Rabu, 05 Maret 2025 Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang

 

Rabu, 05 Maret 2025
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang        

“Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang meliputi berbagai macam perbuatan kasih yang terpuji.” (St. Leo Agung)
 
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
  
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)

Doa Pagi

Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani.  Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.     
   
Credit: AVCreations/istock.com

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
  
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
      
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, PS 812/813/M013
Ref. Kasihanilah kami, ya Allah, karena kami orang berdosa.
atau Mohon ampun kami orang berdosa.
atau Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
   
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
   
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Pada hari ini kalau kamu mendengar suara Tuhan janganlah bertegar hati.

Inilah Injil Suci menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
      
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)
 
 
Renungan 

  

Saat kita memulai masa Puasa dan Pantang dengan Rabu Abu, perhatian kita beralih kepada sesuatu yang rendah hati dan bersahaja, yaitu abu. 
 
Abu ditaburkan di dahi kita untuk mengingatkan kita akan dua aspek kehidupan kita.
 
Pertama, untuk mengingatkan kita agar menjauhi dosa dan setia kepada Injil.

Kedua, juga untuk mengingatkan kita bahwa kita ini debu dan akan kembali menjadi debu.

Ya, abu yang rendah hati dan tidak penting ini digunakan sebagai pengingat saat kita memulai masa Prapaskah.

Abu mengingatkan kita bahwa kita adalah orang berdosa dan kita membutuhkan pengampunan Tuhan.

Kita menginginkan imbalan duniawi berupa perhatian dan kita menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, meskipun itu salah dan berdosa.

Kita berpegang teguh pada harta duniawi dan kita pikir kita akan bahagia jika kita memiliki lebih banyak dari apa yang kita inginkan.

Namun, abu mengingatkan kita bahwa semua yang bersifat duniawi akan berlalu dan akan berubah menjadi debu dan abu.

Kita juga akan berlalu dan pada akhirnya akan berubah menjadi debu dan abu.

Ketika kita dapat menyadari hal ini, maka kita akan berpaling kepada Tuhan yang kekal dan abadi.

Tuhan adalah satu-satunya pahala kita yang sejati. Marilah kita berpaling kepada-Nya saja dan tidak kepada yang lain.
(RENUNGAN PAGI) 

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
 
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan bapak/ibu/saudara/i yang telah mendukung renunganpagi.id baik melalui doa maupun donasi. 
 
 
  

Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13)

Marilah kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita.
 
Immutemur habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster.

atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17)

Di balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang memuji-Mu.

Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.

atau (Mzm 51:3)

Tuhan, hapuslah kesalahanku

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
  
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30)

Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)

Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya.

Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo.

Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
     
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)
 
 
 

Komentar Hari Ini
Paus Yohanes Paulus II dalam Audiensi Umum, 8 Maret 2000
 
  Dengan menerima abu di kepala kita, kita diingatkan hari ini bahwa kita adalah debu dan akan kembali menjadi debu. Pikiran ini, yang merupakan kepastian manusia, tidak ditekankan untuk membuat kita pasrah secara pasif terhadap nasib kita. Sebaliknya, sementara liturgi menekankan bahwa kita adalah makhluk fana, liturgi mengingatkan kita akan inisiatif penuh belas kasih Tuhan dalam keinginannya untuk memberi kita bagian dalam kehidupan-Nya yang kekal dan penuh berkat.

Dalam ritus pemberian abu yang mengharukan, umat beriman mendengar undangan untuk tidak terikat pada masalah-masalah materi yang, betapapun berharganya, pada akhirnya akan memudar. Sebaliknya, mereka harus membiarkan diri mereka diubahkan oleh rahmat pertobatan dan penyesalan untuk mencapai puncak kehidupan adikodrati yang sulit namun memuaskan. Hanya di dalam Tuhan manusia menemukan dirinya sepenuhnya dan menemukan makna hakiki hidupnya.
 
Pintu Yubelium terbuka untuk semua! Biarkan siapa pun masuk yang tahu bahwa ia tertindas oleh rasa bersalah dan miskin dalam hal kemampuan; biarkan siapa pun masuk yang merasa seperti debu yang diterbangkan angin; biarkan yang lemah dan putus asa datang untuk memperoleh kekuatan baru dari Hati Kristus.
 
Dewasa ini, pembagian abu disertai dengan praktik tradisional puasa dan pantang.

Ini bukan sekadar ketaatan lahiriah, gerakan ritual, tetapi tanda-tanda yang jelas tentang perubahan hidup yang diperlukan. Puasa dan pantang terutama memperkuat orang Kristen untuk perjuangannya melawan kejahatan dan pelayanannya terhadap Injil.

Tobat dan puasa memanggil orang percaya untuk melepaskan barang-barang dan kepuasan materi yang sah untuk memperoleh kebebasan batin yang lebih besar, yang memungkinkannya untuk mendengar Sabda Allah dan dengan murah hati membantu saudara-saudarinya yang membutuhkan.

Oleh karena itu, puasa dan pantang harus disertai dengan tindakan solidaritas terhadap mereka yang menderita atau sedang mengalami saat-saat sulit. Dengan demikian, tobat menjadi bentuk berbagi dengan mereka yang terpinggirkan dan yang membutuhkan. Ini juga merupakan semangat Yubileum Agung, yang mendorong kita semua untuk menunjukkan kasih Kristus dengan cara yang nyata kepada saudara-saudari kita yang kekurangan kebutuhan hidup, yang menderita kelaparan, kekerasan, atau ketidakadilan. Dalam hal ini, saya menulis dalam Pesan Prapaskah saya: "Bagaimana kita dapat memohon rahmat Yubelium jika kita tidak peka terhadap kebutuhan orang miskin; jika kita tidak berupaya untuk memastikan bahwa semua orang memiliki apa yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang layak?" (n. 5). 
 
"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk 1:15). Marilah kita membuka hati kita terhadap kata-kata ini yang akan kita dengar berkali-kali selama masa Prapaskah. Semoga perjalanan pertobatan dan kesetiaan kepada Injil, yang kita mulai hari ini, memampukan kita semua untuk menyadari bahwa kita adalah anak-anak dari satu Bapa dan menyegarkan kembali kerinduan akan persatuan dan keharmonisan Kristen di antara bangsa-bangsa. Saya berdoa kepada Tuhan agar dalam Prapaskah Yubelium ini setiap orang Kristen akan benar-benar merasakan tugasnya untuk berdamai dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri dan dengan saudara-saudarinya. Inilah cara untuk mencapai persekutuan penuh semua murid Kristus yang kita dambakan. Semoga saatnya segera tiba ketika, melalui doa dan kesaksian umat Kristiani yang setia, dunia akan mengakui Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat dan memperoleh kedamaian dengan percaya kepada-Nya.

Semoga Maria yang tersuci membimbing kita pada langkah-langkah pertama perjalanan Prapaskah kita, sehingga kita semua dapat melewati ambang pintu pertobatan yang suci dan mengalami rahmat untuk diubahkan menjadi serupa dengan Kristus.



terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy