Tampilkan postingan dengan label Santo Paulus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Santo Paulus. Tampilkan semua postingan

Tujuan Penulisan Surat Rasul Paulus

A. Tujuan penulisan surat Rasul Paulus, apakah ditujukan kepada Gereja karena Gereja bermasalah? Dari sumber-sumber referensi yang saya miliki (yang saya sertakan berikut ini), maka diketahui bahwa tujuan penulisan surat-surat Rasul Paulus tidak semuanya bermotif untuk menyelesaikan permasalahan Gereja, karena ada juga masalah yang bukan baru saat itu timbul tapi yang sudah berakar lama dalam masyarakat pada kota tersebut. Karena itu, surat-surat Rasul Paulus tidak semua berisi teguran, tetapi juga wejangan, penegasan akan doktrin dan pengajaran moral, ataupun pesan-pesan apostolik lainnya. Hal ini dilakukannya karena Rasul Paulus mengetahui panggilan khususnya sebagai rasul yang diutus kepada umat Non-Yahudi, sehingga ia melakukan perjalanan keliling ke kawasan Mediteranian dan sekitarnya sebanyak 3 kali untuk melaksanakan misinya itu.
Peta lengkap perjalanan Rasul Paulus ada di buku Montague, George T. The Living Thought of St. Paul, Second Edition, Encino, CA: Benzinger, 1976.
Di internet, peta perjalanan Rasul Paulus ada di link ini (silakan klik di sini)

Saya tidak dapat menuliskan tujuan penulisan surat secara detail di sini karena keterbatasan waktu, namun mungkin di waktu yang akan datang kami akan menuliskan juga topik tentang surat-surat rasul Paulus ini. Berikut ini adalah ringkasan secara garis besar maksud tujuan surat-surat Rasul Paulus kepada Gereja-gereja:

Surat Rasul Paulus kepada Gereja Tesalonika I dan II ditulis pada waktu Rasul Paulus berada di Korintus, pada sekitar tahun 52. Surat ini dikenal sebagai surat Rasul Paulus yang pertama. Pesan utama Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Tesalonika yang pertama adalah:

1. Pengajaran kehidupan Kristiani (4:1-12)
2. Pengajaran tentang akhir jaman (4: 13-18)
3. Anjuran untuk berjaga-jaga menjelang kedatangan Kristus yang kedua (5: 1-11)
4. Kehidupan dalam komunitas Kristen (5:12-22)

Surat Paulus yang kedua kepada Gereja Tesalonika dituliskan karena ada kesalahpahaman yang mengartikan bahwa kedatangan Yesus yang kedua sudah sangat dekat, sehingga ada umat yang tidak mau bekerja, hanya menunggu saat hari kiamat.

1. Maka Rasul Paulus menuliskan penjelasan lebih lanjut mengenai Penghakiman Terakhir (1: 5-12)
2. Penjelasan kembali tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali dan pengajaran untuk menyambut hari itu (2:1-17)
3. Nasihat untuk berdoa dan tetap bekerja (3: 1-13).

Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Galatia, kemungkinan ditulis pada sekitar tahun 54-55, dan dikenal sebagai surat utama para rasul yang ditujukan pada umat non-Yahudi. Pada surat ini dituliskan bahwa umat Non-Yahudi tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhi hukum Taurat Yahudi, terutama keharusan untuk disunat. Pada saat itu ada desakan dari umat Kristen Yahudi yang ingin tetap menerapkan hukum sunat pada umat Non-Yahudi yang menjadi pengikut Kristus. Rasul Paulus mengajarkan:

1. Manusia diselamatkan oleh iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat (3:1-4:31)
2. Kebebasan Kristiani yang diperoleh dalam Kristus yang memimpin pada hidup menurut Roh dan bukan hidup menurut daging (5: 1-6:10).

Surat kepada Gereja di Korintus yang pertama, dituliskan pada sekitar tahun 57. Surat ini ditujukan untuk memberi pengajaran kepada umat di Korintus yang pada saat itu mengalami:

1. masalah perpecahan (factionalism) (1:10- 4:21)
2. kemerosotan moral (immorality) (5:1-6:8)
3. pengaruh dari penyembahan kaum kafir (influence from pagan worship) (8: 1- 11:1), dan
4. masalah ketidakteraturan dalam ibadat (karena kesombongan rohani/ spiritual pride) (12: 14-40).

Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Korintus yang kedua, dituliskan sekitar tahun 57-58. Surat ini ditujukan untuk menegaskan bahwa ialah Rasul yang otentik. Maka ia menuliskan:

1. Tanda Rasul Kristus yang otentik (2: 14- 6:10)
2. Penjelasan tentang riwayat hidupnya, yang menyangkut ketaatan, dan kesediaannya merendahkan diri demi Kristus (10:1-12:13)

Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Roma, dituliskan sekitar tahun 58, dengan maksud memberikan pengajaran pada umat, terutama tentang pengajaran theologi keselamatan, karena Rasul Paulus menyadari akan peran kota Roma sebagai pusat dunia pada saat itu, yang dapat juga menjadi pusat penyebaran Injil. Ia menuliskan suratnya untuk mempersiapkan kunjungannya ke kota Roma dalam perjalanannya ke Spanyol. Pada saat itu tak banyak kaum Kristen Yahudi di Roma, maka isu hukum Taurat tidak banyak dikemukakan di surat ini. Masalah yang mungkin khas Roma adalah masalah makan makanan haram dan masalah puasa. Rasul Paulus mengajarkan:

1. Manusia dibenarkan karena iman yang tak terlepas dari kasih (1:17-4:25)
2. Pengharapan Kristiani (5:1-11:36).
3. Kehidupan Kristiani dan pelayanan kasih: yang kuat imannya memberi contoh pada yang lemah imannya (12:1- 15:33)

Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi ditulis pada saat Rasul Paulus pertama kali di penjara di Roma sekitar tahun 61-63. Waktu dipenjara ia dikunjungi oleh Epafroditus, salah seorang umat Filipi. Saat mengunjungi Rasul Paulus, Epafroditus sakit dan hampir mati, namun akhirnya ia sembuh. Rasul Paulus mengirimnya kembali dengan surat dan ucapan terima kasih atas kebaikan umat Filipi. Surat kepada Gereja di Filipi, tema utamanya adalah suka cita Kristiani. Maka di sini ditekankan beberapa pengajaran:

1. Teladan apostolik (1:1-14)
2. Wejangan untuk menjaga persatuan, kerendahan hati, dan ketaatan (2: 1-18)
3. Ditekankan bahwa Yesuslah tujuan kita umat beriman (3:1-21)
4. Damai dan suka cita sebagai ciri-ciri kehidupan Kristiani (4: 1-19)

Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Kolose, juga dituliskan sekitar tahun 61-63. Surat ini ditujukan untuk mengingatkan umat atas pengaruh ajaran sesat pre-Gnostik, dan ajaran filosofi yang keliru yang menyebutkan bahwa dunia diatur oleh kekuatan-kekuatan spiritual dalam kaitannya dengan kosmologi. Untuk itu Rasul Paulus menegaskan:

1. Keutamaan Kristus yang mengatasi segala kuasa (1:15-20)
2. Misteri Gereja yang dinyatakan dengan kepenuhan hidup di dalam Kristus (1:24: 2:8)
3. Agar umat waspada terhadap ajaran sesat (2:8-4:6)

Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Efesus, dituliskan pada saat Rasul Paulus dipenjara di Roma (sekitar musim semi thn 63). Maksudnya adalah untuk mengajar umat di Efesus (dan mungkin juga pada umat di Kolose, Laodicea, Hierapolis, dst, yang bergantung pada Gereja Efesus). Kota Efesus terkenal dengan dengan praktek magis dan Okultisme. Rasul Paulus mengajarkan:

1. Rencana keselamatan Tuhan yang dinyatakan melalui Kristus (1:15-3:21)
2. Kehidupan baru dalam Kristus yang ditandai dengan kesetiaan hidup dalam Roh Kudus (4:1-6:22)

Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Ibrani kemungkinan dituliskan sekitar tahun 66. Tujuannya adalah untuk mnguatkan semangat umat Kristen Ibrani yang pada saat itu mengalami ‘kelesuan’ iman. Karena itu sepanjang surat ini menunjukkan kaitan antara Perjanjian Lama dengan Injil, dan dimaksudkan untuk menguatkan iman mereka dengan mengarahkan pandangan kepada kemuliaan surga bagi mereka yang setia beriman kepada Tuhan Yesus.

B. Sumber referensi yang sangat baik untuk topik surat rasul Paulus adalah:

1. Montague, George T. The Living Thought of St. Paul, Second Edition, Encino, CA: Benzinger, 1976.
2. Casciaro, Jose Maria, ed. The Navarre Bible, Dublin, Four Courts Pres, 1991.
3. Orchard, Dom Bernard, et. al. A Catholic Commentary on Holy Scripture. New York: Thomas Nelson & Sons, 1953.
4. Amiot, Francois. How to Read St. Paul. Translated by Michael D. Meilach O.F.M Chicago: Franciscan Herald Press, 1964.
5. Cerfaux, Lucien, The Christian in the Theology of St. Paul. New York: Herder and Herder, 1967.
6. Prat, Fernand, SJ, The Theology of St. Paul, 2 vols, Translated from 10th French Edition by John L. Stoddard, Westminster, MD: The Newman Press, 1952.
7. Lebih lanjut tentang Rasul Paulus, dapat juga dilihat di link ini (silakan klik)

Semoga juga kita semua mempunyai semangat seperti Rasul Paulus dalam mewartakan Injil.

Salam Kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – http://www.katolisitas.org

Ditulis oleh Ingrid Listiati pada 17 03 09

Sumber: www.katolisitas.org

Jika ada pertanyaan lain tentang artikel diatas silahkan kunjungi www.katolisitas.org bagian Tanya Jawab: Kitab Suci
Bagikan

Senin, 29 Juni 2009, Hari Raya Santo Petrus dan Paulus

Senin, 29 Juni 2009
HARI RAYA SANTO PETRUS DAN PAULUS

MESIAS, BATU KARANG, DAN KUNCI KERAJAAN SURGA


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahaagung, sabda-Mu adalah roh dan kebenaran. Bimbinglah langkah kami, agar hanya melakukan kehendak-Mu, yakni membuat segalanya menjadi lebih baik, lebih mau bersyukur, baik dalam suka maupun di kala duka. Berkat-Mu ya Tuhan kami dambakan, agar kami tabah dan tetap setia pada-Mu kendati harus menghadapi godaan. Kami mohon semua ini, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (12:1-11)

"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

1 Waktu terjadi penganiyaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. 2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. 3 Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. 4 Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. 5 Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. 6 Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. 7 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. 8 Lalu kata malaikat itu kepadanya: "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!" Iapun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: "Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!" 9 Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan. 10 Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. 11 Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
1.Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2.Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3.Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

6 Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. 7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. 18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 951
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)

"Engkau adalah Petrus. dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."


13 Sekali peristiwa, Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

MESIAS, BATU KARANG, DAN KUNCI KERAJAAN SURGA

Rekan-rekan yang budiman!
Hingga kini ketiga Injil Sinoptik memperkenalkan Yesus terutama lewat ajarannya, lewat penyembuhan yang dilakukannya, termasuk tindakan mengusir roh jahat, dan lewat peristiwa perbanyakan roti. Orang mulai bertanya-tanya, siapa sebenarnya dia itu dan bagaimana ia dapat mengerjakan semua itu. Semakin disadari bahwa dia lain dari orang-orang luar biasa lainnya. Siapakah dia sesungguhnya? Dalam Mat 16:13-19 yang dibacakan pada hari raya S. Petrus dan S. Paulus, Petrus menyuarakan kesadaran para murid bahwa Yesus itu Mesias, anak Allah yang hidup. Penegasan ini sebetulnya satu sisi saja dalam pewartaan mengenai siapa sebenarnya Yesus. Sisi yang lain menyangkut perjalanan ke arah penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus yang diungkapkan ketiga Injil Sinoptik langsung sesudah penegasan akan kemesiasan Yesus.

Bacaan kedua (2 Tim 4:6-8.17-18) mengutarakan bagaimana seorang tokoh dalam gereja awal, Timotius, mendapat imbauan agar melanjutkan pekerjaan yang telah diawali dan dijalankan dengan penuh dedikasi oleh Paulus, yakni membina kehidupan bersama antar orang-orang yang mengimani Yesus sang Mesias. Karya ini adalah karya ilahi tetapi yang menyertakan manusia, seperti Paulus sendiri. Ia merasa telah menjalankan semuanya dengan sebaik-baiknya. Ketika ia dimusuhi, ia tidak gentar karena yakin Tuhan sendiri tetap menyertainya. Inilah keteguhan iman yang terasa dari bacaan kedua.

Disarankan, sebaiknya homili pada hari raya Petrus & Paulus dipusatkan bukan pada kehidupan para rasul itu sendiri (asal usul, profesi, kejadian-kejadian yang mereka alami di sana sini), melainkan pada peran yang mereka jalankan, yakni mempersaksikan iman para pengikut Yesus siapa sebenarnya dia itu, yakni Yesus Sang Mesias, Yesus Kristus, Tuhan yang memimpin kembali umat manusia ke jalan keselamatan. Petrus menjadi dasar yang kukuh dan Paulus memungkinkan banyak orang ikut berbagi keselamatan tadi.

POKOK PEWARTAAN
Memang ada pelbagai perkiraan di masyarakat mengenai siapa Yesus itu. Dan di Kaisaria Filipi para murid diajak Yesus berbicara mengenai pelbagai pendapat mengenai dirinya. Sudah matang saatnya para murid dituntun mengenali siapa dia itu sebenarnya. Mereka telah mendengar ajarannya, telah melihat perbuatannya, dan menyaksikan kekuatannya. Kini tibalah waktunya memahami siapa dia itu.

Tentu saja mulai disadari bahwa Yesus yang mempesona dan diikuti banyak orang ini ialah dia yang resmi ditugasi Allah dan kedatangannya yang dinanti-nantikan banyak orang. Dialah Mesias yang diharapkan membangun kembali umat Allah seperti dahulu kala. Dialah yang bakal memimpin orang banyak makin mendekat kepada Allah sendiri. Di dalam kesadaran orang banyak, Mesias ini ialah keturunan Daud yang akan mengawali zaman adil dan damai. Dalam keagamaan Yahudi, gagasan Mesias seperti ini disatukan dengan pengertian "Anak Manusia", seperti terungkap dalam penglihatan Daniel (Dan 7:13). Gereja Awal juga percaya bahwa Yesus ialah tokoh ini.

Keyakinan di atas mau tak mau berhadapan dengan kenyataan bahwa Yesus akhirnya mengalami penderitaan, ditolak oleh para pemimpin masyarakat Yahudi yang sah ("tetua, imam kepala dan ahli Taurat" ialah tiga macam anggota di dalam Sanhedrin, badan resmi masyarakat Yahudi) sampai dibunuh. Namun demikian, nanti dengan pelbagai cara para murid Yesus juga mengalami kebangkitan Yesus pada hari ketiga. Dan pengalaman inilah yang membuat mereka percaya bahwa Yesus itulah sungguh Mesias.

Rumusan penegasan Petrus yang disampaikan secara sederhana tapi tegas dalam Mrk 8:29 "Engkaulah Mesias" mengungkapkan pokok kepercayaan yang tumbuh dalam Gereja Awal. Bukan tanpa arti bila dalam ketiga Injil Sinoptik pemberitahuan pertama mengenai penderitaan, wafat dan kebangkitan didahului dengan penegasan Petrus mengenai siapa sebenarnya Yesus itu. Penegasan ini kemudian dipertajam rumusannya oleh Matius dan Lukas dengan cara masing-masing. Menurut Mat 16:16, Petrus berkata, "Engkaulah Mesias, anak Allah yang hidup!" (Mat 16:16). Matius menambahkan "anak Allah yang hidup" untuk menggarisbawahi bahwa Allah-lah yang memilih Yesus sebagai pewarta kehadiranNya di dunia. Matius juga bermaksud menjelaskan bahwa Mesias yang dinanti-nantikan ini bukan pemimpin politik atau penguasa yang bakal membangun kembali kejayaan Israel dengan kekuatan militer. Maklum di kalangan Yahudi harapan akan Mesias politik ini amat kuat. Persoalan ini tidak amat terasa dalam lingkungan Lukas yang bukan berasal dari kalangan Yahudi. Mereka lebih berminat memahami apakah kuasa dan kekuatan Yesus itu memang berasal dari Allah sendiri. Karena itu ditandaskan dalam Luk 9:20 bahwa Mesias tadi "dari Allah". Maksudnya, Yesus datang dari Dia dan menunjukkan bahwa Allah sendiri bertindak dalam diri Yesus untuk membebaskan manusia dari kuasa-kuasa jahat, dari penyakit, dari kekersangan batin. Inilah yang membuat Yesus betul-betul menjadi Mesias bagi semua orang.

SIAPAKAH "ANAK MANUSIA" ITU?
Ketika Yesus menanyai murid-muridnya apa kata orang mengenai siapa "Anak Manusia" ada jawaban yang bermacam-macam. Ungkapan "Anak Manusia" dipakai merujuk pada diri Yesus. Dalam kesadaran orang Yahudi pada zaman Yesus, ada kaitan antara tokoh yang dinanti-nantikan datangnya sebagai Mesias dengan penglihatan dalam Dan 7:13 yang menggambarkan tokoh yang mirip manusia itu terlihat datang mengarah kepada Yang Mahakuasa dan mendapat kuasa di bumi dan di langit.

Dengan memakai ungkapan itu Yesus hendak memperkenalkan dirinya yang sesungguhnya. Ia tidak bertanya mengenai apa kata orang mengenai ajarannya, mengenai tindakannya, mengenai kelakuannya. Ia ingin mendengar bagaimana orang menerapkan siapa tokoh yang terarah kepada Yang Mahakuasa itu, siapa "Anak Manusia" tadi. Para murid diajak menengarai pelbagai pandangan yang ada mengenai dirinya: ia seperti Yohanes Pembaptis, tokoh spiritual yang masih segar dalam ingatan orang, juga bisa dibandingkan dengan Elia, seorang nabi besar yang diceritakan telah naik ke langit dan tentunya akan kembali diutus Allah mendatangi umat pada saat-saat mereka membutuhkan dampingan dan arahan, atau seperti nabi Yeremia yang dikenal tak jemu-jemunya memperingatkan umat dan para pemimpin agar tetap setia pada Allah di tengah penderitaan dan mengajarkan kerohanian yang sejati dan bukan praktek luar-luar saja.

BAGI KALIAN, SIAPA AKU INI?
Pendapat-pendapat itu tidak bisa dikatakan meleset. Walaupun demikian, ada pemahaman yang dapat lebih menolong. Yesus menanyai Petrus dengan ungkapan yang berbeda, "Tetapi apa katamu, siapakah aku ini?" Tidak lagi ditanyakan apa kata orang, melainkan apa katamu. Juga tidak lagi dipakai sebutan "Anak Manusia", melainkan "aku". Petrus kini tampil sebagai wakil para murid yang kemudian mempersaksikan Yesus Kristus dan meneruskan wartanya. Pertanyaan Yesus kepadanya bukan pertanyaan kepada individu Petrus saja. Setelah menanyai para murid, pada ay. 15 disebutkan Yesus bertanya kepada "mereka" - yakni para murid tadi. Terjemahan LAI "apa katamu" tidak amat jelas. Memang dalam bahasa Indonesia "-mu" bisa berarti tunggal bisa pula jamak. Teks asli dalam bahasa Yunani memakai kata "kalian" yang hanya bisa berarti jamak. Maka pertanyaan tadi jelas ditujukan kepada para murid, begitu juga menurut Injil Markus dan Lukas. Dalam situasi itulah Petrus tampil mewakili para murid. Oleh karena itu, tak usah ditafsirkan bahwa di sini ada imbauan untuk menumbuhkan jawaban iman yang digarap secara pribadi, bukan rumus-rumus yang siap pakai saja. Memang iman yang dewasa dan kuat juga semakin pribadi sifatnya. Tetapi tanya jawab dengan Petrus ini bukan ke sana arahnya.

Jawaban Petrus juga mencerminkan pemahaman para murid. Memang kemudian Matius secara khusus menyoroti Petrus. Setelah penegasan tadi, pada ay. 17, Matius menambahkan episode Yesus menyebut Petrus berbahagia karena pengetahuan tadi didapat bukan dari manusia melainkan dari Bapa di surga. Kemudian dalam dua ayat berikutnya Simon disebut Yesus sebagai batu karang dasar Gereja dibangun yang tak bakal terkalahkan oleh maut, ia juga disebut pemegang kunci surga (Mat 16:18-19). Tambahan ini tidak ada dalam Injil lain.

BATU KARANG DAN KUNCI
Batu karang jadi tempat berlindung dari hempasan ombak dan tempat berpegang agar tak hanyut oleh arus-arus ganas. Dengan menyebut Petrus sebagai batu karang, Yunaninya "petra", ditandaskan bahwa ia bertugas melindungi umat yang dibangun Yesus dari marabahaya yang selalu menghunjam. Dikatakan juga bahwa alam maut (Yunaninya "hades", Ibraninya "syeol") takkan bisa menguasainya, maksudnya takkan dapat mematikan kumpulan orang yang percaya tadi.

Orang dulu membayangkan jalan ke alam maut sebagai lubang yang menganga lebar. Seperti liang lahat yang besar. Semua orang mati pasti akan ke sana dan tak ada jalan kembali. Satu-satunya cara untuk mencegah agar orang tidak tersedot ke dalamnya ialah dengan menyumbatnya dengan batu besar yang tidak bakal tertelan dan tak tergoyah. Petrus digambarkan sebagai tempat Yesus mendirikan umat yang takkan terkuasai alam maut.

Gambaran di atas dapat membantu mengerti mengapa kepada Petrus diberikan kunci Kerajaan Surga. Bukannya ia dipilih menjadi orang yang menentukan siapa boleh masuk siapa tidak, melainkan sebagai yang bertugas menahan agar kekuatan-kekuatan maut tidak memasuki Kerajaan Surga! Ia mengunci surga dari pengaruh yang jahat. Apa yang diikatnya di bumi, yang tetap dikunci di bumi, yakni jalan ke alam maut akan tetap terikat dan tidak akan bisa merambat ke surga. Tak ada jalan ke surga bagi daya-daya maut. Apa yang dilepaskannya di bumi, yakni manusia yang bila dibiarkan sendirian akan menjadi mangsa lubang syeol menganga tadi. Tidak amat membantu bila kata-kata itu ditafsirkan sebagai penugasan Petrus menjadi "juru kunci gerbang surga" menentukan siapa orang diperkenankan masuk dan dibiarkan di luar tidak peka konteks. Malah tafsiran itu akan membuat warta Injil Matius kurang terasa.

Bisakah gagasan kunci Kerajaan Surga dipakai sebagai dasar bagi wibawa takhta apostolik Paus penerus Petrus? Tentu saja, asal dilandasi dengan pengertian di atas. Bukan dalam artian juru kunci gerbang ke arah keselamatan, membuka atau menutup akses ke surga, melainkan sebagai penangkal kekuatan-kekuatan alam maut. Pernyataan itu memuat penugasan melindungi umat, bukan pemberian kuasa menghakimi.


Salam hangat,
A. Gianto, SJ

Renungan Pagi

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy