| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label bulan maria. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bulan maria. Tampilkan semua postingan

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Perantaraan Bunda Maria

 
Leopold Kupelwieser | Diana Ringo | CC BY-SA 4.0

Doa syafaat Maria sangat kuat dengan Tuhan. St Bernardus memberitahu kita bahwa adalah kehendak Tuhan bahwa segala sesuatu datang kepada kita melalui tangan sucinya. (Khotbah pada kelahiran. B.M.V., n. 7) Dia meyakinkan kita bahwa Maria adalah Mediatrix yang melaluinya kita menerima semua bantuan dari Tuhan. (Dalam Assump. B.M.V. khotbah 2, n.2) Kekuatan perantaraannya adalah hasil dari keibuannya yang ilahi dan manusiawi. Karena dia adalah Bunda Allah, Yesus tidak menolak apapun; karena dia adalah ibu kita, dia sangat mencintai kita dan sangat ingin mendapatkan dari Tuhan bantuan spiritual yang kita minta. Untuk alasan ini kita harus mendekatinya dengan keyakinan penuh. St Bernardus juga menulis: “Jika seseorang merasa bahwa dia diliputi oleh badai dunia ini dan tidak dapat menjaga keseimbangan, biarlah dia mengangkat pandangannya ke arah Maria... biarkan dia berpikir tentang Maria... biarkan dia memanggil Maria ... Dalam bahaya dan keraguan biarkan dia mengingat Maria dan memanggilnya. Biarlah pikiran tentang Maria tidak pernah lepas dari pikirannya; biarlah namanya selalu tertulis di bibirnya...” (Super Miss. Homili., 2, n. 17) Dalam semua kebutuhan kita, kita harus percaya diri meminta pertolongan kepada Bunda surgawi kita. Akan tetapi, marilah kita ingat bahwa jika kita ingin menjadi putra-putra Maria yang sejati dan yakin untuk didengar olehnya, kita harus meminta rahmat spiritual secara khusus. Setelah itu kita dapat meminta, dengan keyakinan yang sama tetapi dengan penyerahan diri pada kehendak Tuhan, untuk bantuan sementara, asalkan itu tidak akan menghalangi keselamatan kekal kita.

Jumat, 01 Mei 2009, Jumat Pertama Dalam Bulan, Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 01 Mei 2009
Jumat Pertama Dalam Bulan
Hari Biasa Pekan III Paskah

"Tidak ada yang akan mampu memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Rm 8:39


Doa Renungan

Allah Bapa, yang mahakudus, berilah kami makan roti yang dibagi-bagi oleh Putra-Mu dan semoga kami menghayati bahwa Dia hidup dan menjadi pengantara kami di hadapan-Mu, sekarang dan sepanjang hidup kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)


"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."


1 Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" 5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." 7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. 8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" 11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." 13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." 15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. 16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." 17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." 18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. 19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. 20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat.
(Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)


"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman."

52 Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." 53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." 59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Setiap kali kita berpartisipasi dalam Perjamuan/Perayaan Ekaristi diperkenankan ‘menerima dan menyantap komuni/Tubuh Kristus’, sebagai makanan hidup rohani atau iman kita. Apa yang dimakan menentukan kualitas hidup pribadi orang yang bersangkutan, misalnya ada rumor: “Orang Barat makanan utamanya antara lain daging maka mereka cerdik, sementara mayoritas orang Indonesia makanan utamanya adalah sayur atau rumput maka boleh dikatakan bodoh seperti kerbau’. Rumor ini jika dikenakan pada binatang mungkin sama seperti singa atau ular dan kerbau. Setiap kali kita menyambut dan menyantap komuni Kudus atau Tubuh Kristus berarti kita dihidupi oleh-Nya dan dengan demikian kita memiliki cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan sabda-sabda-Nya atau meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya, dan dengan demikian kita akan hidup selama-lamanya.
Hidup selama-lamanya ini kiranya sudah mulai kita hayati saat ini, yaitu kita hidup sehat-wal’afiat dan segar bugar baik secara phisik maupun spiritual, jasmani maupun rohani. Kita telah menikmati ‘makanan dari sorga’ dan diharapkan makanan tersebut menjadi bekal perjalanan kita untuk kembali ke sorga setelah meninggal dunia atau dipanggil Tuhan. Maka marilah kita berjalan, hidup dan bertindak dalam dan bersama dengan Tuhan, senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur, disukai oleh Tuhan maupun sesama dan saudara-saudari kita.
Dengan menikmati Tubuh Kristus kita juga mewartakan ‘wafat dan kebangkitan Yesus’ dalam cara hidup dan cara bertindak kita: secara konkret senantiasa mengajak dan memotivasi sesama untuk ‘hanya mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak aneka godaan setan’.

- “Seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah” (Kis 9:18-20) , demikian berita perihal Saulus yang menerima anugerah baptisan dan Roh Kudus.
Peristiwa ini kiranya mengingatkan kita semua perihal rahmat baptisan yang telah kita terima, maka kita juga dipanggil untuk ‘memberitakan Yesus’, mewartakan cara hidup dan cara bertindak Yesus, terutama dan pertama-tama melalui cara hidup dan cara bertindak kita. Salah satu atau mungkin yang utama dari cara bertindak Yesus antara lain adalah memperhatikan dan mengasihi mereka yang miskin, sakit, terlantar, lapar dan haus, dipenjara, anak-anak, dst., apa-apa yang duniawi. Demikian pula ketika mengajar Yesus juga memanfaatkan peristiwa-peristiwa duniawi sebagai wahana menyampaikan ajaran-ajaran-Nya.
Maka marilah kita perhatikan dan kasihi saudara-saudari kita yang miskin, terlantar, sakit, lapar dan haus, terasing, dst.., kita kasihi dan dampingi sebaik mungkin anak-anak yang dianugerahkan kepada kita, dst.. Fungsikan apa-apa yang duniawi, misalnya harta benda/uang, jabatan/kedudukan, kehormatan duniawi, sebagai jalan atau wahana untuk semakin memuji, mengabdi, menghormati dan memuliakan Tuhan di dalam hidup sehari-hari.
Dengan kata lain hayati tugas perutusan, entah belajar atau bekerja, sebagai ibadah kepada Tuhan, sehingga tempat belajar atau bekerja bagaikan tempat ibadah, suasana belajar atau bekerja bagaikan suasana ibadah, sikap dalam bekerja atau belajar bagaikan sikap dalam beribadah, perawatan sarana kerja atau belajar bagaikan perawatan sarana-sarana ibadah, rekan kerja dan belajar adalah rekan beribadah. Catatan: Bulan Mei adalah bulan Maria. Dianjurkan agar devosi kepada Maria ditingkatkan. Bunda Maria adalah teladan hidup beriman.
[Ignatius Sumarya, SJ]
Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy