Fr Lawrence Lew, O.P. | Flickr CC BY-NC-ND 2.0 |
1. Meskipun kita seharusnya sibuk, kita tidak boleh terlalu sibuk. Kita harus melakukan apa yang kita bisa dan menyerahkan sisanya kepada Tuhan. Kesibukan tidak menguntungkan dan bahkan berbahaya, karena menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan. Sering kali, kesibukan menghambat pekerjaan kita karena merusak kedamaian pikiran kita. Oleh karena itu, kita harus melakukan segala sesuatu yang kita mampu, dan menyerahkan sisanya kepada Tuhan jika Dia yakin itu untuk keuntungan rohani kita. Jika Dia tidak menganggap itu akan menguntungkan kita, Dia akan membiarkannya tidak terlaksana dan kita akan menjadi pemenang karenanya.
Kesibukan muncul dari kurangnya iman dan kurangnya penyerahan diri kepada kehendak Tuhan. Dalam konteks ini, kita teringat pada sebuah kisah yang diceritakan tentang Santo Yohanes Bosco. Suatu hari, dia sedang menunggu audiensi dengan seorang Menteri Negara yang akan membahas berbagai masalah sulit dengannya. Ada banyak orang lain di ruang tunggu, kebanyakan dari mereka mondar-mandir dengan gelisah sambil merenungkan apa yang ingin mereka katakan kepada imam dan apa yang mereka harapkan darinya. Namun, Don Bosco tetap tenang; bahkan begitu tenangnya, sehingga karena ia juga sangat lelah, ia pun tertidur. Akhirnya imam muncul di ambang pintu dan dengan geli ia didapati imam itu tertidur pulas. Don Bosco terbangun ketika imam memanggilnya dan dengan tenang mulai menjelaskan apa yang diinginkannya. Ia berbicara dengan cara orang yang terbiasa berbicara dengan Tuhan, dan ia memperoleh semua yang diinginkannya tanpa kesulitan.