HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN
(Mat 2:1-12; Yes 60:1-6; Ef. 3:2-3a.5-6)
05 Januari 2009 07:32
HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN (Mat 2:1-12; Yes 60:1-6; Ef. 3:2-3a.5-6)
Rekan-rekan yang baik!
Injil bagi Hari Raya Penampakan Tuhan - Epifania - ini (Mat 2:1-12) mengisahkan kedatangan orang-orang bijak dari jauh untuk menyatakan penghormatan mereka kepada raja yang baru dilahirkan. Siapakah mereka ini? Di wilayah Babilonia dan Persia dulu, sekarang Irak & Iran utara, ada orang-orang bijak yang mahir dalam ilmu perbintangan. Mereka biasanya juga berperan sebagai ulama agama setempat. Matius menyebut mereka sebagai "orang-orang majus". Dalam kisah ini mereka mewakili orang-orang bukan Yahudi yang datang dari jauh untuk menghormati dia yang lahir di Betlehem yang bakal menjadi pemimpin umat manusia. Kebijaksanaan para majus ini membawa mereka ke sana. Para ulama Yahudi sendiri sebenarnya juga mengetahuinya lewat nubuat Nabi Mikha (Mat 2:6, kutipan dari Mikha 5:1).
KAUM BIJAK - KEMANUSIAAN YANG UNIVERSAL
TANYA: Cerita mengenai orang majus ini menarik. Bisakah dikatakan bahwa Tuhan berbicara kepada umat manusia tidak hanya lewat wahyu Alkitab saja? Seperti di sini, lewat kebijaksanaan manusiawi juga?
JAWAB: Ya! Memang itulah yang diungkapkan Matius dengan kisah ini. Ia menunjukkan bagaimana kebijaksanaan dapat juga menuntun orang mengenali kehadiran Tuhan.
TANYA: Bila luas pandangan Matius!
JAWAB: Itu yang mesti kita cari bila menyimak Injil. Warta Gembira kan ditawarkan bagi semua orang.
TANYA: Lho bukan hanya bagi Umat Terpilih dulu?
JAWAB: Ehm, malah sebaiknya dikatakan bahwa dengan kisah ini Matius bermaksud menunjukkan bahwa Tuhan berbicara kepada umat-Nya lewat orang-orang bukan dari kalangan itu sendiri!
TANYA. Bagaimana penjelasannya? Tak biasa dikatakan begitu, bagaimana penjelasannya?
JAWAB. Coba simak, orang-orang di Yerusalem mendengar tentang kelahiran Yesus justru dari orang-orang bijak itu. Setelah itu barulah mereka mulai sibuk mencari dalam khazanah teks keramat mereka sendiri. Matius mau membangunkan orang sekaumnya yang kurang mendalami tradisi keramat mereka sendiri.
BACAAN PERTAMA DAN KEDUA: Yes 60:1-6; Ef. 3:2-3a.5-6
TANYA: Wah, keberanian berpikir seperti Matius itu langka, juga pada zaman ini. Orang biasanya merasa aman dengan apa-apa yang sudah biasa, yang dapat diperhitungkan. Akan tetapi jalan Tuhan tidak terbatas. Apakah Matius juga bermaksud agar orang-orang Yahudi sadar bahwa mereka bukan satu-satunya umat yang diperhatikan Tuhan?
JAWAB: Beberapa bagian dalam Perjanjian Lama sebenarnya sudah mengatakan hal ini walaupun caranya agak berbeda. Misalnya, Yes 60:1-6 (bacaan pertama pada Hari Raya Penampakan Tuhan ini) menegaskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi akan berduyun-duyun ke Sion, yakni tempat Tuhan bertakhta, tempat Ia menyinarkan terang-Nya (terutama ay. 3). Maksudnya, kini Tuhan bukan hanya bagi orang Yahudi.
TANYA: Jadi juga cocok dengan yang diutarakan dalam bacaan kedua (Ef 3:6), yaitu berkat "Injil" orang-orang bukan Yahudi dapat turut menikmati janji Tuhan yang kini diberikan dalam ujud manusia, yaitu Yesus.
JAWAB: Benar. Dalam surat Efesus itu "Injil" ialah Kabar Gembira yang sama bagi semua orang, berarti juga bagi orang bukan Yahudi dan orang-orang yang bukan termasuk umat Perjanjian Lama.
PERSEMBAHAN
TANYA: Sering kita dengar mengenai "Tiga Raja", Gaspar, Baltasar, dan Melkhior. Tapi dalam Injil Matius ini jumlah serta nama-nama mereka kok juga tidak disebutkan? Juga tidak dikatakan mereka itu raja.
JAWAB: Memang Matius hanya menyebut "orang-orang majus dari Timur" dan tiga macam persembahan, yakni "emas, dupa, dan mur". Tiga persembahan itu kemudian menumbuhkan gagasan adanya tiga orang. Bahwasanya mereka kemudian dianggap raja boleh jadi didasarkan pada tradisi umat Yahudi sendiri seperti ada dalam Mzm 72:10 ("Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba membawa upeti"). Nama-nama Gaspar, Baltasar, dan Melkhior itu dikenal di wilayah kekaisaran Romawi sebelah Barat. Di wilayah lain nama mereka berlainan, juga jumlah mereka berbeda-beda, dari dua hingga dua belas orang.
TANYA: Bisakah diterangkan sedikit mengenai persembahan yang dibawa para majus itu?
JAWAB: Matius boleh jadi teringat akan Yes 60:6 ("... mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur Tuhan"). Dalam tradisi Gereja awal, emas dihubungkan dengan kedudukan mulia Yesus sebagai raja, dupa dengan martabat ilahinya, dan mur dengan wafatnya sebagai manusia nanti. (Mur dipakai dalam merawat jenazah sebelum dikuburkan).
TANYA: Apa ada makna yang lebih dalam?
JAWAB: Persembahan itu menandai terjalinnya hubungan antara orang-orang yang bukan dari kalangan Yahudi dengan pemimpin umat Tuhan yang baru lahir ini. Iman dan berkatnya mengatasi ikatan-ikatan bangsa dan kedaerahan.
BERSUKA CITA
TANYA: Dapatkah dijelaskan perihal bintang yang dilihat para majus (Mat 2:2) dan yang berhenti di tempat Yesus lahir (Mat 2:9)?
JAWAB: Pembaca akan teringat pada bintang yang disebutkan dalam Bil 24:17. Balaam, seorang ahli nujum bangsa Aram, menubuatkan bahwa sebuah bintang akan muncul dari keturunan Yakub. Selain itu, di kalangan Yahudi ada juga nubuat mengenai kelahiran seorang pemimpin di Betlehem, seperti terdengar dalam Mikha 5:1 dst. yang bahkan dikutip dalam Mat 2:6. Matius menerapkan kedua nubuat tadi pada kelahiran Yesus.
TANYA: Masih mengenai bintang. Setelah mereka berangkat dari tempat Herodes, para majus tadi melihat kembali bintang yang mereka lihat di Timur. Dan dikatakan bahwa mereka "sangat bersuka cita" (Mat 2:10). Bagaimana penjelasannya?
JAWAB: Mereka mengikuti petunjuk yang diungkapkan para ulama Yerusalem kepada Herodes mengenai raja yang baru lahir itu. Herodes kemudian meminta para majus agar mencarinya di Betlehem. Isyarat bintang yang mereka lihat di Timur cocok dengan pemahaman para ulama di negeri yang mereka datangi. Mereka bersuka cita karena mendapatkan jalan yang benar-benar akan membawa mereka kepada dia yang mereka cari.
CARA TUHAN BERBICARA
Dalam Injil Lukas, orang-orang pertama yang menyadari makna peristiwa kelahiran Yesus ialah para gembala (Injil Misa Fajar hari Natal.) Dalam Injil Matius, peran yang sama dijalankan orang-orang majus tadi. Baik para gembala maupun orang-orang majus mendapat bimbingan langsung dari langit tetapi dengan "bahasa" yang sesuai dengan cara berpikir masing-masing. Kepada para gembala, Tuhan berbicara lewat penampakan malaikat dan bala tentara surgawi. Kepada para ulama yang ahli ilmu pengetahuan itu, Ia berbicara lewat isyarat bintang dan pemikiran. Ia bahkan dapat berbicara kepada mereka lewat orang yang memiliki niat yang kurang lurus seperti Herodes yang meminta mereka agar ke Betlehem.
Baik para gembala maupun orang-orang majus itu sama-sama mencari dia yang baru lahir. Mereka membuat orang-orang yang mereka jumpai tidak dapat tinggal diam. Menurut Luk 2:18, orang-orang pada "keheranan" ketika mendengar para gembala bercerita mengenai kata-kata malaikat mengenai anak yang baru lahir itu. Dalam Mat 2:3, dikisahkan bahwa Herodes dan seluruh isi Yerusalem "terkejut" ketika mendengar kata-kata para majus. Ironisnya, mereka yang heran dan yang terkejut itu adalah orang-orang yang sebenarnya sudah berada di dekat dengan dia yang baru lahir. Dalam Injil Lukas, mereka itu sudah ada di tempat Maria baru saja melahirkan. Ahli-ahli Taurat di Yerusalem dan Herodes yang disebut Matius sudah dekat dengan kelahiran Yesus lewat kitab-kitab keramat mereka. Namun mereka tidak menginsafi apa yang sedang terjadi di dekat mereka.
Seperti jelas dari Mat 2:5, para ulama di Yerusalem itu sebenarnya juga dapat mengetahui peristiwa itu. Tetapi mereka tidak memahami maknanya. Juga di antara orang-orang yang mendengar kata-kata para gembala, hanyalah Maria sajalah yang berusaha mengerti. Disebutkan dalam Luk 2:18 bahwa Maria "menyimpan semua perkataan itu dalam hatinya dan memikir-mikirkannya." Artinya, ia bersikap mau memahami misteri yang ada dalam kehidupannya. Orang-orang lain tetap terheran-heran saja.
Nanti para majus diperingatkan "dalam mimpi" supaya jangan kembali ke Herodes. Para majus ini kini sudah akrab dengan isyarat-isyarat dari atas. Mereka kini sudah berada di pihak raja yang baru lahir. Karena itu mereka juga menyadari muslihat Herodes yang ingin melacak di mana persisnya tokoh yang dianggapnya bakal menjadi saingannya itu. Kebijaksanaan kini menuntun para majus kembali ke negeri mereka. Mereka pulang membawa kegembiraan yang akan mereka bagikan kepada orang-orang lain. Bagaimana dengan mereka yang ada di Yerusalem, yaitu Herodes dan orang-orang seperti dia? Mereka akan tetap "terkejut" dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka kehilangan kepekaan akan cara-cara Tuhan berbicara kepada manusia, malah menganggapnya sebagai ancaman!
IKUT MENIKMATI
Pada perayaan Hari Raya Penampakan Tuhan kita mensyukuri saat-saat Dia membiarkan diri terlihat oleh orang-orang yang tidak atau belum melihat-Nya. Dalam Mat 2:11, dikatakan bahwa para majus melihat Yesus bersama Maria dan baru setelah itu mereka menyembahnya. Dia yang ilahi itu membiarkan diri dipandangi oleh orang yang tidak biasa melihatnya. Dan bukan hanya dalam panganan belaka melainkan ada bersama dengan manusia lain, bersama dengan dia yang melahirkannya. Para majus bersuka cita karena dapat melihat Tuhan sungguh ada di dalam kehidupan manusia. Dan sukacita seperti ini boleh juga ikut kita nikmati.
Salam hangat,
A. Gianto
http://www.mirifica.net/artDetail.php?aid=5499
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berilah keselamatan yang dari pada-Mu.(Mzm 85:8)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Tampilkan postingan dengan label Tiga Raja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tiga Raja. Tampilkan semua postingan
Minggu, 04 Januari 2009
Minggu, 04 Januari 2009
Hari Raya Penampakan Tuhan
“Bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada"
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (60:1-6)
"Kemuliaan Tuhan terbit atasmu."
1 Beginilah kata nabi kepada Yerusalem: Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. 2 Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. 3 Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. 4 Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. 5 Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. 6 Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 72:1-2.7.8.10-11.12-13)
1. Ya Allah berikanlah hukum-Mu kepada Raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum.
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi.
3. Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan -persembahan. Kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti. Kiranya semua raja sujud menyembah kepada-Nya, dan segala bangsa menjadi hamba-Nya!
4. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong, ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (3:2-3a.5-6)
"Rahasia Kristus kini telah diwahyukan dan para bangsa menjadi pewaris perjanjian."
2 Saudara-saudara, kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, 3a yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu. 5 Pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, 6 yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 951
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Kami telah melihat bintang Tuhan, terbit di ufuk timur, dan kami datang menyembah.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (2:1-12)
"Kami datang dari timur untuk menyembah Sang Raja."
1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." 3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. 4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. 5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: 6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." 7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. 8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." 9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. 10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. 11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. 12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Jika ada orang mati atau meninggal dunia, pada umumnya saudara-saudari, sahabat-sahabat dan kenalan-kenalannya tanpa diundang, begitu mendengar berita, pasti tergerak untuk datang melayat, mencari atau menanyakan kesana - kemari dimana jenazah yang bersangkutan disemayamkan. Sebaliknya jika ada seorang anak dilahirkan rasanya hanya orang-orang tertentu saja yang 'mengabarkan' atau datang memberi ucapan selamat bahagia. Gejala yang demikian itu rasanya menggambarkan situasi sikap mental pada umumnya, yaitu orang lebih 'brrbudaya kematian' daripada 'berbudaya kehidupan', sebagaimana sering terjadi jika ada beberapa orang, sahabat atau kenalan kumpul/bertemu dan saling omong-omong (ngrumpi atau ngrasani), isi omongan lebih didominasi dengan kelemahan atau kekurangan orang lain Cara atau gaya hidup 'budaya kematian' atau 'negative thinking' pasti kurang atau tidak peka terhadap apa yang baik, mulia, luhur dan indah dalam diri saudara-saudarinya yang dekat, hidup atau bekerja bersamanya. Ia lebih menghargai dan menghormati orang/bangsa lain daripada saudara-saudari sebangsanya sendiri; ia lebih memperhatikan dan mengasihi orang lain daripada saudara-saudari dalam keluarga atau tempat kerja. Sikap mental mereka seperti Raja Herodes yang gila akan harta benda, jabatan dan kehormatan duniawi, sehingga tidak atau kurang peka terhadap Yang Ilahi: Penyelamat Dunia, Mesias, yang dijanjikan lahir di daerahnya ia tidak tahu, sementara itu orang-orang asing, "orang-orang majus dari Timur " , lebih peka terhadap kelahiran atau kedatanganNya. Jika kita tidak mampu mengasihi mereka yang dekat dengan kita, yang hidup dan bersama bekerja setiap hari bersama kita, maka memperhatikan atau mengasihi yang lain berarti menindas, sebaliknya jika kita mampu dan terampil memperhatikan dan mengasihi yang dekat dengan kita, maka memperhatikan yang lain berarti melayani. Dengan semangat atau jiwa melayani orang akan peka terhadap suara atau kehendak Tuhan yang menggejala dalam berbagai peristiwa kehidupan di dunia ini.
"Lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada." (Mat 2:9)
Raja Herodes tidak tahu dimana Yesus, Penyelamat Dunia, dilahirkan dan minta tolong atau petunjuk dari para imam dan ahli Taurat Yahudi, dan mereka menjawab: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."(Luk 2:5-6). Herodes tidak tahu dan para ahli/pembantunya juga hanya membacakan apa yang tertulis dalam Kitab ramalan para nabi, maka kepada orang-orang majus dari Timur yang menanyakan diberi tanggapan : "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."(Mat 2:8)
Karena dambaan dan penglihatan suci mereka, maka orang-orang majus dari Timur mengundurkan diri dari hadapan Herodes dan tiba-tiba begitu lepas dari hadapan Herodes "bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada". Maka dalam rangka mengenangkan Hari Raya Penampakan Tuhan serta Hari Anak Misioner Sedunia hari ini, marilah kita mawas diri: sejauh mana cara hidup dan cara bertindak kita dapat menjadi 'bintang'/ petunjuk jalan bagi orang lain untuk bersembah-sujud/berbakti kepada Tuhan atau kita memiliki dambaan suci dalam hati kita masing-masing:
1) Menjadi "bintang atau petunjuk jalan" bagi orang lain untuk berbakti atau bersembah-sujud kepada Tuhan alias semakin beriman, hermit saya pertama-tama dan terutama melalui teladan tindakan, cara hidup dan cara bertindak kita. Cara hidup atau cara bertindak merupakan penghayatan keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh, yaitu :"kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri"(Gal 5:22-23) Keutamaan mana yang mendesak atau up to date di lingkungan hidup dan kerja anda, silahkan dipilih; hemat saya jika orang unggul, mendalam dalam penghayatan salah satu keutamaan tersebut maka keutamaan-keutamaan lain secara inklusif terhayati juga. Jika orangtua/dewasa menjadi teladan baik dalam cara hidup dan cara bertindak maka anak-anak akan memiliki dambaan-dambaan suci.
2) Salah satu cara membina atau mendampingi anak-anak agar berjiwa missioner hemat saya sedini mungkin pada anak-anak ditanamkan 'dambaan suci', kerinduan untuk untuk hidup suci dengan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan sesamanya. Persembahan diri kepada Tuhan identik dengan pembaktian diri kepada sesamanya alias menjadi 'man or woman for/with others'. "Others" atau orang lain ini hendaknya diutamakan mereka yang miskin dan berkekurangan. Anak-anak didalam keluarga sedini mungkin diajak mengenali lingkungan hidupnya yang nyata, semakin lama lingkungan yang lebih luas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kepribadian anak-anak. Bina dan dampingilah anak-anak sungguh fungsional berpatisipasi menyelamatkan lingkungan hidupnya. Untuk anak-anak atau pelajar sekolah di kota-kota besar antara lain diselenggarakan kegiatan 'live in', tinggal dan hidup serta bekerja bersama dengan mereka yang miskin dan berkekurangan di desa-desa atau pelosok-pelosok, sebagaimana telah diselenggarakan oleh beberapa sekolah. Kami berharap semoga dari anak-anak anda ada yang terpanggil secara khusus untuk menjadi imam, bruder atau suster atau pekerja-pekerja sosial , dst.. Marilah kita meneladan para majus yang "berhenti di tempat, dimana Anak itu berada", yang secara konkret dapat kita hayati dengan memperhatikan, membina dan mendidik anak-anak agar tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, semakin mengasihi dan dikasihi baik oleh Allah maupun sesamanya.
"Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu ..yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus" (Ef 3:2-3a.5-6)
Yesus, Kanak-kanak yang baru dilahirkan di kandang domba di Betlekem adalah Penyelamat Dunia, artinya Ia lahir dan datang ke dunia untuk menyelamatkan seluruh dunia, bukan suku atau bangsa tertentu saja. Memang hal ini dapat dipahami dengan mengimani "penyelenggaraan kasih karunia Tuhan…, yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNya yang kudus". Rasul dan nabi yang kudus telah menerima kasih karunia Tuhan untuk mewartakan dan menyebarluas-kan kebenaran-kebenaran kepada semua orang, semua bangsa di dunia ini. Seluruh dunia seisinya, aneka macam seluk beluk pengurusan hal-hal duniawi, harus selamat, maka marilah kita yang beriman pada Yesus, Penyelamat Dunia, memperdalam dan mengembangkan jiwa missioner kita masing-masing.
"Manusia dewasa ini lebih percaya pada pemberi-pemberi kesaksian dari para pengajar-pengajar, lebih percaya pada pengalaman daripada ajaran; dan lebih percaya pada kehidupan dan tindakan daripada teori-teor. Kesaksian hidup Kristen merupakan bentuk tugas perutusan yang pertama dan tiada tergantikan…Bentuk kesaksian yang pertama adalah kehidupan dari para misionaris itu sendiri, dari keluarga Kristen dan dari persekutuan Gereja, yang menyingkapkan suatu cara hidup yang baru" (Paus Yohanes Paulus II: Ensiklik tentang Amanat Misioner Gereja/Redemptoris Missio, 7 Desember 1990 no 42). Baiklah di bawah ini secara sederhana saya kembangkan tiga bentuk kesaksian yang didambakan tersebut:
1) Kehidupan para missionaris sendiri. Para misionaris adalah "man or woman with/for others", maka cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa melayani yang lain dengan rendah agar selamat dan berbahagia. Dengan kata lain cirikhas hidup misionaris adalah melayani, dan kita semua karena rahmat Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma dan Komuni) adalah misionaris-misionaris. Maka baiklah kita senantiasa hidup dan bertindak melayani yang lain, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan.
2) Kehidupan keluarga Kristen. Keluarga dibentuk dan tumbuh berkembang sebagaimana diharapkan karena dan oleh kasih, dimana ketika mengawali hidup berkeluarga suami dan isteri saling berjanji "setia dalam untung dan malang, di waktu sehat maupun sakit, saling mencintai dan menghormati seumur hidup sampai mati". Maka keluarga Kristen akan bersifat missioner ketika kasih sungguh menjiwai dan merajai hidup berkeluarga, sehingga para anggota keluarga saling mengasihi satu sama lain. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7)
3) Kehidupan persekutuan Gereja Ada 4 (empat) cirikhas hidup persekutuan Gereja, yang saling terkait, yaitu : (1) kemandirian, (2) subsidiaritas, (3) solidaritas dan (4) keberpihakan pada yang miskin dan berkekurangan atau kurang beruntung. Pada masa kini kiranya yang mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan adalah solidaritas dan keberpihakan pada yang miskin dan berkekurangan, meningat dan mempertimbangkan krisis moneter yang berdampak pada PHK serta pengngguran maupun kemiskinan. Solidaritas harus dihayati oleh mereka yang kaya terhadap yang miskin, yang pandai terhadap yang bodoh, yang 'diatas' terhadap 'yang dibawah', yang berkelebihan terhadap yang berkekurangan, dst… Untuk itu orang harus 'menunduk' atau melihat ke bawah, 'turba'/turun ke bawah, meneladan "Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Fil 2:5-8).
"Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin" (Mzm 72:10-13)
[Ignatius Sumarya, SJ]
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati