Nurani

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini

Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1) 
 
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
     
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord. 
 
Kamis Pekan Kedua Prapaskah
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Angelus, 30 September 2007

  
Orang kaya melambangkan penyalahgunaan kekayaan oleh mereka yang menghabiskannya untuk kemewahan yang tidak terkendali dan egois, hanya memikirkan kepuasan diri sendiri tanpa peduli sama sekali terhadap pengemis di depan pintu mereka.
Sebaliknya, orang miskin melambangkan orang yang hanya diperhatikan oleh Tuhan: tidak seperti orang kaya, ia memiliki nama: "Lazarus", singkatan dari "Eleazarus", yang berarti, tepatnya, "Tuhan menolongnya".
Tuhan tidak melupakan mereka yang dilupakan oleh semua orang; mereka yang tidak berharga di mata manusia berharga di mata Tuhan. Kisah ini menunjukkan bagaimana kejahatan duniawi digulingkan oleh keadilan ilahi: setelah kematiannya, Lazarus diterima "di pangkuan Abraham", yaitu, ke dalam kebahagiaan abadi; sedangkan orang kaya berakhir "di Hades, dalam siksaan". Ini adalah keadaan baru dan definitif yang tidak dapat dilawan lagi, itulah sebabnya seseorang harus memperbaiki jalan hidupnya selama hidupnya; melakukan hal itu setelahnya tidak ada gunanya.

Perumpamaan ini juga dapat ditafsirkan dalam perspektif sosial. Penafsiran Paus Paulus VI tentang hal itu 40 tahun yang lalu dalam Ensikliknya Populorum Progressio tetap tak terlupakan. Berbicara tentang kampanye melawan kelaparan, ia menulis: "Ini adalah pertanyaan... tentang membangun dunia di mana setiap orang... dapat menjalani kehidupan yang sepenuhnya manusiawi... di mana orang miskin Lazarus dapat duduk di meja yang sama dengan orang kaya" (n. 47).

Penyebab dari banyaknya situasi kemiskinan, Ensiklik itu mengingatkan, di satu sisi adalah "perbudakan yang dipaksakan.... oleh orang lain", dan di sisi lain, "kekuatan alam (seseorang) yang tidak memiliki kendali yang cukup" (ibid.).
 

 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy