Tampilkan postingan dengan label Gembala yang baik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gembala yang baik. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Juli 2009

Sabtu, 04 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIII

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, sudah cukup lama kami mengikuti-Mu. Namun kerapkali kami masih bersikap, bertindak, dan berpikir tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Kami masih menempatkan-Mu di dalam hati kami yang lama. Ampunilah kami yang kurang setia ini. Berilah kami rahmat kesetiaan untuk menempatkan anggur-Mu yang baru itu dalam hati kami yang baru pula. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Ini adalah sebuah kisah penipuan yang menyebabkan Yakub menerima berkat yang seharusnya untuk Esau. Yang ditakutkan Yakub, kalau penipuannya diketahui. Ketegangan semakin memuncak oleh pertanyaan-pertanyaan Ishak, "Siapakah engkau?", "Lekas juga engkau mendapatkannya, anakku!" Baru setelah Ishak akhirnya mencium bau anaknya, ia sadar akan tipuan itu. Tetapi pemberian berkat telah dilangsungkan dan tidak bisa dibatalkan lagi.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (27:1-5.15-29)

"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."

1 Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa." 2 Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. 3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang; 4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati." 5 Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya. 15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya. 16 Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu. 17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya. 18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!" Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?" 19 Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku." 20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku." 21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." 22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau." 23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, 24 tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!" 25 Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. 26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." 27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. 28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. 29 Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
Ayat.
(Mzm 135:1b-2.3-4.5-6)
1. Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
2. Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah. Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya, ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
3. Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Para murid Yohanes Pembaptis menganggap praktik matiraga begitu penting, sehingga mereka mempertanyakan sikap para murid Yesus yang tidak berpuasa. Jawaban yang diberikan adalah bahwa pada zaman Yesus, pengantin laki-laki, bukanlah waktu yang tepat untuk berpuasa. Keradikalan sikap Yesus dan ketidaksesuaian antara ajaran-Nya dengan bentuk kesalehan lama dikemukakan melalui gambaran kain baru dan anggur lama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)

"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai bersama mereka?"

14 Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Segala sesuatu di dunia ini ada saat dan tempatnya. Ada saat untuk berpuasa dan ada saat tidak berpuasa. Ada hal-hal yang bisa digabung dan dipadukan tapi ada pula yang tidak. Agar tepat dan benar, segala sesuatu harus dilakukan pada saat dan tempat yang tepat. Sebagai orang Kristen apakah aku sudah melakukan hal-hal yang tepat?

Doa Renungan Malam
Tuhan Yesus Gembala kami, kami bersyukur atas berbagai peristiwa yang boleh kami alami sepanjang hari ini. Kami mohon semoga dengan kuasa rahmat-Mu, kami semakin diteguhkan dan iman kami diperbaharui lewat segala peristiwa hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan yang senantiasa mengasihi kami. Amin.

R U A H


Renungan Pagi

Jumat, 29 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VII Paskah

Jumat, 29 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VII Paskah

"Kasih sejati meminta pengurbanan."


Doa Renungan
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau mencamkan dalam hati kami satu nama, tempat kami dapat memperoleh keselamatan, ialah Yesus, Putra-Mu yang hidup. Kami mohon, bangunlah kami menjadi Gereja-Mu, dimana Dia menjadi batu sendinya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (25:13-21)


"Yesus telah mati, tetapi dengan yakin Paulus mengatakan, bahwa Ia hidup."


13 Waktu Paulus ditahan dalam penjara di kota Kaisarea, datanglah Raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus.14 Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi. 15 Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. 16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.17 Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. 18 Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. 19 Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. 20 Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ.21 Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Puji Jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Ayat.
(Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan kebaikan-Nya.
2. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:15-19)


"Gembalakanlah domba-domba-Ku."


15 Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Apa reaksi dan sikap anda jika suami anda bertanya kepada sebagai isteri sampai tiga kali berturut-turut “Apakah engkau mengasihi aku” , atau isteri anda bertanya kepada anda sebagai suami? Apa reaksi anda sebagai orangtua ketika anak-anak bertanya sampai tiga kali berturut-turut “Apakah engkau mengasihi aku” ? Apa reaksi pemimpin atau atasan jika anggota atau bawahan bertanya “Apakah engkau mengasihi aku?”, dst. Petrus tiga kali berturut-turut ditanyai oleh Yesus “Apakah engkau mengasihi aku”, Kepada Petrus yang menjawab bahwa ia mengasihiNya, maka Yesus berkata : ”Gembalakanlah domba-dombaKu….Ikutilah Aku”. Dialog antara Yesus dan Petrus di atas kiranya baik menjadi bahan mawas diri terutama bagi para pemimpin, atasan atau petinggi pada tingkat hidup bersama dimanapun dan kapanpun atau mereka yang merasa mengasihi. Pemimpin, orangtua, atasan atau petinggi yang baik adalah yang menghayati fungsi atau jabatannya dalam semangat gembala atau meneladan semangat/motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro “ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi).

Kita dipanggil untuk meneladan Yesus, Gembala Baik, yang telah menyerahkan hidup-Nya demi kebahagiaan atau keselamatan domba-domba-Nya. Cintakasih dan kebebasan Injili hendaknya menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita dalam memimpin atau menggembalakan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13;4-7)

· “Ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup” (Kis 25:18-19). Pengadilan politis itulah yang terjadi, dan pada umumnya yang menjadi terdakwa adalah orang-orang benar dan baik, sebagaimana terjadi dalam siding pengadilan Paulus. Para pendakwa tak mampu mengajukan tuduhan yang mengena, melainkan hanya memboroskan waktu dan tenaga untuk berdiskusi atau berdebat perihal keyakinan atau iman. Iman atau keyakinan didiskusikan tidak akan perna selesai, apalagi iman kepada Tuhan.

Dalam diskusi atau perdebatan iman sejati akan semakin mendalam dan kuat, serta tak tergoyahkan. Maka marilah kita setia sebagai pengikut-pengikut atau murid-murid Yesus serta menjadi saksi iman kita kepada Yesus dalam hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Biarlah mereka yang terganggu atau terusik oleh kesaksian iman kita bertanya-tanya perihal iman kita, dan ketika kita memperoleh pertanyaan, entah yang bermotivasi ingin tahu atau hanya untuk menjegal dan menjatuhkan kita, hendaknya ditanggapi dengan rendah hati dan lemah lembut, sharingkan pengalaman hidup iman anda kepada mereka yang mempertanyakannya. Hendaknya juga jangan menjadi marah, jengkel atau takut ketika ada orang yang mempertanyakan iman dan keyakinan anda. Iman memang akhirnya juga harus bersifat logis, meskpun tidak mutlak.


Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Senin, 04 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 04 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, dalam banyak kesempatan, iman kami diuji dan kami harus berani mengambil pilihan dan keputusan yang tepat, agar hidup kami terarah dengan pasti. Semoga iman akan kebangkitan Yesus memotivasi kami untuk hidup dalam kegembiraan. Kami berharap kesaksian hidup yang demikian, menjadi jalan untuk menghadirkan kerajaan-Mu di zaman sekarang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-8)

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."


1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. 2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." 4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: 5 "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. 6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. 7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. 9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! 10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. 11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. 12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. 14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. 15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" 18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat.
(Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Ayat.
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku. (Yoh 10:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)

"Akulah pintu kepada domba-domba."

1 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketika Paus Yohanes Paulus II mengadakan kunjungan pastoral di Indonesia, khususnya di Yogyakarta bagi umat dan masyarakat wilayah Keuskupan Agung Semarang, waktunya berdekatan dengan kunjungan kerja presiden RI di Semarang, Jawa Tengah. Ada sekelumit pengalaman menarik sekitar kunjungan tersebut: ketika presiden berkunjung di Semarang, khususnya pada hari ‘H’ cukup banyak pengemudi becak atau pedagang kaki lima pada hari itu harus ‘berpuasa’ karena tidak boleh kerja, jalanan harus ‘bersih’, sebaliknya dampak dari kunjungan pastoral Paus antara lain umat merasa puas, para pedagang kaki lima di daerah Yogya panen keuntungan/ pendapatannya berlipat ganda, para pejabat terkait menerima kenaikan pangkat jabatan, dst.. Apa yang terjadi dalam kunjungan pastoral Paus rasanya sejalan dengan sabda dan yang dilakukan oleh Yesus, yaitu: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”. Sebagai umat beriman, khususnya yang berpartisipasi dalam karya penggembalaan umat: para pastor, dewan paroki dst.., juga dipanggil untuk meneladan Yesus. Kemana kita pergi atau dimana kita berada diharapkan menggairahkan dan membahagiakan mereka yang kita datangi atau kena dampak keberadaan kita. Agar dapat demikian hendaknya kita datang melalui ‘pintu’ bukan ‘memanjat pagar’, artinya kenali dan sapalah apa yang menjadi hobby atau minat serta kebutuhan dari mereka yang akan kita datangi, sehingga kedatangan kita sungguh menjawab dan menanggapi hobby, miat atau kebutuhan mereka. Marilah kita saling mengenal dan mendatangi dengan rendah hati dan lemah lembut, agar kebersamaan hidup kita berkelimpahan rahmat Tuhan.

· "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” (Kis 11:18b). Pertobatan atau Kabar Baik dikaruniakan oleh Allah kepada semua bangsa, tanpa batas SARA., demikian kesaksian iman umat Perdana/Purba, yang hendaknya juga menjadi kesaksian iman kita. Semua orang menghendaki dan mendambakan hidup damai, selamat dan sejahtera lahir dan batin, jasmani dan rohani.

Salah satu tanda bahwa ‘kehendak Allah mengaruniakan pertobatan kepada semua bangsa’, secara khusus bagi orang Indonesia adalah terwujudnya sila kelima dari Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia”. Maka sebagai penghayatan iman kita atas kasih karunia Allah marilah kita bersama-sama mengusahakan kesejahteraan sosial bagi seluruh bangsa. Kesejahteraan akan terwujud jika terjadi keadilan, keadilan sejati akan terjadi jika harkat martabat pribadi manusia dijunjung tinggi dan dihargai sebagaimana mestinya, sebagai ciptaan terluhur di dunia ini, yang diciptakan sebagai ‘gambar atau citra Allah’.

Jika kita cermati berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia rasanya masih marak di Indonesia, juga di dalam keluarga sebagai basis hidup bersama. Maka marilah kita berantas dan perangi berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia: “bila terjadi kebencian kita bawa cintakasih, bila terjadi penghinaan kita bawa pengampunan, bila terjadi perselisihan kita bawa kerukunan, bila terjadi kebimbangan kita bawa kepastian, bila terjadi kesesatan kita bawa kebenaran, bila terjadi kecemasan kita bawa harapan, bila terjadi kesedihan kita bawa kegembiraan, bila terjadi kegelapan kita bawa terang” (lih PS no 221).


Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Minggu, 03 Mei 2009, Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 03 Mei 2009
Hari Minggu Paskah IV

"Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Yesus Kristus."


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur karena Engkau telah mengundang kami mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi. Semoga sakramen yang mempersatukan ini, berdaya guna, menguatkan dan mendorong kami menjadi murid yang setia, serta menjadi kami rukun bersatu, saling mengasihi. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)

"Hanya Yesuslah sumber keselamatan."

Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan, Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku, Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi
Ayat.
(Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28.29)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab engkau telah menjawab aku dan telah menjad keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2)

"Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan Aku mengenal domba-dombaKu, dan domba-dombaKu mengenal Aku (Yoh 10:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)

"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


TENTANG GEMBALA YANG BAIK

Rekan-rekan yang budiman!

Dalam Yoh 10:11-18 Yesus mengibaratkan diri sebagai gembala bagi kawanan dombanya. Sebagai gembala, ia takkan lari bila ada serigala menyerang domba-dombanya. Tidak seperti orang upahan yang tak bertanggung jawab. Ia mengenal domba-dombanya dan mereka mengenalnya. Sebelum mulai membicarakan ibarat "gembala" dalam petikan yang dibacakan pada hari Minggu Paskah IV tahun B ini, baiklah dicatat bahwa dalam Injil Yohanes gagasan "gembala" sama dengan yang empunya kawanan domba. Tidak semua yang menggembalakan kawanan dibicarakan sebagai "gembala" yang juga menjadi pemilik kawanan tadi..


GEMBALA YANG BAIK

Bagaimana orang yang lahir dan besar di tengah kota besar bisa mengerti bahwa tokoh panutannya ialah gembala? Atau sebaliknya, apakah ibarat itu akan dimengerti dengan benar oleh orang yang mengenal kehidupan di desa dan yang tiap hari melihat orang yang menggembalakan kambing dan menuntun kerbau? Sering terdengar anggapan bahwa pelbagai ibarat Yesus mengenai dirinya sendiri dan mengenai Kerajaan Allah mudah ditangkap orang dulu tetapi perlu dijelaskan bagi orang sekarang. Salah satu dari ibarat seperti itu ialah gembala. Apa betul demikian?

Salah satu halangan memahami ibarat "gembala" datang dari praanggapan bahwa ibarat tertentu itu mudah ditangkap oleh kelompok anu yang "tentunya" biasa dengan kehidupan gembala menggembalakan. Padahal yang terjadi justru kebalikannya. Pada zaman Yesus pun ibarat gembala tidak dipakai dalam cara selugu itu. Pertama-tama karena latarnya bukan kehidupan para penggembala yang masih bisa dilihat di luar kota. Latar sebenarnya ialah teks-teks Perjanjian Lama yang dikenal oleh para pendengarnya. Yesus sendiri dan para muridnya kiranya juga tidak hidup bersama kaum gembala atau berasal dari kalangan mereka. Ia tahu tentang gembala dari teks-teks Alkitab. Bukan dari amatan mengenai kehidupan gembala sungguhan. Justru inilah yang ditampilkan Injil. Rujukan dan ibarat yang mereka pakai itu berdasarkan teks-teks agama, yaitu Taurat, Nabi-Nabi dan Mazmur dan bukan kehidupan dari hari ke hari. Tak perlu pernyataan ini diherani. Justru dengan mendasarkan diri pada teks-teks itu pembicaraan bisa lebih umum, dan bisa dikaji, dibaca kembali dan dipetik hikmatnya.

Baik diingat pula bahwa pembicaraan Yesus dalam Yoh 10 ditempatkan Yohanes dalam konteks percakapan Yesus dengan orang Farisi (lihat bagian akhir Yoh 9:40-41), yakni kaum intelek dalam masyarakat Yahudi waktu itu. Mereka dalam Yoh 9 menguji sahih tidaknya penyembuhan orang buta sejak lahir. Rujukan pemikiran mereka ialah kitab-kitab tadi. Juga dalam Yoh 10:6 dikatakan dengan jelas bahwa Yesus berbicara dengan "mereka" - yang dimaksud ialah orang-orang Farisi tadi. Dalam Yoh 10:19 disebutkan ada orang-orang Yahudi yang mempertanyakan uraian Yesus mengenai gembala. Mereka itu sekelompok dengan orang Farisi tadi.

RUJUKAN "GEMBALA YANG BAIK"

TANYA: Yoh 10 berbicara mengenai gembala yang baik dan menerapkannya kepada Yesus. Rasa-rasanya Yohanes mendapat ilham dari Perjanjian Lama?

JAWAB: Benar! Perjanjian Lama acap kali menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang menjaga domba-dombanya

TANYA: Maksudnya seperti Mzm 23? "Tuhanlah Gembalaku, takkan aku kekurangan..."?

JAWAB: Begitulah! Orang yang berada di dekat-Nya tak perlu merasa khawatir menghadapi bahaya. Lihat juga Mzm 28:2; 77:21; 78:52; Yer 23:3; 50:19.

TANYA: Teringat nih nabi Yehezkiel yang berbicara mengenai Tuhan sebagai gembala yang membela umat dari para gembala yang menyalahgunakan kuasa, yakni para pemimpin yang hanya memperkaya diri, tidak peduli akan penderitaan rakyat dan bahkan menghisap, berlaku kejam dan membiarkan mereka kehilangan rasa aman (Yeh 34:1-10).

JAWAB: Persis begitu, dan selanjutnya dalam Yeh 34:11-22 dikatakan Tuhan sendiri akan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai, membebat luka, memberi rasa aman. Memang dalam seluruh bab itu Yehezkiel mengutarakan prinsip-prinsip moral sosial dan pengaturan masyarakat zamannya.

TANYA: Dapatkah dikatakan Yoh 10 menerapkan gagasan Yehezkiel tadi bagi keadaan murid-murid Yesus?

JAWAB: Ya, tetapi Yohanes juga menaruhnya dalam arah baru. Dalam Yoh 10, Yesus tidak memperlawankan diri dengan gembala yang jahat, melainkan dengan "pencuri dan perampok" (ay. 1), dengan "orang asing" (ay. 5) dan dengan "orang upahan" (ay. 12-13). Tidak dimunculkan olehnya dua macam gembala seperti pada Yehezkiel. Hanya ada satu gembala saja, yakni Yesus sendiri. Memang ada orang-orang yang diminta mengurusi domba-domba. Ada yang sungguh baik, tapi ada yang bertindak sebagai orang upahan.

TANYA: Penjelasannya?

JAWAB: Yehezkiel mengamati kehidupan sosial politik di Israel pada zaman pembuangan. Dikecamnya para pemimpin yang tak banyak berbuat bagi umat yang sedang kehilangan pegangan. Masalah yang dihadapi Yohanes berbeda. Banyak pengikut Yesus generasi pertama merasa kurang aman hidup di tengah-tengah masyarakat Yahudi. Terintimidasi.

TANYA: Jadi betulkan bila dikatakan bahwa Yohanes memakai keadaan itu untuk menjelaskan apa itu "percaya" kepada Yesus dan bagaimana mereka bisa tetap berteguh bila mereka memang memilih mau tetap bersamanya.

JAWAB: Memang Yohanes menekankan Yesus sebagai gembala yang baik untuk menunjukkan bahwa percaya kepada Yesus tidak sia-sia karena ia sendiri akan melindungi murid-muridnya dengan mempertaruhkan hidupnya. Semacam analisis teologi hidup rohani. Kelanjutan dari perkara ini ada dalam penugasan Petrus agar mengurusi domba-domba dalam Yoh 21:15-19 yang pernah beberapa kali dibicarakan dalam forum ini.

TANYA: Lalu apa arti penegasan bahwa tak ada yang dapat merenggut domba-domba dari Yesus?

JAWAB: Di situ ada pernyataan perihal mengikuti dia yang mau merujukkan kemanusiaan kembali dengan Yang Maha Kuasa, yang disebut sebagai Bapa itu. Artinya, membuat orang makin menemukan diri, makin merasa dimiliki oleh Yang Maha Kuasa dan bukan dibawahkan kepada kuasa lain. Kiasannya, gembala yang baik berusaha membuat orang makin sadar akan hal itu. Orang upahan tidak. Pencuri dan perampok menjauhkan orang dari sana. Orang yang tak dikenal juga tidak menimbulkan rasa percaya.

SALING MENGENAL

Gembala yang baik tidak akan memperlakukan kawanan dombanya secara anonim. Beberapa ayat sebelum bacaan ini menyebutkan bahwa sang gembala memanggil kawanan satu persatu (Yoh 10:3). Maksudnya, masing-masing domba dikenalinya. Mereka tidak dianggap barang kodian belaka, hanya nomor saja. Hubungan antara pemilik dan kawanan itu hubungan yang hidup. Tidak akan ada hubungan antara pemilik atau gembala dengan kawanan tadi bila tidak terjalin hubungan saling mengenal yang memberi rasa aman dan rasa percaya.

Yohanes menjelaskan rasa saling percaya tadi dengan gagasan saling mengenali. Dalam Yoh 10:14-15 ditegaskan "Akulah gembala yang baik dan aku mengenal domba-dombaku dan domba-dombaku mengenal aku sama seperti Bapa mengenal aku dan aku mengenal Bapa dan aku memberikan nyawaku bagi domba-dombaku". Pernyataan ini berisi ajakan agar orang jadi percaya dan merasa aman.

Ada sebuah adegan dalam Injil Yohanes yang dapat ikut menjelaskan hal tadi. Ketika disapa Yesus dengan kata-kata "Bu, kenapa menangis? Siapa yang kaucari?", Maria Magdalena malah mengira sedang berhadapan dengan penjaga taman pekuburan. Tetapi ketika Yesus memanggilnya dengan namanya, "Maria!" (Yoh 20:16), maka ia langsung mengenalinya. Begitulah sapaan pribadi membuatnya mengenali siapa yang mendatanginya. Sapaan perorangan yang dialami dalam batin juga akan membuat orang mengenali kehadiran ilahi. Ia bukan orang yang tak dikenal yang membuat waswas. Pengalaman Maria Magdalena bisa pula menjadi pengalaman para pengikut Yesus di sepanjang zaman.

PENERAPAN

Mengikuti bukan berarti meniru-niru, melainkan meniti jalan yang dirintis oleh yang berjalan di muka. Di dalam kesadaran para pengikut Yesus, pemimpin bukanlah dia yang meniru gembala empunya kawanan tadi, apalagi mengambil alih kedudukannya sebagai pemilik kawanan. Yang diberi kedudukan memimpin juga mengikuti dia yang menyapa satu persatu tadi. Mereka ini membantu agar kawanan bisa lebih melihat siapa yang berjalan di muka. Siapa saja yang merasa diajak memimpin juga akan memberi tahu sang empunya kawanan bila ada dari antara kawanan yang tertinggal dan tak menemukan jalan. Dalam Injil lain gembala yang empunya kawanan itu dikatakan akan mencarinya sampai ketemu (Luk 15:1-7 Mat 18:12-14).

Tadi disebutkan bahwa hubungan erat antara gembala dan kawanan seperti hubungan Yesus dengan Bapanya. Apa artinya? Yang Maha Kuasa disebut Bapa karena dapat dirasa dekat dan tampil sebagai asal kehidupan. Yesus hendak mengatakan bahwa ia sedemikian dekat dengan asal kehidupan itu sendiri. Ia mengajak para pengikutnya agar berani melihat ke sana. Ketergantungan kepada Bapa bukan sikap mengandalkan kebaikannya belaka, melainkan pengakuan bahwa Dia itu sumber kehidupan. Yesus berani menyerahkan kehidupannya karena ia sadar bahwa ia takkan kehabisan, karena ia dekat dengan sang sumber itu sendiri. Maka ia dapat berbagi sumber yang tak kunjung habis itu kepada orang lain. Inilah cara Yohanes menerangkan komitmen Yesus kepada para pengikutnya.

DARI BACAAN KEDUA (1Yoh 3:1-2)

Penulis surat Yohanes ingin mengajak pembacanya mulai mengerti apa itu menjadi pengikut Kristus untuk menuju ke Bapa, untuk hidup dalam perlindungan ilahi. Inilah kebatinan yang sejati yang dapat membuat orang semakin dekat pada Yang Ilahi. Dalam alam pikiran penulis surat Yohanes, "mengenali" Yang Ilahi membuat orang dapat berbagi kehidupan denganNya. Kebalikannya, "tidak mengenaliNya" sama dengan menolak-Nya dan tidak akan berbagi hidup dengan-Nya, melainkan terkurung dalam "dunia" belaka. Dalam istilah tulisan-tulisan Yohanes, kata "dunia" rujukannya ke sana, ke keadaan yang melawan keilahian. Dan barang tentu "dunia" dalam arti itu akan lenyap, takkan bertahan.

Para pengikut Kristus masih tetap berada di dunia seperti itu, artinya masih mengalami macam-macam kekuatan yang menjauhkan dari sumber kehidupan sendiri. Ini kenyataan. Kedamaian penuh belum ada selama orang masih ada dalam kehidupan ini. Namun mereka tak usah takut. Penulis surat Yohanes menyebut para pengikut Kristus sebagai "anak-anak Allah", artinya, yang dekat padaNya, pada Yang Ilahi yang bisa disebut Bapa. Dengan demikian mereka tidak dibiarkan sendiri menghadapi kekuatan-kekuatan jahat. Dan lebih dari itu, mereka kelak akan melihat Kristus yang mereka ikuti sekarang dalam keadaan yang sebenarnya, yakni dalam ujud keilahiannnya. Dan seperti ditegaskan dalam Yoh 3:2, mereka akan sama seperti dia, yakni berada dekat dengan keilahian sendiri.


Salam hangat,



A. Gianto





“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Di lingkungan pedesaan kita kenal ‘profesi’ atau tugas pekerjaan sebagai ‘gembala’, yaitu penggembala itik atau kerbau. Relasi antara penggembala dan yang digembalakan begitu dekat dan mesra.

Penggembala itik pada umumnya berada di belakang, mengikuti rombongan itiknya, dan sering-sering menegor mereka jika mereka salah jalan; penggembala juga sering membawa makanan untuk itik mereka, dan ketika itik-itik melihat gembalanya membawa makanan bagi mereka maka mereka mengikuti sang gembala kemana ia pergi.

Penggembala kerbau sering berada di belakang kerbau-kebaunya tetapi juga di tengah-tengah mereka antara lain dengan ‘duduk di punggung salah satu kerbaunya’ sambil bersiul-siul atau bersenandung santai dan gembira.

Sekali-sekali gembala memang juga berada di depan yang digembalakan. Para gembala ini kiranya menghayati motto bapak pendidikan Indonesia , Ki Hajar Dewantoro: “ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi/dorongan). Maka menjadi gembala yang baik juga menghayati sabda Yesus: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10)


“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10 ).

Hari ini oleh Gereja dijadikan Hari Minggu Panggilan, ajakan untuk mengenangkan hidup terpanggil, khususnya panggilan untuk menjadi imam. Dalam pesan pastoranya pada hari Minggu Panggilan ini antara lain Paus Benediktus XVI mengatakan: “Among those totally dedicated to the service of the Gospel, are priests, called to preach the word of God, administer the sacraments, especially the Eucharist and Reconciliation, committed to helping the lowly, the sick, the suffering, the poor, and those who experience hardship in areas of the world where there are, at times, many who still have not had a real encounter with Jesus Christ.” (Pesan Paus Benediktus XVI pada Minggu Panggilan 2008, no 5) Kutipan pesan di atas ini kiranya baik untuk menjadi bahan mawas diri khususnya bagi para imam.

Kita, para imam dipanggil untuk (1) mewartakan sabda Tuhan, (2) melayani sakramen khususnya Ekaristi dan Tobat dan (3) memperhatikan dan membantu mereka yang tersingkir, sakit, menderita, miskin dan hidup dalam situasi yang berat, sehingga sangat sulit untuk bertemu dengan Yesus Kristus, menghayati sabda Yesus :”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”.

(1). Sabda Tuhan atau ”segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2Tim 3:16). Hendaknya cara bicara maupun cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun berdasarkan atau dijiwai oleh sabda Tuhan atau “dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati “(Kis 4:10 ), tidak menurut keinginan sendiri atau seenaknya sendiri.
(2). Para imam “hendaknya memupuk hidup rohani dengan santapan ganda yakni Kitab Suci dan Ekaristi; oleh karena itu para imam dengan sangat dihimbau untuk mempersembahkan Kurban Ekaristi setiap hari” (KHK kan 276). Kurban Ekaristi merupakan puncak ibadat kita, maka baiklah kita sungguh berdevosi pada Kurban Ekaristi, kenangan akan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Mati atas dosa-dosa atau meninggalkan segala macam bentuk kejahatan dan memeluk hidup baru sesuai dengan charisma panggilan menjadi penyalur rahmat/berkat Tuhan kepada sesama. Dalam upacara Kurban Ekaristi secara implisit terkandung ajakan untuk bertobat, dimana di awal upacara kita diajak menyadari dan menghayati kelemahan dan kerapuhan atau dosa-dosa kita serta mohon kasih pengampunan Tuhan. Maka selain devosi pada Kurban Ekaristi, para imam juga dipanggil untuk senantiasa siap sedia menerima pengakuan dosa.
(3). Secara yuridis paguyuban umat beriman secara territorial diikat oleh ‘yayasan’ yang sering dinamai “PGDP” (Pengurus Gereja dan Dana Papa) atau “PGPM” (Pengurus Gereja Papa Miskin) dengan ketua secara umum atau ex officio adalah imam/pastor paroki. Nama tersebut mengandung ajakan atau peringatan agar pelayanan kita senantiasa terarah kepada yang miskin, tersingkir, menderita, sakit maupun ‘terjepit’. Maka hendaknya para imam memberi teladan dalam pelayanan ini dan seluruh umat Allah berpartisipasi mendukung pelayanan bagi mereka yang miskin dan berkekurangan.


“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil” (1Ptr 2:21 -23)

Sapaan atau peringatan Petrus di atas ini kiranya terarah bagi kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus, seluruh anggota Gereja/Umat Allah, dan memang khususnya para imam yang diharapkan menjadi teladan dalam ‘mengikuti jejak Yesus Kristus’. “Ketika dicaci maki, tidak membalas dengan mencaci maki; ketika menderita tidak mengancam”, itulah cara hidup atau cara bertindak mengikuti jejak Yesus Kristus. Penghayatan cara hidup atau cara bertindak yang demikian ini hemat saya merupakan salah saya bentuk promosi panggilan hidup imamat.

“Pertama-tama hendaknya para imam memperhatikan sepenuhnya, sapaya melalui pelayanan sabda maupun kesaksian hidup mereka sendiri, yang dengan jelas menampilkan semangat pengabdian dan kegembiraan Paska yang sejati, mereka mengajak umat beriman menyadari keluhuran serta mutlak perlunya imamat” (Vatikan II: PO no 11). Kesaksian sebagai hidup yang terpanggil sebagai imam merupakan bentuk promosi panggilan utama dan pertama. Sementara itu kiranya keluarga-keluarga atau para orangtua juga terpanggil untuk mempromosikan ‘keluhuran dan mutlak perlunya imamat’, antara lain juga dengan mengikuti jejak Yesus Kristus dalam cara hidup dan cara bertindak, ketika dicaci maki tidak membalas dengan caci maki; ketika menderita tidak mengancam”.

Imam berasal dari keluarga dan melayani hidup berkeluarga; keluarga adalah ‘seminari’, tempat muncul dan tumbuh berkembangnya panggilan hidup imamat. Maka dengan ini kami mengharapkan dan menghimbau kepada keluarga-keluarga katolik untuk mengusahakan hidup berkeluarga sedemikian rupa sehingga muncul panggilan imam, bruder atau suster di dalam keluarga, dalam diri anak-anaknya. Salah satu bentuk konkret antara lain tidak ‘ngrasani’, menjelek-jelekkan atau merendahkan hidup para imam, bruder dan suster di hadapan anak-anak kecil, meskipun para imam, bruder atau suster kurang berkenan di hati anda. Lebih baik diam atau mendoakan daripada ngrasani. Dan ketika salah satu anaknya tersentuh untuk mengikuti panggilan imamat atau membiara hendaknya dengan sukarela dan berhati besar mendukungnya. Anak adalah anugerah Allah, maka persembahkan kembali kepada Allah


“ TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa” (Mzm 23)

Jakarta , 13 April 2008

Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy