Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Tampilkan postingan dengan label Hari Minggu Palma. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hari Minggu Palma. Tampilkan semua postingan
Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Masuknya Tuhan kita ke Yerusalem
Bayangkan masuknya Yesus dengan penuh sukacita dan kemenangan ke Yerusalem. Kerumunan orang yang bersorak-sorai berbaris di sepanjang jalan di mana Dia mendekat, menunggangi seekor anak keledai. Ranting-ranting pohon palem dan zaitun dikibarkan tinggi-tinggi, sementara sekelompok anak-anak berseru: “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi! ” (Bdk. Mat 21:9) Di tengah semua kegembiraan ini, Yesus tampak asyik dan tidak terikat. Dalam representasi adegan ini, seorang seniman terkenal melukis sebuah salib besar di kejauhan, jauh melampaui kerumunan orang yang bersorak-sorai. Penglihatan ilahi Yesus tentu saja melihat salib ini. Dia tahu bahwa dalam beberapa hari Dia akan ditangkap sebagai penjahat dan disalib di antara dua pencuri. Rasa tidak berterima kasih manusia terhadap Penebus ilahi bahkan sampai sejauh ini. Kita juga akan mendapatkan saat-saat kebahagiaan dan kemenangan dalam hidup. Namun, seperti Yesus, kita tidak boleh terlalu percaya pada kegembiraan dan penaklukan dunia ini. Peringatan Roh Kudus bahwa “kegembiraan dapat berakhir dengan dukacita” (Ams. 14:13), sayangnya, terlalu benar. Kebahagiaan duniawi hanya berlangsung sebentar dan berakhir dengan duka. Jadi kita harus mencari kebahagiaan sejati dan abadi yang berasal dari rahmat Ilahi dan dari keselarasan terus-menerus dengan kehendak Tuhan. Kebahagiaan ini tidak akan pernah berlalu, melainkan akan abadi di Surga.
Hari Minggu Palma, Minggu 05 April 2009
Hari Minggu Palma
Mengenangkan Sengsara Tuhan
Minggu, 05 April 2009
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)
"Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!
1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. 3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. 5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" 6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. 8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. 9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, 10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
LAGU: KRISTUS JAYA PS 548
Ref. Kristus jaya, Kristus mulia, Kristus Kristus Tuhan kita.
1. Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah,
elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.
2. Sebab Tuhan Mahatinggi, adalah dahsyat,
Raja seluruh bumi.
3. Ia menaklukkan bangsa-bangsa, ke bawah kuasa kita.
Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita.
4. Dia pilih bagi kita tanah pusaka, kebanggaan Yakub.
5. Allah telah naik diiringi sorak-sorai,
Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
6. Bermazmurlah bagi Allah, ya bermazmurlah!
Kidungkanlah mazmur!
7. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi,
bermazmurlah dengan lagu yang paling indah.
8. Allah merajai para bangsa, di takhta yang kudus,
bersemayanlah Dia.
9. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan,
bergabung dengan umat Allah Abraham.
10. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya;
sangat agunglah Dia.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)
"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."
4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan PS. 819
Refr. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?
1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: "Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?"
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku, segala tulangku dapat kuhitung.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)
"Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
6 Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur kepada-Nya.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menjumpai kami dengan wajah Orang yang dianiaya dan dihina, ialah Yesus, Hamba Penderitaan yang lemah lembut hati-Nya. Kami mohon, bukakanlah kami misteri sengsara dan wafat-Nya. Buatlah kami bersedia mengikuti jejak-Nya dan memanggul salib-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.
Catatan Kisah Sengsara:
N: Naracerita
S: Semua
P: Pilatus
Y: Yesus
TL: Tokoh Lain
Tuhan sertamu, dan sertamu juga.
Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus, menurut Markus (15:1-39)
N. 1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. 2 Pilatus bertanya kepada-Nya:
P. "Engkaukah raja orang Yahudi?"
N. Jawab Yesus:
Y. "Engkau sendiri mengatakannya."
N. 3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya:
P. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"
N. 5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. 6Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 7 Pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya:
P. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"
N. 10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka:
P. "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
N. 13 Maka mereka berteriak lagi, katanya:
S. "Salibkanlah Dia!"
N. 14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka:
P. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
N. Namun mereka makin keras berteriak:
S. "Salibkanlah Dia!"
N. 15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:
S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"
N. 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.") 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata:
S. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
N. 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata:
S. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."
N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. 33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?",
N. yang berarti:
Y. Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
N. 35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:
TL. "Lihat, Ia memanggil Elia."
N. 36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata:
TL. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
N. 37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. 38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
I. Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Rekan-rekan yang baik!
Bacaan bagi perarakan Minggu Palma kali ini (Mrk 11:1-10) mengisahkan bagaimana Yesus disambut meriah oleh orang banyak ketika memasuki kota Yerusalem. Mereka telah mendengar pelbagai tindakan penyembuhan dan pengusiran roh jahat serta pengajarannya mengenai Kerajaan Allah. Mereka sadar, dia ini Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu. Harapan mereka, Allah segera akan membuat MesiasNya menunjukkan kebesarannya di kota suci-Nya. Dan memang akan terjadi demikian. Tetapi kebesaran Mesias ini berbeda daripada yang diidam-idamkan. Guna menyelaminya, marilah kita ikuti Kisah Sengsara pada Minggu Palma ini (Mrk 14:1-15:47) serta memetik hikmatnya.
Para imam kepala dan ahli Taurat merasa terancam oleh kehadiran Yesus karena ia hendak mengubah pusat ke-Yahudi-an, yakni Bait Allah, menjadi rumah doa bagi semua orang (lih. Mrk 11:17a = Yes 56:7) dan bukan sebagai lambang identitas orang Yahudi belaka. Mereka juga tidak menyukai ajaran Yesus bahwa manusia boleh mendekat kepada Allah dan memanggilNya "Bapa". Bagi para pemimpin tadi, sebutan ini sebuah hujatan. Oleh karenanya mereka berupaya menyingkirkan Yesus dengan "diam-diam", tanpa mengungkapkan alasan yang sesungguhnya (14:2). Dan lewat penguasa Romawi, mereka berhasil membuatnya dihukum mati pada salib.
mengapa Ia disalibkan?
Bagi para pengikutnya, riwayat Yesus tidak tamat dengan penyaliban dan penguburannya. Ia tetap diingat. Kenangan ini menjadi sumber keteguhan kebenaran yang dipersaksikan Yesus di salib dan diakui oleh kepala pasukan (Mrk 15:39 "Orang ini benar Anak Allah"). Kenangan akan Yesus bahkan dikembangkan serta diperkaya dengan pengalaman orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi. Dan kenangan ini menjadi sumber keteguhan iman mereka. Contoh paling jelas ialah tulisan-tulisan Paulus. Lain lagi Kisah Para Rasul yang menjelaskan keteguhan itu sebagai karya Roh Kudus. Injil-Injil kemudian menjelaskannya dengan memakai gagasan dasar yang berasal dari Yesus sendiri, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang diperkenalkannya sebagai "Anak Allah", orang yang amat dekat pada-Nya. Begitulah Kerajaan Allah itu menjadi kenyataan dalam kehidupan. Orang diajak menyambut kerajaan ini dan semakin menghidupinya.
menjalani saat-saat gelap
Pengurapan Yesus di Betania oleh seorang perempuan (14:3-9), seperti dikatakannya sendiri, menjadi gelagat bagi perawatan jenazahnya nanti. Akhir hidupnya nanti juga menjadi pokok yang diutarakannya dalam perjamuan terakhir (14:12-21). Dikatakannya, di antara murid-muridnya ada yang akan menyerahkannya kepada para imam (14:21-21). Roti dan anggur yang dibagikannya pada kesempatan itu ditampilkannya sebagai tubuh dan darahnya - kehidupannya - yang sebentar lagi akan menjadi kurban yang meresmikan Perjanjian yang Baru (14:22-24), maksudnya kesediaan Allah dan kesetiaan manusia. Inilah yang menumbuhkan Kerajaan Allah. Pada saat-saat ini dari pihak manusia yang diminta ialah kesetiaan, bukan cetusan kesediaan yang sulit dipenuhi. Petrus menyatakan bersedia mati bersamanya malah, tapi akhirnya mengingkarinya sampai tiga kali (14:29-31; dan memang terjadi demikian 14:66-72).
Malamnya Yesus dan murid-muridnya berada di luar tembok kota bagian timur, di tempat yang bernama Getsemani. Sementara ketiga murid terdekatnya tertidur, Yesus berdoa menyerahkan diri pada kehendak Bapanya (14:32-42). Akhirnya datang Yudas bersama para penangkap (14:43-52). Penangkapan Yesus ini membuat murid-muridnya tercerai-berai, seperti nubuat Zakhariah yang dikutip Yesus (14:27 = Zakh 13:7). Tapi mereka akan berkumpul kembali dengannya di Galilea (14:28).
Malam itu juga Yesus digiring ke Sanhedrin, Mahkamah Agama yang berwenang mengadili perkara-perkara yang bersangkutan dalam kehidupan agama dan masyarakat Yahudi. Macam-macam tuduhan dilancarkan, tetapi tidak satu pun dapat ditunjukkan dasarnya. Saksi palsu mengatakan Yesus akan merusak Bait dan membangunnya kembali. Yesus tidak membela diri (14:57-61a). Ketika ditanya imam agung apakah ia itu Mesias, Yesus tidak menyangkal dan malah mengatakan bagaimana ia nanti akan dimuliakan di kanan Allah dan akan kembali ke dunia (14:61b-62). Jawaban ini dianggap hujatan dan mendatangkan hukuman mati. Tetapi Sanhedrin tidak dapat menjatuhkan hukuman mati. Maka mereka membawanya kepada penguasa Romawi, Ponsius Pilatus, dan mengajukan tuduhan politik, yakni Yesus menyatakan diri raja orang Yahudi (15:1-3). Pilatus berusaha melepaskan Yesus dengan meminta orang-orang Yahudi memilih siapa yang patut dibebaskannya pada hari raya mereka: Yesus atau Barabas. Mereka menghendaki Barabas, yang justru seorang pemberontak dan pembunuh (15:6-11). Pilatus terpaksa menuruti. Ia memutuskan Yesus disalib dan membiarkan serdadu-serdadu menderanya terlebih dahulu (15:12-15) Mereka memasangkan mahkota duri di kepalanya dan mempermainkannya sebagai raja.
Yesus memanggul salib ke Golgota, nama Aram yang artinya "Tempat Tengkorak, sebuah bukit di kawasan barat Yerusalem. Di tengah jalan habislah tenaganya. Simon dari Kirene yang kebetulan lewat dipaksa memikul salib Yesus. Terpikir, seandainya tak ada Simon Kirene, bisa jadi Yesus tidak akan sampai ke Golgota dan sejarah umat manusia akan amat berbeda. Perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal juga menjadi jalan penebusan umat manusia.
Penyaliban Yesus dicatat Markus terjadi pada pukul sembilan pagi, pada salibnya dipasang tulisan "Raja orang Yahudi" dan bersama dia disalibkan juga dua orang penyamun (15:25-27). Pada pukul tiga sore Jumat itu, ia menyerukan doa keluhan Mzm 22:2, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Dalam keadaan sekarat ia diberi minum anggur asam. Inilah saat Yesus berseru dengan suara nyaring dan menghembuskan nafas terakhir (15:37). pada saat yang sama tirai Bait Suci terkoyak dua dari atas ke bawah (15:38) dan kepala pasukan di tempat penyaliban menyatakan bahwa Yesus itu benar Anak Allah (15:39). Kematiannya disaksikan para perempuan yang telah mengikuti dan melayaninya mulai Galilea hingga ke Yerusalem (15:40-41).
sebuah narasi kesaksian
Bagian terakhir Kisah Sengsara menceritakan penguburan Yesus petang hari Jumat menjelang hari Sabat. Yusuf Arimatea, anggota Sanhedrin, mendapat izin dari Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus setelah mengkafaninya. Begitulah Yesus dibaringkan di pemakaman yang kemudian ditutup dengan batu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yesus menyaksikan penguburan ini (15:42-47).
Pelbagai macam dambaan, idaman, impian, perhitungan yang dikenakan pada Yesus kini memang ikut terkubur. Tetapi banyak dari harapan itu sebetulnya bukanlah yang diajarkannya, seperti halnya penegakan kembali kerajaan Daud, kejayaan politik serta kekuasaan bagi para pengikutnya di hadapan kaum mapan di Yerusalem.
Apa yang tersisa?
Ada kesaksian yang tak diragukan dari orang-orang paling dekat dengannya, yakni bahwa pada dinihari Minggu, yaitu hari ketiga mulai dari hari penguburannya, mereka mendapati makamnya kosong tanpa ada yang memindahkan jenazahnya.
Ia sudah bangkit!
Para pengikut Yesus percaya bahwa Allah tidak membiarkan Yesus tetap berada di antara orang mati.
Dia dibangkitkan! Yesus menerima hidup baru dari Allah Bapanya sendiri. Hidup baru ini kini dapat dibagikannya kepada siapa saja. Inilah kenyataan Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Yesus dan dipersaksikannya dengan salib, kematian, serta kebangkitannya. Yang percaya juga boleh berharap ikut serta dengan dia yang bangkit itu. Inilah harapan yang tak bisa terkubur.
Kisah Sengsara dalam Injil bukanlah laporan pandangan mata, melainkan sebuah narasi kesaksian orang-orang yang paham serta percaya bahwa sengsara dan kematian Yesus terjadi dalam rangka pengabdiannya untuk membangun kembali hubungan baik antara manusia dan Allah. Kisah sengsaranya memperlihatkan betapa merosotnya kemanusiaan yang menolak kehadiran Yang Ilahi. Ditegaskan dalam kesaksian ini bahwa orang yang pasrah menerima kehadiran Allah akan menerima kehidupan sejati - seperti Yesus yang kemudian dibangkitkan dari kematiannya. Kisah tragis manusia tak berdosa itu dipersaksikan bagi orang banyak bukan untuk memicu rasa terharu, melainkan untuk membuat kita makin menyadari sampai di mana kekuatan-kekuatan jahat dapat memerosotkan kemanusiaan. Juga untuk mempersaksikan bahwa Yang Ilahi tidak bakal kalah atau meninggalkan manusia sendirian. Inilah kabar baik bagi semua orang.
Kisah sengsara menurut Markus ialah bagian paling awal dari Injil dan baru mulai disusunnya pada awal tahun 70-an, jadi empat dekade sesudah Yesus wafat, dan di Roma, dan bukan di negeri tempat Yesus pernah hidup. Baru setelah itu disertakannya pula kisah-kisah mengenai tindakan dan pengajarannya di sepanjang perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem tempat ia menderita sengsara. Sepuluh tahun kemudian Matius menyusun kembali tulisan Markus menjadi beberapa kumpulan pokok pembicaraan dan tindakan Yesus. Matius juga menyisipkan bahan-bahan mengenai perkataan Yesus yang sudah beredar waktu itu dan menyertakan bahan khas dari Matius sendiri, antara lain kisah kelahiran Yesus. Sementara itu, Lukas juga mengolah kembali Markus sambil menambahkan bahannya sendiri, seperti misalnya kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus. Lukas juga menyertakan bahan dari kumpulan kata-kata Yesus yang juga dipakai Matius. Baru pada tahun 90-an Yohanes menyelesaikan Injilnya. Ia tidak memakai Markus sebagai dasar seperti Matius dan Lukas. Ia menulis atas dasar gerak pengalaman batin orang percaya akan Yesus sang Sabda yang menerangi jagat.
DARI BACAAN KEDUA: MADAH TENTANG KRISTUS (Fil 2:6-11)
Bacaan ini sebaiknya didengarkan sebagai madah pujian bagi Kristus, yang meskipun sejatinya dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan dirinya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati... Begitulah ayat 6-8.
Dalam mendalami bacaan ini sebaiknya dimengerti bahwa ungkapan mengenai "pengosongan diri", "merendahkan diri" bukan dimaksud sebagai anjuran bagi pengikut Kristus untuk menirunya. Tujuan bacaan ini ialah untuk membuat pendengar m mengerti dan menghargai betapa besarnya pengorbanan yang telah dijalani Kristus demi membuat diri sama seperti manusia. Dengan demikian orang akan makin dekat padanya. Ini semua membuat Allah meninggikannya dan mengaruniakan padanya nama luhur yang diakui kebesarannya semua ciptaan. Inilah yang ditegaskan dalam ayat 9-10. Mengakui kebesaran ilahi yang bersedia mendekat ke kemanusiaan, itulah inti iman para pengikut Kristus. Pengakuan ini jugalah yang membuat manusia dekat kembali dengan Allah.
Dalam arah itu maka kemanusiaan bisa menjadi sungguh sama dengan yang diinginkan Pencipta, yakni menjadi "rupa" dan "kesamaan" dari Allah sendiri seperti terungkap dalam Kej 1:27. Gagasan inilah yang mendasari madah tentang Kristus dalam bacaan kali ini. Kristus digambarkan sebagai manusia seperti dikehendaki Pencipta sendiri, yakni menjadi serupa dan memiliki kesamaan tetapi toh tidak bermaksud menyamaiNya, bahkan merendah dan menjadi hamba, maksudnya, bersedia menjalankan keinginan tuannya. Dan hamba yang seperti ini akan diberi kehormatan besar oleh tuannya di rumahnya.
Salam hangat,
A. Gianto
Mengenangkan Sengsara Tuhan
Minggu, 05 April 2009
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)
"Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!
1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. 3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. 5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" 6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. 8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. 9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, 10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
LAGU: KRISTUS JAYA PS 548
Ref. Kristus jaya, Kristus mulia, Kristus Kristus Tuhan kita.
1. Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah,
elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.
2. Sebab Tuhan Mahatinggi, adalah dahsyat,
Raja seluruh bumi.
3. Ia menaklukkan bangsa-bangsa, ke bawah kuasa kita.
Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita.
4. Dia pilih bagi kita tanah pusaka, kebanggaan Yakub.
5. Allah telah naik diiringi sorak-sorai,
Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
6. Bermazmurlah bagi Allah, ya bermazmurlah!
Kidungkanlah mazmur!
7. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi,
bermazmurlah dengan lagu yang paling indah.
8. Allah merajai para bangsa, di takhta yang kudus,
bersemayanlah Dia.
9. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan,
bergabung dengan umat Allah Abraham.
10. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya;
sangat agunglah Dia.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)
"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."
4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan PS. 819
Refr. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?
1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: "Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?"
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku, segala tulangku dapat kuhitung.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)
"Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
6 Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur kepada-Nya.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menjumpai kami dengan wajah Orang yang dianiaya dan dihina, ialah Yesus, Hamba Penderitaan yang lemah lembut hati-Nya. Kami mohon, bukakanlah kami misteri sengsara dan wafat-Nya. Buatlah kami bersedia mengikuti jejak-Nya dan memanggul salib-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.
Catatan Kisah Sengsara:
N: Naracerita
S: Semua
P: Pilatus
Y: Yesus
TL: Tokoh Lain
Tuhan sertamu, dan sertamu juga.
Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus, menurut Markus (15:1-39)
N. 1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. 2 Pilatus bertanya kepada-Nya:
P. "Engkaukah raja orang Yahudi?"
N. Jawab Yesus:
Y. "Engkau sendiri mengatakannya."
N. 3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya:
P. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"
N. 5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. 6Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 7 Pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya:
P. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"
N. 10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka:
P. "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
N. 13 Maka mereka berteriak lagi, katanya:
S. "Salibkanlah Dia!"
N. 14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka:
P. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
N. Namun mereka makin keras berteriak:
S. "Salibkanlah Dia!"
N. 15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:
S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"
N. 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.") 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata:
S. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
N. 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata:
S. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."
N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. 33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?",
N. yang berarti:
Y. Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
N. 35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:
TL. "Lihat, Ia memanggil Elia."
N. 36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata:
TL. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
N. 37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. 38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
I. Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
ARAH CERAH DI SAAT GELAP
Rekan-rekan yang baik!
Bacaan bagi perarakan Minggu Palma kali ini (Mrk 11:1-10) mengisahkan bagaimana Yesus disambut meriah oleh orang banyak ketika memasuki kota Yerusalem. Mereka telah mendengar pelbagai tindakan penyembuhan dan pengusiran roh jahat serta pengajarannya mengenai Kerajaan Allah. Mereka sadar, dia ini Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu. Harapan mereka, Allah segera akan membuat MesiasNya menunjukkan kebesarannya di kota suci-Nya. Dan memang akan terjadi demikian. Tetapi kebesaran Mesias ini berbeda daripada yang diidam-idamkan. Guna menyelaminya, marilah kita ikuti Kisah Sengsara pada Minggu Palma ini (Mrk 14:1-15:47) serta memetik hikmatnya.
Para imam kepala dan ahli Taurat merasa terancam oleh kehadiran Yesus karena ia hendak mengubah pusat ke-Yahudi-an, yakni Bait Allah, menjadi rumah doa bagi semua orang (lih. Mrk 11:17a = Yes 56:7) dan bukan sebagai lambang identitas orang Yahudi belaka. Mereka juga tidak menyukai ajaran Yesus bahwa manusia boleh mendekat kepada Allah dan memanggilNya "Bapa". Bagi para pemimpin tadi, sebutan ini sebuah hujatan. Oleh karenanya mereka berupaya menyingkirkan Yesus dengan "diam-diam", tanpa mengungkapkan alasan yang sesungguhnya (14:2). Dan lewat penguasa Romawi, mereka berhasil membuatnya dihukum mati pada salib.
mengapa Ia disalibkan?
Bagi para pengikutnya, riwayat Yesus tidak tamat dengan penyaliban dan penguburannya. Ia tetap diingat. Kenangan ini menjadi sumber keteguhan kebenaran yang dipersaksikan Yesus di salib dan diakui oleh kepala pasukan (Mrk 15:39 "Orang ini benar Anak Allah"). Kenangan akan Yesus bahkan dikembangkan serta diperkaya dengan pengalaman orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi. Dan kenangan ini menjadi sumber keteguhan iman mereka. Contoh paling jelas ialah tulisan-tulisan Paulus. Lain lagi Kisah Para Rasul yang menjelaskan keteguhan itu sebagai karya Roh Kudus. Injil-Injil kemudian menjelaskannya dengan memakai gagasan dasar yang berasal dari Yesus sendiri, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang diperkenalkannya sebagai "Anak Allah", orang yang amat dekat pada-Nya. Begitulah Kerajaan Allah itu menjadi kenyataan dalam kehidupan. Orang diajak menyambut kerajaan ini dan semakin menghidupinya.
menjalani saat-saat gelap
Pengurapan Yesus di Betania oleh seorang perempuan (14:3-9), seperti dikatakannya sendiri, menjadi gelagat bagi perawatan jenazahnya nanti. Akhir hidupnya nanti juga menjadi pokok yang diutarakannya dalam perjamuan terakhir (14:12-21). Dikatakannya, di antara murid-muridnya ada yang akan menyerahkannya kepada para imam (14:21-21). Roti dan anggur yang dibagikannya pada kesempatan itu ditampilkannya sebagai tubuh dan darahnya - kehidupannya - yang sebentar lagi akan menjadi kurban yang meresmikan Perjanjian yang Baru (14:22-24), maksudnya kesediaan Allah dan kesetiaan manusia. Inilah yang menumbuhkan Kerajaan Allah. Pada saat-saat ini dari pihak manusia yang diminta ialah kesetiaan, bukan cetusan kesediaan yang sulit dipenuhi. Petrus menyatakan bersedia mati bersamanya malah, tapi akhirnya mengingkarinya sampai tiga kali (14:29-31; dan memang terjadi demikian 14:66-72).
Malamnya Yesus dan murid-muridnya berada di luar tembok kota bagian timur, di tempat yang bernama Getsemani. Sementara ketiga murid terdekatnya tertidur, Yesus berdoa menyerahkan diri pada kehendak Bapanya (14:32-42). Akhirnya datang Yudas bersama para penangkap (14:43-52). Penangkapan Yesus ini membuat murid-muridnya tercerai-berai, seperti nubuat Zakhariah yang dikutip Yesus (14:27 = Zakh 13:7). Tapi mereka akan berkumpul kembali dengannya di Galilea (14:28).
Malam itu juga Yesus digiring ke Sanhedrin, Mahkamah Agama yang berwenang mengadili perkara-perkara yang bersangkutan dalam kehidupan agama dan masyarakat Yahudi. Macam-macam tuduhan dilancarkan, tetapi tidak satu pun dapat ditunjukkan dasarnya. Saksi palsu mengatakan Yesus akan merusak Bait dan membangunnya kembali. Yesus tidak membela diri (14:57-61a). Ketika ditanya imam agung apakah ia itu Mesias, Yesus tidak menyangkal dan malah mengatakan bagaimana ia nanti akan dimuliakan di kanan Allah dan akan kembali ke dunia (14:61b-62). Jawaban ini dianggap hujatan dan mendatangkan hukuman mati. Tetapi Sanhedrin tidak dapat menjatuhkan hukuman mati. Maka mereka membawanya kepada penguasa Romawi, Ponsius Pilatus, dan mengajukan tuduhan politik, yakni Yesus menyatakan diri raja orang Yahudi (15:1-3). Pilatus berusaha melepaskan Yesus dengan meminta orang-orang Yahudi memilih siapa yang patut dibebaskannya pada hari raya mereka: Yesus atau Barabas. Mereka menghendaki Barabas, yang justru seorang pemberontak dan pembunuh (15:6-11). Pilatus terpaksa menuruti. Ia memutuskan Yesus disalib dan membiarkan serdadu-serdadu menderanya terlebih dahulu (15:12-15) Mereka memasangkan mahkota duri di kepalanya dan mempermainkannya sebagai raja.
Yesus memanggul salib ke Golgota, nama Aram yang artinya "Tempat Tengkorak, sebuah bukit di kawasan barat Yerusalem. Di tengah jalan habislah tenaganya. Simon dari Kirene yang kebetulan lewat dipaksa memikul salib Yesus. Terpikir, seandainya tak ada Simon Kirene, bisa jadi Yesus tidak akan sampai ke Golgota dan sejarah umat manusia akan amat berbeda. Perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal juga menjadi jalan penebusan umat manusia.
Penyaliban Yesus dicatat Markus terjadi pada pukul sembilan pagi, pada salibnya dipasang tulisan "Raja orang Yahudi" dan bersama dia disalibkan juga dua orang penyamun (15:25-27). Pada pukul tiga sore Jumat itu, ia menyerukan doa keluhan Mzm 22:2, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Dalam keadaan sekarat ia diberi minum anggur asam. Inilah saat Yesus berseru dengan suara nyaring dan menghembuskan nafas terakhir (15:37). pada saat yang sama tirai Bait Suci terkoyak dua dari atas ke bawah (15:38) dan kepala pasukan di tempat penyaliban menyatakan bahwa Yesus itu benar Anak Allah (15:39). Kematiannya disaksikan para perempuan yang telah mengikuti dan melayaninya mulai Galilea hingga ke Yerusalem (15:40-41).
sebuah narasi kesaksian
Bagian terakhir Kisah Sengsara menceritakan penguburan Yesus petang hari Jumat menjelang hari Sabat. Yusuf Arimatea, anggota Sanhedrin, mendapat izin dari Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus setelah mengkafaninya. Begitulah Yesus dibaringkan di pemakaman yang kemudian ditutup dengan batu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yesus menyaksikan penguburan ini (15:42-47).
Pelbagai macam dambaan, idaman, impian, perhitungan yang dikenakan pada Yesus kini memang ikut terkubur. Tetapi banyak dari harapan itu sebetulnya bukanlah yang diajarkannya, seperti halnya penegakan kembali kerajaan Daud, kejayaan politik serta kekuasaan bagi para pengikutnya di hadapan kaum mapan di Yerusalem.
Apa yang tersisa?
Ada kesaksian yang tak diragukan dari orang-orang paling dekat dengannya, yakni bahwa pada dinihari Minggu, yaitu hari ketiga mulai dari hari penguburannya, mereka mendapati makamnya kosong tanpa ada yang memindahkan jenazahnya.
Ia sudah bangkit!
Para pengikut Yesus percaya bahwa Allah tidak membiarkan Yesus tetap berada di antara orang mati.
Dia dibangkitkan! Yesus menerima hidup baru dari Allah Bapanya sendiri. Hidup baru ini kini dapat dibagikannya kepada siapa saja. Inilah kenyataan Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Yesus dan dipersaksikannya dengan salib, kematian, serta kebangkitannya. Yang percaya juga boleh berharap ikut serta dengan dia yang bangkit itu. Inilah harapan yang tak bisa terkubur.
Kisah Sengsara dalam Injil bukanlah laporan pandangan mata, melainkan sebuah narasi kesaksian orang-orang yang paham serta percaya bahwa sengsara dan kematian Yesus terjadi dalam rangka pengabdiannya untuk membangun kembali hubungan baik antara manusia dan Allah. Kisah sengsaranya memperlihatkan betapa merosotnya kemanusiaan yang menolak kehadiran Yang Ilahi. Ditegaskan dalam kesaksian ini bahwa orang yang pasrah menerima kehadiran Allah akan menerima kehidupan sejati - seperti Yesus yang kemudian dibangkitkan dari kematiannya. Kisah tragis manusia tak berdosa itu dipersaksikan bagi orang banyak bukan untuk memicu rasa terharu, melainkan untuk membuat kita makin menyadari sampai di mana kekuatan-kekuatan jahat dapat memerosotkan kemanusiaan. Juga untuk mempersaksikan bahwa Yang Ilahi tidak bakal kalah atau meninggalkan manusia sendirian. Inilah kabar baik bagi semua orang.
Kisah sengsara menurut Markus ialah bagian paling awal dari Injil dan baru mulai disusunnya pada awal tahun 70-an, jadi empat dekade sesudah Yesus wafat, dan di Roma, dan bukan di negeri tempat Yesus pernah hidup. Baru setelah itu disertakannya pula kisah-kisah mengenai tindakan dan pengajarannya di sepanjang perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem tempat ia menderita sengsara. Sepuluh tahun kemudian Matius menyusun kembali tulisan Markus menjadi beberapa kumpulan pokok pembicaraan dan tindakan Yesus. Matius juga menyisipkan bahan-bahan mengenai perkataan Yesus yang sudah beredar waktu itu dan menyertakan bahan khas dari Matius sendiri, antara lain kisah kelahiran Yesus. Sementara itu, Lukas juga mengolah kembali Markus sambil menambahkan bahannya sendiri, seperti misalnya kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus. Lukas juga menyertakan bahan dari kumpulan kata-kata Yesus yang juga dipakai Matius. Baru pada tahun 90-an Yohanes menyelesaikan Injilnya. Ia tidak memakai Markus sebagai dasar seperti Matius dan Lukas. Ia menulis atas dasar gerak pengalaman batin orang percaya akan Yesus sang Sabda yang menerangi jagat.
DARI BACAAN KEDUA: MADAH TENTANG KRISTUS (Fil 2:6-11)
Bacaan ini sebaiknya didengarkan sebagai madah pujian bagi Kristus, yang meskipun sejatinya dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan dirinya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati... Begitulah ayat 6-8.
Dalam mendalami bacaan ini sebaiknya dimengerti bahwa ungkapan mengenai "pengosongan diri", "merendahkan diri" bukan dimaksud sebagai anjuran bagi pengikut Kristus untuk menirunya. Tujuan bacaan ini ialah untuk membuat pendengar m mengerti dan menghargai betapa besarnya pengorbanan yang telah dijalani Kristus demi membuat diri sama seperti manusia. Dengan demikian orang akan makin dekat padanya. Ini semua membuat Allah meninggikannya dan mengaruniakan padanya nama luhur yang diakui kebesarannya semua ciptaan. Inilah yang ditegaskan dalam ayat 9-10. Mengakui kebesaran ilahi yang bersedia mendekat ke kemanusiaan, itulah inti iman para pengikut Kristus. Pengakuan ini jugalah yang membuat manusia dekat kembali dengan Allah.
Dalam arah itu maka kemanusiaan bisa menjadi sungguh sama dengan yang diinginkan Pencipta, yakni menjadi "rupa" dan "kesamaan" dari Allah sendiri seperti terungkap dalam Kej 1:27. Gagasan inilah yang mendasari madah tentang Kristus dalam bacaan kali ini. Kristus digambarkan sebagai manusia seperti dikehendaki Pencipta sendiri, yakni menjadi serupa dan memiliki kesamaan tetapi toh tidak bermaksud menyamaiNya, bahkan merendah dan menjadi hamba, maksudnya, bersedia menjalankan keinginan tuannya. Dan hamba yang seperti ini akan diberi kehormatan besar oleh tuannya di rumahnya.
Salam hangat,
A. Gianto
Hari Minggu Palma, Mengenangkan Sengsara Tuhan, Minggu 03 April 2009
HARI MINGGU PALMA
Yes 50:4-7; Flp 2:6-11; Mrk 14:1-15:47
“Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan”
Ketika ada kepala negara atau presiden atau pejabat tinggi akan mengadakan kunjungan di suatu daerah, maka pada umumnya pemimpin bersama warga masyarakat yang bersangkutan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan itu antara lain: pembersihan atau penataan lingkungan hidup atau tempat yang mau dikunjungi dan jalan-jalan yang mau dilalui, pemasangan bendera atau spanduk, dst.. Kegiatan kunjungan kerja tersebut rasanya harus dibayar mahal, apalagi jika pemimpin dan warga daerah yang akan dikunjungi berusaha menampilkan diri sebaik mungkin, meskipun untuk itu sebenarnya merupakan permainan sandiwara, upaya liturgis atau formal melulu. Pada saat kunjungan pengawalan atau pengamanan bagi ‘sang tamu’ begitu ketat, antara lain terjadi ‘penutupan jalan untuk waktu tertentu’ dimana masyarakat umum pada saat itu tidak boleh melalui jalan yang bersangkutan. Pada hari ini, Minggu Palma, kita mengenangkan ‘Sang Raja, Yesus’ yang naik keledai dan dielu-elukan atau disambut secara meriah oleh orang-orang yang percaya kepadaNya. Hal itu terjadi secara spontan, sehingga mereka mengelu-elukan dengan daun palma atau pakaian seadanya, tanpa dibuat-buat dan tiada permainan sandiwara. dimana “mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"(Mrk 11:7-10)
“Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)
Hari ini kita juga mengelu-elukan dan mengiringi perjalanan Yesus menuju ke pemenuhan tugas pengutusanNya dengan mempersembahkan Diri seutuhnya, sengsara dan wafat di kayu salib serta pada hari ketiga bangkit dari mati. Yang kita elu-elukan dan iringi perjalananNya ‘tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia’, maka selayaknya kita mengelu-elukan dan mengiringiNya dengan sederhana, rendah hati, apa adanya, dan tiada permainan sandiwara kehidupan. Rasanya cara hidup dan cara bertindak atau sikap orang-orang yang mengelu-elukan Yesus waktu itu seperti kita pada masa kini ketika mendengar ada sahabat kita yang sedang sakit keras dan mendekati kematian serta dengan spontan dan cepat-cepat untuk mengunjungi dan menyapanya dengan penuh kasih.
Pada hari ini kita memasuki ‘Pekan Suci’, maka marilah meneladan orang-orang yang mengiringi Yesus menuju Yerusalem. Setelah kita mawas diri sejak Rabu Abu, kiranya masing-masing dari kita lebih mengenal diri: kita lebih kenal kekuatan dan kelemahan kita, serta melihat aneka kesempatan dan ancaman dalam menghayati iman atau panggilan serta melaksanakan tugas pengutusan. Maka baiklah dengan jujur, apa adanya kita masuki “Pekan Suci”, kita imani dan hayati bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan Yesus, karya penyelamatan seluruh bangsa manusia.
Marilah kita berusaha dengan rendah hati untuk “mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan sesama manusia” Kita adalah sama-sama ciptaan Tuhan, sama-sama beriman, sama-sama mendambakan hidup selamat, damai sejahtera lahir dan batin, bahagia kini dan selama-lamanya. Maka marilah kita fungsikan segala kekuatan dan gunakan segala kesempatan dan kemungkinan untuk saling , malayani, membahagiakan dan menyelamatkan. Marilah kita bekerja sama seperti semut-semut yang ‘membawa bangkai binatang menuju ke puncak/ketinggian’ dan di puncak itulah mereka berpesta pora makan bersama, sedangkan selama di perjalanan kerja sama dan bergotong-royong tanpa kenal lelah. Tiada yang korupsi, bermalas-malas, cari enak sendiri selama di perjalanan. Kita bagaikan ‘semut-semut’ yang akan menghabisi bangkai-bangkai busuk dan menjijikkan, sehingga bersih dan indah serta nikmat lingkungan hidup kita. “Jer basuki mowo beyo” (=Untuk hidup mulia, damai sejahtera, orang harus berani berjuang dan berkorban).
“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang” (Yes 50:4-5)
Mendengarkan dan berbicara itulah mayoritas kesibukan kita semua sejak bayi/dilahirkan sampai lansia/ mati atau dipanggil Tuhan. Begitu tersadar dari tidur kiranya indra pendengaran atau telinga kita yang pertama-tama aktif dan bekerja. Maka marilah begitu terjaga dari tidur kita dengarkan firman atau sabda Tuhan dan mungkin dapat kita awali dengan doa ini: “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (Rat 3:22 -23). Kita berterima kasih dan bersyukur atas rahmat dan kesetiaan Tuhan bahwa kita masih dianugerahi hidup serta kesegaran dan kebugaran. Dengan semangat yang sama kita masuki “Pekan Suci ini”. Kiranya juga juga mendambakan ketika berbicara juga dijiwai oleh rahmat dan kesetiaan Tuhan atau syukur dan terima kasih.
Berbicara dijiwai dengan syukur dan terima kasih merupakan perwujudan iman bahwa “Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid”, sehingga apa yang kita katakan “dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu”, sebagaimana disabdakan oleh Yesus dalam perjalananNya menuju puncak Kalvari, puncak kayu salib: “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"(Luk 23:28-31) . Dalam penderitaanNya Ia mampu menghibur dan memberdayakan mereka yang lesu. Mungkin kita tahu ada rekan-rekan atau saudara-saudari kita yang lesu dalam hidup beragama atau beriman, maka marilah kita dekati dan sapa mereka serta kita ajak mereka dengan rendah hati, syukur dan terima kasih untuk berpartisipasi memasuki ‘Pekan Suci’ ini. Biarlah mereka yang lesu akan segera dibangkitkan dan digairahkan, sehingga di malam Paskah dan selanjutnya kita bersama-sama menghayati iman dengan gairah dan gembira. Semoga kita tidak menoleh ke belakang dengan lesu, melainkan menatap masa depan dengan gairah dan gembira, meskipun kita melihat aneka tantangan dan hambatan yang menghadang dan harus kita hadapi.
“Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah” (Mzm 22:19-20.23)
Jakarta , 5 April 2009
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati