Tampilkan postingan dengan label Pertobatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertobatan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 April 2009, Hari Minggu Paskah III

Minggu, 26 April 2009
Hari Minggu Paskah III

"Tuhan yang bangkit menjumpai kita melalui peristiwa yang sangat sehari-hari dan biasa."


Doa Renungan


Allah Bapa kami yang kekal dan mahakudus, curahilah kami Roh Yesus Putera-Mu, yang telah Kaubangkitkan dari alam maut. Ampunilah dosa-dosa kami, bila kami mendengarkan sabda-Mu dan jadikanlah kami putera dan puteri-Mu, yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (3:13-15.17-19)

"Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati"

Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan tentang hal itu kami adalah saksi. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya, laksana lampu di dalam gulita

Ayat. (Mzm 42:2.4.7.9)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah yang adil. Apabila aku bersusah, lapangkanlah dadaku, kasihailah aku dan dengarkanlah doaku.
2. Ketahuilah, Tuhan akan mengerjakan karya agung bagi para kekasih-Nya. Tuhan akan mendengarkan daku, bila aku berseru kepada-Nya.
3. Banyak orang berkata, "Siapa yang akan menurunkan berkat?" Hendaknya cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
4. Aku hendak membaringkan diri dan tidur dalam kehadiranku yang menenteramkan. Sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membuat istirahatku aman sentosa.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:1-5)

"Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan juga untuk dosa seluruh dunia."

Anak-anakku, hal-hal ini kutulis kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata, 'Aku mengenal Allah' tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalam dia tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman Allah, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. (Luk 24:32)
Tuhan Yesus, terangkanlah kitab suci, dan kobarkanlah hati kami bila mendengar sabda-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)

"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga."

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan kepada saudara-saudara yang lain apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata Yesus kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dia Sungguh Hidup!


Kemarin saya diminta mengisi ruang ulasan Injil kali ini. Dengar-dengar Luk 24:35-48 ditampilkan sebagai Injil Minggu Paskah III tahun B ini. Ada kawan yang bertanya, kenapa diceritakan bahwa para murid tak langsung mengenal Yesus yang tiba-tiba hadir di antara mereka. Malah mereka menyangkanya hantu. Ada lagi yang bertanya, apa sih maksudnya kok Yesus minta diberi makan segala, apa ini perkara sajian kepada arwah. Katanya di negeri kalian ada adat seperti itu. Ah, lain padang lain belalangnya.

Tak meleset amatan para ahli tafsir bahwa episode terakhir yang saya ceritakan itu mirip dengan yang lama kemudian tertulis dalam Yoh 20:19-29. Kalangan sumber kami sama. Minggu lalu di ruang ini kan ada kupasan tentang itu. Betul seperti yang ditekankan, Yesus yang telah bangkit itu kini menyertai para murid. Begitulah mereka mengalami kedamaian dan tidak lagi merasa tertekan lagi. Berjumpa dengan dia yang telah bangkit itu membuat para murid menemukan kehidupan baru. Pokok inilah yang saya garap dalam Luk 24:35-48.

Awal bacaan kali ini sebetulnya lanjutan kisah kedua orang murid yang bertemu dengan Yesus di Emaus (Luk 24:13-33). Kedua orang itu kemudian bergegas ke Yerusalem memberitakan pengalaman mereka kepada para murid terdekat yang sedang berada bersama beberapa orang lain. Sementara itu disebutkan (Luk 24:34) bahwa Simon juga telah melihat Yesus. Kedua murid tadi kemudian bercerita bagaimana mereka berjalan bersama Yesus ke Emaus, mendapat penjelasan mengenai kata Kitab Suci tentang dirinya, dan bagaimana mereka mengenalinya ketika ia membagi-bagi roti. Kiranya pada waktu itu para murid dan orang-orang yang dekat sedang berbagi pengalaman iman mengenai Yesus. Beberapa orang memang merasa berjumpa dengan Yesus yang bangkit pada kesempatan yang berbeda-beda. Tentu saja yang mereka lihat dan alami tidak sama persis. Namun demikian, akhirnya mereka dapat saling memahami bahwa yang mereka jumpai itu ialah dia yang dulu mereka kenal dalam hidup sehari-hari. Sekarang ia berada dalam cara lain, tapi nyata.

Pengalaman bermacam-macam, tapi sama arahnya. Satu pula intinya. Yesus sudah bangkit dan tetap berada dengan mereka, tapi dengan cara yang masih perlu mereka sadari lebih lanjut. Tentu saja di antara para murid itu ada yang merasa bahwa dirinyalah yang pertama kali berjumpa dengan Yesus. Ada yang merasa paling dekat dengannya. Seperti ada kompetisi siapa yang paling dikasihi! Ini manusiawi. Tetapi kalau begitu terus, perkaranya akan jadi tidak keruan. Bisa-bisa mereka akan saling menyisihkan dan bergilir mengklaim ilham paling utama, paling duluan. Memang benar pada saat-saat awal itu para pengikut Yesus sempat saling meragu-ragukan. Dalam Luk 24:11 saya singgung bagaimana para rasul menganggap perkataan para perempuan tentang Yesus sebagai omong kosong belaka; lihat juga ay. 24 yang diperkatakan kepada Yesus sendiri oleh kedua murid yang ke Emaus itu.

Para murid butuh waktu untuk mengolah pengalaman mengenai Yesus yang wafat di salib dan bangkit. Pada pengantar jilid dua kitab saya, ada saya catat bahwa Yesus menampakkan diri kepada para murid dan menunjukkan dengan banyak bukti bahwa dirinya betul hidup. Bahkan selama 40 hari berulang-ulang ia menampakkan diri dan berbicara mengenai hal yang dulu diwartakannya, yakni Kerajaan Allah (Kis 1:3). Jadi memang para murid perlu waktu mengendapkan pengalaman mereka. Mereka butuh bantuan dari sang Guru sendiri. Lambat-laun mereka belajar mendalami pengalaman mereka dan makin bisa berbicara satu sama lain tentangnya. Para murid akhirnya bisa saling menerima. Begitulah kenyataan tumbuhnya iman kebangkitan. Baru terjadi bila ada sikap saling menghargai. Juga jalan yang dialami tiap orang patut diperhatikan. Bukankah demikian yang dialami kedua murid yang berjalan ke Emaus? Mereka dikawani Yesus tanpa mereka sadari.

Ketika tiba-tiba Yesus berada di tengah-tengah mereka, para murid terkejut dan menyangka mereka sedang berhadapan dengan hantu. Ada sisi yang menggugah perasaan dalam peristiwa itu. Yesus memahami kebingungan para murid. Ia merumuskan yang mereka rasakan. Yesus dapat membaca wajah dan pikiran mereka dan berkata (ay. 38) "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?" Ia malah menyodorkan tangan dan kakinya dan minta mereka meraba sambil berkata (ay. 39-40) "... hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaku!" Dia menyelami kesulitan mereka, dan kini juga, setelah bangkit, ia masih mengajar mereka agar mereka dapat menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Guru itu tidak meninggalkan mereka. Mereka tetap diajarinya melangkah lebih jauh. Memang ini juga baru bagi saya.

Saking gembira dan campur heran, para murid belum bisa percaya bahwa yang mereka hadapi ini bukan jadi-jadian, bukan proyeksi pikiran mereka sendiri. Orang dulu sudah tahu bahwa jadi-jadian, hantu, ingatan akan orang mati yang datang lagi, semua itu sebetulnya bayang-bayang belaka. Maka satu-satunya cara untuk menguji ialah dengan menyuruhnya berbuat seperti orang hidup, yakni makan. Tetapi tentu saja para murid tak berani. Yesus memberi jalan, ia minta diberi sesuatu yang bisa dimakannya supaya mereka tak ragu-ragu lagi. Begitulah mereka mendapatkan sepotong ikan bakar, bukan ikan goreng, seperti ada dalam terjemahan kalian. Tapi ini bukan soal yang amat penting. Yang dimaksud ialah ikan yang dimasak dan tentunya akan dimakan oleh para murid sendiri. Ini bukan penjelasan yang dicari-cari lho.

Ikan itu kan hasil kerja para murid, dan tentunya salah satu dari mereka juga yang menyiapkannya untuk disantap bersama hari itu. Perhatikan yang terjadi pada saat itu. Hasil kerja para murid, itulah yang diminta Yesus untuk dipakai sebagai batu uji apa dirinya itu nyata atau hanya bayang-bayang belaka. Kita tidak bisa mulai dari awang-awang sana. Perlu berpijak di bumi. Iman itu begitu. Baru demikian akan jadi iman yang kukuh. Yesus bangkit, hidup berpijak pada kenyataan yang ada, yakni murid-muridnya, jerih payah mereka, suka duka mereka, juga kesederhanaan mereka. Itulah yang saya tangkap dari sumber-sumber saya dan ingin saya sampaikan kepada kalian.

Pada akhir petikan yang kalian bacakan ini ada pengajaran yang amat berharga dari Yesus. Ia membaca kembali hidupnya sebagai penggenapan Kitab Suci (ay. 44). Sabda Ilahi juga menerangi makna penderitaan dan kebangkitannya (ay. 46). Murid-murid kini boleh merasa lega, tak terganjal, "plong"! Mereka juga ingat bahwa mereka diminta membagikan kelegaan itu kepada semua orang, semua bangsa. Bukankah ini yang paling kita butuhkan - jadi lega? Ah, hal itu terungkap dengan cara bicara orang zaman itu, yakni "berita pertobatan dan pengampunan dosa".

Beginilah yang dibayangkan orang dulu. "Dosa" itu bagaikan jerat yang menyeret orang ke dasar telaga yang dalam. Makin tak berdaya, makin sesak, makin gelap. Baca saja Mazmur 18:5-6 yang menyebut tali-tali maut yang melilit yang makin menyesakkan. Orang merasa tak berdaya. Tak ada selesainya. Menyeramkan. Orang yang terbawa ke sana disebut "mati", tapi sebenarnya diikat oleh kekuatan-kekuatan tadi. Tersiksa terus. Satu-satunya yang masih bisa dilakukan ialah berteriak minta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa, seperti yang terjadi dalam Mazmur itu. Ingat juga seruan minta tolong dari jurang yang dalam seperti pada Mazmur 130.

"Pertobatan" ialah berseru dan percaya masih ada yang bisa menolong meski lilitan tali-tali maut makin menyesakkan dan jurang makin dalam. Dan "pengampunan" ialah pertolongan, pelonggaran, pelepasan dari tarikan ke dasar jurang tadi. Hanya yang mahakuasa sendirilah yang dapat melakukannya. Ketika wafat , Yesus turun ke tempat orang mati, terlilit oleh hutang-hutang kemanusiaan pada kekuatan jahat, terseret sampai ke dasar jurang yang kelam. Satu-satunya harapannya ialah Bapanya di surga. Dan kami semua percaya ia berseru agar tak ditinggalkan. Dan Dia yang di atas sana tidak tinggal diam. Dia turun membebaskannya. Inilah yang terjadi dalam kebangkitan. Bagi kemanusiaan, ini pengampunan. Kelegaan. Tapi bukan itu saja. Coba pikirkan baik-baik. Yesus sampai ke dasar penderitaan itu bukan karena hutang-hutangnya kepada yang jahat. Karena itu pembebasan yang diperolehnya pun juga bukan bagi dirinya sendiri saja, melainkan bagi kemanusiaan. Inilah yang diharapkan agar dibagikan kepada makin banyak orang. Kalian bisa juga ikut mengupayakan agar kebangkitan itu juga menjadi kenyataan hidup di masyarakat. Pemerdekaan dari jerat-jerat sosial yang mengerdilkan kemanusiaan dan keadaban. Itu kan dimensi sosial iman kebangkitan? Murid-murid diminta Yesus menjadi saksi bahwa "pertobatan" bisa dijalankan dan "pengampunan" bisa digapai. Kita juga.


Salam,

Luc


DARI BACAAN KEDUA: (1Yoh 2:1-5a)

Pokok yang hendak ditonjolkan dalam petikan kali ini berkisar pada bagaimana orang bisa lepas dari keadaan yang menjauhkan orang dari hadirat ilahi (keadaan ini disebut "berdosa") dan mengalami damai. Bagi sang penulis surat Yohanes itu, ini terjadi dalam Yesus Kristus yang telah sedemikian dekat dengan keilahian dan oleh karena itu siapa yang bersamanya akan ikut dekat pada Allah sendiri. Orang yang demikian itu "mengenal" Yang Ilahi (ay. 4). MengenaliNya baru terjadi dengan jalan menuruti "perintah-perintah-Nya" yang dirumuskan kembali sebagai "firmanNya" (ay. 5). Bila ini terjadi maka "mengenal" Yang Ilahi itu maka sempurnalah "kasih ilahi", dalam arti mengalami damai oleh karenanya. Gagasan-gagasan ini sarat dengan pemikiran teologi. Semuanya merujuk pada tokoh Yesus Kristus yang lahir di dunia, hidup di tengah-tengah kemanusiaan, mangajar tentang Allah yang diperkenalkan sebagai Bapa yang Maharahim, tapi karena itulah ia mengalami perlawanan, ditolak dan disalibkan hingga wafat. Dalam kesadaran para pengikutnya, ia tidak habis di situ. Allah sendiri membangkitkannya dan kini hidup dalam ujud lain tapi dapat dialami oleh mereka yang menerimanya sebagai kenyataan firman Allah yang menjadi jalan untuk mengenal-Nya.

Membaca surat Yohanes dapat menjadi latihan mendengarkan firman Allah tadi. Bisa dicoba dengan mengikuti irama kata-kata surat itu sendiri. Kemudian hendaknya dirasa-rasakan betapa akrabnya sapaan penulis kepada pembaca: "Anak-anakku". Sama makna dan hangatnya dengan ungkapan yang dipakai penulisnya dalam ay. 7 yang tak ikut dibacakan: "Saudara-saudara terkasih!" Bukan sekadar pembukaan sebuah uraian, melainkan ajakan untuk bersama-sama mendalami perkara-perkara rohani. Kemudian bisa disimak "hal-hal ini kutuliskan kepada kamu", pada awal petikan. Sebetulnya dalam ungkapan aslinya bukan hanya "kutuliskan" begitu saja, seakan-akan setelah selesai ya sudah, melainkan "tetap kutuliskan". Seolah-olah penulisnya mau terus menyertai pembacanya. Bahkan pembaca boleh membayangkan bagaimana nanti penulisnya mengulang dan menggarisbawahi bagian ini, bagian itu. Bisa menjadi kegiatan yang mengasyikkan.

Salam hangat,

A. Gianto


Photobucket

Kamis, 16 April 2009, Hari Kamis dalam Oktaf Paskah


Kamis, 16 April 2009
Hari Kamis dalam Oktaf Paskah

“Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa”

Doa Renungan
Ya Tuhan Yesus, begitu banyak cara dan tanda yang Kaupakai untuk menyatakan diri-Mu dan menyadarkan para murid agar mereka percaya akan kebangkitan-Mu. Secara istimewa Engkau nyatakan diri-Mu dalam rupa hosti Kudus. Ya Yesus, sadarkanlah kami senantiasa agar kami semakin mengimani Engkau yang hadir dalam Ekaristi Kudus, agar semakin hari kami semakin sempurna di hadapan-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (3:11-26)


"Yesus, Pemimpin kepada hidup, yang telah kamu bunuh; tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati."

Petrus dan Yohanes menyembuhkan seseorang yang lumpuh. Ketika orang lumpuh yang disembuhkan itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, seluruh orang banyak yang sangat keheranan datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata, "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu? Dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh! Tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Karena kepercayaan dalam nama Yesuslah, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; kepercayaan itulah yang telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di Surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku! Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakan-Nya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati, dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi!
Ayat.
(Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9)
1. Ya Tuhan, Allah kami, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)


"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga."

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit, segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa yang telah terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu kan tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

Kejutan yang menggembirakan dapat menjadipenyegar. Sebaliknya, kejutan yang mengecewakan akan mengguncang batin orang, bahkan dapat mematahkan hati. Para murid sudah berkali-kali mengalami peristiwa mengejutkan. Pada umumnya, mukjizat, penyembuhan, dan tanda-tanda luar biasa memang menjadi kejutan yang menyenangkan. Namun, pada saatnya, para murid mesti siap menerima kejutan yang mengguncangkan. Yesus, Sang Guru, diserahkan kepada pengadilan merupakan kejutan yang mengguncang. Yesus harus dihukum mati merupakan kejutan yang lebih mengguncang. Yesus wafat merupakan peristiwa yang sungguh mematahkan hati.

Kejutan, keraguan, dan ketakutan merupakan bagian dari pengalaman para murid pada
zaman ini. Tidak ada gunanya bermimpi untuk terhindar dari berbagai pengalaman manusiawi semacam itu. Tuhan pun tidak menuntut para murid untuk bebas dari perasaan dan pengalaman batin manusiawi tersebut. Bahkan, Tuhan berkenan hadir di tengah-tengah situasi tersebut untuk menolong para murid agar mereka tidak tenggelam dalam pengalaman manusiawi. Maka, para murid zaman ini, seperti juga pada zaman para leluhur, diajak membuka hati dan budi untuk menerima kenyataan bahwa Tuhan sungguh telah mengalahkan maut.

Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk semakin teguh dalam kepercayaan akan penyelenggaraan-Mu. Tuntunlah aku dalam meniti perjalanan hidup yang tidak jarang melintasi situasi-situasi berat. Amin.


www.obormedia.com
Ziarah Batin 2009


Photobucket

Selasa, 14 April 2009

Selasa, 14 April 2009
Hari Selasa dalam Oktaf Paskah


"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga" --- Mat 5:3



Doa Renungan

Ya Yesus, kebangkitan-Mu telah nyata bagi semua orang yang percaya kepada-Mu. Namun kadang kami kurang percaya karena hidup kami masih dikuasai oleh banyak persoalan dan masalah. Kesedihan dan berbagai penderitaan telah mengaburkan kepercayaan kami kepada-Mu. Maka kami mohon kepada-Mu ya Yesus, ubahlah hidup kami ini, agar kami selalu menyadari kehadiran-Mu yang mulia dalam kehidupan kami hari ini, dan sepanjang segala abad. Amin.



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (2:36-41)

"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dirimu dibaptis dalam nama Yesus."


Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi, "Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka, "Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.

Ayat. Mzm 33:4-5.18-19.20.22
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya Alleluya
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:11-18)

"Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku."


Setelah makam Yesus kedapatan kosong, maka Maria Magdalena, berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepada-Nya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.




Renungan




Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


- Tangis atau tetesan air mata seorang perempuan atau ibu pada umumnya adalah perwujudan duka-cita terhadap yang terkasih, sebagai perwujudan kasih yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Itulah kiranya yang dialami oleh Maria Magdalena, murid terkasih Yesus, ketika ia melihat makam Yesus kosong.

Duka-cita berarti campuran ada kesedihan dan kesukaan/kegembiraan, dan duka-cita yang dihayati dalam kasih memperoleh pencerahan yang menggembirakan dan menggairahkan. Maria Magdalena memperoleh penampakan Yesus yang bangkit dari mati, dan ia pun kemudian dengan gembira dan gairah berceritera kepada para murid atau para rasul yang ketakutan: “Aku telah melihat Tuhan”.

Pengalaman Maria Magdalena ini kiranya baik kita renungkan atau refleksikan. Dalam kehidupan dan kerja bersama kita setiap hari, sering kita jumpai aneka macam masalah dan tantangan yang dapat membuat orang menjadi takut, murung atau frustrasi.

Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk ‘melihat Tuhan’ dalam situasi dan kondisi yang demikian itu, maka arahkan hati dan jiwa anda kepada Tuhan, bukalah hati dan jiwa anda pada sentuhan dan bisikan kebaikan-kebaikan dan kebenaran-kebenaran yang ada dalam aneka masalah dan tantangan tersebut.

Dengan kata lain marilah berpikiran positif agar dapat melihat apa yang baik dan benar. Untuk meneguhkan dan memperkuat mereka yang takut, murung atau frustrasi dalam menghadapi masalah atau tantangan kiranya kita juga dapat meneladan Yesus menyapa Maria Magdalena, dengan menyapa mereka memakai nama dan gaya yang menyentuh dan memikat. Sapalah mereka dengan nama panggilan yang akrab, yang biasanya digunakan oleh orang yang telah mengenal dan mengasihinya.

- “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (Kis 2:41), demikian berita sekitar kata-kata atau kotbah yang disampaikan oleh Petrus.

Banyak orang tersentuh oleh apa yang dikatakan oleh Petrus dan kemudian “memberi diri dibaptis”, berarti bertobat dan memperbaharui diri, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Rasanya kita juga dapat meneladan Petrus: berkata-kata sedemikian rupa sehingga mereka yang mendengar atau mendengarkan tersentuh dan tergerak untuk menjadi lebih baik, lebih berbudi pekerti luhur, lebih suci, dst.. Tentu saja yang diharapkan adalah kata-kata yang lahir atau keluar dari orang beriman, sehingga kata-kata tersebut merupakan penjelasan atas iman yang telah dihayatinya, bukan kata-kata bohong atau omong-kosong belaka.

Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi-saksi iman dalam kehidupan dan kerja sehari-hari dengan perbuatan konkret dan perkataan benar. Promosi panggilan, promosi karya atau usaha, dst.. hemat saya yang paling baik adalah melalui kesaksian hidup atau perbuatan nyata, dan ketika mereka yang minta penjelasan perihal kesaksian atau perbuatan kita, barulah kita sampaikan kata-kata yang benar.

Hidup dan bertindaklah sebagai ‘orang yang telah melihat Tuhan’, Tuhan yang hidup dan berkarya terus menerus dalam seluruh ciptaan-ciptaan-Nya, terutama dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra-Nya.

Dengan kata lain hidup dan bertindaklah sebagai orang yang telah mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga dalam situasi dan kondisi macam apapun dan dimanapun senantiasa berbudi pekerti luhur, berbuat baik kepada siapapun.




Ignatius Sumarya, SJ

Selasa, 07 April 2009

Selasa, 07 April 2009
Hari Selasa dalam Pekan Suci

Anak manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.



DOA RENUNGAN

Allah Bapa di surga, bukalah hati kami, agar kami dapat menangkap bahasa tanda-tanda-Mu. Yakinkanlah kami bahwa Engkaulah yang menyertai kami meninggalkan tanah penjajahan menuju tanah pembebasan berkat jasa Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

BACAAN PERTAMA
Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku." Tetapi aku berkata, "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku." Maka sekarang berfirmanlah Tuhan yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku; beginilah firman-Nya, "Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, ya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah padaku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik!
3. Sebab Engkaulah harapan-Ku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku!
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

BAIT PENGANTAR INJIL
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Salam, ya Raja kami yang setia kepada Bapa; Engkau dibawa untuk disalibkan, tidak membuka mulut seperti domba yang dibawa ke pembantaian.

BACAAN INJIL
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:21-33.36-38)

"Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku ... Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Di dalam perjamuan Paska dengan murid-murid-Nya, Yesus sangat terharu, lalu bersaksi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain; mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid-murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, "Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada Yesus, "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus, "Dia adalah orang, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya, "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi 'Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang' demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus, "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Sahut Yesus, "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketika yang terkasih dalam sakit keras atau menjelang kematian yang terkasih, entah orangtua, kakak/adik, anak atau tokoh atau kenalan penting, pada umumnya dengan spontan orang berjanji kepada yang terkasih seperti kata Petrus kepada Yesus ;”Aku akan memberikan nyawaku bagiMu”.. Kata-kata itu muncul mungkin karena selama ini mereka kurang memperhatikan yang akan segera dipanggil Tuhan. Apakah kata-kata itu akan menjadi kenyataan alias sungguh akan dihayati kiranya menjadi pertanyaan, sebagaimana tanggapan Yesus terhadap Petrus: “Nyawamu akan kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali”. Pada hari-hari Pekan Suci ini, setelah kita mawas diri sejak Rabu Abu, mungkin juga tergerak mewujudkan niat-niat atau cita-cita baru dalam hidup beriman atau beragama, sebagai bentuk pertobatan atau pembaharuan diri. Semoga kita tidak gembar-gembor menyombong diri akan berbuat baik, tetapi hendaknya tetap dalam kerendahan hati dalam usaha mewujudkan cita-cita pertobatan atau pembaharuan diri. Ingat dan sadari bahwa rayuan-rayuan atau godaan setan ada dimana-mana dan kapan saja, antara lain berupa bentuk aneka macam kenikmatan duniawi, yang memang dapat menjauhkan diri kita dari Yang Ilahi atau Tuhan. Memang agar kita tidak mudah tergoda untuk ingkar diri terhadap niat atau cita-cita ada baiknya kita minta pendampingan dari sesama dan saudara-saudari kita. Maka baiklah niat atau cita-cita tersebut kita ungkapkan atau sampaikan kepada sesama atau saudara-saudari kita yang kita nilai dapat mendampingi perjalanan pertobatan atau pembaharuan diri kita. Tentu saja ketika di dalam perjalanan pertobatan atau pembaharuan diri kita menyeleweng dan diingatkan, hendaknya dengan rendah hati menerima peringatan tersebut.

· “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yes 49:6), demikian firman Tuhan kepada nabi Yesaya. Firman ini kiranya juga diarahkan kepada kita semua sebagai orang beriman. Sebagaimana nyala lilin kecil dapat menjadi terang bagi lingkungan hidupnya, kiranya agar kita dapat menjadi terang bagi orang lain juga tidak harus mengerjakan hal-hal atau apa-apa yang besar, melainkan yang kecil dan sederhana. Maka hendaknya jika memiliki niat atau ciita-cita pertobatan atau pembaharuan diri bukan dalam hal-hal besar melainkan sederhana dan kecil-kecil saja. Ingatlah bahwa yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari adalah hal-hal kecil dan sederhana, misalnya kebutuhan untuk makan dan minum, tidur atau istirahat maupun bekerja. “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar” (Mat 25:21). Marilah kita perbaharui diri kita dalam perkara-perkara kecil seperti disiplin waktu, taat para aturan lalu lintas, menjaga kebersihan kamar tidur atau ruang kerja dimana kita tinggal dan bekerja sehari-hari, dst.. Sapaan-sapaan kecil seperti ‘selamat pagi, selamat jalan, terima kasih, dst..’ kiranya juga merupakan bentuk cara menjadi terang bagi sesama dan saudara-suadari kita. Kepada mereka yang bertugas merawat atau mengurus kendaraan, atau jika kita sendiri mengelola dan mengurus kendaraan, yang setiap hari kita pakai, hendaknya diperhatikan hal-hal kecil seperti: rutin penggantian oli pada waktunya, air pendingin, bahan baker, dst… Ketidak-cermatan atau kurang perawatan dalam perkara-perkara kecil tersebut kiranya akan menimbulkan malapetaka besar. Yang tidak kalah penting adalah memperhatikan anak-anak kecil, lebih-lebih dalam usia balita. Kurang kasih sayang pada usia balita akan menjadi malapetaka masa depan, sebaliknya kasih sayang yang memadai bagi anak-anak balita kiranya ketika mereka menjadi besar akan menjadi ‘terang’ bagi sesama dan saudara-saudarinya.
[Ignatius Sumarya, SJ]




Photobucket

Senin, 30 Maret 2009

Senin, 30 Maret 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau --- Yes 43:1.4


Doa Renungan

Allah Bapa di surga, kami bersyukur atas kepercayaan-Mu memberi hidup kepada kami pada hari ini. Lindungi dan berkati apa yang kami lakukan pada hari ini, tuntunlah hati dan pikiran kami dengan Roh Kudus serta Roh Kebijaksanaan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (Singkat: 13:41c-62)


"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."

Pada waktu itu Suzana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Suzana dengan suara nyaring, "Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku." Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Suzana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya; Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, "Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!" Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, "Apa maksudnya kata-katamu itu?" Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, "Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!" Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, "Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahukanlah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua." Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, "Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa." Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, "Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?" Sahut orang tua-tua itu, "Di bawah pohon mesui!" Kembali Daniel berkata, "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!" Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, "Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menurut kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur?" Sahut orang tua-tua itu, "Di bawah pohon berangan!" Kembali Daniel berkata, "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!" Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.

Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."

Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya, "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan


"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

(Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62; Yoh 8:1-11)

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Pagi-pagi benar sebelum matahari terbit, dimana cukup banyak orang masih tertidur nyenyak, tiba-tiba dikumandangkan ‘suara adzan’ dari masjid, langgar atau surau: “Allahua Akbar...Allahua Akbar...Allahua Akbar..”. Mendengar suara ini ada orang yang terbangun lalu marah-marah, mengeluh atau menggerutu, tetapi juga ada yang kemudian berdoa Begitulah kiranya yang terjadi pagi-pagi benar di bait Allah para ahli Taurat dan orang Farisi berpikiran jahat, menjebak Yesus, dengan mengajukan seorang perempuan yang tertangkap basah berbuat zinah. Mereka minta pendapat Yesus: apakah perempuan tersebut dirajam sampai mati sesuai hukum Taurat atau diampuni. Yesus tahu kejahatan hati mereka: jika Yesus menjawab ‘silahkan dirajam sampai mati’ berarti Ia sama dengan mereka, sebaliknya jika menjawab ‘ampunilah’ berarti Ia tidak taat pada hukum Taurat. Maka Ia diam saja, dan ketika mereka mendesak terus Yesus menjawab: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." . Mendengar jawaban ini pergilah mereka secara diam-diam ‘mulai dari yang tertua’. Memperhatikan kisah ini berarti semakin tambah usia bertambah juga dosa-dosanya. Maka kami berharap kepada siapapun yang merasa lebih tua dari sesamanya, hendaknya menyadari dan mengimani bahwa dirinya lebih banyak dosa-dosanya serta senantiasa mengampuni mereka yang bersalah atau berdosa, meneladan Yesus yang bersabda: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Bagi kita semua kami berharap: hendaknya pagi-pagi benar begitu terjaga atau terbangun dari tidur segera berdoa singkat, bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan bahwa masih dianugerahi hidup dan kesehatan. Mungkin dapat berdoa demikian: “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (Rat 3:22-23) .Hendaknya begitu bangun dari tidur di pagi hari jangan mengeluh, mengesah, menggerutu atau marah-marah.

· "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya membinasakan kamu!"(Dan 13:59) , demikian kata Daniel kepada orangtua yang mendustai dirinya sendiri. Kami berharap dan mendambakan para orangtua atau yang merasa lebih tua untuk tidak mendustai diri atau berbohong; jangan menambahi dosa-dosa lagi. Jika berbuat salah hendaknya jujur apa adanya. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan serta rela berkorban untuk kebenaran” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 17). Para orangtua yang tidak jujur pada anak-anaknya, para pemimpin atau atasan yang tidak jujur pada anggota atau bawahannya pada suatu kelak pasti akan dipermalukan, atau bahkan dibinasakan. Sebenarnya jika anda bersduta atau berbohong tanpa dipermalukan atau dihukum secara otomatis sudah terhukum dan malu; marasa dirinya terancam dan tidak aman, sehingga senantiasa hidup dan bertindak ‘dalam kegelapan’, tidak berani terang-terangan atau transparan. Pendusta atau pembohong pada umumnya akan menyendiri atau bersembunyi, menjauhkan diri dari saudara dan sesamanya. Sebaliknya jika anda jujur atau di jalan yang benar, jangan takut dan gentar menghadapi aneka ancaman atau terror.




[Ignatius Sumarya, SJ]


Photobucket

Selasa, 17 Maret 2009

Selasa, 17 Maret 2009

Hari Biasa Pekan III Prapaskah



Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan”, demikian pesan perdamaian Paus Yohanes Paulus II memasuki Millenium Ketiga.




Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, Engkaulah yang mengatur seluruh hidup kami hari ini. Engkau mengajar kami agar tak henti-hentinya mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Buatlah hati kami ini lemah lembut dan panjang sabar sehingga kami dapat mengasihi dan mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami. Semoga di masa prapaskah ini kami selalu mengamalkan karya cinta kasih-Mu. Dalam Kristus, Tuhan kami. Amin.



Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (3:25.34-43)



"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."




Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, "Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali daripada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan

Syukur kepada Allah.



Mazmur Tanggapan

Ref. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.


Ayat. Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9

1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.

2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.

3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.



Bait Pengantar Injil PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Solis. Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.



Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)



"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."



Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus.





Renungan





- “There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness” = “Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan”, demikian pesan perdamaian Paus Yohanes Paulus II memasuki Millenium Ketiga.



Kasih pengampunan itulah yang harus kita hayati dan sebarluaskan jika kita mendambakan perdamaian sejati di bumi ini maupun di akhirat nanti. Mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali kiranya sama dengan harus mengampuni terus menerus, sebagaimana kita senantiasa menerima kasih pengampunan dari Allah melalui sesama dan saudara-saudari kita yang tak terhitung lagi jumlahnya. “Engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau”, demikian nasihat yang harus kita hayati.



Barometer atau pedoman untuk saling mengasihi dan mengampuni adalah kasih pengampunan Allah kepada kita, yang telah kita secara melimpah ruah, tanpa batas. Maka jika ada saudara-saudari kita yang bersalah hendaknya langsung diampuni. Kasih pengampunan yang anda sampaikan akan menjadi kekuatan dan motivasi bagi mereka untuk dengan rendah hati berusaha meneruskan kasih pengampunan tersebut kepada saudara-saudarinya. Sebaliknya jika kita tidak mengampuni mereka yang bersalah kepada kita, maka akan terjadilah balas dendam yang dapat menimbulkan kekacauan hidup bersama.



Kita semua memiliki modal kekuatan untuk mengampuni jika kita berani ini mengakui dan mengimani bahwa kita telah menerima kasih pengampunan yang tak terhitung jumlahnya, yang antara lain telah kita terima melalui orangtua kita masing-masing.



- “Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takut kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, melainkan perlakukankanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu.Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.” (Dan 3:41-43). Kutipan doa ini kiranya layak menjadi doa-doa kita di masa Prapaskah ini. Kita semua mendambakan untuk dipermalukan di hadapan Tuhan maupun sesama atau saudara-saudari kita, maka untuk itu hendaknya kita juga tidak mempermalukan sesama atau saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun, antara lain dengan menceriterakan atau menyebarluaskan kekurangan, kesalahan atau kejahatan mereka.



Kasih itu antara lain berani ‘menutupi segala sesuatu’, lebih-lebih kesalahan, kekurangan dan kejahatan sesama atau saudara-saudari. Marilah kita mengikuti Tuhan dengan segenap jiwa, artinya mengarahkan dan mempersembahkan dambaan, kerinduan, cita-cita kita kepada Tuhan, dan sekiranya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan siap sedia untuk diluruskan atau dibetulkan. Marilah dengan rendah hati kita mohon kemurahan hati atau rahmat Allah agar memiliki hati yang tulus dan suci dan senantiasa siap sedia mengampuni dan tidak mempermalukan sesama dan saudara-saudari kita di hadapan umum.



Marilah kita mohon agar kemuliaan Tuhan dinyatakan pada diri kita yang lemah, rapuh dan berdosa ini, dan biarlah dalam kelemahan dan kerapuhan kita kekuatan Tuhan semakin menjadi nyata.



[Ignatius Sumarya, SJ]


Photobucket

Sabtu, 14 Maret 2009

Sabtu, 14 Maret 2009
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Janganlah kamu serupa dengan dunia ini ... Rm 12:2

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Mikha (7:14-15.18-20)

"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."


14 Nabi berkata, gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. 15 Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban! 18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah penyayang dan pengasih.

(Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)


"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."

1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." 3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan


- Dalam perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus dalam Warta Gembira hari ini ada tiga tokoh, yaitu bapa yang baik, anak sulung(yang mengakui diri baik) dan anak bungsu (yang berdosa), yang tidak lain menggambarkan Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang sombong dan manusia pendosa yang bertobat. Maka kiranya kita dapat menempatkan diri sebagai orang Farisi atau ahli Taurat yang bersungut-sungut dan sombong atau pendosa yang bertobat. Rasanya cukup banyak di antara kita, seperti orang Farisi atau ahli Taurat , yang bersungut-sungut atau menggerutu ketika ada orang yang berbuat baik kepada sesamanya, yang memang sungguh membutuhkan bantuan atau belas kasih. Kita sering cenderung memandang diri kita sebagai yang terbaik serta dengan mudah melecehkan orang lain. Atau mungkinkah kita seperti ‘anak bungsu’, pendosa yang telah berfoya-foya antara lain berjudi dan pergi ke tempat pelacuran, sehingga kita tidak memiliki apa-apa lagi, menderita dalam berbagai hal. Jika kita memang sungguh berdosa marilah dengan rendah hati mohon kasih pengampunan sebagaimana telah dilakukan oleh ‘si bungsu’ : “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa” . Tuhan Allah adalah Bapa yang Maha Pengasih dan Pengampun, maka hendaknya jangan takut untuk mohon kasih pengampunan sekiranya kita berdosa. Tentu saja selain mohon pengampunan Tuhan kita juga harus mohon pengampunan kepada mereka yang telah kita kecewakan dan sakiti karena dosa-dosa kita. Dengan kata lain jika kita semua berdosa, marilah kita saling mengampuni, sebagaimana sering kita doakan ketika mendoakan ‘Bapa Kami” : “Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni mereka yang bersalah kepada kami”


- “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut” (Mi 7:18-19). Kutipan ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam mawas diri di masa Prapaskah ini. Tuhan Allah senantiasa akan memaafkan atau mengampuni dosa-dosa kita jika kita dengan rendah hati menghadapNya untuk mengaku dosa, dan dalam tradisi Gereja Katolik hal ini dapat kita lakukan dengan menerima Sakramen Pengampunan di kamar pengakuan dan di hadapan seorang imam. Tentu saja setelah kita diampuni kemudian dipanggil untuk meneruskan kasih pengampunan tersebut kepada sesama dan saudara-saudari kita, tidak mengingat-ingat kesalahan dan dosa-dosa saudara-saudari kita. Orang yang suka mengingat-ingat dosa dan kesalahan saudara-saudarinya berarti isi hati dan isi otaknya adalah dosa dan kesalahan dan dengan demikian rasanya ia juga akan cenderung untuk berbuat dosa atau melakukan kesalahan dimana ada kemungkinan dan kesempatan. Sebaliknya jika kita tidak mengingat-ingat dosa dan kesalahan saudara-saudari kita kiranya isi hati dan isi otak kita adalah apa yang baik dan dengan demikian akan senantiasa cenderung untuk berbuat baik kepada siiapapun dan dimanapun sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan yang ada. Kita semua dipanggil untuk meneladan bapa yang baik yang “berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk 15:22-24)



Photobucket

Senin, 09 Maret 2009

Senin, 09 Maret 2009
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (9:4b-10)

"Kami telah berbuat dosa dan salah."


4b Adalah, Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! 5 Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, 6 dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. 7 Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau. 8 Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. 9 Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, 10 dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat.
(Mzm 79:8.9.11.13)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)

"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

36 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

“Murah hati” secara sederhana kiranya dapat diartikan hatinya dijual murah, memberi hati atau perhatian kepada siapapun yang menghendaki, ‘pro Deo’. Sebagaimana manusia kiranya kita telah menerima perhatian melimpah ruah dari Allah melalui orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, dan tentu saja melalui pertama-tama dan terutama melalui orangtua kita masing-masing, sehingga kita dapat hidup, tumbuh berkemang sebagaimana adanya pada saat ini. Maka marilah kita tanggapi secara positif atau kita laksanakan perintah Yesus :”Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati”. Hati dalam bahasa Latin “cor” dapat berarti jantung, budi, pikiran, hati, batin, jiwa, akal budi, pengertian. Maka bermurah hati kepada orang lain berarti memberi pikiran/pendapat, isi hati, isi batin dan pengertian kepada yang lain alias memberikan diri seutuhnya bagi yang lain. Rasanya bermurah hati ini pertama-tama dan terutama dihayati di dalam keluarga, diantara anggota keluarga, dengan teladan dari orangtua dan dibiasakan pada anak-anak. Jika di dalam keluarga semua anggota keluarga telah terbiasa bermurah hati, maka kami percaya mereka akan bermurah hati kepada sesamanya, entah di dalam pergaulan di masyarakat, sekolah maupun tempat kerja. Membiasakan bermurah hati juga merupakan cara untuk tumbuh berkembang menjadi ‘man or woman with/ for others’. Orang yang bermurah hati senantiasa juga siap sedia, dengan jiwa besar dan hati rela berkorban untuk diganggu oleh siapapun yang membutuhkannya, dan dengan demikian yang bersangkutan juga dikasihi oleh semua orang maupun Tuhan. Murah hati kiranya perlu dilengkapi dengan ‘rasa kasih sayang yaitu sikap dan perilaku yang menunjukkan kepekaan, kepedulian dan belas kasihan kepada orang lain atau makhluk yang tidak berdaya dan perlu dibantu” (Prof Dr. Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24).

“Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya”( Dan 9:8-10), Kutipan doa ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita, sebagai orang lemah, rapuh dan berdosa. Kiranya bertambah usia dan pengalaman masing-masing dari kita juga bertambah dosa-dosanya, maka marilah dengan rendah hati kita akui kelemahan, kerapuhan dan dosa-dosa kita. Mungkin apa yang baik kita renungkan atau refleksikan yaitu kebalikan dari murah hati alias pelit atau jual mahal diri sendiri atau egois, kurang peka dan tanggap terhadap mereka yang minta bantuan kepada kita atau saudara-saudari kita yang membutuhkan bantuan; atau mungkin kita terlalu mengikuti dorongan roh jahat sehingga melakukan apa yang tidak berkenan di hati Tuhan, misalnya: “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21) Masa Tobat atau Prapaskah merupakan kesempatan untuk memperbaharui diri atau bertobat, maka marilah kita bertobat serta menyesali dosa-dosa yang telah kita lakukan serta mohon kasih pengampunan dari Tuhan yang Maha Penyayang dan Pengampun. Menyesali dosa-dosa berarti tidak melakukan lagi dosa yang sama dan tentu saja juga tidak melakukan dosa-dosa yang baru. Sebagai wujud pertobatan atau pembaharuan diri marilah kita taati dan laksanakan hukum Tuhan yang utama dan pertama yaitu ‘saling mengasihi satu sama lain’, antara lain dengan bermurah hati kepada mereka yang harus kita perhatikan dan kasihi. Marilah saling bermurah hati, saling memperhatikan.

[Ignatius Sumarya, SJ]


Photobucket

Rabu, 04 Maret 2009

Rabu, 04 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah


Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu --- Rm 10:8

Doa Renungan

Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau mengutus Putera-Mu ke dunia agar kami percaya dan memperoleh keselamatan supaya tidak binasa..Kami mohon ampun sebab kami sering kurang percaya dan menuntut suatu tanda, menuntut bukti dari-Mu. Ajarlah kami Bapa seperti orang-orang Niniwe yang mau percaya dan bertobat kepada-Mu. Semoga di masa prapaskah ini kami semakin tekun mendekatkan diri kepada-Mu dan tambahkanlah iman kami ya Bapa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yunus (3:1-10)

"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."

Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat.
(Mzm 51:3-4.12-13.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)


"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Penjahat pada umum peka terhadap lingkungan hidup dimana ia hendak berbuat jahat, namun kiranya mereka buta terhadap aneka macam sentuhan, bisikan atau sapaan untuk berbuat baik atau hal-hal yang bersifat spiritual atau berbudi pekerti luhur. “Orang-orang Ninive bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih besar dari pada Yunus”, demikian sabda Yesus.

Dalam tatanan atau aturan moral ada tiga tingkatan: sopan santun -> hukum -> moral , sedangkan dalam psiko-religius juga ada tiga tingkatan atau taraf: psiko-phisik -> psiko-sosial -> psiko spiritual rational.

Orientasi hidup dan cara bertindak kebanyakan orang kiranya berada dalam tatanan hukum dan taraf psiko-sosial; dalam tingkat atau taraf hidup ini orang dapat berkembang naik ke tingkat atau taraf moral atau psiko-spiritual rational , tetapi juga dapat turun ke tingkat atau taraf sopan santun atau psiko-phisik Sebagai orang beriman kita diharapkan tumbuh berkembang dalam hal hidup dan bertindak ke taraf moral atau psiko-spiritual rational, peka terhadap kehendak Tuhan atau bisikan Roh Kudus yang antara lain menggejala dalam mereka yang berkehendak baik serta berbudi pekerti luhur, antara lain dalam bentuk keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23) .Maka marilah kita membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita terhadap aneka penghayatan keutamaan dalam diri saudara-saudari kita, dan kemudian meneladan atau mengikutinya agar kita tidak menjadi ‘angkatan yang jahat’. Hemat saya keutmaan-keutamaan tersebut dihayati oleh saudara-saudari kita semua, tanpa pandang bulu atau SARA, usia, jabatan atau kedudukan.

- “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.” (Yun 3:10). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi bagi siapapun yang masih berbuat jahat dalam bentuk apapun. Aneka malapetaka atau bencana seperti banjir, tanah longsor dst..yang sering terjadi pada masa kini kiranya antara lain disebabkan oleh cara hidup atau cara bertindak para penjahat atau orang-orang serakah yang cara hidup dan cara bertindaknya berorientasi pada hal-hal phisik atau harta benda atau uang alias materialistis. Para pengusaha dengan mengandalkan dana atau uang serta backing dari pejabat tertentu melakukan pembabatan hutan, pengeringan lahan sawah menjadi perumbahan, situs-situs penampungan air menjadi gedung berbeton, pengambilan air tanah tanpa aturan atau tanpa batas dst..hemat saya merupakan bentuk kejahatan structural. Kolusi pada para pejabat di badan publik dengan para pengusuha atau bisnis juga merupakan bentuk kejahatan structural. Kejahatan struktural rasanya lebih sulit untuk didobrak atau ditobatkan daripada kejahatan pribadi Mereka yang sering dseibut penjahat seperti pencopet, pendong, pencuri dst.. hemat saya bertindak demikian karena kejahatan struktural yang terjadi; mereka pada dasarnya adalah orang-orang baik dan harus berbuat jahat karena terpaksa harus mempertahankan hidup yang dianugerahkan oleh Tuhan dan tiada yang memberi kesempatan dan kemungkinan untuk bekerja sebagaimana mestinya. Mereka adalah korban-korban keserakahan sementara orang. Sekali lagi kami berharap semoga para penjahat bertobat dan rasanya harus disponsori dan dimulai oleh para penjahat struktural serta menghindarkan atau memberantas aneka macam bentuk keserakahan atau mencari keuntungan diri sendiri maupun kelompok atau golongannya.


[Ignatius Sumarya, SJ]

Ya Tuhan, dampingi dan bantulah aku agar tutur kata dan cara bertindakku senantiasa mengutamakan keutamaan-keutamaan hidup yang menyelamatkan jiwaku. Amin.




Photobucket

Selasa, 03 Maret 2009

Selasa, 03 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Doa Renungan Pagi

Allah Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan keselamatanku. Aku bersyukur kepada-Mu atas perlindungan yang Kauberikan sepanjang malam yang telah lalu. Bantulah aku agar senantiasa berdoa dalam nama-Mu. Cukupkanlah aku, dengan kebutuhan jasmani dan rohani, serta lepaskanlah dari segala marabahaya. Semoga hari ini aku dapat membawa kasih kepada sesama serta mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)

"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)


"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Amin." Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Entah sudah berapa kali kita telah mendoakan atau menyanyikan doa “Bapa Kami”, namun jika kita jujur untuk mawas diri kiranya cara hidup atau cara bertindak kita masih jauh dari isi doa tersebut. Isi doa tersebut padat dan sederhana, maka baiklah dalam masa Prapaskah ini kita renungkan doa tersebut. Kiranya yang layak dan up to date untuk kita renungkan adalah “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” , mengingat dan memperhatikan masih maraknya aneka bentuk balas dendam, kerusuhan atau tawuran di sana-sini. Jika kita jujur dalam mawas diri kiranya masing-masing dari kita telah menerima kasih pengampunan dari Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita, tetapi benarkah “kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”?. “Menginjak kaki orang lain enak saja tetapi ketika kakinya disenggol orang lain marah besar”, begitulah yang sering terjadi. Mengampuni mereka yang bersalah atau melukai kita kiranya dapat kita lakukan dengan sederhana yaitu tidak balas dendam dan diam saja, atau berkata “terima kasih” ketika kita dilukai atau disalahi orang lain. Dan tentu saja juga tidak mengingat-ingat kesalahan atau kekurangan orang lain, sebagaimana Tuhan juga tidak pernah mengingat-ingat kesalahan dan dosa-dosa kita. Sekiranya anda termotivasi atau terdorong ingin marah atau balas dendam terhdap mereka yang melukai atau menyalahi kita, baiklah kita hayati nasihat ini terlebih dulu: “Ngombeyo banyu nanging ojo diulu” (=Silahkan minum air terlebih dahulu tetapi jangan ditelan) atau bagi kita yang beriman pada Yesus Kristus silahkan membuat tanda salib sambil berkata “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”.

- Dari bacaan kedua, marilah kita renungkan atau refleksikan peringatan dari nabi Yesaya ini. Secara konkret kami mengajak kita semua untuk dengan kehendak kuat dan hati rela berkorban ‘mengampuni mereka yang menyalahi atau melukai kita’. Marilah dengan motto bapak Andrie Wongso ini kita berusaha mengampuni mereka yang menyalahi atau melukai kita “Besi batangan pun jika digosok terus menerus akan menadi jarum yang tajam, maka milikilah keteguhan hati”. Jika kita memiliki keteguhan hati untuk mengampuni kiranya apa yang kita kehendaki pasti terjadi, sebagaimana dikatakan oleh nabi Yesaya “FirmanKu yang keluar dari mulutKu tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan keapdanya”. Kata-kata yang keluar dari mulut kita hendaknya lembut, sopan dan rendah hati alias dijiwai oleh cintakasih jika kita menghendaki atau mendambakan apa yang kita katakan terlaksana atau terwujud. Cintakasih mengatasi dan mendasari segala sesuatu, maka apa yang dikatakan dalam cintakasih dapat mengalahkan aneka godaan atau rayuan untuk marah dan balas dendam, karena memiliki daya besar untuk mengampuni dan memberdayakan. Gunakan ‘ketopong atau tutup kepala keselamatan’ alias apa yang ada di otak kita adalah keselamatan, agar apa yang akan kita lakukan atau katakan menyelamatkan dan membahagiakan orang lain.


[Ignatius Sumarya, SJ]
Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy