Tampilkan postingan dengan label berjaga-jaga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berjaga-jaga. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 Februari 2009

Kamis, 26 Februari 2009
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang --- Mat 24:42


Doa Renungan Pagi
Ya Bapa Surgawi, setiap kali kami menikmati hidup yang baru, kami menyadari kemurahan hati dan kebaikan-Mu. Semoga kami setia untuk mengabdi pada-Mu dalam setiap tugas dan karya kami. Curahkanlah rahmat kesetiaan kepada kami untuk memikul salib yang Kauberikan kepada setiap pengikut-Mu. Semoga Engkau yang tersalib menguatkan kami dalam perjalanan hidup kami, meskipun harus menghadapi godaan dan tantangan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)

"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."


15 Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, 16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, 18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaan kepada Tuhan
(Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)

"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."

22 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

¡P Anak kecil atau orang lansia pada umumnya cenderung untuk ‘egois’: apapun atau siapapun senantiasa dinyatakan sebagai ‘milikku’, maka ia senantiasa juga mengumpulkan apa atau siapa yang merasa menjadi miliknya tersebut. Namun ketika orang dewasa juga ‘egois’ hemat saya yang bersangkutan tidak atau kurang beriman, alias kekanak-kanakan entah sebagai pribadi manusia maupun pribadi beriman. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”, demikian sabda Yesus. Sabda ini kiranya mengajak dan memanggil kita untuk hidup dan bertindak tidak mengikuti keinginan maupun kemauan diri sendiri, melainkan mengikuti aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan atau tugas pengutusan kita atau menghayati spiritualitas/charisma/visi panggilan dan tugas pengutusan kita. Sebagai umat yang beriman pada Yesus Kristus serta telah dibaptis kita semua telah mengikrarkan janji baptis, yaitu ‘hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak aneka macam godaan setan’. Maka baiklah di awal masa Prapaskah/Retret Agung Umat ini kami mengajak kita semua untuk mengenangkan dan mawas diri rahmat baptisan yang telah kita terima, yang mendasari hidup iman kita kepada Yesus Kristus. Mungkin yang baik kita usahakan dan hayati bersama-sama serta saling membantu adalah ‘menolak aneka macam godaan setan’, misalnya “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21). Sebagai contoh konkret rasanya yang baik kita refleksikan adalah ‘penyembahan berhala’. Masa kini muncul ‘berhala-berhala modern’ seperti kecantikan atau ketampanan, seks, aneka macam alat-alat elektronik seperti HP, TV, mobil/sepeda motor dst.. , binatang atau tanaman piraan. Semuanya itu adalah sarana bukan tujuan, maka marilah kita fungsikan semuanya itu untuk membantu kita agar lebih memuji, menghormati dan mengabdi Tuhan Allah di dalam hidup sehari-hari, melalui atau dalam ciptaan-ciptaanNya, terutama dan pertama-tama dalam dan melalui sesama manusia.

¡P “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya” (Ul 30:15-16). Setiap hari atau saat kita dengar dan lihat ‘kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan’ dan rasanya kita semua mendambakan ‘kehidupan dan keberuntungan’. Jika kita mendambakan kehidupan dan keberuntungan, maka kita diharapkan untuk senantiasa ‘berpegang teguh pada perintah, ketetapan dan peraturanNya’. Di dalam hidup dan tugas pengutusan atau pekerjaan sehari-hari, perintah, ketetapan dan peraturan Tuhan dapat kita lihat dan temukan dalam aneka aturan atau tatanan. Maka baiklah kita dengan penuh kesetiaan, gairah atau semangat menghayati aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 24). Jika anda telah memilih pasangan hidup, suami atau isteri, hendaknya tetap setia pada pasangannya sampai mati, jika anda telah memilih cara hidup tertentu, misalnya menjadi bruder, suster atau pastor, hendaknya dihayati sampai mati, jika anda telah memilih dan diterima untuk belajar atau bekerja di sekolah atau di tempat kerja tertentu, hendaknya belajar dan dan bekerja sebaik mungkin. Jika kita setia maka kita senantiasa akan tetap ‘hidup dan beruntung’

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Mzm 1:1-3).



Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy