| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label Pesta Keluarga Kudus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesta Keluarga Kudus. Tampilkan semua postingan

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Novena Natal Hari Kesembilan (24 Desember)

 

24 Desember
NOVENA NATAL

Keluarga Kudus


Di dalam Keluarga Kudus kita mempunyai teladan kesempurnaan tertinggi—Yesus, Maria, dan Yusuf. Sebagai Tuhan, Yesus pada dasarnya suci. Melalui penglihatan hipostatik, kekudusan ini juga diteruskan ke sifat kemanusiaan-Nya. Kekudusan Yesus baru terungkap sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia, karena Dia ingin menjadi seperti kita dalam segala hal kecuali dalam dosa.

Sebagaimana Injil katakan, Dia “makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2:52) Oleh karena itu, Yesus tidak sejak awal membuat dunia terpesona dengan kemegahan Gunung Tabor. Dia malah memberi kita contoh kekudusan yang seharusnya lebih mudah kita tiru karena kekudusan terus meningkat setiap saat. Dia memberi contoh kepada kita jenis kekudusan yang bermula dan berdasar pada kerendahan hati dan pelepasan diri dari hal-hal duniawi. “belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Mat. 11:29)

Pertemuan Kelima (Natal) Keuskupan Agung Semarang 2012: YESUS SUMBER IMAN KELUARGA

Pertemuan Kelima

RENUNGAN DAN IBADAT SABDA
PESTA KELUARGA KUDUS

"YESUS SUMBER IMAN KELUARGA"

RITUS PEMBUKA

1. Lagu Pembuka

2. Tanda Salib dan Salam Pembuka

3. Pengantar

Pesta Keluarga Kudus jatuh tanggal 30 Desember 2012. Pesta Keluarga Kudus dalam liturgi diresmikan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1893. Pada awalnya Hari Raya Keluarga Kudus dirayakan pada hari Minggu dalam Oktaf Epifani. Arinya, dirayakan pada hari Minggu manapun yang jatuh antara tanggal 7 Jnuari sampai dengan 13 Januari. Namun sekarang, hari raya tersebut dirayakan pada hari Minggu antara Natal dan Tahun Baru, atau dalam Oktaf Natal.

Melalui empat pertemuan sebelumnya, kita diajak merefleksikan bahwa pusat iman kita adalah Yesus Kristus. Ia telah lahir dalam sebuah keluarga, yaitu keluarga Yusuf dan Maria. Oleh karena kehadiran Yesus Kristus, keluarga itu menjadi keluarga kudus Nasareth. Yesus tidak hanya menjadi Anak dalam keluarga itu tetapi juga menjadi pusat hidup keluarga. Melalui renungan dan ibadat ini, pertama, kita diajak untuk mensyukuri apa yang dialami Yusuf dan Maria, sebuah keluarga muda yang dihadiri oleh Yesus, sekaligus sebagai anak dan pusat hidup mereka. Kehadiran Yesus dalam keluarga itu telah menjadi bintang yang memberi arah hidup keluarga, juga cahaya yang menerangi kehidupan keluarga. Kedua, kita diajak pula untuk meneladan keluarga kudus Nasareth yang mempersembahkan hidupnya bagi kemuliaan Tuhan dan bagi keselamatan banyak orang. Ketiga, dalam rangka Tahun Iman, kita diajak pula untuk membangun keluarga yang berbasis iman dan kasih. Keluarga menjadi tempat persemaian iman sejati, yakni tempat dimana iman tertanam, tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah-buah keselamatan.

4. Pernyataan Tobat

5. Doa Pembuka

LITURGI SABDA

Bacaan I : Fil 1:3-8

6. Lagu tanggapan sabda

7. Bacaan Injil (Luk 2:41-52)

8. Renungan

Dalam sebuah retret keluarga, ada seorang bapak tersungkur di depan kaki isteri dan anaknya. Dan ia memberi kesaksian, bahwa selama 50 th lebih menjadi katolik, yang namanya misa dan berdoa bersama bisa dihitung dengan jari. Hidupnya jauh dari Tuhan. Dan dia berjanji di depan peserta retret dan di hadapan isteri dan anaknya untuk menjadikan keluarga sebagai mesbah Allah. Setelah setahun lebih, banyak orang memberi kesaksian bahwa keluarga itu semakin baik dalam relasi. Anak yang dulu takut dengan ayahnya yang sering marah dan memukul, demikian dekat dengan ayahnya. Setiap hari bapak ini memimpin isteri dan anak membaca bacaan harian dan berdoa bersama. "Seorang bapak dipulihkan, keluarga dipulihkan" demikian katanya. "Sungguh semua bagai mimpi!"

Yesus hadir terus menerus, tetapi tidak setiap kali kita mengalami kehadiran-Nya. Dan dari beberapa orang yang mengalami kehadiran-Nya, ada yang masih berpendapat bahwa "Ndherek Gusti itu enak kepenak. Tidak akan menderita, tidak berkekurangan." Pandangan ini kadang dipahami demikian sempit, sehingga pada suatu saat ketika menjadi murid Yesus tidak menguntungkan dan sulit, orang meragukan identitasnya bahkan menyangkal kemuridannya.

Sebagaimana Maria dan Yusuf, dua pribadi yang sangat baik. Namun tidaklah mudah secara manusiawi menerima Yesus hadir di antara mereka. Kehadiran Yesus boleh dikatakan secara negatif membawa persoalan-persoalan rumit dalam hidup mereka: harga diri Maria dan Yusuf yang sedang bertunangan dipertaruhkan, kelahiran Yesus di tengah situasi hiruk pikuk sensus, menjadi pelarian ke Mesir, hidup sebagai keluarga urban, hidup tersembunyi di Nazareth, sampai pada peristiwa kehadiran Maria di kaki salib Yesus. Tetapi justru, berpangkal dari pengalaman tersebut, kita melihat bahwa keluarga muda ini tidak berfokus kesulitan dan penderitaan, tetapi berfokus pada pelaksanaan rencana Allah yang ada dalam diri Yesus. Fokus pada rencana Allah itulah yang menempa pribadi Yusuf dan Maria dengan aneka-aneka keutamaan dan kedewasaan hidup. Mereka berkembang menjadi pribadi yang sangat dewasa dan hidup dalam aneka keutamaan. Kehadiran Yesus di tengah mereka menjadi sumber iman. Cukup dengan melihat perkataan, perbuatan dan cara hidup, kita dapat meneropong bagaimana perkataan, perbuatan dan cara hidup Yusuf dan Maria. Sungguh luar biasa. Kehadiran Yesus, dengan segala situasi sulit, dan tuntutan untuk mendidik Yesus, membawa dan mengembangkan kekudusan dalam hidup Yusuf dan Maria. Mereka sungguh sebagai ayah dan ibu bagi Yesus dalam segala hal.

Kekudusan ini bukan hanya milik Keluarga Kudus, tetapi dapat menjadi milik keluarga-keluarga jaman sekarang. Tanggal 21 Oktober 2001, Bapa Paus Yohanes Paulus II mengangkat pasangan suami isteri Luigi dan Maria Beltrame Cuattrochi menjadi beato-beata. Bukan karena pribadi-pribadi mereka, tetapi terutama karena perkawinan mereka. Dalam situasi hidup yang tidak mudah di Italia pada akhir abad 19 dan awal abad 20, mereka berfokus pada kehadiran Yesus yang nampak dalam rencana Allah atas perkawinan mereka. Kardinal Jose Saraiva Martins, Perfect Kongregasi untuk Beatifikasi mengatakan bahwa "mereka membangun Gereja domestik dalam keluarga mereka: terbuka terhadap hidup, berdoa, memberikan pelayanan sosial, solidaritas bagi orang miskin dan penuh persahabatan dengan semua orang". Demikian juga kita pada masa ini dapat bertanya: Apakah Yesus kuterima dalam hidup keluargaku? Lalu apakah wujud kehadiran Yesus dalam pribadi dan relasiku dalam keluarga? Dan jikalau keluarga kita masih harus berjuang karena mengalami aneka kesulitan dan goncangan iman, kita boleh bertanya: Apakah aku berpusat pada kesulitan-kesulitan hidup keluargaku ataukah aku berpusat pada Yesus yang hadir? Bagaimanakah kehadiran Yesus di tengah badai keluarga mampu membawaku bertumbuh dalam iman?
Kita hening sejenak untuk mengendapkan permenungan kita.

9. Aku Percaya

10. Doa Umat

11. Bapa Kami

RITUS PENUTUP

12. Doa Penutup

13. Berkat Penutup

14. Lagu Penutup

Keluarga Kudus dan Yerusalem Sejati

KELUARGA KUDUS DAN YERUSALEM SEJATI

Rekan-rekan yang budiman!

Pada Pesta Keluarga Kudus kali ini diceritakan bagaimana Yesus yang masih orok dibawa ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan menurut hukum Musa seperti termaktub dalam Kel 13:2,12 (juga lihat Im 12:6-8). Di tempat suci itu juga datang Simeon, orang yang hidupnya lurus dan saleh, dan batinnya sangat merindukan mengalami kehadiran ilahi. Ia orang yang dinaungi Roh Kudus yang menguatkannya dengan pengharapan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat Sang Terurapi datang. Ketika mendapati orang tua Yesus membawanya ke Bait, Simeon pun menyambutnya lalu mengucapkan pujian bagi Allah. Diberkatinyalah anak itu lalu ia pun bernubuat bahwa anak tadi akan menentukan jatuh serta bangunnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan - supaya menjadi nyata isi pikiran orang banyak. Dalam kaitan ini juga dikatakan oleh Simeon bahwa batin Maria - "jiwamu sendiri" - akan ditembus pedang. Apa artinya akan kita dekati. Di Bait Allah ada pula ketika itu seorang perempuan nabi yang besar ibadahnya, tekun puasa dan doanya. Namanya Hana. Ia juga mengucap pujian kepada Allah serta menegaskan bahwa anak yang dipersembahkan ke Bait Allah ini ialah yang dinanti-nantikan orang banyak bagi merdekanya Yerusalem. Itulah kejadian-kejadian luar biasa yang diceritakan Lukas mengenai keluarga kudus yang kemudian pulang dan hidup di Nazaret seperti orang biasa. Apa yang dapat dipetik dari peristiwa ini?

SIMEON DAN HANA

Injil Lukas menampilkan kejadian-kejadian setelah kelahiran Yesus lewat orang-orang yang berjumpa dengan keluarga kecil yang masih ada di dekat Yerusalem. Kini dua tokoh ditampilkan, Simeon dan Hana. Mereka berdua mendapatkan pengalaman yang luar biasa: menyaksikan bagaimana Yang Maha Kuasa kini memenuhi harapan orang-orang yang dekat padaNya.

Dalam Injil Lukas, Simeon mewakili orang-orang saleh yang pada zaman itu menantikan kedatangan seorang Mesias yang akan mengawali zaman baru. Walaupun mereka orang-orang yang teguh beriman, tetap batin mereka digundahkan dengan pertanyaan kapankah Yang Maha Kuasa akan sungguh mengirim orang yang ditugasiNya membawa umat di jalan yang benar. Orang-orang seperti inilah yang dibimbing oleh kebijaksanaan dan kekuatan ilahi - dalam bahasa Lukas ialah Roh Kudus (ay. 25-26) - sampai sungguh mendapati yang mereka dambakan. Mereka ini orang-orang Perjanjian Lama yang beruntung menemukan jawaban bagi harapan mereka. Kidung Simeon (ay. 29-32) berisi pujian yang juga meringkaskan pengalaman seperti ini. Kelegaan batin kini melapangkan penglihatan orang-orang seperti Simeon. Ia dapat melihat datangnya penyelamatan yang disediakan bagi siapa saja, bukan hanya bagi umat terpilih.

Para pembaca Injil Lukas dahulu segera akan menangkap warta bagian itu, yakni imbauan untuk ikut serta dalam pengalaman Simeon dan,berbagi warisan iman dengan siapa saja, dengan cara yang leluasa dan batin yang merdeka.

Orang yang kedua yang ditampilkan Lukas ialah Hana. Perempuan saleh ini ialah orang yang berhasil ikut serta dalam pengalaman Simeon tadi. Hana menjumpai Yesus yang sedang dipersembahkan ke Bait Allah dan yang ditegaskan oleh Simeon sebagai pemenuhan harapan orang banyak. Hana ikut paham dan lebih dari sekadar bergembira, ia pun "berbicara tenang anak itu - yakni Yesus - kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem" (ay. 38).

KEHADIRAN ILAHI DI "YERUSALEM"

Dikatakan pada pembukaan petikan kali ini, ay. 22, bahwa Yesus dibawa ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Nama kota itu di situ dieja oleh Lukas sebagai "Hierosolyma", yakni kota suci sejauh menerima kehadiran ilahi dengan tulus dan bakal berlangsung terus dalam batin orang-orang yang mengenaliNya. Ketika menampilkan tokoh Simeon dalam ay. 25, Lukas menyebut "Adalah di Yerusalem seorang yang bernama...". Di sini nama kota itu dieja sebagai "Ierousaleem". Dalam Injil Lukas, bila ditulis demikian, kota itu ditampilkan sebagai pusat ibadat, tapi sebetulnya tidak lagi menjadi tempat kehadiranNya yang jelas dan nyata. Tempat seperti ini akan ditinggalkan dan akan digantikan dengan tempat ibadah batin yang sungguh yang dikenali oleh keluarga kudus tadi, yakni Hierosolyma. Mengapa Simeon diperkenalkan sebagai orang yang berada di Ierousaleem, yang bukan tempat hadirnya Yang Ilahi yang sesungguhnya? Justru inilah maksud Lukas. Ada orang-orang seperti Simeon yang hidup dalam adat agama yang tidak memberi ketenteraman yang sungguh, tetapi orang-orang seperti dia masih berkepekaan mengenali kembali di mana sesungguhnya Tuhan. Dan baiklah kita ikuti cara Lukas menguraikan perkara pelik tapi nyata ini. Simeon kemudian menyambut Yesus yang masih orok yang dibawa orang tuanya ke Hierosolyma - ke Yerusalem yang sesungguhnya. Boleh dikatakan, berkat kepekaan keluarga kudus akan kehadiran ilahi inilah maka Simeon sampai juga ke Hierosolyma meski masih ada di Ierousaleem! Inilah karya penyelamatan yang hebat yang terjadi lewat keluarga kudus itu. Oleh karena itu segera Simeon kini mendapati diri melihat kenyataan baru dan memuji kebesaran ilahi. Sudah cukup baginya, kini ia ikut dalam Hierosolyma yang didatangi keluarga kudus. Begitu pula Hana, setelah ia juga mengenali Yesus, dikatakan Lukas bahwa Hana pun mengucap syukur dan berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem (ay. 38). Di situ nama kota itu tertulis sebagai Ierousaleem. Jelas hendak dikatakan, di situ banyak orang yang menantikan kehadiran Tuhan yang makin terasa jauh, tapi pada saat itu justru ada orang seperti Hana yang telah melihat di mana sesungguhnya Ia hadir, bukan lagi di Ierousaleem, melainkan di Hierosolyma, dan kini Hana berbagi pengalaman batin dengan orang-orang itu. Inilah kelepasan - penyelamatan- yang sungguh, yang meluas lewat orang-orang yang memang telah mengalaminya!

KEHADIRAN YANG MEMILAH-MILAH

Kebesaran ilahi tidak pilih-pilih, tetapi memilah-milah. Ketika mengucapkan berkat bagi Yesus, Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa anak ini akan menentukan jatuh dan bangkitnya banyak orang di Israel dan enjadi tanda perbantahan agar menjadi nyata pikiran hati banyak orang (ay. 34-35). Kini saatnya, seperti digambarkan di atas, mana Ierosaleem, mana Hierosolyma, meski di luar tampak sama, tapi keduanya amat berbeda. Kini akan jelas siapa yang menerima penyelamatan, siapa yang menjauh dan belum dapat mendekat ke sana. Yesus memang menjadi tanda kehadiran ilahi yang menimbulkan perbantahan, dari saat itu hingga sekarang juga. Namun ia makin dikenal orang-orang yang peka yang makin berada di Hierosolyma - di wahana batin yang leluasa. Dalam hubungan ini Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa "pedang akan menembus jiwamu sendiri". Kerap pernyataan ini dimengerti sebagai nubuat bahwa Maria akan mengalami penderitaan, seperti nanti ketika menyaksikan kesengsaraan dan wafat Yesus. Meski menarik, penjelasan seperti ini meleset dan tidak banyak faedahnya. Memang tak bisa disangkal nanti Maria ikut menderita, tapi ibu mana yang tidak? Dan kenyataan ini bila dikatakan malah tidak membuat perkataan itu berbobot. Maksud kata-kata Simeon lain. Pedang ialah lambang ketajaman. Dan ketajaman yang dimaksud ialah ketajaman Sabda Ilahi sendiri. Maria. Dari ay. 33 jelas bahwa Yusuf dan Maria tidak langsung memahami ungkapan kegembiraan Simeon dalam ay. 29-32 (Kidung Benediktus). Mereka heran akan segala yang dikatakan tentang Yesus yang mereka bawa ke Bait Allah. Kata-kata Simeon kepada Maria mengenai pedang tadi sebetulnya menjadi penegasan bahwa nanti semuanya akan jelas karena tajamnya Sabda akan menembus ketidakpahaman yang masih ada dalam diri Maria. Dan demikian ia akan makin dekat dan bersatu dengan kenyataan Sabda tadi. Akan jelas pula bagi banyak orang mana yang sesungguhnya mana yang semu. Orang akan mengalami seperti yang dialami Simeon, dan Hana.

MENERAPKAN WARTA?

Dalam kehidupan beragama ada banyak sisi. Ada sisi yang menarik, ada sisi yang menyeramkan. Kehadiran ilahi pun kerap digambarkan dalam dua kutub itu. Tapi kenyataan tidak selesai di situ saja. Ada orang-orang yang dapat dan berani melangkah mengarah lebih jauh dan berhasil menemukan inti apa itu percaya, apa itu dekat dengan Penyelamat, tapi juga menyadari masih ada di sini, masih berpijak di bumi dengan pelbagai kenyataan yang bisa membingungkan dan mengecewakan. Lukas akan mengatakan ada orang-orang yang di Ierousaleem yang berani mengarahkan diri ke Hierosolyma. Bukan itu saja, Lukas menampilkan tokoh-tokoh nyata. Pertama, keluarga kudus sendiri yang mengarah ke Hierosolyma untuk menjalankan ketetapan hukum Musa. Mereka digambarkan sebagai yang tetap dalam jalur "agama" tetapi berhasil menemukan inti kerohanian yang membimbing batin mereka. Begitu pula Simeon, demikian juga Hana. Kisah ini ditampilkan Injil sebagai ajakan untuk bernalar bagi banyak orang, juga pada zaman ini. Manakah arah-arah yang sungguh memberikan ketenteraman batin dalam beragama, manakah kecenderungan-kecenderungan dalam agama yang sebaiknya dimurnikan. Juga diwartakan dalam Injil kali ini, orang tidak hanya didorong untuk mencari jalan orang yang benar, tetapi ditegaskan pula, seperti pada Simeon, Roh Kudus menaungi dan menguatkan. Ini sisi warta yang bisa semakin didalami. Naungan serta kekuatan rohani inilah yang patut dibiarkan leluasa membawa orang ke sana!

Tambahan. Bacaan kedua (Ibr 11:8. 11-12. 17-19) berisi pujian bagi iman Abraham, bapa semua kaum beriman dari pelbagai agama dan kepercayaan. Iman membawanya menemukan tempat yang sejati, memberi keturunan besar dan menjadi kekuatan batin. Keteguhan seperti ini rahasianya: membiarkan diri leluasa dibimbing Tuhan!




Salam hangat,


A. Gianto


(Bacaan Kitab Suci klik disini)


Photobucket

Minggu, 28 Desember 2008

Minggu, 28 Desember 2008
Pesta Keluarga Kudus



“Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya"


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (15:1-6; 21:1-3)


"Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."


1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." 2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." 3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." 4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." 5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 1 TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. 2 Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. 3 Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berkenan pada perjanjian-Nya.
Ayat.

1.Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya. Carilah selalu wajah-Nya!
3. Ingatlah perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!
4. Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Orang Ibrani (11:8.11-12.17-19)


"Iman Abraham, Sara, dan Ishak."

8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. 11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. 12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. 17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." 19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya
Ayat.Semoga damai Kristus melimpahi hatimu. Semoga damai Kristus berakar dalam dirimu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22.39-40)


"Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat."


22 Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. 40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
I. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U.Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yosef, Maria, dan Yesus merupakan tiga serangkai yang saling mendukung dan menunjang, bahkan saling mendoakan dalam kehidupannya. Akibatnya, di mana pun mereka berada, mereka selalu memperlihatkan bahwa memang Tuhan hidup dalam diri mereka.

Kenyataan bahwa mereka menyingkir ke Mesir dan kemudian kembali lagi dari Mesir memperlihatkan bahwa mereka memang kompak dalam kehidupan dan rukun dalam bertindak. Dalam hal ini kekuatan doa memang luar biasa. Mereka tetap menjaga kesatuan dan relasi dengan Allah yang merupakan kekuatan bagi mereka dalam kehidupan ini.

Itulah sebabnya mereka sungguh-sungguh saling menghargai dan saling menghormati terhadap satu sama lain. Yosef amat bertanggung jawab atas hidup Maria dan Yesus, dan Maria sangat memperhatikan Yesus, dan di kemudian hari Yesus juga sangat mengasihi ibu-Nya itu. Tidaklah mustahil di kemudian hari keluarga ini disebut sebagai Keluarga Kudus. Mereka terus-menerus menyisihkan dan menyerahkan hidupnya bagi Tuhan dan demi kemuliaan Tuhan.

Hendaklah dalam kehidupan keluarga kita saling menghargai, saling memahami sehingga hidup kita sungguh-sungguh membawa kebahagiaan sejati bagi diri kita sendiri dan bagi sesama.

Tuhan, jadikanlah keluargaku kudus seperti keluarga Nazaret yang selalu ingat dan mempersembahkan diri kepada-Mu. Amin.

(Ziarah Batin, Renungan dan Catatan Harian)

Bacaan KS: Ekaristi.Org



Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy