Tampilkan postingan dengan label Sakramen Krisma. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sakramen Krisma. Tampilkan semua postingan

Sakramen Krisma Tanda Meterai Roh Kudus

Setiap orang ingin bertumbuh menjadi dewasa. Sebab, pertumbuhan secara manusiawi maupun rohani menjadi ciri khas manusia. Karena itu, selayaknya orang yang “lahir” secara kristiani karena Pembaptisan ingin bertumbuh menjadi lebih dewasa di dalam Kristus.

Pada saat menerima Sakramen Krisma kehidupan beriman seseorang secara khusus diperkuat oleh Roh Kudus sehingga ia mampu memberi kesaksian dengan perkataan dan perbuatan serta dengan seluruh kehidupannya. Maka, dengan Sakramen Krisma orang beriman dimampukan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah baik dalam hidup pribadi, dalam menjalankan pekerjaannya, maupun dalam mengamalkan peranannya dalam masyarakat dan Gereja.
 
Kesinambungan antara Sakramen Pembaptisan dan Krisma
Sebelum peristiwa Pentakosta para Rasul sudah menerima Roh Kudus (Yoh 20:22) tetapi mereka baru berkobar-kobar menjadi saksi Kristus sesudah Pentakosta. Demikian juga halnya dengan kehidupan Kristiani. Sebenarnya Roh Kudus pun sudah diterima seorang anggota Gereja pada waktu dibaptis. Namun, di dalam Sakramen Krisma, orang menerima “kepenuhan Roh Kudus” (KGK, 1294) sehingga dia secara penuh dan giat berkarya dalam Gereja. Roh Kudus itu pula yang mendorongnya untuk menjadi saksi kerajaan-Nya.

Maka, kalau Sakramen Pembaptisan yang disebut pintu (LG, 11) untuk masuk ke dalam persekutuan umat Allah (PO, 5) mengarah ke dalam, sebaliknya Sakramen Krisma yang mewajibkan orang menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati mengarah ke luar. Tentu saja dengan Pembaptisan dan Krisma orang Kristiani ditugaskan untuk kerasulan (LG, 33; AG, 36), tetapi dalam Krisma tugas perutusan tersebut lebih ditegaskan. Dengan demikian, kelihatan bahwa Sakramen-sakramen Inisiasi merupakan proses menuju kematangan rohani: masuk ke dalam persekutuan Gereja kemudian diutus (KGK, 1285).
 
Krisma, Pengurapan Roh Kudus
Sakramen Krisma disebut juga Sakramen Penguatan. Krisma sendiri berarti pengurapan. Oleh karena itu, orang yang telah menerima Sakramen Krisma disebut juga orang “yang diurapi”, tetapi kesempurnaannya terdapat dalam diri Yesus Kristus yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi, Krisma adalah pengurapan yang menjadikan seseorang seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus.

Pada saat menerima Sakramen Krisma seorang diurapi dengan minyak yang menandakan meterai Roh Kudus (KGK, 1295). Ini berarti dia “Sepenuhnya menjadi milik Kristus, ditempatkan dalam pelayanan-Nya untuk selamanya” (KGK, 1296). Dia diangkat dan ditugaskan dengan kekuatan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi Kristus sebagai Mesias serta untuk membangun dunia menuju kesempurnaannya. Maka, pemberian Roh Kudus dalam Krisma mengungkapkan secara eksplisit rahmat fungsional gerejani, yaitu mengemban tugas Gereja untuk menjadi saksi kerajaan-Nya maupun tugas membangun persekutuan.
 
Menjadi Saksi Iman
Dalam Alkitab Sakramen Krisma adalah janji Kristus untuk mengutus Roh Kudus kepada para Rasul. Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Luk 24:49). Pada kesempatan yang sama Yesus berjanji kepada para pengikut-Nya, “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8).
 
Kedua kutipan di atas memperlihatkan kepada kita dengan jelas bahwa alasan mendasar mengapa Kristus menetapkan Sakramen Krisma adalah supaya para pengikut-Nya menjadi saksi-saksi tentang diri-Nya. Seperti yang dialami para Rasul pada hari Pentakosta, curahan Roh Kudus pada saat menerima Sakramen Krisma terjadi secara melimpah. Peristiwa itu menjadikan orang Kristen seperti para Rasul, yaitu: memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya penyelamatan-Nya. Demikian pula karena kekuatan Roh Kudus yang dianugerahkan dalam Krisma dia lebih berani menjadi saksi Kristus, dan membela iman dengan perkataan dan perbuatan (KGK, 1285, LG, 11). Sumber: KGK, 1285, 1293-1296; Oleh Rm. Dionisius Kosasih, O.Carm/ RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy