Hari Selasa dalam Oktaf Paskah
'Kita harus sering mengingat apa yang Kristus katakan, bahwa bukan dia yang memulai, tetapi dia yang bertahan sampai akhir, yang akan diselamatkan.' (St. Filipus Neri)
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 15:3-4)
Kebijaksanaan dianugerahkan kepada kita laksana air untuk diminum. Kebijaksanaan Tuhan berakar dalam hati kita, dan membahagiakan kita selama-lamanya. Alleluya.
He gave them the water of wisdom to drink; it will be made strong in them and will not be moved; it will raise them up for ever, alleluia.
Doa Pagi
Allah Bapa Pencipta dan Penyelamat, Engkau telah memulihkan kami dengan perayaan Paskah. Bimbinglah kami dengan rahmat-Mu agar kami memperoleh kebebasan sempurna, sehingga dapat bergembira di dunia dan bersukacita di surga. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:36-41)
Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bumi penuh dengan kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (20:11-18)
Setelah makam Yesus kedapatan kosong, maka Maria Magdalena, berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka bahwa orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepada-Nya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepada-Nya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, “Rabuni!” artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Renungan
Demikian pula, Petrus yang berbicara pada hari Pentakosta adalah orang yang berbeda dari orang yang menyangkal Yesus tiga kali dan menangis. Sesuatu terjadi ketika orang mengalami Tuhan yang bangkit. Mereka mendapatkan kembali identitas mereka dan menemukan tujuan dan misi baru dalam hidup.
Jadi ketika kita merasa bahwa hidup telah terhenti, impian kita hancur, dan kita memiliki lebih banyak ketakutan daripada harapan, Tuhan yang bangkit datang kepada kita. Dia memanggil kita sebagaimana Dia memanggil Maria. Maria menanggapi dengan hatinya. Kita tidak bisa selalu berdiri di luar makam kekosongan atau makam kesenangan, kekayaan, kekuasaan, dan dosa. Tuhan yang bangkit memanggil kita dengan nama kita. Marilah kita menanggapi dengan hati kita sehingga hidup kita dapat memiliki makna dan misi.
Antifon Komuni (Kol 3:1-2)
Kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka, arahkanlah usahamu kepada alam hidup mulia, tempat Kristus memerintah di sisi kanan Allah. Arahkanlah perhatianmu kepada harta surgawi. Alleluya.
If you have risen with Christ, seek the things that are above, where Christ is seated at the right hand of God; mind the things that are above, alleluia.
Komentar untuk Selasa Dalam Oktaf Paskah
Paus Benediktus XVI
Oktaf Audiensi Umum Paskah
11 April 2007
Kepada Maria Magdalena Tuhan berkata: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa." (Yoh 20:17). Kata-kata ini mengejutkan kita, terutama jika kita membandingkannya dengan apa yang terjadi pada Tomas yang ragu. Di Ruang Atas, Yang bangkit sendiri menyerahkan tangan dan lambung-Nya kepada Rasul sehingga ia dapat menyentuhnya dan dengan demikian yakin bahwa itu benar-benar Dia (lih. Yoh 20:27). Sebenarnya, kedua episode itu tidak bertentangan. Sebaliknya, yang satu membantu kita memahami yang lain.
Maria Magdalena pasti ingin memiliki Tuhannya seperti sebelumnya, menganggap Salib sebagai kenangan tragis yang harus dilupakan. Namun, sejak saat itu, tidak ada lagi ruang untuk sekadar hubungan manusiawi dengan Yang Bangkit. Untuk bertemu dengan-Nya, kita tidak boleh berbalik tetapi berhubungan dengan-Nya dengan cara yang baru. Kita harus bergerak maju! Santo Bernardus menggarisbawahi hal ini: Yesus "mengundang kita semua kepada kehidupan baru ini, kepada kematian ini.... Kita tidak akan melihat Kristus dengan pandangan sekilas ke belakang" (Homili pada Paskah).
Inilah yang terjadi dengan Tomas. Yesus memperlihatkan luka-lukanya kepadanya, bukan untuk membuatnya melupakan Salib tetapi untuk membuatnya tak terlupakan di masa mendatang.
Pada kenyataannya, kita sekarang mengalihkan pandangan kita ke masa depan. Tugas murid adalah untuk memberi kesaksian tentang kematian dan Kebangkitan Gurunya dan tentang kehidupan barunya. Karena alasan ini Yesus mengundang sahabatnya yang tidak percaya untuk "menyentuhnya": Ia ingin dia memberi kesaksian langsung tentang Kebangkitan-Nya.
Saudara-saudari terkasih, kita juga, seperti Maria Magdalena, Tomas dan para Rasul lainnya, dipanggil untuk menjadi saksi kematian dan Kebangkitan Kristus. Kita tidak dapat menyimpan berita penting ini untuk diri kita sendiri. Kita harus menyampaikannya kepada seluruh dunia: "Kami telah melihat Tuhan!" (Yoh 20:25).—
.
Dengan kesedihan yang mendalam dan harapan akan kehidupan kekal, kami turut berdukacita atas wafatnya Bapa Suci kami, Paus Fransiskus.
Semoga Tuhan membalas kebaikannya atas pengabdiannya yang setia sebagai Gembala Agung kami yang lembut.
REQUIEM aeternam dona ei, Domine, et lux perpetua luceat ei . Requiescat in pace. Amen.
Doa Malam
Allah Bapa Mahakuasa, dengarkanlah permohonan kami. Kami telah Kauanugerahi rahmat pembaptisan, semoga kami dapat memperoleh kebahagiaan abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.