Tampilkan postingan dengan label Kelahiran Yesus Kristus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kelahiran Yesus Kristus. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Juni 2009; Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Rabu, 24 Juni 2009
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.” (Kisah Para Rasul 13:22-26)


Doa Renungan Pagi


Ya Allah, Engkau menyelenggarakan kehidupan kami setiap hari dengan rahmat dan kurnia-Mu. Tanamkanlah semangat dan rasa syukur dalam hati kami, agar kami senantiasa dihibur dengan penghibur yang sejati, yakni roh-Mu sendiri. Biarlah roh-Mu yang menyertai perjalanan kami sepanjang hari ini, supaya hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Tuhan mempersiapkan hamba yang dipilihnya sejak dari kandungan dan melengkapi mereka dengan segala rahmat untuk melaksanakan perutusan itu. Kesadaran yang diwartakan Yesaya ini, terjadi pula dalam peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis. Kasih setia Tuhan ini kiranya berlaku pula bagi kita yang telah dipanggil-Nya untuk hidup dan menerima rahmat iman.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel , dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” Tetapi aku berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya. Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku.
Ayat
. (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
3. Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Paulus menerangkan kepada umatnya tempat Yohanes Pembaptis dalam sejarah keselamatan. Yohanes hadir bagi kita agar makin tegaslah kabar keselamatan melalui Yesus Kristus.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:22-26)

"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."

Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.

Tangan Tuhan menyertai Yohanes Pembaptis sewaktu ia dikandung, dilahirkan, dan dibesarkan. Elisabet dan Zakharia juga berusaha untuk mendengarkan dan menanggapi kehendak Tuhan dalam diri putranya. Keterbukaan iman itu ternyata menjadi kesaksian yang penting bagi orang-orang di sekitar mereka.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66.80)

"Namanya adalah Yohanes."

Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, ”Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya, dan berkata, “Menjadi apakah anak itu nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel .
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Elisabet dan Zakharia taat pada apa yang diperintahkan oleh Malaikat agar anaknya diberi nama Yohanes. Mereka tetap taat meski dianggap aneh oleh para tetangganya yang berpendapat bahwa mereka melakukan sesuatu yang tidak lazim dilakukan oleh anggota masyarakat tersebut.

Doa Renungan Malam

Ya Tuhan, Yohanes Pembaptis telah Kauutus untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis dalam hidupnya telah menyerukan pertobatan bagi setiap orang. Semoga kami menghayati hidup iman kami lewat pertobatan terus menerus. Semoga malam ini kami dapat beristirahat dengan tentram dalam naungan kasih-Mu, kini dan sepanjang segala masa. Amin.



R U A H

Renungan Pagi

Rabu, 25 Maret 2009

Rabu, 25 Maret 2009
Hari Raya Kabar Sukacita


"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."



Doa Renungan Pagi

Allah Bapa yang kekal, bukalah hati kami agar mampu menerima duta kedamaian, cahaya dunia, sabda-Mu sendiri. Bebaskanlah kami agar dapat menyambut Putra Sang Perawan, yang merupakan pemenuhan janji-Mu Yesus Al Masih, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)

"Seorang perempuan muda akan mengandung."

Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita."

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.

Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10-17)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:4-10)

"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."

Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku." Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. -- Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat.Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)

"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan

"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

“KehendakKu ialah menaklukkan seluruh dunia serta semua musuh, dan dengan demikian masuk ke dalam kemuliaan BapaKu. Barangsiapa mau ikut Aku dalam usaha ini, harus bersusah-payah bersama Aku, supaya karena ikut Aku dalam penderitaan, kelak dapat ikut pula dalam kemuliaan” (St.Ignatius Loyola, LR no 95). Kutipan ini adalah bagian dari bahan perihal kontemplasi “Panggilan Raja” di dalam Latihan Rohani St.Ignatius Loyola. Bahan ini sebagai renungan bagi retretan yang mulai tergerak hatinya untuk lebih mengenal Penyelamat Dunia, Yesus Kristus, yang dijanjikan oleh Allah, yang juga mendambakan keselamatan. Suasana hati retretan dalam kontemplasi ‘Panggilan Raja’ rasanya mirip dengan suasana hati Maria dan orang sezamannya yang mendambakan pemenuhan janji Allah tentang Penyelamat Dunia. Dalam dambaan suci tiba-tiba memperoleh ‘pencerahan sekaligus tantangan’ itulah yang dialami Maria ketika menerima kedatangan malaikat yang berkata:”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."…"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."(Luk 1:29-33). Sebagai seorang gadis mengandung tanpa suami jelas akan menjadi bahan gunjingan yang berat, namun ketika diberitahu bahwa ia mengandung karena Roh Kudus, maka Maria menjawab: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38)


"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38)

Bunda Maria adalah teladan umat beriman, maka sebagai orang beriman kita dipanggil untuk meneladannya, antara lain dengan menyatakan dan menghayati sebagaimana dinyatakan oleh Bunda Maria :”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Seorang hamba atau pelayan memiliki tugas utama ‘melayani’ orang lain. “Melayani” dalam bahasa Latin “servire/servio” antara lain dapat berarti mengabdi, baik untuk/berguna, menolong, menurut kehendak orang, mengusahakan, membaktikan diri kepada, memusatkan pikirannya, mengerahkan kekuatan untuk, mengindahkan, menghiraukan (lih Drs.K.Prent CM, Drs J.Adisubrata, WJS Poerwadarminta: Kamus Latin-Indonesia, Kanisius 1969 , hal 787). Maka menjadi hamba atau pelayan yang memiliki tugas utama melayani berarti cara hidup dan cara bertindaknya seperti arti dari ‘servio’ di atas dimanapun dan kapanpun.

Cara hidup dan cara bertindak seorang hamba atau pelayan senantiasa membahagiakan atau menyelamatkan orang lain dan lingkungan hidupnya, ia setia dan taat pada apa yang dikatakan atau diperintahkan oleh tuan-tuannya. Sebagai hamba Tuhan berarti senantiasa dengan penuh kesetiaan dan ketaatan melaksanakan perintah-perintah atau sabda-sabda Tuhan, yang antara lain tertulis di dalam Kitab Suci serta ‘diterjemahkan’ ke dalam aneka macam bentuk konstitusi, pedoman hidup, anggaran dasar hidup bersama. Jiwa atau semangat melayani ini hemat saya pertama-tama dan terutama harus dihayati oleh mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama, para pemimpin atau atasan, sehingga cara hidup dan cara bertindak pemimpin atau atasan dapat menjadi teladan bagi para anggota atau bawahannya. Marilah kita mendukung dan meneladan para gembala Gereja yang senantiasa menyatakan dan mengusahakan diri sebagai ‘hamba yang hina dina’ dalam menggembalakan atau melayani umat.

Hamba atau pelayan yang baik pada umumnya bekerja keras dan tidak pernah menggeluh atau menggerutu, juga ketika harus menerima perlakuan yang tidak enak atau tidak baik dari yang dilayani. Hamba atau pelayan senantiasa bersusah payah membahagiakan mereka yang harus dilayani, tidak pernah bermalas-malas atau bekerja seenaknya, menurut selera pribadi. Hamba atau pelayan yang baik senantiasa juga mengenali dengan baik mereka yang harus dilayani, sehingga pelayanannya diterima dengan senang hati dan gembira. Hamba atau pelayan berusaha menggembirakan mereka yang dilayani, maka panggilan bagi kita untuk melayani yang lain berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun senantiasa menggembirakan yang lain. Kita adalah pewarta-pewarta kabar gembira, apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan.


“Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua” (Ibr 10:8-9).

“Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa” pada umumnya bersifat liturgis atau formal atau bahkan ‘sandiwara’. Yang menjadi korban adalah orang atau yang lain. Hal ini sering terjadi tidak hanya dalam upacara liturgis atau keagamaan saja, tetapi juga terjadi di dalam hidup sehari-hari, dimana orang cenderung menampilkan ‘bungkus’ atau apa yang kelihatan, bukan ‘isi’ atau tindakan konkret sehari-hari. Kita semua sebagai orang beriman dipanggil untuk bersikap : “Sungguh, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu/kehendak Tuhan”, dengan kata lain menjadi pelaksana-pelaksana kehendak Tuhan dalam hidup, tugas pengutusan, pekerjaan, jabatan atau fungsi sehari-hari. Kita dipanggil untuk berbudi pekerti luhur, dengan pemahaman “Sesungguhnya, pengertan budi pekerti yang paling hakiki adalah perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh perilaku” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 4).

"Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yes 7:13-14), demikian kata nabi Yesaya kepada keluarga Daud. Kata nabi Yesaya ini kiranya dapat menjadi permenungan atau refleksi kita: dari cara hidup dan cara bertindak kita diharapkan ‘lahir Imanuel’ , dihasilkan buah-buah yang mendorong dan memotivasi siapapun yang kena dampak hidup dan bertindak kita untuk senantiasa mengimani penyertaan atau pendampingan Tuhan dalam dirinya yang lemah dan rapuh. Tentu saja dari diri kita sendiri senantiasa bersama dan bersatu dengan Tuhan, karena kita adalah pelaksana-pelaksana kehendak Tuhan. Marilah meneladan Imanuel “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)





[Ignatius Sumarya, SJ]

Photobucket

Malam Natal dan Hari Raya Natal

MALAM NATAL dan HARI RAYA NATAL
Rabu-Kamis, 24-25 Desember 2008

SELAMAT NATAL!
Rekan-rekan yang budiman!

Dalam tradisi Gereja Katolik ritus Latin, hari Natal dirayakan dengan tiga Misa Kudus yakni Misa Malam Natal 24 Desember, kemudian Misa Fajar 25 Desember pagi , dan akhirnya Misa Siang. Ketiga perayaan itu melambangkan tiga sisi kenyataan lahirnya Sang Penyelamat Dunia.

Pertama, kelahirannya sudah terjadi sejak awal, yakni dalam kehendak Bapa di surga untuk mengangkat martabat kemanusiaan ke dekatnya.

Kenyataan kedua terjadi ketika Yesus lahir dari kandungan Maria.

Dan kenyataan ketiga, kelahiran Kristus secara rohani di dalam kehidupan orang beriman.

Bacaan Injil dalam ketiga Misa Natal tersebut sejajar dengan tiga kenyataan tadi. Dalam Misa malam hari dibacakan Luk 2:1-14 yang menceritakan Maria melahirkan di Betlehem, kemudian dalam Misa fajar diperdengarkan Luk 2:15-20 yang mengabarkan lahirnya Kristus di dalam kehidupan orang beriman yang pertama, yakni para gembala. Akhirnya, dalam Injil Misa siang hari, Yoh 1:1-18, ditegaskan bahwa sang Sabda ini sudah ada sejak semula. Pembicaraan kali ini akan menggarisbawahi ketiga kenyataan peristiwa kelahiran Kristus itu.

INJIL MISA MALAM HARI: Luk 2:1-14

Seperti dikisahkan dalam ay. 1-3, Yusuf dan Maria mematuhi maklumat umum Kaisar Augustus yang mewajibkan orang mencatatkan diri di kampung halaman leluhur. Sekalipun tidak ada arsip sejarah yang membuktikan bahwa maklumat seperti itu pernah dikeluarkan Kaisar Augustus, dapat dikatakan bahwa hal seperti itu bukannya tidak pernah terjadi samasekali. Di sini Lukas mempergunakannya sebagai konteks kisah kedatangan Yusuf dan Maria ke Betlehem. Ini juga cara Lukas mengatakan bahwa Tuhan bahkan memakai pihak bukan-Yahudi untuk menjelaskan bagaimana Yesus tetap lahir di Yudea, tempat asal kaum Daud, dan bukan di Nazaret. Kelembagaan Yahudi sendiri kiranya tidak cukup. Bahkan lembaga itu sudah tak banyak artinya lagi. Seperti banyak orang asli Yudea lain, Yusuf dan Maria termasuk kaum yang "terpencar-pencar" hidup dalam diaspora di daerah bukan asal. Ironisnya, yang betul-betul masih bisa memberi identitas "orang Yudea" kini bukan lagi ibadat tahunan di Yerusalem, melainkan cacah jiwa yang digariskan penguasa Romawi.

Dalam ay. 4-5 disebutkan bahwa Yusuf pergi dari Nazaret ke Yudea "agar didaftar bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung". Dengan cara ini mereka nanti akan resmi tercatat sebagai suami-istri di Yudea. Oleh karena itu, Yesus juga secara resmi bakal tercatat sebagai keturunan Daud, baik bagi orang Yahudi maupun bagi administrasi Romawi. Dengan demikian, Lukas sedikit menyingkap apa yang nanti akan diutarakannya dengan jelas dalam Kisah Para Rasul, yakni kedatangan Juru Selamat bukanlah melulu bagi orang Yahudi, melainkan bagi semua orang di kekaisaran Romawi, bahkan bagi semua orang di jagat ini. Malahan bisa dikatakan bahwa justru kehadiran orang bukan-Yahudi membuatnya betul-betul datang ke dunia ini! Kita-kita ini, sekarang ini juga, masih ikut membawanya datang ke dunia.

Menurut ay. 7, Maria melahirkan anak lelaki, anaknya yang sulung. Penyebutan "anak sulung" ini terutama dimaksud untuk menggarisbawahi makna yuridis, bukan biologis. Anak sulung memiliki hak yang khas yang tak ada pada saudara-saudaranya. Dalam hal ini hak sebagai keturunan Daud dengan semua keleluasaannya. Oleh karena itu, ia juga nanti dapat mengikutsertakan siapa saja untuk masuk dalam keluarga besarnya. Anak bukan sulung tidak memiliki hak seperti ini.

Bayi yang baru lahir itu kemudian dibungkus dengan lampin dan dibaringkan dalam palungan. Ditambahkan pada akhir ay. 7 "karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan". Bukan maksud Lukas mengatakan bahwa mereka tidak dimaui di mana-mana. Tempat-tempat yang biasa sudah penuh para pengunjung yang mau mendaftarkan diri menurut maklumat Kaisar Augustus. Mereka akhirnya menemukan tempat umum yang biasa dipakai tempat istirahat rombongan karavan bersama hewan angkutan mereka. Semacam stasiun zaman dulu. Tempat-tempat seperti ini memiliki beberapa kelengkapan dasar, misalnya palungan tempat menaruh makanan bagi kuda atau hewan tunggangan. Sekali lagi ini cara Lukas mengatakan kelahiran Yesus ini terjadi di tempat yang bisa terjangkau umum. Tempat seperti itulah tempat bertemu banyak orang. Maka dari itu, nanti para gembala dapat dengan cepat mendapatinya.

Kelahiran Yesus yang diceritakan sebagai kejadian sederhana seperti di atas itu nanti dalam Luk 2:8-14 diungkapkan para malaikat kepada para gembala. Mereka amat beruntung bisa menyaksikan perkara ilahi dan perkara duniawi dalam wujud yang sama. Orang diajak melihat bahwa yang terjadi sebagai kejadian lumrah belaka itu ternyata memiliki wajah ilahi. Bala tentara surga, para malaikat menyuarakan pujian kepada Allah. Dia yang Maha Tinggi kini menyatakan diri dalam wujud yang paling biasa bagi semua orang. Apa maksudnya? Kiranya Lukas mau mengatakan bahwa orang-orang yang paling sederhana pun dapat merasakan kehadiran Yang Ilahi dalam peristiwa yang biasa tadi. Dan bahkan mereka bergegas mencari dan menemukan kenyataan duniawi dari kenyataan ilahi yang mereka alami tadi.

Pengalaman rohani yang paling dalam juga dapat dialami orang sederhana. Oleh karena itu, orang dapat melihat kehadiran Tuhan dalam peristiwa biasa. Sebuah catatan. Arah yang terjadi ialah dari atas, dari dunia ilahi ke dunia manusia, bukan sebaliknya. Kita tidak diajak mencari-cari dimensi ilahi dalam tiap perkara duniawi. Ini bisa mengakibatkan macam-macam masalah dan keanehan. Yang benar ialah mengenali perkara duniawi yang memang memiliki dimensi ilahi. Ada banyak perkara duniawi yang tidak memilikinya. Dalam arti itulah warta para malaikat kepada para gembala dapat membantu kita menyikapi dunia ini. Misteri inkarnasi ialah kenyataan yang membuat orang makin peka akan kenyataan duniawi yang betul-betul menghadirkan Yang Ilahi, bukan tiap kenyataan duniawi.

INJIL MISA FAJAR: Luk 2:15-20

Yang diberitakan malaikat Tuhan kepada para gembala (ay. 10-12) kini mereka teruskan kepada orang-orang yang ada di sekitar palungan (ay. 17). Boleh kita bayangkan, di tempat umum di sekitar palungan itu ada banyak orang lain yang juga menginap di situ. Mereka sedang menolong keluarga baru ini. Mendengar kata-kata para gembala mengenai warta malaikat tadi, semua orang ini menjadi terheran-heran (ay. 18). Bagi mereka bayi yang dilahirkan ibu muda ini biasa saja. Tapi apa para gembala ini menjelaskan hal yang luar biasa yang sedang terjadi kini! Para gembala itulah orang-orang yang pertama-tama memberi arti rohani bagi peristiwa kelahiran tadi. Mereka itu juga pewarta kedatangan Penyelamat yang bukan orang-orang yang secara khusus berhubungan dengan Allah seperti halnya Maria atau Yohanes Pembaptis ketika masih ada dalam kandungan. (Katakan saja, para gembala itulah para teolog, para ahli kristologi generasi awal, yang mampu memukau perhatian orang. Guru Besar mereka ialah para malaikat dan semua bala tentara surgawi.)

Satu catatan. Disebutkan dalam ay. 15 "... gembala-gembala itu berkata satu kepada yang lain, 'Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem untuk melihat ....'" Kepada siapa kata-kata itu ditujukan? Dalam bacaan teks yang biasa, jelas ajakan itu ditujukan kepada satu sama lain. Namun demikian, bacaan teks ini juga tertuju kepada pembaca. Teks ini membuat siapa saja yang membaca atau mendengarkannya merasa diajak gembala-gembala tadi bersama pergi dengan mereka ke Betlehem menyaksikan kebesaran ilahi dalam wujud yang membuat orang mulai bersimpati kepada Tuhan. Lukas kerap memakai teknik berbicara seperti ini. Dengan memakai bentuk percakapan - bukan hanya dengan cerita - Lukas membuat pembaca merasa seolah-olah ikut hadir di situ. Dan pada saat tertentu ajakan akan terasa ditujukan bagi pembaca juga.

Yang hadir dalam pembacaan Injil Misa fajar bisa pula merasakannya. Dan bila itu terjadi, warta petikan Injil Misa Fajar akan menjadi makin hidup.Orang diajak para gembala yang telah menyaksikan kebesaran Tuhan untuk ikut pergi mencarinya "di Betlehem", di tempat yang kita semua tahu, yang dapat dicapai, bukan di negeri antah-berantah. Warta Natal Lukas tak lain tak bukan ialah pergi mendapati dia yang lahir di tempat yang bisa dijangkau siapa saja - di "Betlehem" - boleh jadi dalam diri orang yang kita cintai, boleh jadi dalam kehidupan orang-orang yang kita layani, dalam diri orang-orang yang membutuhkan kedamaian, atau juga dalam diri kita sendiri yang diajak ikut menghadirkannya. Ini bisa memberi arah baru dalam kehidupan. Betlehem bisa bermacam-macam wujud dan macamnya, namun satu hal sama. Di situlah Tuhan diam menantikan orang datang menyatakan simpati kepada-Nya. Adakah perkara lain yang lebih menyentuh?

INJIL MISA SIANG: Yoh 1:1-18

Pembukaan Injil Yohanes ini sarat dengan makna. Dikatakan dalam kedua ayat pertama "Pada mulanya adalah Firman dan Firman itu bersama-sama dengan Allah. Dan Firman itu adalah Allah. Ia pada awal mulanya ada bersama dengan Allah" (Yoh 1:1-2). Guna memahaminya, orang perlu mengingat Kisah Penciptaan menurut tradisi dalam Kej 1:1-2:4a. Di situ dikisahkan bahwa pada awalnya Tuhan menjadikan terang dengan memfirmankannya. Firman-Nya (yakni "jadilah terang!") menjadi kenyataan, yakni terang. Dan begitu selanjutnya hingga ciptaan yang paling akhir, yakni umat manusia (dengan memakai gaya bahasa merismus "laki-laki dan perempuan") yang diberkati dan diberi wewenang mengatur jagat ini sebagai wakil Tuhan Pencipta sendiri.

Terjemahan ay. 1 "Dan Firman itu Allah" ialah terjemahan harfiah kalimat Yohanes "kai theos een ho logos". Kalimat Yunani seperti itu sebetulnya bukan hendak menyamakan Firman dengan Tuhan. Alih bahasa yang lebih dekat dengan maksud Yohanes boleh jadi demikian: "keilahian itu adalah Firman". Kata "theos" dipakai tanpa artikel atau kata sandang di sini tampil dalam arti keilahian. Pemakaian seperti ini maksudnya untuk menekankan bahwa yang sedang dibicarakan, yakni Firman itu memiliki bagian dalam keilahian. Dengan demikian juga hendak dikatakan bahwa keilahian yang kerap terasa jauh dan menggentarkan belaka itu kini mulai dekat dan dapat didengarkan, membiarkan diri dimengerti, dikaji, dipikir-pikirkan, dan dengan demikian ikut di dalam kehidupan manusia. Itulah maksud Yohanes. Oleh karena itu, juga tidak mengherankan bila dalam Yoh 1:3 ditegaskan tak ada yang ada di jagat ini yang dijadikan tanpa Firman. Tak ada yang tak berhubungan denganNya. Hubungan ini tetap ada sekalipun dianggap sepi, disangkal, tidak diperhatikan. Selanjutnya, dalam ay. 4 ditegaskan bahwa ia itu kehidupan dan kehidupan itu adalah terang bagi manusia. Dalam Kisah Kejadian tadi, terang menjadi ciptaan pertama yang mendasari semua yang ada.

Bagi Yohanes, kata "dunia" (ay. 9, 10) mengacu pada tempat beradanya kekuatan-kekuatan gelap yang melawan kehadiran ilahi (lihat ay. 5). Ke tempat seperti inilah terang ilahi tadi bersinar dan terangnya tak dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan gelap. Yohanes menghubungkan peristiwa kelahiran Yesus sebagai kedatangan terang ilahi ke dunia ini. Dengan latar Kisah Penciptaan maka jelas kelahiran Yesus itu ditampilkan Yohanes sebagai tindakan yang pertama dalam karya penciptaan Tuhan. Namun demikian, arah tujuan pembicaraan Yohanes bukan sekadar menyebut itu. Penciptaan ini dimaksud untuk menghadirkan Tuhan Pen­cipta. Bukan sebagai Tuhan yang kehadiran-Nya harus diterjemahkan terutama dalam wujud hukum-hukum agama, seperti hukum Taurat, melainkan sebagai Bapa yang mengasalkan kehidupan manusia, yang menyapa manusia dengan Firman yang membawakan kehidupan.

Akan besar maknanya bagi zaman ini bila ditegaskan bahwa iman akan kelahiran Kristus di dunia ini ialah mempercayai Allah yang masih meneruskan penciptaan jagat beserta isinya. Firman-Nya kuat. Terangnya tak terkalahkan meskipun banyak yang menghalangi. Artinya, yang menganggap ciptaan ini buruk dan gelap belaka dan memperlakukannya dengan buruk boleh jadi sudah mulai memisahkan diri dari Dia, sumber terang itu sendiri, dan akan tersingkir sendiri. Tetapi mereka yang percaya bahwa jagat ini dapat menjadi baik dan ikut mengusahakannya sebetulnya memilih ada bersama Dia.

DARI BACAAN-BACAAN KEDUA

Bagi Misa Malam dibacakan surat kepada Titus 2:11-14. Di sini ditegaskan bahwa rahmat keselamatan telah nyata-nyata hadir bagi semua orang. Kehadiran rahmat ini tak bisa lagi disepelekan. Kepada Titus bukan disampaikan sekadar khotbah atau ajakan saleh melainkan penegasan bahwa kini umat manusia sudah hidup dalam zaman keselamatan. Yang penting ialah menerima, menyadarinya, dan menghidupinya dengan pelbagai cara yang bisa ditemukan, diwujudkan serta dikembangkan pula. Dengan demikian orang akan betul-betul ikut menjadi bagian dari rahmat tadi dan inilah kenyataan keselamatan. Dengan demikian juga kecenderungan manusia menjauh dari Yang Ilahi akan berganti dengan daya ilahi yang membawa kemanusiaan ke dekatNya.

Dalam surat kepada Titus 3:4-7 yang dibacakan pada Misa fajar ditandaskan kembali betapa besarnya anugerah rahmat keselamatan. Bukan karena jasa manusialah keselamatan diberikan, seakan-akan kehidupan kekal itu terbeli dengan tindakan-tindakan baik, melainkan kasih ilahi sendirilah yang membawa manusia kepadaNya. Inilah kehidupan yang sejati. Karena itu juga anugerah ini semakin berarti bila semakin dihidupi. Semua ini diutarakan kepada Titus agar ia sebagai pemimpin setempat dapat membimbing umat ke pengertian yang benar itu. Pesan ini kiranya juga masih bisa berbicara kepada para pemimpin umat di mana saja, juga di negeri kita.

Pembukaan surat kepada orang Ibrani 1:1-6 yang dibacakan pada Misa siang hari menunjuk pada siapa dia yang kini hadir sebagai penyelamat di tengah-tengah kemanusiaan. Dia itu ialah yang terdekat dengan Yang Ilahi sendiri. Inilah arti "anak" dan "ahli waris" yang dipakai sebagai kiasan dalam ay. 2 dan 5-6. Dia juga menjadi "sapaan" ilahi kepada umat manusia.

Sapaan ini membawakan hidup kepada alam semesta dan menerangi semua yang ada. Kedudukannya jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat sekalipun. Kini umat manusia bisa menyadari betapa yang sedemikian besar itu berani dan dapat merendah menyapa orang, juga pada zaman ini, juga di sini. Tinggal diterima dan dibiarkan leluasa menghadirkan kekuatannya.


Salam hangat,
A. Gianto

www.mirifica.net






Photobucket

Rabu, 24 Desember 2008 Misa Vespertina Natal (Sore menjelang Misa Malam Natal)

Rabu, 24 Desember 2008
Misa Vespertina Natal
(sore menjelang Misa Malam Natal)


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (62:1-5)



"Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan sorban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "Yang-Ditinggalkan-Suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "Yang-Sunyi"

Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan sorban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "Yang-Ditinggalkan-Suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "Yang-Sunyi". Tetapi engkau akan dinamai "Yang-Berkenan-Kepada-Tuhan", dan negerimu akan disebut "Yang-Bersuami", sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu. Dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya.
Ayat.
(Mzm 89:4-5.16-17.27.29)
1.Engkau berkata, ya Tuhan, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
2. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (13:16-17.22-25)

"Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak."


Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Besok kejahatan dunia akan dilebur; dan Penyelamat dunia akan merajai kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 1:1-25 (Singkat: Mat 1:18-25)

"Silsilah Yesus, anak Daud."

Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: 'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel' yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamai anak itu Yesus.
I. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U.Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

ASAL USUL YESUS SANG IMANUEL
Rekan-rekan yang baik!

Berikut ini sebuah ulasan ringkas mengenai Mat 1:1-25 yang dibacakan dalam Misa Vespertina tanggal 24 Desember (sore menjelang Misa Malam Natal). Petikan ini terdiri dari dua bagian. Yang pertama memuat silsilah Yesus (ay. 1-17) dan yang kedua mengisahkan peristiwa kelahirannya (ay. 18-25). Di beberapa tempat boleh jadi hanya bagian kedua saja yang dibacakan. Namun demikian, baiklah kita catat beberapa gagasan mengenai silsilah yang termaktub pada bagian pertama karena dapat memberi pengantar memasuki bagian yang kedua.

SILSILAH


Pertama-tama, dengan silsilah itu hendak ditunjukkan bahwa Yesus adalah tokoh yang sejak awal mula dijanjikan Tuhan kepada Abraham, bapak segala orang beriman dan yang selanjutnya diteguhkan dengan kebesaran Raja Daud. Kemudian keturunan Daud berlangsung hingga pembuangan yang betul-betul mengubah jati diri orang Israel, dari yang membanggakan diri sebagai bangsa pilihan menjadi bangsa tawanan yang perlu menyadari dan menyesali ke­dosaannya. Akan tetapi justru dalam keadaan itu tumbuhlah harapan akan kedatangan seorang Mesias yang akan memulihkan kebesaran mereka. Mesias, harfiahnya Yang Terurapi, ialah orang mendapat tugas resmi dari Tuhan untuk memimpin umatNya. Memang lazimnya orang Yahudi pada zaman Yesus memahami masa lampau mereka dalam ukuran-ukuran ketiga masa tadi: dari Abraham hingga Daud, dari Daud hingga Pembuangan, dan dari Pembuangan hingga kedatangan Mesias yang dinubuatkan Nabi Yesaya 7:14 yang nanti akan dikutip dalam Mat 1:23 dan diterapkan kepada kelahiran Yesus oleh Maria. Tiap masa memiliki makna yang khas. Secara tak langsung, Matius mengikutsertakan Yesus dalam kedua masa yang pertama (keturunan Daud, yang juga keturunan Abraham) dan menerapkan masa ketiga pada Yesus dengan jelas (masa penantian datangnya Mesias, yaitu Yesus).

Orang yang mengenal riwayat tokoh-tokoh yang dise­butkan dalam silsilah itu tentu akan menikmati bacaan ini. Namun demikian, tak banyak yang dapat mengenali satu persatu para leluhur Yesus itu. Orang Yahudi yang biasa pada zaman dulu pun tidak tahu riwayat masing-masing tokoh itu. Dan Matius pun sadar akan hal ini. Oleh karena itu, pada akhir silsilah ini, yakni pada ay. 17, diberikannya sebuah rangkuman. Ada 14 keturunan dalam masing-masing dari ketiga masa dalam kehidupan bangsa Israel tadi. Apa makna angka 14 ini? Angka 14 ialah hasil dari 2 kali 7, yakni angka yang melambangkan keutuhan yang keramat sifatnya. Dua kali angka 7 berarti sungguh keramat. Yang amat keramat ini terulang tiga kali. Pengulangan tiga kali ini juga khas. Bila dua kali berarti menggarisbawahi pentingnya, tiga kali menunjukkan suasana khidmat (Ingat seruan para serafim dalam Yes 6:3 "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan ...!" yang juga dipakai dalam liturgi ekaristi). Oleh karena itu, jelas bahwa tiga kali penyebutan 2 kali 7 keturunan dalam silsilah Yesus itu dimaksud untuk mengajak orang agar bersikap khidmat menghadapi kenyataan yang teramat keramat, yakni peristiwa kelahiran Yesus yang diceritakan dalam ay. 18-25.

PANDAI MENDENGARKAN

Mendekati kisah kelahiran Yesus dengan suasana khidmat serta menyadari sakralnya kisah itu akan memberi banyak kekuatan kepada orang sekarang. Banyak yang akan bertanya-tanya mengapa saya katakan "mendekati kisah" dan bukan "mendekati kelahiran sang Penyelamat"? Kita sebetulnya hanya bisa mendekat kepadaNya lewat kisah tentangNya. Seperti halnya Yusuf yang berhasil datang dekat dengan mendengarkan kisah malaikat dengan khidmat, begitulah jalan kita. Yusuf sadar akan apa yang sedang terjadi. Dan dengan segala ketulusannya ia menerima kehadiran yang keramat dalam kehidupannya. Ia menerima apa yang terjadi pada Maria. Boleh jadi ia tidak seluruhnya mengerti. Bahkan bisa dikatakan bahwa ia baru betul-betul mengerti dan dapat benar-benar menerima setelah ia mendengarkan kisah yang dibawakan malaikat kepadanya. Sikap hormat seperti ini membuatnya ikut serta dalam karya penyelamatan.

Malaikat bersabda kepada Yusuf dan menjelaskan bahwa yang terjadi pada Maria itu menurut apa yang telah dinubuatkan Nabi Yesaya (Yes 7:14), yakni anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan dia Imanuel, yang artinya Allah menyertai kita. Yusuf yang telah mendengarkan kisah malaikat dengan khidmat tadi akan menerapkannya kepada anak yang nanti dilahirkan Maria. Ia dinamainya Yesus, yang artinya Tuhan itu pemberi keselamatan, dalam arti ia menyertai kita - Imanuel. Tuhan tidak meninggalkan kita. Nama itu sendiri ialah ungkapan iman bahwa Yang Maha Besar tetap menyertai kita.

"Tuhan beserta kita" inilah yang bakal lahir di tengah-tengah kumpulan orang di mana saja dan kapan saja yang bersedia mendengarkan kisah kehadiran yang keramat di dunia ini. Warta Natal yang dibawakan petikan Injil Matius pada kesempatan ini besar kandungan rohaninya. Orang diajak mendengarkan kisah kehadiran Tuhan di dalam kehidupan ini. Menurut Matius, tidak sukar memenuhi ajakan itu. Yang dibutuhkan ialah sikap khidmat di hadapan Yang Ilahi yang tampil dalam kehidupan ini dalam macam-macam wujud. Kita ingat pada akhir Injil Matius, pembicaraan mengenai penghakiman terakhir dipusatkan pada apa orang berhasil atau tidak melihat kehadiran Tuhan dalam diri sesama. Begitulah, sejak awal Matius mengajak kita belajar makin peka akan isyarat-isyarat dari Tuhan sendiri. Dan Yusuf menjadi gambar orang yang sampai ke sana, dengan segala ketulusan yang membuatnya mampu mendengarkan khidmat kisah kehadiran Tuhan di dekatnya. Pada kesempatan ini juga kita mendapat ajakan seperti itu.

DARI BACAAN KEDUA (Kis 13:16-17.22-25)

Satu ketika dalam perjalanannya yang pertama Paulus dan rekan-rekannya singgah di Antiokhia yang di Pisidia - sekarang Turki tengah agak ke selatan. Di situ mereka ikut ibadat di rumah ibadat Yahudi pada hari Sabat. Memang zaman itu belumlah komunitas Kristiani terpisah dari kalangan Yahudi. Setelah pembacaan Taurat, pimpinan rumah ibadat menyilakan bila ada dari antara rombongan Paulus yang ingin mengutarakan pesan untuk menguatkan iman umat. Maka Paulus pun angkat bicara.

Bacaan kedua kali ini diangkat dari pembicaraan Paulus di rumah ibadat itu. Ringkasnya, Paulus mengutarakan kembali sejarah umat Perjanjian Lama sebagai kenyataan hadirnya Yang Mahakuasa dalam kehidupan manusia dalam kurun waktu tertentu dan tempat tertentu. Secara khusus ditegaskannya bahwa keselamatan datang dalam kehidupan lewat Raja Daud. Dan seorang keturunan Daud, yakni Yesus, telah datang menghadirkan Yang Ilahi. Tentang dia Yohanes Pembaptis telah memberikan kesaksian. Kebesaran tokoh yang disebutkan Paulus itu amat dikenal para pendengarnya. Karena itulah kesaksiannya juga amat kuat.

Pokok di atas menunjuk pada kekhususan iman kristiani, yakni kepercayaan yang berani mendasarkan diri pada kejadian-kejadian dalam sejarah umat manusia di zaman tertentu dan di tempat tertentu. Inilah kekuatan iman ini. Bisa menjadi bagian sejarah, bukan hanya gagasan-gagasan belaka. Berarti juga iman ini mengubah arah sejarah manusia. Dari perjalanan yang mengarah ke kehancuran umat manusia kini terarah kembali ke kehidupan. Inilah keselamatan dalam arti seluas-luasnya. Ini juga ajakan bagi siapa saja yang mempercayai kehadiran ilahi seperti ini untuk ikut mengarah ke perbaikan hidup, ke keadaan yang makin layak bagi siapa saja, ke kehidupan bersama yang saling memperkaya.



Salam hangat,
A. Gianto



www.mirifica.net




Photobucket

Sabtu, 20 Desember 2008

Sabtu, 20 Desember 2008
Hari Biasa Khusus Adven


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, jauhkanlah kami dari sikap acuh dan egois, jangan biarkan kami merendahkan orang lain dan berlaku angkuh. Ingatkan kami selalu untuk dapat menjaga keseimbangan hidup rohani dengan urusan duniawi, antara memperdalam pengetahuan hidup beriman dan menjalin relasi yang baik dengan sesama. Kami percaya dengan pertolongan-Mu, kami dapat melakukannya. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (7:10-14)


"Seorang perempuan muda akan mengandung."

10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: 11 "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." 12 Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN." 13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? 14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang: Dia sendirilah Raja Kemuliaan.

Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. O Tuhan, Kunci Kerajaan Allah, datanglah, dan bebaskanlah umat-Mu dari perbudakan

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)



"Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki."


26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." 38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan


Sikap Maria justru sangat berbeda dengan Zakharia. Ia pasrah kepada Allah dan sungguh-sungguh percaya bahwa memang Allah ingin mempergunakan dirinya menjadi seorang ibu bagi Mesias yang akan dilahirkannya. Kerelaan dan kesediaan Maria itu merupakan jawaban yang sangat menguntungkan manusia. Karena dengan jawaban itu, manusia akhirnya memiliki seorang Mesias yang amat dinanti-nantikan.

Maria berani mengambil risiko dalam kehidupannya sebagai seorang wanita. Ia tahu bahwa ia akan dicemooh dan disalahkan banyak orang. Namun, dengan kesalehan dan kesetiaannya kepada kehendak Allah, ia memperlihatkan kehendak-Nya itu kepada sesama.

Bagi kita, tidaklah mudah memiliki sikap dan pandangan seperti Bunda Maria. Hal itu mungkin terjadi hanya pada orang yang memiliki iman kepercayaan yang amat mendalam serta kepasrahan yang tinggi kepada Allah. Sudahkah kita bersikap seperti Bunda Maria?


Bunda Maria, aku ingin meneladani sikap dan kepasrahanmu dalam hidup ini. Ajarilah aku menjadi orang yang peka terhadap kehendak Allah. Amin.


Renungan: Ziarah Batin, Renungan dan Catatan Harian

http://forum.wgaul.com/showpost.php?p=3882177&postcount=256


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy