Senin, 17 Agustus 2015
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Mereka yang berada di bawah wewenang harus memandang pimpinannya sebagai
pengabdi Allah, yang telah menempatkan mereka untuk mengurus
anugerah-Nya Bdk. Rm 13:1-2.: "tunduklah, karena Allah, kepada semua
lembaga manusia... hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti
mereka yang menyalah gunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi
kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah" (1 Ptr
2:13.16). Keterlibatan yang loyal memberi hak kepada warga negara, dan
kadang-kadang malahan kewajiban, untuk memberi kritik atas cara yang
cocok, apa yang rasanya merugikan martabat manusia atau kesejahteraan
umum. (Katekismus Gereja Katolik, 2238)
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang
diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu.
Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he
has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and
govern them for ever.
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est:
salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos
usque in sæculum.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi
bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan
dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas
kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan
oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah
yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para
pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya.
Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota
sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan
terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang
serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang,
dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah
menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan
berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan
maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah.
Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain
akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku
hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku,
hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal
bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang
yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua
lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi,
maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang
yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik.
Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu
membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang
merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk
menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba
Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah
akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat
menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid
mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami
tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan
jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau
tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah
membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui
kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku,
hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak
itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya
kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar
dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada
kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini, kita merayakan dan mesyukuri kemerdekaan bangsa kita dari
penjajahan bangsa asing. Kemerdekaan ini kita maknai tidak hanya sebagai
buah dari perjuangan namun juga sebagai anugerah dari Tuhan. Dan setiap
kali merayakan kemerdekaan, kita selalu diingatkan akan identitas kita
sebagai orang katolik sekaligus sebagai warga negara Indonesia. Sebagai
orang Katolik, kita mempunyai surat baptis dan sebagai warga negara,
kita mempunyai akte kelahiran. Sebagai orang Katolik atau sebagai warga
Gereja, kita mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Demikian pula,
sebagai warga negara kita juga mempunyai sejumlah hak dan kewajiban.
Kita dipanggil untuk menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia, begitulah
Mgr. Soegijapranata menegaskan. Dengan mengingat apa yang dinyatakan
dalam pembukaan UUD 1945, itu berarti kita dipanggil - sesuai dengan
pekerjaan, tugas dan panggilan masing-masing - untuk ikut serta
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Oleh karena itu, marilah kita temukan
dalam diri kita masing-masing: apa yang secara secara konkret dapat kita
berikan kepada bangsa dan negara kita demi mewujudkan cita-cita
tersebut. Doa sudah pasti, tetapi tentunya juga butuh tindakan konkret.
Doa: Tuhan, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami.
Kami juga mohon rahmat-Mu agar kami dapat berperan aktif dan konkret
dalam mewujudkan cita-cita untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Amin. (Rm. Agus Widodo, Pr)
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 16:5-6)
Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku.
Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
Atau Bdk. Mat 5:5
Berbahagialah orang yang lembut hati, sebab mereka akan mewarisi tanah pusaka Allah.