| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label Pertemuan Adven 2013 KAS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertemuan Adven 2013 KAS. Tampilkan semua postingan

Pertemuan Adven IV, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Paroki


A. Bahan untuk Pendamping

1. Tujuan Pertemuan
a.       Umat dan keluarga katolik semakin menyadari bahwa paroki merupakan tempat bagi pengembangan iman, sehingga mereka semakin mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh paroki demi pengembangan iman.
b.      Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya keterlibatan mereka dalam seluruh dinamika pengembangan pendidikan iman di paroki, sehingga mereka semakin peduli bagi kerjasama dan sinergi seluruh komponen kegiatan di paroki.

2. Gagasan Dasar Pertemuan
P:   Kita semua menyadari, ada empat inti kegiatan Gereja yang selama ini telah dikembangkan di paroki kita masing-masing, yaitu Kesaksian (Witness), Perayaan Iman dan Koinonia (Worship), Pewartaan (Word) serta Pelayanan (Welfare). Dari keempat hal itu, ada banyak kegiatan yang telah dilakukan, dalam berbagai bidang dan dinamikanya. Semua kegiatan tersebut, tentunya bertujuan sama, yaitu demi pengembangan iman umat. Kita sebagai umat beriman seharusnya menyadari, bahwa melalui kegiatan-kegiatan tersebut, apapun bentuknya, mempunyai dampak yang diharapkan sama. Dampak itu adalah demi pengembangan iman. Maka harapannya, semua kegiatan di paroki mempunyai dampak bagi pengembangan dan pendidikan iman, entah itu dan yang bersifat liturgis, pewartaan hingga yang berbentuk pelayanan sosial. Maka, sebagai keluarga katolik dan bagian umat Gereja, kita diharapkan menyadari akan pentingnya kerjasama dan “duduk bersama” antar pengurus di paroki, keluarga dan berbagai paguyuban yang ada untuk saling menghubungkan dan mengkaitkan pengembangan iman. Pengembangan iman merupakan usaha dengan aneka metode, situasi, dan suasana, agar orang merasa ditumbuhkembangkan baik pengetahuan maupun sikap hidup berimannya. Tumbuh dan berkembangnya iman itu tentu saja tidak dapat dipengaruhi secara langsung. Pada prinsipnya, pengembangan iman lebih sebagai usaha untuk menciptakan situasi dan suasana hidup beriman yang sedemikian rupa, sehingga membantu dan mendukung tumbuh-berkembangnya iman. Bagaimana peran kita semua, untuk saling bekerjasama dan terlibat, membawa sebanyak mungkin umat kepada iman yang semakin mendalam dan tangguh. Paroki diharapkan menjadi tempat yang memadai bagi bertumbuhnya iman. Segala sesuatu yang dilakukan paroki melalui berbagai kegiatan-kegiatannya diharapkan menjadi ladang subur bagi persemaian iman. OIeh karena itu, refleksi bagi kita semua, sejauh mana keluarga, lingkungan mendukung semua kegiatan-kegiatan di paroki semakin berdampak bagi pengembangan iman.

B. Bahan dan proses pertemuan

1. Pembuka

a. Lagu Pembukaan

b. Tanda Salib
P:   Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P:   Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya

c. Pengantar
P:   Bapak, Ibu, para keluarga, dan saudara-saudari, Berkah Dalem. Pada malam hari ini kita memasuki pertemuan Adven keempat. Pada pertemuan ini, kita diajak untuk melihat kembali paroki kita. Apakah selama ini, paroki kita sudah memberikan suasana, kondisi dan situasi bagi pengembangan iman. Begitu juga, apakah kita bersama telah mendukung upaya bagi pengembangan iman di paroki kita secara semestinya. Pada pertemuan sebelumnya, kita telah diajak melihat pentingnya pendidikan iman dalam keluarga, dukungan dari sekolah dan lingkungan kita. Maka, dalam pertemuan ini, kita diajak berefleksi untuk semakin mengembangkan secara luas usaha pendidikan iman itu melalui kerjasama berbagai pihak, mencari berbagai cara dan terobosan serta langkah-langkah nyata yang penting untuk dikembangkan dan diperhatikan demi suasana, situasi dan kondisi pendidikan iman di paroki kita.

d. Tobat
P:   Kita sadar bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk mengembangkan iman di lingkup yang lebih luas, terutama kegiatan di paroki kita, maka marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku
P:   Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U:  Amin.

e. Penyalaan lilin
Lilin keempat dinyalakan oleh salah seorang bapak atau ibu yang aktif dalam kepengurusan Dewan Paroki dan dilanjutkan dengan doa oleh pemandu.
P:   Allah Bapa yang mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin adven ini menerangi hati kami agar semakin pantas untuk rnenyambut Putera-Mu yang lahir di tengah-tengah kami. Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan hidup kami yang Kaupanggil untuk membentuk keluarga. Semoga dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat mengembangkan iman di tengah keluarga kami. Permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin

2. Situasi Nyata

a. Kisah Pengalaman
(pendamping bisa meminta salah satu umat untuk membacakan kisah dibawah ini)
Sore itu sebuah pesan masuk ke handphoneku. Pesan itu berbunyi “besok kamu ke paroki pukul 08.30 WIB karena ada pelantikan pengurus Dewan Paroki, kamu masuk bidang Pewartaan ya”. Aku terkejut dan bercampur bahagia, tapi otak ini pun berpikir “apakah bisa melaksanakan tugas yang begitu berat ini?”. Itu pikiran yang terus ada di benakku. Sebenarnya aku tidak terlalu ingin menjadi pengurus Dewan Paroki, bukan karena tidak digaji, tapi tanggung jawabnya besar. Ini menentukan kemajuan umat di paroki tentunya.
Karena tidak enak dengan ketua Dewan Paroki yaitu Pak Ngadi, maka aku putuskan menunda kegiatan pergi melancong. Aku putuskan untuk berangkat ke paroki. Perjalanan menuju paroki sekitar 15 menit. Dengan menggunakan batik yang paling bagus aku berangkat dengan masih menyisakan pikiran yang membayangiku. Suasana di paroki masih sepi, dikarenakan paginya sempat diguyur hujan. Setelah sampai di paroki, aku sempatkan mampir ke pastoran yang masih dalam satu komplek dengan paroki sambil datang menyalami pastor dan Vikjend yang lagi bersantai dengan beberapa pengurus Dewan Paroki.
Pada hari itu aku dilantik menjadi pengurus Dewan Paroki untuk periode tiga tahun kepengurusan. Sebuah tugas berat yang harus diemban oleh seorang keluarga muda seperti aku ini. Pelantikan dimulai dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Vikjend. Dalam khotbahnya, Vikjend mengajak untuk bersatu dan bersinergi dalam membangun iman umat, baik secara rohani maupun fisik, baik itu menyangkut kegiatan, gedung gereja, pengelolaan dll. Ditegaskan bahwa keterlibatan semua umat begitu berarti untuk kemajuan paroki. Dalam kesempatan itu juga, Vikjend menyinggung tentang pentingnya paroki sebagai tempat yang subur untuk pendidikan iman. Pendidikan iman di paroki terjadi, jika seluruh pengurus Dewan Paroki, keluarga-keluarga katolik, paguyuban umat yang ada serta berbagai pihak lainnya saling bahu-membahu, bekerjasama untuk kelangsungan hal itu. Setelah perayaan ekaristi, sambutan-sambutan dan upacara pelantikan selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama Vikjend, pastor paroki, pengurus baru, ketua stasi dan umat yang datang dalam acara tersebut. Acara selesai pada siang sekitar pukul 14.00. Kemudian, aku pulang sambil masih menyisakan banyak pertanyaan, bagaimana kerjasama dan sinergi antar umat di paroki bisa terjadi secara optimal demi pengembangan iman?

b. Pendalaman
Pendamping bisa meminta salah satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
(1)   Apa inti pesan dan khotbah Vikjend dalam cerita diatas?
(2)   Bagaimana menurut pendapat Anda, sebagai umat pada umumnya, khususnya sebagai keluarga-keluarga Katolik menanggapi ajakan dan pesan Vikjend dalam cerita tersebut diatas!
(3)   Ceritakan pengalaman Anda, khususnya sebagai keluarga-keluarga Katolik dalam keterlibatan dalam kegiatan paroki selama ini

c. Tambahan
(1)   Setiap umat, terutama pengurus Dewan Paroki, mempunyai tanggung jawab yang sangat berarti dan menentukan bagi kemajuan umat di paroki.
(2)   Setiap umat bersatu dan bersinergi dalam membangun iman umat, baik secara rohani maupun fisik
(3)   Pentingnya paroki sebagai tempat yang subur untuk pengembangan iman.
(4)   Pengembangan iman di paroki terjadi, jika seluruh pengurus Dewan Paroki, keluarga-keluarga katolik, paguyuban umat yang ada, serta berbagai pihak saling bahu-membahu, dan bekerjasama.

3. Inspirasi Kitab Suci

a. Membaca Kitab Suci Kis 2:41-47
(Pendamping bisa meminta umat untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayatnya)
2:41     Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42.    Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
2:43     Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:44     Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
2:45     dan selalu ada dan mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46     Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47     sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

b. Pendalaman
(1)   Bercerita tentang apa bacaan Kitab Suci diatas?
(2)   Apa saja yang dilakukan jemaat Gereja Perdana mula-mula? (ay.42,46,47)
(3)   Menurut Anda, bagaimana kehidupan jemaat perdana itu dihayati dan dikembangkan di paroki sekarang mi?

c. Tambahan
(1)   Gereja perdana merupakan asal-muasal Gereja yang kita imani sampai sekarang. Mereka selalu sehati, berkumpul, bertekun dalam pengajaran para rasul, dalam persekutuan dan doa.
(2)   Jemaat Gereja Perdana disukai semua orang dan setiap saat jumlah mereka semakin berkembang, karena memberikan sesuatu yang berharga bagi masyarakat sekitarnya dan mampu menjadi teladan hidup bagi banyak orang.
(3)   Gereja harus memiliki hidup yang memancarkan terang, teguh dalam iman dan senantiasa bersaksi memuliakan Tuhan. Hidup menggereja seperti itulah yang mengajarkan kepada kita bagaimana kitajuga hidup dalam gereja kita. Gereja itu bukan gedungnya. Tapi Gereja adalah orang-orangnya. Siapakah orangnya? Yaitu kita semua, keluarga-keluarga Katolik inilah yang akhirnya menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci. Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan nyata (aksi) dari pertemuan.
1)      Apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan paroki sebagai tempat yang subur bagi pengembangan iman anak-anak, keluarga, orang muda dan semua umat?
2)      Apa yang dapat kita lakukan sebagai keluarga katolik dan lingkungan untuk mendukung paroki dalam pengembangan iman umat sepanjang hayat?

5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang hadir kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.

a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)

b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)

c. Doa Penutup 
P: Allah Bapa yang maha bijaksana, kami bersyukur karena dalam pertemuan ini, akhirnya kami dapat merenungkan betapa pentingnya mengembangkan iman bagi keluarga kami agar semakin terlibat dalam lingkungan dan akhirnya di paroki. Semoga Engkau selalu membimbing kami, agar di tengah berbagai arus dan dinamika kehidupan ini, kami tetap setia dalam iman dan bersatu dalam kasih untuk mewujudkan keluarga dan umat beriman pada zaman ini. Demi Kristus, Pengantara kami. 
U: Amin

d. Berkat
P:   Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P:   Semoga kita dan keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P:   Dengan demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada Allah

e. Lagu Penutup

Pertemuan Adven III, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Lingkungan



A. Bahan untuk Pemandu

1. Tujuan Pertemuan
1)      Umat dan keluarga katolik menyadari bahwa keterlibatan berkomunitas di lingkungan merupakan upaya untuk semakin mengembangkan pendidikan iman.
2)      Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya menumbuhkan tanggungjawab pendidikan iman anak dalam lingkungan.

2. Gagasan Dasar Pertemuan
P:   Pada pertemuan yang kedua umat diajak merefleksi peran sekolah dalam mendukung pendidikan iman. Melalui sekolah, harapannya orangtua dibantu dalam mendidik iman anak-anak. Iman Katolik hendaknya dipupuk dan dikembangkan terus menerus. Ada orang yang berpendapat bahwa urusan iman adalah urusan pribadi. Di dalam Gereja Katolik, iman hakekat tidak hanya individual, Apakah iman Katolik hanya mempedulikan diri sendiri, berkembang dalam diri sendiri saja? Memang benar bahwa tindakan iman adalah tindakan yang personal, sebuah pertobatan yang lahir dan hati pribadi setiap manusia untuk mengimani Yesus Kristus. Tetapi kita tidak akan bisa secara sempurna membangun dialog pribadi dengan Yesus Kristus tanpa dukungan dan kebersamaan dengan umat yang lain. Kita beriman kepada Kristus tidaklah sendirian tetapi bersama orang lain yang sama-sama mengimani Yesus Kristus. Maka Iman Katolik selain bersifat personal sekaligus bersifat komunal. Lalu siapakah umat Katolik yang paling dekat di sekitar kita? Umat lain yang paling dekat di sekitar kita adalah paguyuban lingkungan. Umat lingkungan merupakan bagian konkrit Gereja, persekutuan umat beriman yang dijiwai semangat persaudaraan Injili dan secara penuh melibatkan din dalam masyarakat. Di dalam lingkungan tersebut antar keluarga-keluarga Katolik saling berelasi, mengembangkan hidup persaudaraan dalam iman akan Yesus Kristus, sebagai sebuah paguyuban yang makin terbuka bagi karya Roh Kudus, semakin sehati-sejiwa sebagai umat Allah. Melalui paguyuban inilah iman setiap pribadi semakin diteguhkan dan dikembangkan. Oleh sebab itu lingkungan menjadi basis hidup menjemaat bagi umat katolik.

B. Bahan Pertemuan

1. Pembuka

a. Lagu Pembuka

b. Tanda Salib
P:   Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P:   Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya

c. Pengantar
P:   Pada pertemuan Adven kedua, kita telah diajak mendalami bersama bahwa sekolah juga merupakan salah satu tempat untuk membantu keluarga-keluarga dalam memperkembangkan iman kita. Selain sekolah kita juga mempunyai lingkungan sebagai salah satu tempat untuk menumbuhkan dan memperkembangkan iman kita. Apakah lingkungan kita bisa menjadi tempat menyuburkan iman? Sejauh mana kita terlibat dalam lingkungan sebagai anggota Gereja? Maka dalam pertemuan ketiga ini kita diajak merefleksikan peran kita di lingkungan. Kita diajak semakin menghidupkan lingkungan sebagai basis hidup menjemaat.

d. Tobat
P:   Kita sadar bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalarn tanggung jawab kita mengembangkan iman di lingkungan, marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku
P:   Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U:  Amin.

e. Penyalaan lilin Korona
Lilin ketiga dinyalakan oleh salah seorang bapak atau ibu pengurus lingkungan dan dilanjutkan dengan doa oleh pemandu.
P:   Allah Bapa yang Mahakasih, kami telah memasuki masa Adven, masa penantian akan kedatangan Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin Adven ini menerangi hati kami agar semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah-tengah kami. Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan hidup kami yang Kaupanggil untuk mendidik iman bagi anak-anak kami. Semoga dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat menggiatkan lingkungan sebagai pendidikan iman menjemaat Permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin

2. Situasi Nyata

a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan kisah dibawah ini
“Namaku Andreas Aldi, saat ini aku sekolah kelas XI di salah saiah satu SMU Negri. Sebagai seorang Katolik aku ingin sekali mengikuti kegiatan-kegiatan Gereja bergaul dengan teman-teman. Aku ingin mengekspresikan diri di lingkungan dan Gereja karena kegiatan-kegiatan di sekolah sangat terbatas dan semuanya bernuansa muslim, teman-teman Katolik di sekolah pun sangat sedikit. Sering kali teman-teman sekolah mengajak kegiatan muslim dengan berbagai alasan, membujuk untuk mengikuti kegiatan mereka. Pernah ada yang mengatakan bahwa aku adalah seorang kristiani sendiri di kelas, pindah agama saja agar aku bisa Iebih diterima oleh teman-teman. Tetapi keyakinanku tetap kuat, aku harus tetap menjadi Katolik!
Sebagai anak yang baik, aku selalu memberitahukan keinginan dan kegiatan yang akan aku ikuti pada mama tersayang. Mama sebagai ibu rumah tangga terlalu khawatir denganku kalau aku tidak memberitahukan kegiatan-kegiatanku pada mama. Sedangkan Ayah seorang guru SD. Di lingkungan Ayah adalah seorang prodiakon. Bisa dibayangkan kesibukannya melayani umat lingkungan. Suatu hari, mudika di lingkunganku akan mengikuti kegiatan week end gladi kepribadian yang diadakan oleh OMK Paroki. Sabtu siang, aku kembali meminta izin kepada mama untuk menginap mengikuti kegiatan tersebut. Mama tidak mengijinkan! Aku merayu mama untuk dapat diijinkan, memberikan ahasan sedemikian rupa supaya diberi kesempatan untuk bisa ikut kegiatan. Aku mengatakan bahwa materinya menarik. Tentang kepribadian. Justru dan situ seolah mama menginterogasiku. “Lha, apa selama ini Mama mendidik kepribadianmu tidak cukup?” Aku menjadi bingung menjawabnya. “Aldi, tugas utamamu saat ini adalah belajar! Apalagi kamu sudah SMA, persiapan untuk mencari kuliah, masa depanmu ada di depanmu sekarang! Mama sudah keluarkan banyak biaya untuk sekolahmu, kalau sekolahmu sampai gagal maka sia-sia seluruh biaya yang mama keluarkan!” Lanjut nasehat Mama, “Cukuplah ayahmu saja yang aktif di lingkungan, toh tidak usah semua tampil di lingkungan dan Gereja karena lingkungan dan Gereja bukan hanya milik kita saja, masih banyak orang yang bisa tampil dalam kegiatan-kegiatan tersebut”.
Aku sadar dengan nasehat mama itu benar, tetapi aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu mencintai kegiatan-kegiatan di lingkungan dan Gereja itu. Aku mulai berbohong pada mama, tekadku bulat ikut week end bersama teman-teman. Aku memberikan alasan mengikuti penelitian tugas sekolah bersama teman-teman.

b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kermudian pertanyaan dapat didalami dalarn kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
1)      Apa yang akan dilakukan oleh Aldi dan bagaimana tanggapan mamanya?
2)      Keterlibatan macam apa yang diharapkan dan umat agar lingkungan bisa menjadi hidup?
3)      Kegiatan-kegiatan lingkungan macam apa yang bisa mendukung perkembangan iman Anda?

c. Tambahan
1)      Hidupnya lingkungan menjadi tanggung jawab seluruh umat, bukan hanya menjadi tanggungjawab pengurus lingkungan.
2)      Semua umat lingkungan perlu diberi tempat dan perannya di lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang semakin hidup.
3)      Terlibat di lingkungan tidak dapat diwakilkan dan salah satu anggota keluarga saja.
4)      Lingkungan menjadi wahana pengembangan iman bagi seluruh warganya.
5)      Lingkungan menjadi tempat untuk saling meneguhkan dan menumbuhkan jati diri kristiani, yang ditandai dengan hidupnya suasana doa antar keluarga, sarasehan iman, semangat persaudaraan, peduli pada semua anggota jemaat dan memancarkan kasih Kristus pada sesama di tengah masyarakat.

3. Inspirasi Kitab Suci
a. Bacaan Kitab Suci Markus 3: 31-35
Pemandu bisa meminta umat untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
3:31     Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
3:32     Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.”
3:33     Jawab Yesus kepada mereka: “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
3:34     Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
3:35     Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu—Ku.”

b. Pendalaman
1)      Dari teks tersebut, apakah Yesus melupakan Ibu dan saudara-saudaranya (keluarga Yesus)?
2)      Dari teks terebut, siapakah yang dimaksud saudara-saudara Yesus?
3)      Dari teks tersebut, Semangat menghidupkan lingkungan macam apa yang bisa kita kembangkan?
4)      Nilai apa yang bisa dipetik bagi kelangsungan perkembangan iman kita?

c. Tambahan
1)      Keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam pendidikan iman
2)      Pertumbuhan iman yang personal perlu dikembangkan lagi dalam hidup bersama jemaat yang lain, sebagai saudara seiman.
3)      Aktif dan terlibat di lingkungan bukan berarti lari dan meninggalkan keluarga.
4)      Lingkungan menjadi tempat pertemuan umat beniman kristiani yang meneguhkan dan menghidupkan iman.
5)      Lingkungan akan menjadi hidup jika antar anggota jemaat memiliki semangat persaudaraan, semua anggota hidup dalam rasa persaudaraan, sejiwa dalam Kristus.

4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci. Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan nyata (aksi) dan pertemuan.
Dan refleksi iman di atas, kita disadarkan kembali bahwa lingkungan menjadi basis dalam kehidupan beriman kita. Semua anggota umat lingkungan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menghidupkan lingkungan, termasuk juga dalam saling memperkembangkan imannya. Kegiatan-kegiatan macam apa yang perlu kita hidupkan kembali agar umat lingkungan bisa semakin mengembangkan imannya?

5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.

a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)

b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)

c. Doa Penutup
Yesus yang balk, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu karena Engkau telah berkenan menjadi pemersatu kami umat lingkungan...(disesuaikan dengan nama lingkungan) yang setia mengimani-Mu. Kobarkanlah semangat iman kristiani kami dgar kami semakin teguh imannya, semakin berani memancarkan kasih-Mu sendiri di tengah paguyuban dan berani menjadi garam di tengah masyarakat kami. Semua ini kami haturkan dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

d. Berkat
P:   Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P:   Semoga kita dan keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P:   Dengan demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada Allah

e. Lagu Penutup

Pertemuan Adven II, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Sekolah


A. Bahan untuk Pemandu

1. Tujuan Pertemuan

a. Umat dan keluarga katolik menyadari bahwa sekolah sebagai mitra para orangtua/keluarga dalam pengembangan iman.
b. Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya memperkuat tanggungjawab pengembangan iman anak selain di sekolah.

2. Gagasan Dasar Pertemuan
Di dalam pertemuan yang pertama telah ditegaskan bahwa pengembangan iman pertama dan utama berangkat dan tengah keluarga. Orangtua adalah penanggungjawabnya. Dalam kenyataannya sekarang mi, sebagian besar waktu orangtua telah habis untuk bekerja. Akhirnya pendidikan iman bagi anak-anak tidak lagi mencukupi seperti apa yang diharapkan. Dan situasi seperti inilah, ada sebagian orang tua zaman sekarang cenderung menyerahkan pengembangan iman anak-anak ke sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah-sekolah memang menyelenggarakan Pelajaran Agama Katolik, baik sekolah Negeri maupun sekolah swasta Katolik. Namun, melihat tuntutan dunia kerja zaman sekarang, ada sebagian juga orangtua yang cenderung tidak lagi mementingkan pendidikan iman bagi anak-anak. Prioritas utama pemilihan pendidikan lebih pada ilmu-ilmu pengetahuan yang menunjang kebutuhan hidup anak-anak di masa yang akan datang, termasuk dalam memilihkan sekolah. Tidak sedikit para orangtua lebih memilihkan sekolah dengan predikat tertentu atau sekolah umum tanpa memperdulikan Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan bernuansa Katolik yang bisa semakin mengembangkan iman anakanak. Memilih sekolah yang mengutamakan nilai-nilai kristiani itu bukan pilihan utama. Apalagi, ketika orangtua tidak sempat mendampingi anak-anaknya dalam pendidikan iman, semakin jauhlah suasana keberiman terbangun. Maka, keberadaan sekolah yang menyelenggarakan Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan iman Katolik patut disyukuri, dalam arti tertentu dapat membantu dan melengkapi tugas dan peran orangtua mendidik iman anak-anak. Keluarga seharusnya menempatkan sekolah sebagai mitra dalam kelangsungan pengembangan iman. Walaupun demikian, para orang tua hendaknya tetap memberikan perhatian lebih bagi pengembangan iman anak-anak di tengah keluarga.

B. Bahan Pertemuan

1. Pembuka

a. Lagu Pembuka

b. Tanda Salib
P:   Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P:   Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya

c. Pengantar
P:   Pada pertemuan Adven Pertama, kita telah diajak mendalami bersama keluarga sebagai basis hidup beriman. Di dalam keluargalah pendidikan iman pertama dan utama ditanamkan bagi anak-anak. Namun, perlu kita sadari keterbatasan, kita memerlukan bantuan dan kerjasama lembaga pendidikan formal khususnya sekolah sebagai mitra orang tua dalam mendidik anak. Maka dalam pertemuan kedua ini, kita diajak bersama sama merefleksikan peran sekolah dalam membantu pendidikan iman bagi anak-anak kita.

d. Tobat
P:   Kita sadari bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk mengembangkan iman untuk anak-anak kita, terutama bersama dengan sekolah, marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku
P:   Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U:  Amin.

e. Penyalaan lilin Korona
Lilin kedua dinyalakan oleh salah seorang bapak atau ibu yang bekerja sebagai guru dan dilanjutkan dengan doa oleh pemandu.
P:   Allah Bapa yang mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin Adven ini menerangi hati kami agar semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah-tengah kami. Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan hidup kami yang Kaupanggil untuk mendidik iman bagi anak-anak kami. Semoga dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat mengembangkan bersama dengan sekolah-sekolah dalam mendidik iman. Permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin

2. Situasi Nyata

a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan kisah di bawah ini
Namaku Leonardus Sugiyo, Seorang Bapak dengan dua orang anak. Anakku yang pertama sekarang sudah sekolah di tingkat SMP kelas 2, sedangkan anakku yang kedua baru kelas 4 SD. Sebagai seorang Katolik aku berusaha mendidik anak-anakku secara katolik. Mengajak mereka ke Gereja setiap hari Minggu, mengajak mereka setiap kali ada kegiatan doa lingkungan, mereka juga selalu aku dorong untuk ikut kegiatan PIA di lingkungan. Agar semakin akrab dengan Gereja, anakku yang besar juga aku dukung untuk ikut menjadi Putra Altar setelah menerima Komuni Pertama. Aku bangga dengan anak-anakku! Aku sadar bahwa dengan pekerjaanku saat ini tidak dapat sepenuhnya menemani mereka belajar, mengajari mereka berdoa atau mengajari mereka pelajaran agama katolik. Aku yakin mereka sudah disekolahkan, pasti di sekolah sudah mendapatkan pelajaran agama katolik. Namun akhir-akhir ini, aku mulai gelisah dengan sikap anakku khususnya anakku yang pertama. Aku pikir setelah masuk sekolah SMP dia akan semakin berkembang imannya di sekolah bersama teman-teman dan guru agamanya. Saat ini, dia semakin jarang mau diajak ke gereja mingguan, ia malah sering main dengan teman-teman sekolahnya. Ia tidak mau lagi tugas Putra Altar. Diajak doa lingkungan juga tidak mau. Pernah aku mencoba mengajak dia bicara, tetapi dia malah marah-marah. Aku jadi bingung sendiri! Aku sudah pilihkan sekolah yang bermutu baginya. Aku sudah susah-susah carikan biaya untuk sekohahnya. Tetapi mengapa dia sekarang malah menjadi seperti itu?

b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara Iangsung
1)      Apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut?
2)      Apa yang digelisahkan oleh Pak Leonardus Sugiyo?
3)      Apakah situasi dalam cerita ini juga terjadi/pernah terjadi di dalam keluarga kita?
4)      Menurut Anda perlukah pendidikan iman di sekolah itu? Mengapa?

c. Tambahan
1)      Banyak sekolah cenderung mengutamakan mutu akademik (nilai rapot) dibandingkan mengutamakan perkembangan kepribadian dan rohani anak.
2)      Banyak orang tua cenderung memilihkan sekolah untuk anak-anak hanya dengan pertimbangan murah dan mutu prestasi akademik sekolah serta mengesampingkan tawaran nilai kristiani.
3)      Banyak orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan iman anak pada sekolah.
4)      Pergaulan anak dengan teman di sekolah mempengaruhi perilaku di rumah dan lingkungan.
5)      Hendaknya dalam memilih sekolah, bukan hanya mengejar murah dan mutu akademik dan sekolah saja, tetapi juga mempertimbangkan nilai pendidikan iman anak.
6)      Kedudukan Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan iman Katolik di sekolah adalah membantu dan melengkapi tugas dan peran orangtua mendidik iman anak-anak. Tentu saja, ada keterbatasan jam pelajaran agama atau kegiatan agama katolik di sekolah tidak bisa sepenuhnya menjadi jaminan anak akan mendapatkan pendidikan iman yang cukup.

3. Inspirasi Kitab Suci

a. Bacaan Kitab Suci Lukas 2:43-52
Pemandu bisa meminta umat untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
2:43     Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44     Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45     Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46     Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47     Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segaiajawab yang diberikan-Nya.
2:48     Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”
2:49     Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
2:50     Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51     Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52     Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

b. Pendalaman
Pemandu meminta umat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1)      Dari teks tersebut, seperti apakah gambaran pribadi Yesus pada waktu kecil?
2)      Melihat kecerdasan Yesus seperti itu, kira-kira bagaimana gambaran pendidikan iman yang diperoleh Yesus?
3)      Bagaimana tindakan Yusup dan Maria setelah mendapatkan Yesus kembali dari bait Allah?
4)      Nilai apa yang bisa dipetik bagi kelangsungan perkembangan iman kita?

c. Tambahan
1)      Yesus mendapatkan perhatian khusus dalam pendidikan imannya dan orang tuanya.
2)      Yesus juga semakin memperkembangkan pengetahuan imannya di Bait Allah.
3)      Bait Allah ditempatkan oleh Yusup-Maria menjadi salah satu “mitra” dalam memperkembangkan iman Yesus.
4)      Walaupun Yesus telah teruji pengetahuannya di Bait Allah namun orangtuanya tetap membawa kembali ke dalam keluarga untuk dididik agar semakin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya.
5)      Bukti perkembangan hikmat yang baik terletak pada makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
6)      Perkembangan iman perlu didukung dan berbagai pihak termasuk dan tempat pendidikan (sekolah)

4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci. Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan nyata (aksi) dan pertemuan.
Dan refleksi iman di atas, kita disadarkan kembali bahwa Keluarga tetap menjadi tempat pertama dan utama dalam pembinaan iman. Sekolah diperlukan juga bagi kita sebagal mitra dalam mendampingi dan memperkembangkan iman anak-anak.
a.       Apa yang dapat kita lakukan agar anak-anak juga berkembang imannya di sekolah?
b.      Sebagai umat lingkungan dukungan macam apa yang bisa kita berikan bagi keluarga-keluarga yang sedang dalam masa mendidik anak-anak?

5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.

a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)

b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)

c. Doa Penutup 
P:   Allah yang Mahabijaksana, kami bersyukur karena telah diperkenankan mendalami tema Sekolah sebagai mitra pendidikan iman bagi anak-anak kami. Berilah kami tekad yang kuat dalam menantikan Yesus Sang Juru Selamat untuk dapat menerangi budi dan pikiran kami. Semoga melalui Putra Allah yang menjelma menjadi manusia ini kami semakin diteguhkan iman kepercayaan kami dan mampu mewariskan iman kami kepada anak-anak kami. Kami berdoa juga untuk sekolah-sekolah dimana anak-anak kami menjalani masa pendidikannya, semoga sekolah-sekolah juga mengedepankan nilai-nilai kristiani dalam mengembangkan karya pendidikannya. Semua ini kami haturkan dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U: Amin.

d. Berkat
P:   Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P:   Semoga kita dan keluarga dan diberkati oleh Allah yang dan Putena dan Roh Kudus.
U: Amin
P:   Dengan demikian, pertemuan selesai
U: Syukur kepada Allah

e. Lagu Penutup

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy