Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
CARI RENUNGAN
Selasa, 23 Desember 2008
Hari Biasa Khusus Adven
Doa Pagi
Allah Bapa Mahakuasa, dengan kuasa-Mu Engkau mengatur kehidupanku dan dengan setia membimbing aku agar aku berjalan menuju kepada-Mu, menikmati keselamatan-Mu. Berilah rahmat-Mu agar hari ini aku juga boleh belajar setia kepada-Mu dan kepada kehendak-Mu, meskipun kadang itu berarti penderitaan dan perjuangan.
Maleakhi menubuatkan bahwa sebelum kedatangan Hari Tuhan, nabi Elia akan datang. Ia akan membuat hati Bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan anak-anaknya kembali kepada Bapanya. Maka masa penantian adalah saat yang tepat untuk memulihkan relasi kita dengan sesama terutama dengan orang-orang terdekat kita yaitu keluarga kita.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (3:1-4; 4:5-6)
"Aku akan mengutus Nabi Elisa kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan."
Beginilah firman Tuhan semesta alam, "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-KU! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sungguh, Ia datang! Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akn duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia akan mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan berkenan di hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti di tahun yang sudah-sudah. Sesungguhnya, Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak kepada bapanya, supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Demikianlah sabda Tuhan,
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.
Ayat. (Mzm 25:4b-5b.8-9.10.14)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
3. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takwa pada-Nya, dan perjanjian-Nya Ia beritahukan kepada mereka.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah dan selamatkanlah umat-Mu.
Campur tangan Allah dalam proses kelahiran Yohanes tidak hanya disadari oleh orangtuanya. Orang-orang yang ada di sekitar mereka pun menjadi saksi. Semua itu terjadi karena Zakharia dan Elisabet akhirnya percaya sungguh bahwa kehendak Allah harus lebih diutamakan daripada hal-hal lainnya termasuk tradisi pemberian nama.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66)
"Kelahiran Yohanes Pembaptis."
Genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, "Jangan, ia harus dinamai Yohanes!" Kata merka kepadanya, "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anak itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: Namanya adalah Yohanes. Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah ikatan lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
I. Inilah Injil Tuhan kita!
U.Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Doa Malam
Allah Bapa Mahasetia, terimakasih untuk perjuangan hari ini. Semoga aku cukup setia pada hari ini, jika ada kekurangan dalam usahaku, sudilah Engkau menyempurnakannya. Tambahkan terus rahmat-Mu dalam hidupku, ya Bapa, agar aku jadi hamba-Mu yang setia. Amin.
Renungan
Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia." Memang tangan Tuhan menyertai Yohanes. Ia dilahirkan dari seorang ibu yang tua lagi mandul. Nama yang diberikan pun tidak lazim, bukan Zakharia, seturut nama ayahnya, atau nama lain dari sanak keluarga mereka, melainkan Yohanes.
Bacaan Kitab Suci dan Renungan diambil dari RUAH.
Senin, 22 Desember 2008
Hari Biasa Khusus Adven
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:24-28)
"Hana bersyukur atas kelahiran Samuel."
24 Sekali peristiwa, setelah Samuel disapih oleh ibunya, Hana, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. 25 Setelah menyembelih lembu, mereka mengantar kanak-kanak itu kepada Eli. 26 Lalu Hana berkata kepada Eli, "Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku untuk berdoa kepada Tuhan. 27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta daripada-Nya. 28 Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan." Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan,
Syukur kepada Allah.
Antar Bacaan
Ref. Hatiku bersukaria karena Tuhan, penyelamatku.
Ayat. (1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd)
1. Hatiku bersukacita karena Tuhan, aku bermegah-megah karena Allahku. Mulutku mencemoohkan musuhku, aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
2. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
3. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya, Ia merendahkan dan meninggikan juga.
4. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah, dan selamatkanlah manusia yang Kaubentuk dari tanah.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:46-56)
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku."
46 Dalam kunjungannya kepada Elisabet, ketika dipuji bahagia, Maria memuliakan Allah dan berkata, "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. 50 Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 56 Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
I. Inilah Injil Tuhan kita!
U.Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku"
"Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya" (Luk 1:46-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kutipan Warta Gembira diatas adalah kidung pujian 'Magnificat' kidung pujian bagi mereka yang terpilih oleh Allah serta mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah. Kidung ini juga menjadi bagian dari Doa/Ibadat Harian para anggota lembaga hidup bakti serta klerus dan juga bagi para anggota Legio Mariae. Dalam kidung pujian ini terkandung dua isi pokok yaitu : pengakuan dan penghayatan iman bahwa Allah Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar dalam diri manusia yang hina dina (kerendahan hati) dan menjungkirk-balikkan atau memporak-porandakan paradigma manusia (kesombongan). Orang sombong akan hancur berantakan hidupnya dan menderita, sedangkan orang rendah hati akan hidup bahagia, selamat, damai sejahtera. Maka marilah kita hayati kerendahan hati dengan mengimani bahwa "Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.". Kita semua adalah ciptaan Allah, apa yang baik, indah, mulia dan luhur dalam diri kita adalah karya Allah dalam diri kita yang hina dina ini. Maka jika dalam diri kita ada yang baik, ndah, mulia, luhur atau kita dalam keadaan sehat wal'afiat, damai sejahtera, marilah hidup dengan penuh syukur dan terima kasih. "Saat sukses kita bersyukur, saat gagal pun kita bersyukur. Sesungguhnya kekayaan dan kebahagiaan sejati ada di dalam rasa bersyukur" (Andrie Wongso). "Bersyukur adalah sikap dan perilaku yang tahu dan mau berterima kasih kepada Tuhan atas hikmat dan karunia yang telah dilimpahkanNya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 13).Sejak dalam kandungan ibu sampai kini kita semua telah menerima kasih karunia Allah melalui saudara-saudari kita, maka marilah kita hidup dan bertindak saling bersyukur dan berterimakasih.
· "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." (1Sam 1:26-28), demikian kata Hana, seorang ibu/perempuan yang penuh syukur dan terima kasih karena dianugerahi anak. Kiranya doa atau kata-kata ini dapat menjadi teladan/pegangan bagi para ibu, yang telah dianugerahi anak. Kami berharap para ibu dengan rendah hati berani 'mempersembahkan anak-anaknya kepada Tuhan' karena mereka adalah anugerah Tuhan, berasal dari Tuhan. Mempersembahkan anak-anak pada Tuhan antara lain berarti membina, mendidik dan mendampingi anak-anak sedemikian rupa sehingga tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, semakin mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Kelak kemudian hari ketika anak-anak telah dewasa menjadi 'man or woman for/with others', tidak egois dan tidak sombong. Jika anak-anak tumbuh berkembang menjadi orang dewasa yang demikian itu, kiranya para ibu khususnya akan merasa lebih bahagia di masa tuanya. Maka warisi anak-anak dengan nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan kehidupan yang menyelamatkan, bukan harta benda atau uang. Hendaknya pembinaan, pendampingan dan pendidikan anak-anak menjadi opsi utama dalam segala sesuatu yang dikerjakan. Biarlah kelak anak-anak berani berkata dan bersaksi bahwa "Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus".
"Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu. TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga"(1Sam 2:4-7)
Renungan: Rm. I. Sumarya, SJ
Bahan Renungan Adven Keuskupan Agung Jakarta Tahun 2008
Bacaan Kitab Suci : Lukas 2:8-20
8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” 13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” 15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” 16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Renungan singkat
Di padang gembala ada sebuah kapel dengan 3 lukisan.
Lukisan pertama : gembala dan anak menerima warta dari malaikat. Nampak keterkejutan dan ketakutan.
Lukisan kedua : gembala dan anak di hadapan bayi Yesus dikelilingi Maria, Yosef dan ternak. Ada suasana hormat, damai, dan terpesona.
Lukisan ketiga : gembala dan anak pulang dengan bersorak gembira.
Pilihan kepada para gembala menunjukkan bahwa Allah memilih mereka yang kecil, lemah dan tak berdaya di mata dunia untuk mempermalukan orang-orang yang merasa diri berhikmat pengetahuan. Orang-orang sederhana kerapkali lebih terbuka terhadap warta gembira keselamatan yang datang. Semangat dan keterbukaan para gembala patut dicontoh oleh manusia modern zaman ini.
Perjumpaan dengan Allah yang agung punya 2 segi : Menakutkan sekaligus memikat.
Dalam sosok bayi dalam palungan, manusia berhadapan dengan Allah yang lemah dan tak berdaya. Allah yang berkenan menjadi manusia, mengalami kemanusiaan dengan segala kerapuhannya. Bukankah ini layak kita renungan dalam hati ?
Pertemuan kedua: Jangan takut, kamu diutus
Bacaan Kitab Suci: (KISAH PARA RASUL 11:19-26)
19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Renungan singkat
Bagaimana bisa sekarang ini banyak orang yang percaya pada Yesus? Kiranya hal ini disebabkan oleh Roh Kudus yang menggerakkan murid-murid Yesus untuk pergi diutus memberitakan tentang Dia. Iman yang sama bisa sampai kepada kita juga karena jasa usaha para misionaris yang bersemangat meninggalkan segala miliknya, bahkan rela mengorbankan nyawa.
Semangat inilah yang perlu kita teladani yaitu untuk membuat orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Kita di utus bukan bersaing dan berebut memasukan orang dalam kelompok ataupun agama tertentu. Tugas perutusan yang utama adalah membuat orang makin beriman, sehingga kebaikan Tuhan diteruskan.
Sekali lagi, Tuhan sendiri yang bekerja dengan cara yang kadang tidak dimengerti. Lihat saja, bagaimana Saulus bertobat menjadi Paulus. Kita diundang untuk bersyukur dan bergembira dapat ambil bagian dalam Karya perutusan-Nya. Hanya dengan syukur dan kegembiraan itulah orang lain akan
“melihat perbuatan yang baik dan memuji Bapa di Surga”
Pertemuan Ketiga: Jangan takut, hadapi tantangan!
Bacaan Kitab Suci: Kisah Para Rasul 21:10-14
10 Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. 11 Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: "Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain." 12 Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. 13 Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus." 14 Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: "Jadilah kehendak Tuhan!"
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Renungan singkat
Ada orang bilang “Menjadi orang baik itu sulit, tetapi menjadi orang jahat itu gampang”. Hal ini menunjukkan kenyataan bahwa butuh perjuangan untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan selalu mendapat tantangan dan hambatan dari si jahat.
Seperti Yesus, Paulus tidak mau meninggalkan konsekwensi pewartaan kabar gembira. Kalau hal itu mengandung resiko, tantangan dan kesulitan, bahkan kematian, ia tidak mau mundur. Semangat yang sama yang hendaknya dimiliki oleh setiap murid, kita semua.
Tantangan dan kesulitan itu nyata. Mungkin anda pernah mendengar pepatah :
“ kegagalan adalah sukses yang tertunda “
“ tantangan merupakan kesempatan untuk berkembang “.
Bagi murid Yesus, tantangan dan resiko salib hendaknya menjadi tanda syukur bahwa dapat ambil bagian dalam karya dan penderitaan-Nya. Jangan takut, itulah kabar gembira yang diwartakan kepada kita juga.
Pertemuan keempat: Jangan takut, Aku besertamu.
Bacaan Kitab Suci: Matius 28:16-20
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Renungan singkat
Seorang bapak sebelum wafat, meninggalkan kata-kata ini kepada anaknya : “ Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir hayat “. Si anak merasa gembira dan diteguhkan. Kata-kata itu memberi semangat untuk berjuang dalam hidup ini, karena ia merasa tidak sendirian.
Kata-kata yang sama, bahkan lebih mendalam, disampaikan oleh Yesus, Raja Alam Semesta. Kata-kata yang diingat dan dicatat dengan baik oleh para murid, karena sangat mengobarkan semangat dalam menjalankan perintah-Nya. Para murid diutus menjadi berkat bagi semua orang. Dalam sabda Yesus, para murid percaya bahwa mereka terus disertai tidak hanya di dunia, tetapi sampai akhir zaman.
Kata-kata yang mengobarkan semangat itu hendaknya juga terpatri dan terpahat dalam hati kita dalam perjalanan dan perjuangan kita menjadi pewarta kabar gembira. Kita disertai oleh Yesus untuk menyembuhkan, peduli pada yang lemah, miskin dan mengangkat harkat martabat yang tertindas, mengasihi dan mengampuni yang bersalah, dan berbuat baik. Biarlah Dia bekerja melalui kita, anda dan saya.
Bahan renungan Ibadat Adven 2008 dikutip dari
Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ & Komisi Kerasulan Awam KAJ
Dan digunakan pada masa adven mulai 30 November 2008 ( Sesuai kalender liturgi )
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati