Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu --- Rm 10:8
Antifon Pembuka (Mzm 123 (122) :2-3)
Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami.
Like the eyes of slaves on the hand of their lords, so our eyes are on the Lord our God, till he show us his mercy. Have mercy on us, Lord, have mercy.
Doa Pagi
Allah Bapa Penyelamat orang berdosa, bukalah hati kami untuk menerima ajaran-Mu. Semoga kami bertobat dari dosa dan memperoleh manfaat dari matiraga kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Renungan
Kita bisa bersikap acuh tak acuh terhadap hukum dan peraturan jika kita hanya melihatnya sebagai hal-hal yang tidak boleh kita lakukan.
Kita bisa dengan mudah memandangnya sebagai larangan, lalu mencari cara dan sarana untuk menyiasatinya atau bahkan melakukan pelanggaran dan berusaha agar tidak tertangkap dan dihukum karenanya.
Jika demikian halnya, maka kita hanya menaati hukum secara harfiah. Namun, bagaimana dengan roh hukum? Dan apa yang dimaksud dengan roh hukum?
Dalam bacaan pertama, kita mendengar tentang perintah-perintah yang diberikan Tuhan kepada Musa untuk disampaikan kepada umat.
Namun, kita juga mendengar satu frasa yang diulang-ulang dan disisipkan di antara setiap rangkaian perintah, yaitu: Akulah Tuhan.
Artinya, di balik hukum dan perintah yang diberikan, ada pula Pemberi Hukum, dan Pemberi Hukum menaruh roh-Nya di dalam hukum dan perintah.
Oleh karena itu, ketika kita melanggar hukum dan menentang perintah, maka Tuhan Allah-lah yang tidak kita taati dan lawan.
Dalam Injil, Yesus menempatkan semangat Hukum dalam bentuk-bentuk dasar kasih seperti memberi makan yang lapar dan memberi minum yang haus, menyambut orang asing dan memberi pakaian kepada yang telanjang, merawat yang sakit dan mengunjungi mereka yang dipenjara.
Namun, ini bukan sekadar tindakan kasih kepada mereka yang membutuhkan. Yesus menjelaskan dengan sangat jelas bahwa apa pun yang dilakukan, atau tidak dilakukan, penerimanya adalah Tuhan.
Semoga mata kita terbuka selama masa Prapaskah ini untuk melihat Tuhan dalam hukum dan perintah, dan juga dalam semua orang.. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mat 25:40, 34)
Sungguh, Aku bersabda kepadamu: Apa pun yang kamu lakukan bagi saudara-Ku yang terhina sekali pun, itu kamu lakukan bagi-Ku. Datanglah kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, dan milikilah kerajaan yang tersedia bagimu sejak dunia dijadikan.
Amen, I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me, says the Lord. Come, you blessed of my Father, receive the kingdom prepared for you from the foundation of the world.
Senin Pekan Pertama Prapaskah
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Angelus, 30 Januari 2011
Yesus, Musa yang baru, “duduk di mimbar gunung” (Yesus dari Nazaret, Doubleday, New York 2007, hlm. 65) dan menyatakan “berbahagialah” orang yang miskin dalam roh, orang yang berduka, orang yang berbelas kasih, orang yang haus akan kebenaran, orang yang suci hatinya, orang yang teraniaya (lih. Mat 5:3-10). Ini bukanlah ideologi baru, tetapi ajaran yang datang dari atas dan menyentuh kondisi manusia, kondisi yang Tuhan, dalam menjadi manusia, ingin ambil alih untuk menyelamatkannya.
Injil Sabda Bahagia dikomentari dengan sejarah Gereja yang sebenarnya, sejarah kekudusan Kristen, karena, seperti yang ditulis Santo Paulus, “Allah memilih apa yang lemah bagi dunia untuk mempermalukan apa yang kuat, Allah memilih apa yang hina dan hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, untuk meniadakan apa yang berarti” (1 Kor 1:27-28).
Karena alasan ini Gereja tidak takut akan kemiskinan, penghinaan atau penganiayaan dalam masyarakat yang sering tertarik oleh kesejahteraan material dan kekuasaan duniawi. Santo Agustinus mengingatkan kita bahwa “tidak ada gunanya menanggung semua penderitaan ini, tetapi lebih baik menanggungnya dalam nama Yesus, bukan hanya dengan jiwa yang tenang, tetapi juga dengan sukacita” (lih. De sermone Domini in monte, i, 5,13: ccl 35, 13).
Ya Allah, segala puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu atas limpah kasih-Mu. Berkatilah istirahat kami malam ini agar menyembuhkan kepenatan jiwa raga kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.