Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Tampilkan postingan dengan label Pertemuan Adven 2013 KAS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertemuan Adven 2013 KAS. Tampilkan semua postingan
Pertemuan Adven IV, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Paroki
A. Bahan untuk Pendamping
1. Tujuan Pertemuan
a.
Umat dan keluarga katolik semakin menyadari bahwa paroki merupakan tempat
bagi pengembangan iman, sehingga mereka semakin mendukung segala kegiatan yang
dilakukan oleh paroki demi pengembangan iman.
b.
Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya
keterlibatan mereka dalam seluruh dinamika pengembangan pendidikan iman di
paroki, sehingga mereka semakin peduli bagi kerjasama dan sinergi seluruh
komponen kegiatan di paroki.
2. Gagasan Dasar Pertemuan
P: Kita semua
menyadari, ada empat inti kegiatan Gereja yang selama ini telah dikembangkan di
paroki kita masing-masing, yaitu Kesaksian (Witness), Perayaan Iman dan
Koinonia (Worship), Pewartaan (Word) serta Pelayanan (Welfare). Dari keempat
hal itu, ada banyak kegiatan yang telah dilakukan, dalam berbagai bidang dan
dinamikanya. Semua kegiatan tersebut, tentunya bertujuan sama, yaitu demi
pengembangan iman umat. Kita sebagai umat beriman seharusnya menyadari, bahwa
melalui kegiatan-kegiatan tersebut, apapun bentuknya, mempunyai dampak yang
diharapkan sama. Dampak itu adalah demi pengembangan iman. Maka harapannya,
semua kegiatan di paroki mempunyai dampak bagi pengembangan dan pendidikan
iman, entah itu dan yang bersifat liturgis, pewartaan hingga yang berbentuk
pelayanan sosial. Maka, sebagai keluarga katolik dan bagian umat Gereja, kita
diharapkan menyadari akan pentingnya kerjasama dan “duduk bersama” antar
pengurus di paroki, keluarga dan berbagai paguyuban yang ada untuk saling
menghubungkan dan mengkaitkan pengembangan iman. Pengembangan iman merupakan
usaha dengan aneka metode, situasi, dan suasana, agar orang merasa
ditumbuhkembangkan baik pengetahuan maupun sikap hidup berimannya. Tumbuh dan
berkembangnya iman itu tentu saja tidak dapat dipengaruhi secara langsung. Pada
prinsipnya, pengembangan iman lebih sebagai usaha untuk menciptakan situasi dan
suasana hidup beriman yang sedemikian rupa, sehingga membantu dan mendukung
tumbuh-berkembangnya iman. Bagaimana peran kita semua, untuk saling bekerjasama
dan terlibat, membawa sebanyak mungkin umat kepada iman yang semakin mendalam
dan tangguh. Paroki diharapkan menjadi tempat yang memadai bagi bertumbuhnya
iman. Segala sesuatu yang dilakukan paroki melalui berbagai
kegiatan-kegiatannya diharapkan menjadi ladang subur bagi persemaian iman. OIeh
karena itu, refleksi bagi kita semua, sejauh mana keluarga, lingkungan
mendukung semua kegiatan-kegiatan di paroki semakin berdampak bagi pengembangan
iman.
B. Bahan dan proses pertemuan
1. Pembuka
a. Lagu Pembukaan
b. Tanda Salib
P: Dalam nama
Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Kasih karunia
dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
c. Pengantar
P: Bapak, Ibu,
para keluarga, dan saudara-saudari, Berkah Dalem. Pada malam hari ini kita
memasuki pertemuan Adven keempat. Pada pertemuan ini, kita diajak untuk melihat kembali paroki
kita. Apakah selama ini, paroki kita sudah memberikan suasana, kondisi dan
situasi bagi pengembangan iman. Begitu juga, apakah kita bersama telah mendukung upaya
bagi pengembangan iman di paroki kita secara semestinya. Pada pertemuan
sebelumnya, kita telah diajak melihat pentingnya pendidikan iman dalam
keluarga, dukungan dari sekolah dan lingkungan kita. Maka, dalam pertemuan ini,
kita diajak berefleksi untuk semakin mengembangkan secara luas usaha pendidikan
iman itu melalui kerjasama berbagai pihak, mencari berbagai cara dan terobosan
serta langkah-langkah nyata yang penting untuk dikembangkan dan diperhatikan
demi suasana, situasi dan kondisi pendidikan iman di paroki kita.
d. Tobat
P: Kita sadar
bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk
mengembangkan iman di lingkup yang lebih luas, terutama kegiatan di paroki
kita, maka marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku
P: Semoga Allah
yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
U: Amin.
e. Penyalaan lilin
Lilin keempat dinyalakan oleh
salah seorang bapak atau ibu yang aktif dalam kepengurusan Dewan Paroki dan
dilanjutkan dengan doa oleh pemandu.
P: Allah Bapa yang
mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan
Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin adven ini menerangi hati kami agar semakin
pantas untuk rnenyambut Putera-Mu yang lahir di tengah-tengah kami. Semoga lilin
ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan hidup kami yang
Kaupanggil untuk membentuk keluarga. Semoga dengan bimbingan sabda-Mu kami
dapat mengembangkan iman di tengah keluarga kami. Permohonan ini kami sampaikan
kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin
2. Situasi Nyata
a. Kisah Pengalaman
(pendamping bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan kisah dibawah ini)
Sore itu sebuah pesan masuk ke handphoneku. Pesan itu
berbunyi “besok kamu ke paroki pukul 08.30 WIB karena ada pelantikan pengurus
Dewan Paroki, kamu masuk bidang Pewartaan ya”. Aku terkejut dan bercampur
bahagia, tapi otak ini pun berpikir “apakah bisa melaksanakan tugas yang begitu
berat ini?”. Itu pikiran yang terus ada di benakku. Sebenarnya aku tidak terlalu
ingin menjadi pengurus Dewan Paroki, bukan karena tidak digaji, tapi tanggung
jawabnya besar. Ini menentukan kemajuan umat di paroki tentunya.
Karena tidak enak dengan ketua Dewan Paroki yaitu Pak
Ngadi, maka aku putuskan menunda kegiatan pergi melancong. Aku putuskan untuk
berangkat ke paroki. Perjalanan menuju paroki sekitar 15 menit. Dengan menggunakan
batik yang paling bagus aku berangkat dengan masih menyisakan pikiran yang
membayangiku. Suasana di paroki masih sepi, dikarenakan paginya sempat diguyur
hujan. Setelah sampai di paroki, aku sempatkan mampir ke pastoran yang masih
dalam satu komplek dengan paroki sambil datang menyalami pastor dan Vikjend
yang lagi bersantai dengan beberapa pengurus Dewan Paroki.
Pada hari itu aku dilantik menjadi pengurus Dewan Paroki
untuk periode tiga tahun kepengurusan. Sebuah tugas berat yang harus diemban oleh
seorang keluarga muda seperti aku ini. Pelantikan dimulai dengan perayaan
ekaristi yang dipimpin oleh Vikjend. Dalam khotbahnya, Vikjend mengajak untuk
bersatu dan bersinergi dalam membangun iman umat, baik secara rohani maupun
fisik, baik itu menyangkut kegiatan, gedung gereja, pengelolaan dll. Ditegaskan
bahwa keterlibatan semua umat begitu berarti untuk kemajuan paroki. Dalam
kesempatan itu juga, Vikjend menyinggung tentang pentingnya paroki sebagai
tempat yang subur untuk pendidikan iman. Pendidikan iman di paroki terjadi, jika
seluruh pengurus Dewan Paroki, keluarga-keluarga katolik, paguyuban umat yang
ada serta berbagai pihak lainnya saling bahu-membahu, bekerjasama untuk
kelangsungan hal itu. Setelah perayaan ekaristi, sambutan-sambutan dan upacara
pelantikan selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama Vikjend, pastor
paroki, pengurus baru, ketua stasi dan umat yang datang dalam acara tersebut.
Acara selesai pada siang sekitar pukul 14.00. Kemudian, aku pulang sambil masih
menyisakan banyak pertanyaan, bagaimana kerjasama dan sinergi antar umat di
paroki bisa terjadi secara optimal demi pengembangan iman?
b. Pendalaman
Pendamping bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan
dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
(1)
Apa inti pesan dan khotbah Vikjend dalam cerita diatas?
(2)
Bagaimana menurut pendapat Anda, sebagai umat pada umumnya, khususnya
sebagai keluarga-keluarga Katolik menanggapi ajakan dan pesan Vikjend dalam
cerita tersebut diatas!
(3)
Ceritakan pengalaman Anda, khususnya sebagai keluarga-keluarga Katolik
dalam keterlibatan dalam kegiatan paroki selama ini
c. Tambahan
(1)
Setiap umat, terutama pengurus Dewan Paroki, mempunyai tanggung jawab yang
sangat berarti dan menentukan bagi kemajuan umat di paroki.
(2)
Setiap umat bersatu dan bersinergi dalam membangun iman umat, baik secara
rohani maupun fisik
(3)
Pentingnya paroki sebagai tempat yang subur untuk pengembangan iman.
(4)
Pengembangan iman di paroki terjadi, jika seluruh pengurus Dewan Paroki,
keluarga-keluarga katolik, paguyuban umat yang ada, serta berbagai pihak saling
bahu-membahu, dan bekerjasama.
3. Inspirasi Kitab Suci
a. Membaca Kitab Suci Kis 2:41-47
(Pendamping bisa meminta umat untuk membacakan secara
bergiliran tiap satu ayatnya)
2:41 Orang-orang
yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah
mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42. Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa.
2:43 Maka
ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan
tanda.
2:44 Dan semua
orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka
adalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu
ada dan mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada
semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46 Dengan
bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.
Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan
bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 sambil
memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
b. Pendalaman
(1)
Bercerita tentang apa bacaan Kitab Suci diatas?
(2)
Apa saja yang dilakukan jemaat Gereja Perdana mula-mula? (ay.42,46,47)
(3)
Menurut Anda, bagaimana kehidupan jemaat perdana itu dihayati dan
dikembangkan di paroki sekarang mi?
c. Tambahan
(1)
Gereja perdana merupakan asal-muasal Gereja yang kita imani sampai
sekarang. Mereka
selalu sehati, berkumpul, bertekun dalam pengajaran para rasul, dalam
persekutuan dan doa.
(2)
Jemaat Gereja Perdana disukai semua orang dan setiap saat jumlah mereka
semakin berkembang, karena memberikan sesuatu yang berharga bagi masyarakat
sekitarnya dan mampu menjadi teladan hidup bagi banyak orang.
(3)
Gereja harus memiliki hidup yang memancarkan terang, teguh dalam iman dan
senantiasa bersaksi memuliakan Tuhan. Hidup menggereja seperti itulah yang
mengajarkan kepada kita bagaimana kitajuga hidup dalam gereja kita. Gereja itu
bukan gedungnya. Tapi Gereja adalah orang-orangnya. Siapakah orangnya? Yaitu
kita semua, keluarga-keluarga Katolik inilah yang akhirnya menjadi saluran
berkat bagi banyak orang.
4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa
dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci.
Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan
nyata (aksi) dari pertemuan.
1)
Apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan paroki sebagai tempat yang
subur bagi pengembangan iman anak-anak, keluarga, orang muda dan semua umat?
2)
Apa yang dapat kita lakukan sebagai keluarga katolik dan lingkungan untuk
mendukung paroki dalam pengembangan iman umat sepanjang hayat?
5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang
hadir kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.
a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)
b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)
c. Doa Penutup
P: Allah Bapa yang maha bijaksana, kami bersyukur karena
dalam pertemuan ini, akhirnya kami dapat merenungkan betapa pentingnya
mengembangkan iman bagi keluarga kami agar semakin terlibat dalam lingkungan
dan akhirnya di paroki. Semoga Engkau selalu membimbing kami, agar di tengah
berbagai arus dan dinamika kehidupan ini, kami tetap setia dalam iman dan
bersatu dalam kasih untuk mewujudkan keluarga dan umat beriman pada zaman ini. Demi Kristus, Pengantara kami.
U: Amin
d. Berkat
P: Tuhan beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
P: Semoga kita dan
keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa,
dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P: Dengan
demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada Allah
e. Lagu Penutup
Pertemuan Adven III, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Lingkungan
A. Bahan untuk Pemandu
1. Tujuan Pertemuan
1)
Umat dan keluarga katolik menyadari bahwa keterlibatan berkomunitas di lingkungan
merupakan upaya untuk semakin mengembangkan pendidikan iman.
2)
Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya menumbuhkan
tanggungjawab pendidikan iman anak dalam lingkungan.
2. Gagasan Dasar Pertemuan
P: Pada pertemuan
yang kedua umat diajak merefleksi peran sekolah dalam mendukung pendidikan
iman. Melalui sekolah, harapannya orangtua dibantu dalam mendidik iman
anak-anak. Iman Katolik hendaknya dipupuk dan dikembangkan terus menerus. Ada
orang yang berpendapat bahwa urusan iman adalah urusan pribadi. Di dalam Gereja
Katolik, iman hakekat tidak hanya individual, Apakah iman Katolik hanya mempedulikan
diri sendiri, berkembang dalam diri sendiri saja? Memang benar bahwa tindakan
iman adalah tindakan yang personal, sebuah pertobatan yang lahir dan hati
pribadi setiap manusia untuk mengimani Yesus Kristus. Tetapi kita tidak akan
bisa secara sempurna membangun dialog pribadi dengan Yesus Kristus tanpa
dukungan dan kebersamaan dengan umat yang lain. Kita beriman kepada Kristus
tidaklah sendirian tetapi bersama orang lain yang sama-sama mengimani Yesus
Kristus. Maka Iman Katolik selain bersifat personal sekaligus bersifat komunal.
Lalu siapakah umat Katolik yang paling dekat di sekitar kita? Umat lain yang paling dekat di
sekitar kita adalah paguyuban lingkungan. Umat lingkungan merupakan bagian
konkrit Gereja, persekutuan umat beriman yang dijiwai semangat persaudaraan
Injili dan secara penuh melibatkan din dalam masyarakat. Di dalam lingkungan
tersebut antar keluarga-keluarga Katolik saling berelasi, mengembangkan hidup
persaudaraan dalam iman akan Yesus Kristus, sebagai sebuah paguyuban yang makin
terbuka bagi karya Roh Kudus, semakin sehati-sejiwa sebagai umat Allah. Melalui
paguyuban inilah iman setiap pribadi semakin diteguhkan dan dikembangkan. Oleh
sebab itu lingkungan menjadi basis hidup menjemaat bagi umat katolik.
B. Bahan Pertemuan
1. Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
P: Dalam nama
Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Kasih karunia
dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
c. Pengantar
P: Pada pertemuan
Adven kedua, kita telah diajak mendalami bersama bahwa sekolah juga merupakan
salah satu tempat untuk membantu keluarga-keluarga dalam memperkembangkan iman
kita. Selain sekolah kita juga mempunyai lingkungan sebagai salah satu tempat
untuk menumbuhkan dan memperkembangkan iman kita. Apakah lingkungan kita bisa
menjadi tempat menyuburkan iman? Sejauh mana kita terlibat dalam lingkungan
sebagai anggota Gereja? Maka dalam pertemuan ketiga ini kita diajak
merefleksikan peran kita di lingkungan. Kita diajak semakin menghidupkan
lingkungan sebagai basis hidup menjemaat.
d. Tobat
P: Kita sadar
bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalarn tanggung jawab kita
mengembangkan iman di lingkungan, marilah kita memohon belas kasih dan
pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku
P: Semoga Allah
yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
U: Amin.
e. Penyalaan lilin Korona
Lilin ketiga dinyalakan oleh salah
seorang bapak atau ibu pengurus lingkungan dan dilanjutkan dengan doa oleh
pemandu.
P: Allah Bapa yang
Mahakasih, kami telah memasuki masa Adven, masa penantian akan kedatangan
Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin Adven ini menerangi hati kami agar
semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah-tengah kami.
Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan
hidup kami yang Kaupanggil untuk mendidik iman bagi anak-anak kami. Semoga
dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat menggiatkan lingkungan sebagai pendidikan
iman menjemaat Permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan
Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus,
sepanjang segala masa.
U: Amin
2. Situasi Nyata
a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan kisah dibawah ini
“Namaku Andreas Aldi, saat ini aku sekolah kelas XI di
salah saiah satu SMU Negri. Sebagai seorang Katolik aku ingin sekali mengikuti
kegiatan-kegiatan Gereja bergaul dengan teman-teman. Aku ingin mengekspresikan
diri di lingkungan dan Gereja karena kegiatan-kegiatan di sekolah sangat
terbatas dan semuanya bernuansa muslim, teman-teman Katolik di sekolah pun
sangat sedikit. Sering kali teman-teman sekolah mengajak kegiatan muslim dengan
berbagai alasan, membujuk untuk mengikuti kegiatan mereka. Pernah ada yang
mengatakan bahwa aku adalah seorang kristiani sendiri di kelas, pindah agama
saja agar aku bisa Iebih diterima oleh teman-teman. Tetapi keyakinanku tetap
kuat, aku harus tetap menjadi Katolik!
Sebagai anak yang baik, aku selalu memberitahukan
keinginan dan kegiatan yang akan aku ikuti pada mama tersayang. Mama sebagai
ibu rumah tangga terlalu khawatir denganku kalau aku tidak memberitahukan
kegiatan-kegiatanku pada mama. Sedangkan Ayah seorang guru SD. Di lingkungan
Ayah adalah seorang prodiakon. Bisa dibayangkan kesibukannya melayani umat lingkungan.
Suatu hari, mudika di lingkunganku akan mengikuti kegiatan week end gladi
kepribadian yang diadakan oleh OMK Paroki. Sabtu siang, aku kembali meminta
izin kepada mama untuk menginap mengikuti kegiatan tersebut. Mama tidak mengijinkan! Aku
merayu mama untuk dapat diijinkan, memberikan ahasan sedemikian rupa supaya
diberi kesempatan untuk bisa ikut kegiatan. Aku mengatakan bahwa materinya
menarik. Tentang kepribadian. Justru dan situ seolah mama menginterogasiku.
“Lha, apa selama ini Mama mendidik kepribadianmu tidak cukup?” Aku menjadi
bingung menjawabnya. “Aldi, tugas utamamu saat ini adalah belajar! Apalagi kamu
sudah SMA, persiapan untuk mencari kuliah, masa depanmu ada di depanmu
sekarang! Mama sudah keluarkan banyak biaya untuk sekolahmu, kalau sekolahmu
sampai gagal maka sia-sia seluruh biaya yang mama keluarkan!” Lanjut nasehat
Mama, “Cukuplah ayahmu saja yang aktif di lingkungan, toh tidak usah semua
tampil di lingkungan dan Gereja karena lingkungan dan Gereja bukan hanya milik
kita saja, masih banyak orang yang bisa tampil dalam kegiatan-kegiatan
tersebut”.
Aku sadar dengan nasehat mama itu benar, tetapi aku
sendiri tidak tahu kenapa aku begitu mencintai kegiatan-kegiatan di lingkungan
dan Gereja itu. Aku mulai berbohong pada mama, tekadku bulat ikut week end
bersama teman-teman. Aku memberikan alasan mengikuti penelitian tugas sekolah bersama teman-teman.
b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kermudian pertanyaan
dapat didalami dalarn kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
1)
Apa yang akan dilakukan oleh Aldi dan bagaimana tanggapan mamanya?
2)
Keterlibatan macam apa yang diharapkan dan umat agar lingkungan bisa menjadi
hidup?
3)
Kegiatan-kegiatan lingkungan macam apa yang bisa mendukung perkembangan
iman Anda?
c. Tambahan
1)
Hidupnya lingkungan menjadi tanggung jawab seluruh umat, bukan hanya
menjadi tanggungjawab pengurus lingkungan.
2)
Semua umat lingkungan perlu diberi tempat dan perannya di lingkungan untuk
menciptakan lingkungan yang semakin hidup.
3)
Terlibat di lingkungan tidak dapat diwakilkan dan salah satu anggota
keluarga saja.
4)
Lingkungan menjadi wahana pengembangan iman bagi seluruh warganya.
5)
Lingkungan menjadi tempat untuk saling meneguhkan dan menumbuhkan jati diri
kristiani, yang ditandai dengan hidupnya suasana doa antar keluarga, sarasehan
iman, semangat persaudaraan, peduli pada semua anggota jemaat dan memancarkan
kasih Kristus pada sesama di tengah masyarakat.
3. Inspirasi Kitab Suci
a. Bacaan Kitab Suci Markus 3: 31-35
Pemandu bisa meminta umat
untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
3:31 Lalu
datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar,
mereka menyuruh orang memanggil Dia.
3:32 Ada orang
banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: “Lihat, ibu dan
saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.”
3:33 Jawab Yesus
kepada mereka: “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
3:34 Ia melihat
kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “ini ibu-Ku
dan saudara-saudara-Ku!
3:35 Barangsiapa
melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku
perempuan, dialah ibu—Ku.”
b. Pendalaman
1)
Dari teks tersebut, apakah Yesus melupakan Ibu dan saudara-saudaranya
(keluarga Yesus)?
2)
Dari teks terebut, siapakah yang dimaksud saudara-saudara Yesus?
3)
Dari teks tersebut, Semangat menghidupkan lingkungan macam apa yang bisa
kita kembangkan?
4)
Nilai apa yang bisa dipetik bagi kelangsungan perkembangan iman kita?
c. Tambahan
1) Keluarga sebagai tempat
pertama dan utama dalam pendidikan iman
2) Pertumbuhan iman yang
personal perlu dikembangkan lagi dalam hidup bersama jemaat yang lain, sebagai
saudara seiman.
3) Aktif dan terlibat di
lingkungan bukan berarti lari dan meninggalkan keluarga.
4) Lingkungan menjadi
tempat pertemuan umat beniman kristiani yang meneguhkan dan menghidupkan iman.
5) Lingkungan akan menjadi
hidup jika antar anggota jemaat memiliki semangat persaudaraan, semua anggota
hidup dalam rasa persaudaraan, sejiwa dalam Kristus.
4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa
dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci.
Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan
nyata (aksi) dan pertemuan.
Dan refleksi iman di atas, kita disadarkan kembali bahwa
lingkungan menjadi basis dalam kehidupan beriman kita. Semua anggota umat
lingkungan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menghidupkan lingkungan,
termasuk juga dalam saling memperkembangkan imannya. Kegiatan-kegiatan macam
apa yang perlu kita hidupkan kembali agar umat lingkungan bisa semakin
mengembangkan imannya?
5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang
hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.
a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)
b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)
c. Doa Penutup
Yesus yang balk, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu
karena Engkau telah berkenan menjadi pemersatu kami umat
lingkungan...(disesuaikan dengan nama lingkungan) yang setia mengimani-Mu.
Kobarkanlah semangat iman kristiani kami dgar kami semakin teguh imannya,
semakin berani memancarkan kasih-Mu sendiri di tengah paguyuban dan berani
menjadi garam di tengah masyarakat kami. Semua ini kami haturkan dengan pengantaraan Kristus
Tuhan kami. Amin.
d. Berkat
P: Tuhan beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
P: Semoga kita dan
keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa,
dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P: Dengan
demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada Allah
e. Lagu Penutup
Pertemuan Adven II, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Sekolah
A. Bahan untuk Pemandu
1. Tujuan Pertemuan
a. Umat dan keluarga katolik menyadari bahwa sekolah sebagai mitra para
orangtua/keluarga dalam pengembangan iman.
b. Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya memperkuat
tanggungjawab pengembangan iman anak selain di sekolah.
2. Gagasan Dasar Pertemuan
Di dalam pertemuan yang pertama telah ditegaskan bahwa
pengembangan iman pertama dan utama berangkat dan tengah keluarga. Orangtua
adalah penanggungjawabnya. Dalam kenyataannya sekarang mi, sebagian besar waktu
orangtua telah habis untuk bekerja. Akhirnya pendidikan iman bagi anak-anak
tidak lagi mencukupi seperti apa yang diharapkan. Dan situasi seperti inilah,
ada sebagian orang tua zaman sekarang cenderung menyerahkan pengembangan iman
anak-anak ke sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah-sekolah memang
menyelenggarakan Pelajaran Agama Katolik, baik sekolah Negeri maupun sekolah
swasta Katolik. Namun, melihat tuntutan dunia kerja zaman sekarang, ada
sebagian juga orangtua yang cenderung tidak lagi mementingkan pendidikan iman
bagi anak-anak. Prioritas utama pemilihan pendidikan lebih pada ilmu-ilmu
pengetahuan yang menunjang kebutuhan hidup anak-anak di masa yang akan datang,
termasuk dalam memilihkan sekolah. Tidak sedikit para orangtua lebih memilihkan
sekolah dengan predikat tertentu atau sekolah umum tanpa memperdulikan
Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan bernuansa Katolik yang bisa
semakin mengembangkan iman anakanak. Memilih sekolah yang mengutamakan nilai-nilai kristiani
itu bukan pilihan utama. Apalagi, ketika orangtua tidak sempat mendampingi
anak-anaknya dalam pendidikan iman, semakin jauhlah suasana keberiman
terbangun. Maka, keberadaan sekolah yang menyelenggarakan Pelajaran Agama
Katolik dan kegiatan-kegiatan iman Katolik patut disyukuri, dalam arti tertentu
dapat membantu dan melengkapi tugas dan peran orangtua mendidik iman anak-anak.
Keluarga seharusnya menempatkan sekolah sebagai mitra dalam kelangsungan
pengembangan iman. Walaupun demikian, para orang tua hendaknya tetap memberikan
perhatian lebih bagi pengembangan iman anak-anak di tengah keluarga.
B. Bahan Pertemuan
1. Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
P: Dalam nama
Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Kasih karunia
dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
c. Pengantar
P: Pada pertemuan
Adven Pertama, kita telah diajak mendalami bersama keluarga sebagai basis hidup
beriman. Di dalam keluargalah pendidikan iman pertama dan utama ditanamkan bagi
anak-anak. Namun, perlu kita sadari keterbatasan, kita memerlukan bantuan dan
kerjasama lembaga pendidikan formal khususnya sekolah sebagai mitra orang tua
dalam mendidik anak. Maka dalam pertemuan kedua ini, kita diajak bersama sama
merefleksikan peran sekolah dalam membantu pendidikan iman bagi anak-anak kita.
d. Tobat
P: Kita sadari
bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk
mengembangkan iman untuk anak-anak kita, terutama bersama dengan sekolah,
marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku
P: Semoga Allah
yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
U: Amin.
e. Penyalaan lilin Korona
Lilin kedua dinyalakan oleh
salah seorang bapak atau ibu yang bekerja sebagai guru dan dilanjutkan dengan
doa oleh pemandu.
P: Allah Bapa yang
mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan
Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin Adven ini menerangi hati kami agar
semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah-tengah kami.
Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan
hidup kami yang Kaupanggil untuk mendidik iman bagi anak-anak kami. Semoga
dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat mengembangkan bersama dengan
sekolah-sekolah dalam mendidik iman. Permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau
dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin
2. Situasi Nyata
a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan kisah di bawah ini
Namaku Leonardus Sugiyo, Seorang Bapak dengan dua orang
anak. Anakku yang pertama sekarang sudah sekolah di tingkat SMP kelas 2,
sedangkan anakku yang kedua baru kelas 4 SD. Sebagai seorang Katolik aku
berusaha mendidik anak-anakku secara katolik. Mengajak mereka ke Gereja setiap
hari Minggu, mengajak mereka setiap kali ada kegiatan doa lingkungan, mereka juga
selalu aku dorong untuk ikut kegiatan PIA di lingkungan. Agar semakin akrab
dengan Gereja, anakku yang besar juga aku dukung untuk ikut menjadi Putra Altar
setelah menerima Komuni Pertama. Aku bangga dengan anak-anakku! Aku sadar bahwa
dengan pekerjaanku saat ini tidak dapat sepenuhnya menemani mereka belajar,
mengajari mereka berdoa atau mengajari mereka pelajaran agama katolik. Aku
yakin mereka sudah disekolahkan, pasti di sekolah sudah mendapatkan pelajaran
agama katolik. Namun akhir-akhir ini, aku mulai gelisah dengan sikap anakku
khususnya anakku yang pertama. Aku pikir setelah masuk sekolah SMP dia akan semakin
berkembang imannya di sekolah bersama teman-teman dan guru agamanya. Saat ini,
dia semakin jarang mau diajak ke gereja mingguan, ia malah sering main dengan
teman-teman sekolahnya. Ia tidak mau lagi tugas Putra Altar. Diajak doa lingkungan
juga tidak mau. Pernah aku mencoba mengajak dia bicara, tetapi dia malah
marah-marah. Aku jadi bingung sendiri! Aku sudah pilihkan sekolah yang bermutu
baginya. Aku sudah susah-susah carikan biaya untuk sekohahnya. Tetapi mengapa
dia sekarang malah menjadi seperti itu?
b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah satu
umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan dapat
didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara Iangsung
1)
Apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut?
2)
Apa yang digelisahkan oleh Pak Leonardus Sugiyo?
3)
Apakah situasi dalam cerita ini juga terjadi/pernah terjadi di dalam keluarga
kita?
4)
Menurut Anda perlukah pendidikan iman di sekolah itu? Mengapa?
c. Tambahan
1)
Banyak sekolah cenderung mengutamakan mutu akademik (nilai rapot)
dibandingkan mengutamakan perkembangan kepribadian dan rohani anak.
2)
Banyak orang tua cenderung memilihkan sekolah untuk anak-anak hanya dengan
pertimbangan murah dan mutu prestasi akademik sekolah serta mengesampingkan
tawaran nilai kristiani.
3)
Banyak orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan iman anak pada sekolah.
4)
Pergaulan anak dengan teman di sekolah mempengaruhi perilaku di rumah dan lingkungan.
5)
Hendaknya dalam memilih sekolah, bukan hanya mengejar murah dan mutu
akademik dan sekolah saja, tetapi juga mempertimbangkan nilai pendidikan iman anak.
6)
Kedudukan Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan iman Katolik di
sekolah adalah membantu dan melengkapi tugas dan peran orangtua mendidik iman
anak-anak. Tentu
saja, ada keterbatasan jam pelajaran agama atau kegiatan agama katolik di
sekolah tidak bisa sepenuhnya menjadi jaminan anak akan mendapatkan pendidikan
iman yang cukup.
3. Inspirasi Kitab Suci
a. Bacaan Kitab Suci Lukas 2:43-52
Pemandu bisa meminta umat
untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
2:43 Sehabis hari-hari
perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem
tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena
mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka,
berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum
keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena
mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari
Dia.
2:46 Sesudah
tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah
alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada mereka.
2:47 Dan semua
orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segaiajawab yang
diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika
orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya:
“Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan
cemas mencari Engkau.”
2:49 Jawab-Nya
kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus
berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
2:50 Tetapi mereka
tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia
pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52 Dan Yesus
makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin
dikasihi oleh Allah dan manusia.
b. Pendalaman
Pemandu meminta umat menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1)
Dari teks tersebut, seperti apakah gambaran pribadi Yesus pada waktu kecil?
2)
Melihat kecerdasan Yesus seperti itu, kira-kira bagaimana gambaran
pendidikan iman yang diperoleh Yesus?
3)
Bagaimana tindakan Yusup dan Maria setelah mendapatkan Yesus kembali dari
bait Allah?
4)
Nilai apa yang bisa dipetik bagi kelangsungan perkembangan iman kita?
c. Tambahan
1)
Yesus mendapatkan perhatian khusus dalam pendidikan imannya dan orang
tuanya.
2)
Yesus juga semakin memperkembangkan pengetahuan imannya di Bait Allah.
3)
Bait Allah ditempatkan oleh Yusup-Maria menjadi salah satu “mitra” dalam
memperkembangkan iman Yesus.
4)
Walaupun Yesus telah teruji pengetahuannya di Bait Allah namun orangtuanya
tetap membawa kembali ke dalam keluarga untuk dididik agar semakin bertambah
besar dan bertambah hikmat-Nya.
5)
Bukti perkembangan hikmat yang baik terletak pada makin dikasihi oleh Allah
dan manusia.
6)
Perkembangan iman perlu didukung dan berbagai pihak termasuk dan tempat
pendidikan (sekolah)
4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa
dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci.
Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan
nyata (aksi) dan pertemuan.
Dan refleksi iman di atas, kita disadarkan kembali bahwa
Keluarga tetap menjadi tempat pertama dan utama dalam pembinaan iman. Sekolah
diperlukan juga bagi kita sebagal mitra dalam mendampingi dan memperkembangkan
iman anak-anak.
a.
Apa yang dapat kita lakukan agar anak-anak juga berkembang imannya di
sekolah?
b.
Sebagai umat lingkungan dukungan macam apa yang bisa kita berikan bagi
keluarga-keluarga yang sedang dalam masa mendidik anak-anak?
5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang
hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.
a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)
b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)
c. Doa Penutup
P: Allah yang
Mahabijaksana, kami bersyukur karena telah diperkenankan mendalami tema Sekolah
sebagai mitra pendidikan iman bagi anak-anak kami. Berilah kami tekad yang kuat
dalam menantikan Yesus Sang Juru Selamat untuk dapat menerangi budi dan pikiran
kami. Semoga melalui Putra Allah yang menjelma menjadi manusia ini kami semakin
diteguhkan iman kepercayaan kami dan mampu mewariskan iman kami kepada
anak-anak kami. Kami berdoa juga untuk sekolah-sekolah dimana anak-anak kami
menjalani masa pendidikannya, semoga sekolah-sekolah juga mengedepankan nilai-nilai
kristiani dalam mengembangkan karya pendidikannya. Semua ini kami haturkan dengan
pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U: Amin.
d. Berkat
P: Tuhan beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
P: Semoga kita dan
keluarga dan diberkati oleh Allah yang dan Putena dan Roh Kudus.
U: Amin
P: Dengan
demikian, pertemuan selesai
U: Syukur kepada Allah
e. Lagu Penutup
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati