Selasa, 08 April 2025
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
“Salib Tuhan menjadi sumber semua berkat, asal mula segala berkat” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27(26):14)
Taruhlah harapan-Mu pada Tuhan. Jadilah perwira dan tabahkanlah hatimu. Percayalah pada Allah.
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
“Salib Tuhan menjadi sumber semua berkat, asal mula segala berkat” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27(26):14)
Taruhlah harapan-Mu pada Tuhan. Jadilah perwira dan tabahkanlah hatimu. Percayalah pada Allah.
Wait for the Lord; be strong; be stouthearted, and wait for the Lord!
Doa Pagi
Allah Bapa sumber segala kebajikan, bantulah kami mengabdi Engkau dengan tekun. Semoga pada zaman ini umat-Mu berkembang dalam kebajikan dan bertambah dalam jumlahnya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup."
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 102:2-3.16-18.19-21)
1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (8:21-30)
"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Suatu tanda atau simbol harus jelas dan tidak salah lagi jika ingin menunjukkan apa yang seharusnya dimaksudkan.
Bendera suatu negara harus menunjukkan dengan jelas negara mana yang diwakilinya. Tanda toilet harus berbeda dari tanda lift. Dan klinik atau pusat medis harus memiliki tanda baik berwarna merah maupun hijau.
Namun dalam bacaan pertama kita mendengar tentang suatu tanda atau simbol yang agak aneh - ular perunggu pada sebuah panji. Dan itu adalah tanda/simbol bagi mereka yang digigit ular-ular api, bahwa jika mereka memandangnya, mereka tidak akan mati tetapi akan hidup.
Yang aneh adalah bahwa ular perunggu itu berbentuk seperti ular-ular api yang menggigit orang-orang dan menyebabkan kematian karena gigitannya.
Apa pun penjelasannya, itu adalah salah satu kisah paling aneh dalam Alkitab yang pasti akan menimbulkan pertanyaan.
Tentu saja itu dapat dimasukkan ke dalam salah satu cara misterius di mana Tuhan bekerja untuk mendatangkan kuasa penyelamatan-Nya.
Bagaimanapun, Tuhanlah yang memberi tahu Musa untuk melakukan itu, jadi itu adalah instruksi ilahi dan bukan ciptaan manusia.
Namun, jika kita pikirkan lebih dalam, salib tempat Yesus wafat juga dimaksudkan sebagai alat untuk menanggung penderitaan dan kematian. Namun, salib kini telah menjadi tanda/simbol keselamatan kita.
Sama seperti mereka yang dipagut ular berbisa hanya perlu memandang ular perunggu di panji dan tetap hidup, kita juga perlu memandang salib Juruselamat kita dan percaya bahwa Dia mati untuk menyelamatkan kita.
Semoga kita benar-benar percaya bahwa salib bukan lagi tentang penderitaan dan kematian, tetapi tentang pengampunan dan kehidupan.
Antifon Komuni (Yoh 12:32)
Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku, demikianlah firman Tuhan.
When I am lifted up from the earth, I will draw all to myself, says the Lord.
Doa Malam
Bapa, Engkau mengutus Putra-Mu untuk membuka jalan kebenaran bagi kami. Buatlah supaya kami tetap setia melaksanakan perintah-Nya, sebagaimana Ia telah melaksanakan segala perintah-Mu dan hanya melakukan apa yang berkenan pada-Mu. Amin.
Kehendak
Bapa dipenuhi secara sempurna di dalam Kristus oleh kehendak
manusiawi-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Pada saat masuk ke dunia
Yesus berkata: "Sungguh, Aku datang; untuk melakukan kehendak-Mu, ya
Allah-Ku" (Ibr 10:7; Mzm 40:8). Hanya Yesus dapat mengatakan tentang
Diri sendiri, bahwa Ia "senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada
Bapa" (Yoh 8:29). Ketika berdoa dalam sakratul maut Ia menyetujui
sepenuhnya kehendak Bapa: "Bukan kehendakKu, melainkan kehendak-Mulah
yang terjadi" (Luk 22:42) Bdk. Yoh 4:34; 5:30; 6:38.. Karena itu Yesus
"menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita... menurut kehendak Allah
dan Bapa kita" (Gal 1:4). "Karena kehendak-Nya inilah kita telah
dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus
Kristus" (Ibr 10:10).
RENUNGAN PAGI